Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum Psikologi Faal

1. Percobaan : Indera Peraba


Nama Percobaan : Perasaan Pada Kulit
Nama Subjek Percobaan : Daanii Daffa Muhammad
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan,
sakit, sentuhan, dingin, dan panas pada kulit
serta mengetahui letak masing-masing
reseptor.
b. Dasar Teori : Termoreceptor kulit adalah terminal
telanjang aferen berdiameter kecil. Mereka
secara perlahan beradaptasi, aktif secara
tonik, lebih sensitif terhadap perubahan
suhu yang cepat daripada lambat, dan
indikator suhu absolut yang buruk.
Kulit setidaknya memiliki 2 jenis
termoreseptor, yaitu salah satu jeninya
adalah untuk pendinginan kulit dan
merespons pada peringatan. Area reseptif
dari titik-titik sensitif suhu ini kecil.
c. Alat yang digunakan : Tiga baskom plastik; serta tiga macam
cairan atau larutan (air, alkohol 70%,
aseton)
d. Jalannya percobaan : 1.1 Tiga baskom
Tangan kiri dimasukkan ke baskom
yang berisi air dingin (A) dan tangan
kanan dimasukkan ke baskom yang
berisi air hangat (B) secara bersamaan
dan didiamkan selama 15 detik. Setelah
itu, kedua tangan diangkat dan
dimasukkan ke dalam baskom yang
berisi air biasa (C)
1.2 Tiga cairan
Usap punggung tangan lalu teteskan air
biasa ke punggung tangan. Tiup
punggung tangan tersebut dan rasakan
baik-baik suhunya. Ulangi kegiatan
tersebut pada alkohol 70% dan aseton.
e. Hasil percobaan : 1.1 Tiga Baskom
Saat kedua tangan dimasukkan ke
baskom dengan air biasa (C) secara
bersama-sama, tangan kiri menjadi
terasa hangat dan tangan kanan menjadi
terasa dingin.
Hasil Sebenarnya:
a. Biasanya setelah kedua tangan
dimasukkan kedalam baskom C, tangan
kanan terasa dingin dan kiri terasa
hangat
b. Kulit sebagai termoreseptor
c. Tangan kanan terasa dingin karena
adanya pengurangan kalor
d. Tangan kiri hangat karena penambahan
kalor
1.2 Tiga Cairan
Saat ditiup, tetesan ain terasa dingin
sedikit. Tetapi, tetesan alkohol 70%
lebih dingin saat ditiup dibandingkan
tetesan air. tetesan aseton tidak lebih
dingin dari tetesan alkohol 70% saat
ditiup.
Hasil Sebenarnya:
a. Air lebih dingin walau hanya ditiup
b. Alkohol lebih dingin dari air
c. Asetol lebih dingin dari alkohol
d. Ada reseptor dingin pada kulit
e. Alkohol memiliki titik didih rendah,
sehingga begitu terkenal kulit alkohol
kaan langsung menguap. Selama
proses penguapan memerlukan kalor
yang diambil dari tubuh maka kulit
akan terasa dingin.
f. Kesimpulan : Kulit hanya dapat menerima satu jenis
stimulus saja di satu area saja. Dan kulit
membutuhkan waktu untuk beradaptasi
dengan suhu disekitarnya. Rasa dingin atau
panas yang dirasakan tersebut karena tangan
tidak bisa langsung beradaptasi.
g. Daftar pustaka : Longstaff, Alan. (2005). Intstant notes in
neuroscience second edition. New
york: Taylor & Francis
Harlan, J. (2018). Psikologi faal. Depok:
Universitas gunadarma
Pocock, G., Richards, Christopher D., &
Richards, David A. (2017). Human
physiology fifth edition. New york:
Oxford
2. Percobaan : Indera Peraba
Nama Percobaan : Lokalisasi Taktil
Nama Subjek Percobaan : Daanii Daffa Muhammad
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Memahami serta mengetahui kepekaan
syaraf peraba dengan melokalisir tempat
yang ditusukkan keberbagai tempat; serta
mengetahui kepekaan TPL (Two Point
Localization)
b. Dasar Teori : Sentuhan ringan dimediasi oleh disk yang
disebut disk Merkel. itu juga bisa disebut
menileus taktil. reseptor sentuhan ini dibuat
hingga dua sel. satu disebut sel epitel
sentuhan, terletak di epidermis. yang lain
adalah piringan taktil di sisi dangkal
epidermis. Sedangkan entuhan mendalam
dimediasi oleh beberapa jenis. salah satunya
adalah sel-sel Lamellar. Sel-sel Lamellar
adalah reseptor mekanik besar, mereka
ditemukan di dermis dalam kulit.
mekanoreseptor ini akan cepat bereaksi
terhadap sensasi tekanan yang kuat, getaran
dengan frekuensi tinggi dan peregangan.
Diskriminasi intensitas adalah kemampuan
kulit untuk menentukan besar tekanan
stimulus yang diterima oleh kulit, dan
diskriminasi spasial adalah kemampuat kulit
untuk menentukan lokasi tekanan dari
stimulus.
c. Alat yang digunakan : Spidol 2 warna, penggaris.
d. Jalannya percobaan : Subjek akan diminta untuk menutup
asdfasdf matanya dengan penutup mata. Subjek akan
diberikan spidol berwarna hijau. Kemudian
asisten lab akan menusukkan spidol
berwarna biru ke punggung tangan atau
lengan subjek. Subjek diminta untuk
menusuk lagi daerah yang subjek rasakan
dengan spidol yang subjek pegang.
e. Hasil percobaan : Jarak titik pertama adalah 1.6 cm, jarak titik
kedua adalah 1 cm, dan jarak titik ketiga
adalah 2 cm.
Hasil Sebenarnya:
a. Bila jarak kurang dari 5 cm  Baik
b. Bila jarak lebih dari 5 cm  Kurang
baik
c. TPL (Two Point Localization) 
lebih peka pada bagian yang
menonjol (hidung, mata, bibir, ujung
jari, telinga, dll)
d. Jarak asisten tusuk dengan yang
praktikan dapat  tergantung waktu
f. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa subjek memiliki
syaraf peraba yang baik. Jarak titik asisten
lab dengan titik subjek tidak melebihi 5 cm
g. Daftar pustaka : Rowe, Mark J. & Iwamura Yoshiaki.
(2005). Somatosensory processing
from single neuron to brain imaging.
Amsterdam: Harwood academic
publishers.
Patton, Kevin T. & Thibodeau, Gary A.
2016. Anatomy and physiology ninth
edition. Missouri: Elsevier
Harlan, J. (2018). Psikologi faal.
Depok: Universitas Gunadarma
3. As

4. Percobaan : Indera Peraba


Nama Percobaan : Gerak refleks
Nama Subjek Percobaan : Daanii Daffa Muhammad
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui adanya gerakan-gerakan
refleks pada otot.
b. Dasar Teori : Dalam perjalanan ratusan juta tahun,
kehidupan purba bersama dengan evolusi
sifat anorganik dasar bumi. "Saat ini tidak
ada keraguan bahwa masalah ini bisa"
efektif "dan faktor-faktor yang berkembang
dan sifat bertahan hidup.
Gerak dapat dibagi menjadi dua yaitu gerak
yang disadari dan gerak yang tidak disadari
“Relfeks”. Gerak refleks memiliki alur yang
berbeda dengan gerak sadar, dimana gerak
sadar di awali dengan Reseptor Saraf
sensori otak saraf motorik efektor. Ciri
refleks sebagai bentuk spesifik dari reaksi
adaptif organisme. Sedangkan pada gerak
refleks biasanya impuls hanya sampai
Spinal Cord, tidak sempat dihantarkan
hingga ke otak, dan langsung dihantarkan ke
saraf motorik untuk menghasilkan respon
terhadap stimulus
c. Alat yang digunakan : Sebuah martil refleks dengan bagian depan
terbuat dari karet.
d. Jalannya percobaan : Subjek akan diminta untuk duduk diatas
meja atau tempat yang lumayan tinggi
hingga kaki subjek tidak bisa menyentuh
lantai saat duduk. Asisten akan memukul
lutut subjek dengan martil karet tersebut.
e. Hasil percobaan : Subjek merasakan seperti setruman setelah
diketuk lututnya.
Hasil Sebenarnya:
 Lutut yang dipukul martil karet
secara spontan akan bergerak sendiri
(gerak refleks)
 Namun tidak harus bergerak  bisa
juga terasa seperti tersetrum
f. Kesimpulan : Gerakan reflek adalah gerakan yang spontan
dan tidak disadari oleh seorang individu.
Gerak refleks ini diolah di sum-sum tulang
belakang (modulla spinalis) dan tidak
diteruskan ke otak utama. Ini yang
menyebabkan gerakan tersebut biasanya
tidak disadari oleh individu.
g. Daftar pustaka : Pinel, J. (2009). Biopsikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Harlan, J. (2018). Psikologi faal. Depok:
Universitas Gunadarma
Anokhin, Peter K. (1974). Biology and
neurophysiology of the conditioned
reflex and its role in adaptive behavior
volume 3. New york: Elsevier

Anda mungkin juga menyukai