Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

PERASAAN PROPRIOCEPTIVE

OLEH :

NAMA : DINDA RUKMANA NASUTION

NPM : 19.18.053

KELAS : 1-D FARMASI

KELOMPOK : 5 (Lima)

TGL PELAKSANAAN : 5 NOVEMBER 2019

INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELI TUA

FAKULTAS FARMASI

2019/2020
I . JUDUL PERCOBAN : PERASAAN PROPRIOCEPTIVE

II.TUJUAN PERCOBAN : 1. Untuk mengetahui persepsi tentang gerakan dan posisi

Badan dan alat geraknya terlepas dari indra penglihatan

2. untuk melihat persepsi dari individu

3. untuk mengetahui persepsi

III. TINJAUAN PUSTAKA:

Sensasi dan persepsi yang dikembangkan di otak diawali oleh persepsi sensoris yaitu
deteksi energi suatu stimulus oleh sel -sel sensoris. Sebagian besar reseptor sensoris
adalah sel-sel atau neuron epitelium yang terspesialisasi yang terdiri dari sel itu
sendiri atau bahkan kelompok dengan sel jenis lain di dalam organ sensori,seperti
mata dan telinga. Reseptor sensoris lainnya yang disebut interoreseptor mendeteksi
stimulus di dalam tubuh seperti tekanan darah dan posisi tubuh. Semua stoimulus
mempersentasikan bentuk bentuk energi dan fungsi umum sel-sel reseptor adalah
mengubah enegi stimulus menjadi perubahan dalam potensial membran dan
kemudianmenghantarkan sinuak ke sistem saraf .

Penginderaan akan digunakan langsung dengan sistem saraf sebagai sistem koordinasi
tubuh. Organisme memiliki sensori terhadap perubahan lingkungannya dengan
menggunakan berbagai organ sensorinya yang kemudian dihubungkan dengan sistem
koordinasi untuk didasarinya. Sel-sel reeseptor menstranduksikan stimulus sistem
saraf dalam bentuk arus sistem membran. Setiap rangsangan akan diterima oleh siuatu
struktur protein yang berfungsi sebagai molekul reseptornya. Sel reseptor bersifat
selektif. Rangsangan yang diterima akan diamplifikasi kekuataanya dengan
menggunakan berbagai reaksi yang menggunakan enzim. Akhirnya pada posisi
membran lainnya ,hasil dari amplifikasi stimulus dikomunikasikan ke sel saraf dalam
bentuk sinyal saraf .

Pendeteksian suatu stimulus sesungguhnya melibatkan pengubahan energi stimulus


menjadi perubahan potensial membran sel reseptor. Respon awal sel reseptor sensoris
terdapat suatu stimulus dengan mengubah permeabilitas membrannya sehingga
menghasilkan suatu perubahan potensial membran yang berdegradasi yang disebut
potensial reseptor. Ada dua macam reseptor yaitu reseptor external dan internal.
Respon external terdiri dari telereseptor (reseptor yang penginderaannya berhubungan
dengan indera tertentu) dan eksteroreseptor (reseptor yang inderanya berhubungan
dengan penginderaan kulit). Sedangkkan reseptor internal terdiri dari proprioreseptor
(reseptor yang terdapat didalam otot yang kerjanya berhubungan dengan kesadaran
dan kedudukan tangan dan keseimbangan tubuh terhadap gravitasi bumi) dan
interoreseptor (reseptor yang menyampaikan informasi terhadap tulang belakang)
(Campbell, 2002).

Propioreseptor adalah kesadaran atas kedudukan tangan dan keseimbangan tubuh


terhadap gravitasi bumi. Propioreseptor terdapat otot-otot dan sendi yang memberikan
informasi akan tempat-tempat tertentu pada tubuh tanpa harus menggunakan indera
penglihatan, sebagai input atau masukan ke system syaraf. Posisi tubuh juga dijaga
supaya secara spontan dengan menyertakan otot-otot antagonis dari proprioreseptor.
Propioreseptor terbagi menjadi dua yaitu propioreseptor sadar dan proprioreseptor dan
tidak sadar. Proprioreseptor sadar mencapai korteks sebrum yaitu tempat dimana
proprioreseptor itu sadar atau tidak. Sedangkan proprioreseptor tak sadar menuju ke
serebrum untuk integrasi aktivitas motorik pada hewan (Widiastuti, 2002).

Jika seseorang mulai kehilangan keseimbangan, otaknya diberitahu oleh


proprioreseptor dari kaki dan dengan serentak dilakukan aksi untuk membenarkan
kembali posisi tubuh. Aksi berbagai otot yang terkordinasi dan waktunya sesuai
memerlukan bahwa otak harus secara terus-menerus diberikan informasi mengenai
perbuatan otot masing-masing. Propioreseptor melibatkan koordinasi saraf .
koordinasi saraf berbeda dengan koordinasi endokrin karena lebih cepat dan
terdokasi. Keseimbangan juga melibatkan organ penglihatan dan
pendengaran(Kimball,1983).

Propioreseptor adalah kesadaran atas kedudukan tangan dan keseimbangan tubuh


terhadap gravitasi bumi. Propioreseptor terdapat otot-otot dan sendi yang memberikan
informasi akan tempat-tempat tertentu pada tubuh tanpa harus menggunakan indera
penglihatan, sebagai input atau masukan ke system syaraf. Posisi tubuh juga dijaga
supaya secara spontan dengan menyertakan otot-otot antagonis dari proprioreseptor.
Propioreseptor terbagi menjadi dua yaitu propioreseptor sadar dan proprioreseptor dan
tidak sadar. Proprioreseptor sadar mencapai korteks sebrum yaitu tempat dimana
proprioreseptor itu sadar atau tidak. Sedangkan proprioreseptor tak sadar menuju ke
serebrum untuk integrasi aktivitas motorik pada hewan (Widiastuti, 2002).

Reseptor kinetic propioreseptor dapat mendeteksi tubuh tanpa harus dibantu dengan
indra penglihatan . Potensial reseptor dipertahankan selama ada stimulus dan
potensial aksi tetap ditimbulkan .Tiap otot kerangka , tendon dan persendian
mempunyai propioreseptor yang peka terhadap tegangan atau regangan otot atau
terhadap laju perubahan keadaan tersebut. Hal ini memungkinkan kontraksi yang
serasi dari berbagai otot yang terlibat dalam suatu gerak . Gelendong otot merupakan
reseptor peregangan dan berguna untuk menjaga agar tegangan dalam otot tersebut
dalam batas kemampuan dan relative konstan(Ville,W,1994).

IV. ALAT DAN BAHAN

No Alat Bahan

1. Penggaris Pasir

2. Tali

VI. HASIL PENGAMATAN

1.Pada percobaan menunjukkantempat ( mata tertutup)

Praktium: Isma
a.tangan kanan diletakkan tepat pada bekas tempat tangan kiri Tidak

b.telunjuk kiri menunjukkan titik pada papan yang bersebelahan Tidak

denga titik kanan cepat

2.Pada percobaan mengira ngira beban (Hukum Weber)

Praktikum:Evi irma

No Beban awal Pengulangan

I II III Rata -Rata

1. 50 gr 50 g - - 50

2. 100 gr 50 g - - 50

3. 200 gr 50 g - - 50

3. Percobaan nystagamus (kepala tegak) :

Praktikum: steven

a.nystagamus selama berputar : komponnen cepat Tidak

searah putaran

b. nystagamus fost rotatory : komponen cepat ya

berlawanan arah putaran

c.persaan subyektif yang dijumpai adalah :

-pusing ya

-mau muntah tidak

-keringat dingin tidak

-kollaps tidak

d. nystagamus yang timbul bila kepala ditundukkan ya

kedepan adalah vertical.

VII.PEMBAHASAN
Proprioceptive exercise merangsang sistem saraf yang mendorong terjadinya
respon otot dalam mengontrol sistem neuromuskuler. Proprioceptive umumnya
didefinisikan sebagai kemampuan untuk menilai dimana masing-masing posisi
ekstremitas berada tanpa bantuan indera penglihatan. Proprioceptive diatur oleh
mekanisme saraf pusat dan saraf tepi yang datang terutama dari reseptor otot, tendon,
ligamen, persendiaan dan fascia Lephart, et al., 2013. Proprioceptive dapat juga
diartikan sebagai keseluruhan kesadaran dari posisi tubuh. Kesadaran posisi akan
berpengaruh terhadap gerak yang akan dilakukan, gerak yang timbul tersebut akibat
impuls yang diberikan stimulus yang diterima dari reseptor yang selanjutnya
informasi tersebut akan diolah di otak yang kemudian informasi tersebut akan
diteruskan oleh reseptor kembali ke bagian tubuh yang bersangkutan Ismaningsih,
2015. Proprioceptive merupakan rasa sentuhan atau tekanan pada sendi yang disusun
oleh komponen pembentuk sendi dari tulang, ligamen dan otot serta jaringan spesifik
lainnya. Proprioceptive merupakan bagian dari somatosensoris dimana proprioceptive
bekerjasama dengan persepsi dan taktil untuk memberikan informasi tentang daerah
sekitar, kondisi permukaan sehingga dapat mengirimkan sinyal ke otak untuk
mengatur perintah kepada otot dan sendi seberapa menggunakan kekuatan dan
bagaimana menyikapi lingkungan. Proprioception memberikan gambaran sama
seperti sistem kerja visual, dimana memberikan informasi tentang daerah sekitar,
namun hal yang membedakannya adalah proprioceptive bekerja saat sebuah sendi
terjadi kontak langsung dengan permukaan sebuah benda. Pada kondisi tanpa cahaya
visual gelap tidak dapat memberikan banyak informasi untuk tubuh, maka
proprioceptive bekerja lebih dominan saat sendi menyentuh atau terjadi tekanan
langsung dengan permukaannya. Saat mata tertutup kaki masih bisa merasakan
dimana kita berdiri sekarang, tempat miring, berbatu kasar atau datar, dan lain-lain.
Dari informasi yang diterima oleh golgi tendon dan muscle spindle terkumpul cukup
baik selanjutnya neuron akan meneruskan untuk dikirim ke sistem saraf pusat melalui
ganglion basalis hingga sampai ke sistem saraf pusat seperti perjalanan di gambar
kemudian otak menentukan bagaimana kita menyikapi terhadap permukaan tersebut
Kisner Allen, 2007. Gambar 2.9 Lintasan Proprioceptive Riemer, 2015 Reseptor yang
diterima neuron saat menerima rangsangan sendi dikirim ke dua tempat yaitu ke
korteks cerebri atau disebut dengan proprioceptive sadar karena dapat dikontrol penuh
oleh otak baik penerimaan maupun pengembalian impuls ke afektor, dan kortek
cerebellum biasa disebut dengan proprioceptive tak sadar atau bekerja otomatis.
Neuron yang dikirim melalui lintasan ke korteks cerebri memuat informasi
lingkungan dikirim ke otak untuk mengatur kontraksi dan sistem tubuh, sedangkan
neuron yang melalui korteks cerebri memuat informasi yang akan diberikan ke otak
kecil untuk diolah sehingga hasil yang didapat adalah menjaga keseimbangan tubuh.
Cara penyampaian reseptor proprioceptive ke cortex cerebri menggunakan tiga
neuron berbeda, neuron I sel berada di ganglion spinal akan dikirimkan melalui
proprioception dihasilkan melalui respon secara simultan, visual, vestibular, dan
sistem sensorimotor, yang masing-masing memainkan peran penting dalam menjaga
stabilitas postural. Paling diperhatikan dalam meningkatkan proprioception adalah
fungsi dari sistem sensorimotor, meliputi integrasi sensorik, motorik, dan komponen
pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis bersama selama tubuh
bergerak, sistem sensorimotor mencakup informasi yang diterima melalui reseptor
saraf yang terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan dan geometri tulang yang
terlibat dalam struktur setiap sendi

VIII. KESIMPULAN

Pada saat beban bertambah berat maka akan lebih terasa bebannya

IX. DAFTAR PUSTAKA

Basuki, M. H. (2008). Psikologi Umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.Pinel, J. P.


(2012). Biopsikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Puspitawati , I., Hapsari, I. I., &
Suryaratri, R. D. (2014). Psikologi Faal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Anda mungkin juga menyukai