Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa : Yindah Kristina. Tanggal Pemeriksaan :


NPM : 17518432 Nama Asisten : Alia Rohani
Kelas : 1PA25 Paraf Asisten :

1. Percobaan : Indera Pendengaran


Nama Percobaan : Percobaan rine
Nama Subjek Percobaan : Yindah Kristina
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan bahwa transmisi
melalui udara lebih baik daripada tulang.
a. Dasar Teori : Menurut Pearce (dalam buku anatomi dan
fisiologi bagi paramedis, 1999) Suara
ditimbulkan akibat getaran atmosfer yang
dikenal sebagai gelombang suara, yang
kecepatan dan volumenya berbeda-beda.
Menurut Harlan (pada buku Psikologi
faal, 2010) Gelombang pada skala
vestibuli membangkitkan gelombang pada
skala timpani yang akan mendistorsi
membran basilaris (tempat maksimal
ditentukan oleh frekuensi gelombang
suara) serta menggerakkan membran
tektorial. Gerakan membran tektorial
menggerakkan proksessus sel-sel rambut
(stereosilia), sehingga membuka saluran
ion Na+ dan Ca+ pada membran sel rambut
dan membangkitkan potensial reseptor.
Menurut Zubaidah (dalam buku ilmu
pengetahuan alam, 2014) Sebelum

1
mencapai sel-sel rambut ini, gelombang
akan diubah oleh beberapa struktur yang
ada di telinga.
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi
menjadi tiga, yaitu infrasonik, audiosonik,
dan untrasonik. Bunyi infrasonik memiliki
frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi
infrasonik hanya mampu didengar oleh
hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan
anjing. Bunyi yang memiliki frekuensi 20-
20,000 Hz disebut audiosonik. Bunyi
diatas 20,000 Hz disebut ultrasonik.
Kelelawar, lumba-lumba, dan anjing
adalah contoh hewan yang dapat
mendengar bunyi ultrasonik.
b. Alat yang Digunakan : Garputala
c. Jalannya Percobaan : Garputala terlebih dahulu dipukulkan ke
besi di bangku lalu diletakkan diatas
kepala dan di pindahkan ke depan
telinga juga belakang telinga.
d. Hasil Percobaan : Hasil Praktikan :
1. Diatas kepala : Terdengar
2. Didepan telinga : Suara lebih nyaring
3. Dibelakang kepala : Suara lebih
seperti mendengung
Hasil Sebenarnya :
1. Suara nada garputala yang sudah tak
terdengar yang diletakkan dipucuk
kepala masih tetap terdengar ketika
ditepatkan didepan lubang telinga.

2
e. Kesimpulan : Selain melalui udara bunyi juga dapat
dihantarkan melalui tulang. Namun,
penghantar bunyi yang baik adalah udara.
Membran timpani menggetarkan maleus,
incus, dan stapes sehingga suara terdengar
oleh telinga.
Daftar Pustaka : Harlan, Johan. (2010). Buku Psikologi
Faal. Jakarta Gunadarma.
Pearce, E. (1999). Anatom dan fisiologi
untuk paramedis Jakarta : PT
Gramedia Pustaka utama.
Zubaidah, Siti. (2014). Ilmu
Pengetahuan Alam Untuk
SMP/MTs Kelas VIII
Semester 2. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

3
2.Percobaan : Indera Pendengaran
Nama Percobaan : Tempat Sumber Bunyi
Nama Subjek Percobaan : Yindah Kristina
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk menentukan sumber bunyi.
b. Dasar Teori : Menurut Harlan (dalam buku psikologi
faal, 2010) Bunyi adalah
penginderaan yang dihasilkan jika
getaran longitudinal molekul pada
lingkungan luar, yaitu fase perapatan dan
perenggangan molekul yang saling
bergantian, mencapai membran timpani.
Bunyi memiliki frekuensi, amplitido, dan
gelombang. Amplitudo adalah ukuran
energi atau intensitas fluktuasi tekanan.
Kuat bunyi ditentukan oleh implitudo dan
tinggi bunyi oleh frekuensi
gelombangnya. Intensitas bunyi diukur
dalam satuan desibel (1 bel = 10 desibel).
Nol desibel adalah ambang pendengaran
(ideal) bagi manusia rata-rata. Suara
berisik adalah sekitar 20 desibel,
percakapan normal 60 desibel, dan rasa
nyeri pada pendengaran 140 desibel.
Rentang frekuensi pendengaran manusia
berkisar antara 20 s.d 20,000 Hz.
Lokalisasi sumber bunyi dilakukan
dengan mendeteksi perbedaan waktu
datangnya stimulus ke kedua telinga dan
perbedaan fase gelombang bunyi di kedua

4
sisi, juga suara akan lebih keras pada sisi
yang lebih dekat dengan sumber bunyi.
Menurut Zubaidah (dalam buku ilmu
pengetahuan alam, 2014) berdasarkan
frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga,
yaitu infrasonik, audiosonik, dan
untrasonik. Bunyi infrasonik memiliki
frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi
infrasonik hanya mampu didengar oleh
hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan
anjing. Bunyi yang memiliki frekuensi 20-
20,000 Hz disebut audiosonik. Bunyi
diatas 20,000 Hz disebut ultrasonik.
Kelelawar, lumba-lumba, dan anjing
adalah contoh hewan yang dapat
mendengar bunyi ultrasonik.
Menurut Nenden (dalam buku Ilmu
pengetahuan alam, 2009) pada rongga
telinga tengah terdapat tulang-tulang kecil
sebanyak tiga buah yang berfungsi
meneruskan getaran bunyi dari selaput
gendang telinga ke bagian lebih dalam.
Susunan tiga tulang tersebut adalah tulang
martil yang berhubungan dengan selaput
gendang telinga, tulang landasan yang
terletak di tengah dan tulang sanggurdi
yang berhubungan tengah dengan rongga
mulut. Saluran ini berfungsi agar tekanan
dibagian dalam telinga sama tekanan luar.

5
c. Alat yang Digunakan : Pipa Karet
d. Jalannya Percobaan : 1. Ujung pipa karet akan diletakkan di
Depan didepan lubang telinga kiri dan
telinga kanan.
2 Asisten Lab akan membunyikan salah
satu dari tiga tempat dan praktikan
diminta untuk menebak tempat bunyi
tersebut
e. Hasil Percobaan : Hasil Praktikan :
Benar tiga dari tiga percobaan (3/3)
Hasil Sebenarnya :
a) Kalau masih bisa membedakan
kanan-kiri → Normal
b) Membedakan yang bagian tengah →
cukup sulit
f. Kesimpulan : Pada manusia, nada rendah terletak
dibagian anterolateral dan nada tinggi do
posteromedial di korteks auditori.
Manusia dapat menentukan lokalisasi
sumber bunyi dilakukan dengan
mendeteksi perbedaan waktu datangnya
stimulus ke kedua telinga dan perbedaan
fase gelombang bunyi di kedua sisi, juga
suara akan lebih keras pada sisi yang lebih
dekat dengan sumber bunyi.
f. Daftar Pustaka : Fauziah, Nenden. (2009). Ilmu
Pengetahuan Alam 3 : untuk
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta : Pusat
pembukuan, Depertemen
Pendidikan Nasional.
Harlan, Johan. (2010). Buku Psikologi

6
Faal. Jakarta: Gunadarma.
Zubaidah, Siti. (2014).Ilmu Pengetahuan
Alam Untuk SMP/MTs Kelas
VIII Semester 2. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.

7
3.Percobaan : Indera Pendengaran
Nama Percobaan : Pemeriksaan ketajaman pendengaran
Nama Subjek Percobaan : Yindah Kristina
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk memeriksa ketajaman pendengaran
b. Dasar Teori : Menurut Nenden (dalam buku Ilmu
pengetahuan alam, 2009) Telinga
merupakan indra pendengaran terdiri atas
tiga bagian utama yaitu telinga bagian
luar, tengah, dan dalam.
Menurut Zubaidah (dalam buku ilmu
pengetahuan alam, 2014) Gelombang
bunyi yang masuk ke telinga luar akan
menggetarkan gendang telinga. Getaran-
getaran tersebut diterima oleh syaraf
auditorius atau receptor pendengar dan
selanjutnya dikirim ke otak.
Telinga mengubah gelombang bunyi
menjadi potensial aksi pada kokhlearis.
Menurut Harlan (dalam buku psikologi
faal, 2010) Hantaran gelombang bunyi ke
telinga melalui tiga cara:
- Konduksi ossikula : penghantaran
- melalui membran timpani dan tulang-
tulang ke cairan dalam telinga.
- Konduksi udara : gelombang
bunyi membangkitkan getaran pada
membran timpani sekunder yang
menutupi fenestra rotunda (jendela
bundar) .

8
- Konduksi tulang : transmisi
getaran melalui tulang tengkorak ke
cairan telinga dalam.
Perambatan gelombang, jarak antara
stapes dengan titik maksimum intensitas
gelombang bervariasi menurut frekuensi
getaran yang membangkitkan gelombang.
Suara nada-tinggi membangkitkan
gelombang yang mencapai intensitas
maksimum pada basis kokhlea; suara
nada-rendah intensitas maksimumnya
apeks.
c. Alat yang Digunakan : Stopwatch dan meteran
d. Jalannya Percobaan : 1. Asisten Lab akan membunyikan
stopwatch lalu meminta praktikan
mengatakan berhenti saat bunyi dari
stopwatch sudah tidak terdengar.
2. Asisten Lab akan mengukur sejauh
mana pendengaran praktikan
menggunakan meteran.
e. Hasil Percobaan : Hasil Praktikan :
1. Kanan : 44 cm Waktu : 8 m/s
2. Kiri : 50 cm Waktu : 12 m/s
Hasil Sebenarnya :
1. Sangat dipengaruhi oleh kebisingan
2. Rata-rata diatas 50 cm
3. Biasanya terlinga kanan lebih jauh
dari telinga kiri ( pengaruh otak
kanan)
f. Kesimpulan : Ketajaman indera pendengaran kanan dan

9
kiri itu berbeda dan sangat dipengaruhi
oleh kebisingan dan pada otak kanan dan
otak kiri. Selain itu juga ketajaman
pendengaran kanan dan kiri tidak selalu
sama, biasanya telinga kanan jauh lebih
baik dibanding telinga kiri.
Daftar Pustaka : Harlan, Johan. (2010). Buku Psikologi
Faal. Jakarta Gunadarma.
Pearce, E. (1999). Anatom dan fisiologi
untuk paramedis Jakarta : PT
Gramedia Pustaka utama.
Zubaidah, Siti. (2014). Ilmu
Pengetahuan Alam Untuk
SMP/MTs Kelas VIII
Semester 2. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Note : 1. Telinga dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Bagian luar, Bagian Tengah, Bagian
Dalam.
2. Bagian Luar : Daun telinga,
Cuping telinga, Membran Timpani.
3. : MIS (Maleus, Incus,
stapes) dan MALAS (Martil, Landasan,
Sangaurdi)
4. Bagian Dalam : Rumah Siput
(Koklea) → ada 2 macam cairan;
endolimph dan perilimph yang membuat
kita seimbang saat berjalan.
5. Pada telinga bagian dalam terdiri dari 2

10
ruangan yang berhubungan satu dengan
yang lain, ruangan tersebut tidak diatur
dan disebut labyrinth.
6. Labyrinth ada 2, yaitu :
a. Labyrinth Ossesus (dinding tulang,
terdiri dari serambi (vestibulum),
saluran gelung (kanalis
semisirkularis),dan rumah siput
(Cochlea).
b. Labyrinthus membranicus
(membran) terdiri dari
Sacula,Otricula, 3 buah saluran
gelung dan rumah siput yang
merupakan bagian yang
berhubungan dengan Sacula Dana
Tricula.
c. Syaraf Kranial → Auditoriu

11
Nama Mahasiswa : Yindah Kristina. Tanggal Pemeriksaan :
NPM : 17518432 Nama Asisten : Alia Rohani
Kelas : 1PA25 Paraf Asisten :

1. Percobaan : Kesaimbangan
Nama Percobaan : Cara kedudukan kepala dan mata normal
Nama Subjek Percobaan : Yindah Kristina
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
b. Tujuan Percobaan : Untuk memahami bahwa cairan endolimph
dan perilimph yang terdapat pada telinga
bila bergejolak (goyang) akan
menyebabkan kesaimbangan seseorang
terganggu; memahami bahwa
kesaimbangan yang terganggu mudah
dikembalikan seperti sediakal; melihat
adanya nistagmus.
c. Dasar Teori : Menurut Nenden (dalam buku Ilmu
pengetahuan alam, 2009) Telinga bagian
dalam terdiri atas koklea dan alat
kesaimbangan. Alat kesaimbangan
berupada saluran setengah lingkaran
(saluran semisirkular ) sebanyak tiga
buah.
Menurut Pearce (dalam buku anatomi
danfisiologi bagi paramedis, 1999) Nervus
vestibularis yang tersebar hingga kinalis
semisirkularis menghantarkan impuls-
impuls menuju otak. Impuls-impuls itu
dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi,

12
karena adanya perubahan kedudukan
cairan dalam kanal atau saluran-saluran
itu..
Menurut Harlan (dalam buku psikologi
faal, 2010) di dalam tiap kanalis
semisirkularis (struktur tulang) terdapat
duktus semisirkularis (struktur membran.
d. Alat yang Digunakan : Tidak ada alat yang digunakan
a. Jalannya Percobaan : 1. Praktikan diminta untuk berjalan lurus
kedepan dengan pandangan mata yang
lurus pula.
2. Praktikan diminta untuk membuang
muka secara cepat ke kanan atau kekiri
lalu berjalan lurus
e. Hasil Percobaan : Hasil praktikan : Langkah terasa oleng
Hasil sebenarnya : Dalam sikap tubuh biasa
praktikan dapat berjalan lurus/tidak
mengalami kesulitan.
f. Kesimpulan : posisi kepala dan rotasi akan memberikan
rangsangan terhadap kanalis
semisirkularis. Mata dan posisi kepala
mempengaruhi kesaimbangan. Endolimph
yang mengalir akan memngpengaruhi arah
rotasi berjalan.
h. Daftar Pustaka : Fauziah, Nenden. (2009). Ilmu
Pengetahuan Alam 3 : untuk
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta :
Pusat pembukuan,
Depertemen Pendidikan Nasional.
Harlan, Johan. (2010). Buku Psikologi
Faal. Jakarta: Gunadarma.

13
Pearce, E. (1999). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedis Jakarta : PT
Gramedia Pustaka utama.

14
2. Percobaan : Kesaimbangan
Nama Percobaan : Cara kerja kanalis semisirkularis
Horizontali.
Nama Subjek Percobaan : Yindah Kristina
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
b. Tujuan Percobaan : Untuk memahami bahwa kesaimbangan
yang terganggu mudah dikembalikan
seperti semula.
g. Dasar Teori : Menurut Pearce (dalam buku anatomi dan
fisiologi bagi paramedis, 1999) Nervus
vestibularis yang tersebar hingga kinalis
semisirkularis menghantarkan impuls-
impuls menuju otak. Impuls-impuls itu
dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi,
karena adanya perubahan kedudukan
cairan dalam kanal atau saluran-saluran
itu. Apabila seseorang yang sempoyongan
itu di dorong ke arah lain, guna
mempertahankan kesaimbangan, berat
badan diatur, posisi berdiri dipertahankan,
dan jatuhnya badan dapat dihindari.
Menurut Nenden (dalam buku Ilmu
pengetahuan alam, 2009) Telinga bagian
dalam terdiri atas koklea dan alat
kesaimbangan. Alat kesaimbangan
berupada saluran setengah lingkaran
(saluran semisirkular ) sebanyak tiga
buah.
Menurut Harlan (dalam buku psikologi
faal, 2010) kanalis semisirkularis tersusun
oleh tiga kanalis kecil yang terletak saling

15
tegak lurus, posterior terhadap vestibulum.
Ketiga kanalis tersebut adalah:
- Kanalis semisirkularis superior
(antarior)
- Kanalis semisirkularis posterior
- Kanalis semisirkularis lateral
(horizontal)
Ketiganya masing-masing mendeteksi
gerak berputar dalam bidang yang saling
tegak lurus. Sumbu geraknya mengalami
aktivasi jika kepala mengangguk,
menggeleng, dan dimiringkan sehingga
menyentuh telinga bahu.
c. Alat yang Digunakan : Tidak digunakan alat percobaan
d. Jalannya Percobaan : 1. Praktikan diminta menundukkan kepala
dengan mata terpejam.
2. Asisten akan memutar tubuh praktikan
ke kiri 3 kali dan diminta berjalan lurus
kedepan.
3.Praktikan diminta mengulangi hal tadi
namun berputar kearah yang
berlawanan.
e. Hasil Percobaan : Hasil praktikan :
1. Diputar ke kanan : Pusing
2. Diputar ke kiri : Pusing dan
mengalami kesulitan berjalan.
Hasil sebenarnya :
1. → biasanya kesulitan berjalan lurus
→normal karena cairan endorin dan
terganggu atau bergejolak
2.→ tidak terlalu dapat berjalan lurus

16
seperti percobaan satu karena → cairan

f. Kesimpulan : Percepatan rotasi pada salah satu bidang


kanalis semisirkularis tertentu akan
merangsang kristannya. Karena
endolimph akan bergeser kearah
berlawanan terhadap rotasi. Apabila rotasi
dihentikan, perlambatan akan
menyebabkan pergesaran endolimph
searah rotasi. Nukleus vestibularis
berperan mempertahankan posisi kepala.
Jalur yang turun dari nukleus-nukleus ini
memperantai penyesuaian kepala terhadap
leher dan kepala badan.
g. Daftar Pustaka : Fauziah, Nenden. (2009). Ilmu
Pengetahuan Alam 3 : untuk
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta :
Pusat pembukuan,
Depertemen Pendidikan Nasional.
Harlan, Johan. (2010). Buku Psikologi
Faal. Jakarta: Gunadarma.
Pearce, E. (1999). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedis Jakarta : PT
Gramedia Pustaka utama.

17
3. Percobaan : Kesaimbangan
Nama Percobaan : Cara kerja nistagmus
Nama Subjek Percobaan : Yindah Kristina
Tempat Percobaan : Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan : Untuk memahami bahwa cairan
endolimph dan perilimph yang terdapat
pada telinga bila bergejolak (goyang) akan
menyebabkan kesaimbangan seseorang
terganggu, Untuk memahami bahwa
kesaimbangan yang terganggu mudah
dikembalikan seperti semula.
b. Dasar Teori : Menurut Pearce (dalam buku anatomi dan
fisiologi bagi paramedis, 1999) Nervus
vestibularis yang tersebar hingga kinalis
semisirkularis menghantarkan impuls-
impuls menuju otak. Impuls-impuls itu
dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi,
karena adanya perubahan kedudukan
cairan dalam kanal atau saluran-saluran
itu. Apabila seseorang yang sempoyongan
itu di dorong ke arah lain, guna
mempertahankan kesaimbangan, berat
badan diatur, posisi berdiri dipertahankan,
dan jatuhnya badan dapat dihindari.
Perubahan kedudukan cairan dalam
saluran semisirkuler inilah yang
merangsang impuls, yang segera dijawab
badan berupa gerak reflek, guna
memindahkan berat badan serta
mempertahankan kesaimbangan.

18
Menurut Harlan (dalam buku psikologi
faal, 2010) gerakan kepala akan duktus
semisirkularis. Cairan yang mengisi
duktus cenderung ‘tertinggal’ karena
kelembamannya, menimbulkan perbedaan
tekanan di sepanjang kupula. Perbedaan
tekanan ini menggerakkan rambut dan
mestumulasi sel rambut, sehingga terjadi
pelpasan neurotransmitter yang
mengaktivasi ujung sel saraf yang
bersinapsis dengan sel rambut. Stimulasi
sel rambut hanya terjadi jika gerakan
cairan duktus ‘tertinggal’ oleh gerakan
kepala, yaitu pada saat terjadi percepatan
(atau perlambatan) gerakan kepala.
Menurut Nenden (dalam buku Ilmu
pengetahuan alam, 2009) Telinga bagian
dalam terdiri atas koklea dan alat
kesaimbangan. Alat kesaimbangan
berupada saluran setengah lingkaran
(saluran semisirkular ) sebanyak tiga
buah.
d. Alat yang Digunakan : Tidak digunakan alat percobaan
e. Jalannya Percobaan : 1. Praktikan diminta bersikap ruku dengan
tangan kanan memegang telinga kiri
dan tangan kiri memegang lutut kanan.
2.Asisten akan memutar tubuh
praktikan sebanyak 3 kali.
3.Praktikkan menjelaskan apa yang terjadi
saat memandang kedepan.

19
f. Hasil Percobaan : Hasil praktikan : pusing dan penglihatan
berkunang-kunang.
Hasil sebenarnya :
1. Biasanya pandangan menjadi kabur/
berkunang-kunang.
2. Apa yang dilihat menjadi berputar

g. Kesimpulan : Nistagmus adalah suatu gejala yang timbul


akibat telinga terganggu sehingga
pandangan menjadi berkunang-kunang
dan kepala menjadi pusing. Alat
kesaimbangan di dalam ulrikulus dari sel
saraf yang ujungnya berupa rambut bebas
melekat pada otolith.
h. Daftar Pustaka : Fauziah, Nenden. (2009). Ilmu
Pengetahuan Alam 3 : untuk
SMP/MTs Kelas IX. Jakarta :
Pusat pembukuan,
Depertemen Pendidikan Nasional.
Harlan, Johan. (2010). Buku Psikologi
Faal. Jakarta: Gunadarma.
Pearce, E. (1999). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedis Jakarta : PT
Gramedia Pustaka utama.

20

Anda mungkin juga menyukai