Anda di halaman 1dari 21

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan
kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang
berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran,
atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu
dinamakan kalimat.
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan
berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus
didasarkan pada kaidah yang berlaku. Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini
membahas mengenai pola dasar kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2. Ada berapakah unsur pelengkap suatu kalimat?
3. Bagaimana pola dasar suatu kalimat?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami dan mengerti arti dari kalimat.
2. Dapat mengetahui unsur-unsur yang melengkapi suatu kalimat
3. Mengetahui dan mengerti pola dasar kalimat.
D. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian
utama, dan bagian akhir. Pada bagian awal yaitu cover , kata pengantar dan daftar isi.
Kemudian pada bagian utama penulis membagi menjadi tiga bab yaitu :
Bab pertama merupakan pendahuluan yang terdiri dari :
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Penulisan
4. Sistematika Penulisan
Bab kedua berisi uraian, yang terdiri dari : Pengertian Kalimat, Unsur-Unsur
Kalimat, Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Bab ketiga merupakan penutup, yang berisi kesimpulan dari seluruh makalah
ini dan penutup dari penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat
Dalam berbagai literatur sering kita temukan bahwa kalimat diartikan sebagai
kumpulan kata-kata dan memenuhi unsur subjek, predikat, dan objek. Dalam kenyataannya
tidak semua kalimat yang digunakan dalam tuturan sehari-hari memenuhi persyaratan
tersebut. Pengertian kalimat sebagai kumpulan kata-kata dan memenuhi unsur subjek,
predikat, dan objek tidaklah tepat , pengertian diatas lebih mengacu pada pengertian klausa.
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki
subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut
kalimat tetapi disebut frasa.
Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,
disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Bila diekspresikan kedalam wacana tulisan,
kalimat itu akan tampak dengan penandaan berupa penulisan ejaan yang disempurnakan,
seperti penulisan diawali dengan hurup kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik(.), seru(!),
dan tanya(?).
2.2. Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita
harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa
Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat,
Objek, Keterangan).
2.2.1 Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur
predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan
dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek sebagai berikut.
 Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa
yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya
digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Bryan Adam adalah seorang penyanyi.
 Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan
takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama
negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Imanuel.
 Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang menyertainya
adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan
penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau
ialah.
Contoh :
 Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
 Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
 Mempunyai Keterangan Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan
menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
 Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang
sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan
kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
 Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina, subjek
dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.

2.2.2 Predikat (P)


Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat
berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
 Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas pertanyaan
mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong (identifikasi). Kata
tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata
bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
 Gadis itu cantik.
 Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
 Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan
jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap
tidak jelas.
Contoh : Kelly Clarkson adalah penyanyi favoritku
 Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan
oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa verba
atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan
penanda predikat yang berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
 Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata aspek
seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau
adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
 Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
 Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
 Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).

2.2.3 Objek (O)


Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur
kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya
mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa verba
intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, sedangkan verba
transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut.
 Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
 Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat
pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat
aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba
predikatnya. Contoh : Keju itu dimakan tikus.
 Tidak Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului preposisi.
Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
 Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat
menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

2.2.4 Pelengkap (Pel.)


Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi
makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
1. Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
2. Menempati posisi di belakang predikat.
3. Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi
subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
 Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek. Contohnya terdapat pada
kalimat berikut.
 Diah mengirimi saya buku baru.
 Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak
mendahului predikat.

 Tidak Didahului Preposisi


Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.

2.2.5 Keterangan (K)


Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang di nyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara,
sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap,
tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
 Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.
 Tidak Terikat Posisi
Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek
dan predikat.
Contoh :
1. Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
2. Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
 Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini,
lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan
waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti
setelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
2. Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang diikuti verba
(kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak kalimat ditandai oleh kata dengan
dan dalam.
4. Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang
diikuti nomina (kata benda).
5. Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa frasa
ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan
sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
6. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa frasa ditandai
oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai
oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
7. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika
ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
8. Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur yang
diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
9. Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat, objek,
keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan, keterangan pewatas
tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat
beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa,
melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.

2.3. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia


Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan
berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus
didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar
ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat
ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat
dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.

2.3.1 Kalimat Dasar Berpola S P


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe
ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
1) Mereka / sedang berenang.
S P (kata kerja)
2) Ayahnya / guru SMA.
S P (kata benda)
3) Gambar itu / bagus.
S P (kata sifat)
4) Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S P (kata bilangan)

2.3.2 Kalimat Dasar Berpola S P O


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau
frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S P O

2.3.3 Kalimat Dasar Berpola S P Pel.


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S P Pel.

2.3.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina
atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S P O Pel.

2.3.5 Kalimat Dasar Berpola S P K


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S P K
2.3.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek
berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S P O K

2.3.7 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P Pel. K

2.3.8 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K


Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek
berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan
keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S P O Pel. K

2.4 Kalimat Tunggal


Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari
satu subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan.

Contoh :
1. Kakak berlari
2. Adik bermain
3. Pak Arman makan bakso
4. Pak Arman makan bakso di kantin
Perluasan kalimat tunggal dapat dilakukan di antara keterangan tempat, keterangan waktu,
keterangan alat, keterangan cara, dan sebagainya.
Perhatikan contoh berikut :
1. Amir bermain sepak bola dilapangan
2. Paman mengunjungi kami kemarin
3. Ibu menjahit pakaian dengan rapi
4. Rini menulis surat dengan mesin tik
5. Dina menulis puisi untuk ibunda dibaranda pada sore hari

2.4.1 Macam-macam kalimat tunggal


Berdasarkan predikatnya, ada beberapa jenis kalimat tunggal, yaitu kalimat tunggal
nominal, adjektiva, verbal, numerial, dan prepositional. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Kalimat nominal
Kalimat nominal adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata benda.

Perhatikan kalimat berikut ini !


Ayahku seorang tentara.

S = Ayah
P = Seorang tantara (kata benda)

Contoh :
Adikku anak yang manja.
Dika adalah guru olahraga di SMAN 1 Tanjung Bintang.
Kotak merah itu tempat penyimpanan barang berharga.
Suara itu adalah suara kucing.
Orang di balik topeng itu ternyata Andi.

2.4.2 Kalimat adjektival


Kalimat adjektival adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata sifat.

Perhatikan kalimat berikut !


Dewi sangat baik kepada semua orang.

S = Dewi
P = Sangat baik (kata sifat)
K = Kepada semua orang

Contoh :
Shinta sangat cantik.
Dika ramah kepada semua orang.
Gambar itu seram sekali.
Rumah Anton luas.
Bangunan itu tinggi sekali.

2.4.3 Kalimat verbal


Kalimat verbal adalah kalimat tunggal yang predikatnya adalah kata kerja.

Perhatikan kalimat berikut :


Andi mengerjakan tugasnya dengan serius.

S = Andi
P = Mengerjakan

Contoh :
Adik menangis sangat keras.
Budi pergi ke sekolah.
Anita sedang membuat kueh.
Harimau mengintai mangsanya.
Mobil itu melaju dengan kencang.

1. Kalimat berpredikat verbal Taktransitif


Kalimat taktransitif adalah kalimat yang tak berobjek dan tak berpelengkap. Hanya
Memiliki dua unsur fungsi wajib, yaitu subjek dan predikat. Pada umumnya, urutan katanya
adalah subjek-predikat.

Contoh :
1. Ibu guru sedang berbelanja
2. Pelatihnya belum datang
3. Rombongan presiden mendarat (tanah yang tidak datar)

2. Kalimat berpredikat verbal Semitransitif


Kalimat verba semitransitif adalah kalimat yang predikatnya bisa diikuti objek, bisa
juga tanpa diikuti objek. Kehadiran objek pada kalimat semitransitif akan menambah
kejelasan makna kalimat tersebut, sebaliknya tanpa kehadiran objek pun kalimat tersebut
sudah bisa dipahami dengan baik.

Contoh :
1. a. Dahlia sedang memasak
b. Dahlia sedang memasak nasi

2. a. Pak guru mengajar


b. Pak guru mengajar muridnya

3. Kalimat predikat verbal Ekatransitif


Verba ekatransitif adalah kalimat verba yang berobjek dan tidak berpelengkap yang
mempunyai tiga unsur wajib yakni subjek, predikat, dan objek.

Contoh :
1. Pemerintah akan memasok semua kebutuhan rakyat.

4. Kalimat predikat verbal Dwitransitif


Verba dwitransitif dalam bahasa indonesia yang secara semantis mengungkap
hubungan tiga wujud. Dalam bentuk aktif, wujud itu masing-masing merupakan subjek,
objek, dan pelengkap dan verba itu dinamakan verba dwitransitif.

Contoh :
1. Ratna sedang mencari pekerjaan
2. Ratna sedang mencarikan pekerjaan
3. Ratna sedang mencarikan adiknya pekerjaan

2.4.4 Kalimat Numerial


Kalimat numerial adalah kalimat tunggal yang predikatnya berupa kata bilangan.
Perhatikan kalimat berikut !
Lama pembangunan itu bertahun-tahun.

S = Lama pembangunan itu


P = Bertahun-tahun

Contoh :
Perjalanannya berhari-hari untuk sampai disini.
Waktunya berjam-jam untuk menyelesaikan tugas itu.

2.4.5 Kalimat Prepositional


Kalimat prepositional adalah kalimat tunggal yang predikatnya merupakan kata
Depan atau preposisi.

Perhatikan kalimat berikut !


Jam itu di atas meja kerja ayah.

Contoh :
Pegawai baru itu dari kota Surabaya.
Sepatuku dibawah lemari pakaian.
Aku ke rumah Budi hari ini.

2.5 Kalimat Majemuk


Kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih.
Setiap kalimat selalu memiliki klausa yang merupakan paduan antara satu subjek dan
predikat, serta bisa ditambahi objek, pelengkap, maupun keterangan. Jadi, kalimat lebih
dari satu subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.

Terdapat tiga jenis kalimat majemuk, yaitu :


1. Kalimat Majemuk Setara
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
3. Kalimat Campuran

A. Kalimat majemuk setara


Yang dimaksud dengan kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri
dari beberapa kalimat yang memiliki kedudukan setara/sederajat.
Kalimat majemuk setara dengan kata penghubung untuk menggabungkan 2
kalimat/lebih.
Dalam kalimat majemuk setara kedudukan pola-pola kalimat sama tinggi, tidak ada
pola kalimat yang menduduki satu fungsi dari kalimat yang lain.

Macam – macam kalimat majemuk setara :


1. Setara menggabungkan
Setara menggabungkan dapat terjadi dengan merangkai dua kalimat tunggal dengan di
antara kesenyapan antara atau dirangkaikan dengan kata tugas seperti : dan, lagi,
sesudah itu, karena itu
Contoh :
- Ahim membaca Alquran dan Imron menghafal hadis.
- Syifa telah mempelajari secara mendalam ilmu ekonomi dan perbankan syariah,
setelah itu ia mendirikan bank sendiri.

2. Setara memilih
Kata tugas yang dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah atau.

Contoh :
- Kau tinggal saja disini atau pergi merantau mencari ilmu.
- Lakukan sesuatu atau engkau akan menyesal selamanya.

3. Setara mempertentangkan
Kata tugas yang dipakai dalam hubungan ini adalah: tetapi, melainkan, hanya.

Contoh :
- Bukan harta berlimpah yang ia inginkan, melainkan ketengan hidup dalam
keberkahan iman dan harta yang halal.
- Ia tahu hal itu dosa, hanya etan latnatullah telah menguasai dirinya.

4. Setara berurutan
Kata tugas yang dipakai dalam hubungan ini adalah: kemudian, lalu setelah itu.
Contoh :
- Ani harus pergi ke pasar dahulu kemudian dia harus pergi ke kantor post.
- Dia tiba – tiba datang dari arah barat lalu dia duduk di sebelahku.

B. Kalimat majemuk bertingkat


Kalimat majemuk aktif adalah kalimat majemuk yang berhubungan pola-polanya
tidak sederajat. Salah satu pola menduduki fungsi lebih tinggi dari pola lain. Bagian yang
lebih tinggi disebut induk kalimat, bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat.

1. Induk kalimat
Induk kalimat merupakan klausa yang sudah bermakna, meskipun tanpa terkait atau
Bergabung dengan klausa lain. Selain itu induk kalimat tidak didahului konjungsi.

Misalnya:
Aku tertidur ketika ibu memasak (yang didahului konjungsi) “ketika” disebut sebagai
anak kalimat, yaitu “ketika ibu memasak” sedangkan induk kalimatnya adalah “aku tertidur”.

2. Anak kalimat
Anak kalimat merupakan kalimat tunggal juga namun menduduki jabatan dalam
Kalimat lain.
Contohnya:
 Anak kalimat pengganti subjek
Contoh:
Yang menipu saya (S), sudah ditangkap (P) polisi (O)

“Yang menipu saya” merupakan kalimat tunggal yang menduduki jabatan


sebagai subjek dalam kalimat majemuk.

Yang (S) menipu (P) saya (O)


Sudah ditangkap polisi merupakan induk kalimat.

 Anak kalimat pengganti predikat


Contoh :
Pelakunya (S) yang berjaket hitam (P).

“yang berjaket hitam” merupakan kalimat tunggal terdiri dari S-P-K yang
menduduki jabatan predikat dengan kalimat majemuk.

Yang (S) berjaket (P) hitam (K) kata pelaku adalah induk kalimat.

 Anak kalimat pengganti objek


Pak Rudi (S) telah mengantar (P) anak yang sering membolos ke rumah orang
tuanya (O).

Objek dalam kalimat majemuk di atas merupakan kalimat tunggal yang terdiri
dari pola S-P-K: Anak (S) yang sering membolos (P) ke rumah orang tuanya
(K).

 Anak kaimat pengganti keterangan


Karena terus menangis (K), ia (S) mengambil (P) tisu (O).

Karena terus menangis merupakan kalimat tunggal yang menggantikan jabatan


keterangan dalam kalimat majemuk setara.

Induk kalimt dan anak kalimat merupakan unsur dari kalimat majemuk
bertingkat. Klausa pada kalimat majemuk bertingkat tidak bisa berdiri sendiri
(anak kalimat). Klausa ini membutuhkan klausa lain (Induk kalimat) dan
apabila dipisah salah satu klausa yaitu anak kalimat akan tidak memiliki arti.

Contoh :
Hujan yang sangat deras terjadi ditempat itu sehingga mengacaukan seluruh
acara.

Induk kalimat = Hujan yang sangat deras terjadi di tempat itu (bisa berdiri
sendiri)

Anak kalimat = sehingga mengacaukan seluruh acara (tidak bisa berdiri


Sendiri)
C. Kalimat Campuran

Kalimat campuran adalah kalimat yang dimulai dengan mengemukakan kalimat


utama dan diakhiri pula dengan kalimat utama. Kalimat utama yang terletak diakhir
paragraf merupakan merupakan penegasan dari kalimat di awal paragraf.

Contoh :
Semua makhluk hidup memerlukan makanan dan minuman untuk melangsungkan
hidupnya. Setiap jenis binatang bertahan hidup dengan cara berburu makanan yang
tersedia di alam. Demikian pula dengan tumbuhan dan manusia yang memerlukan
makanan dan menimuan untuk pertumbuhannya. Jadi, binatang, tumbuhan, dan
manusia memerlukan makanan dan menimuan untuk melangsungkan kehidupannya

Kalimat utama dalam contoh diatas terdapat pada paragraf awal dan paragraf akhir.

2.6 Kalimat Aktif


Kalimat aktif merupakan kalimat yang mengandung makna subjek melakukan
Predikat. Umumnya subjek berada di depan predikat. Kalimat aktif merupakan kalimat yang
subjeknya aktif melakukan kegiataan atau aktifitas. Atau kalimat yang subjeknya melakukan
pekrjaan atau melakukan perbuatan.

2.6.1 Ciri-ciri kalimat aktif

- Subjeknya sebagai pelaku


- Predikatnya berawalan me- atau ber-.

Kalimat akti terdiri dari dua :


1. Kalimat aktif transitif
Adalah kalimat aktif yang memiliki objek.
 Saya menendang bola
 Dia memanjat pohon
 Mereka melempar batu

2. Kalimat aktif intransitif


Adalah kalimat aktif yang tidak memiliki objek.
 Dia tidur
 Roni berenang
 Saya bernyanyi

2.6.2 Kalimat Pasif


Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya sebelum predikat.
kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenal suatu perbuatan atau
aktivitas. Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-.
2.6.3 Ciri-ciri kalimat pasif

 Subjeknya sebagai penderita.


 Predikatnya berimbuhan di-, ter-, atau ter-kan.
 Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh
kata kerja yang kehil)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Dari hasil kajian makalah yang telah di buat mulai dari pendahuluan, kajian materi
dari beberapa literatur atau sumber yang penulis peroleh serta data-data yang mendukung
terhadap makalah ini. Kajian makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagi berikut:
1. Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan. Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran
yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan.

2. Unsur-Unsur Kalimat: Subyek (S), Predikat (P), Objek (O), Keterangan


(K),Pelengkap
(Pel.).

3. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia: Kalimat Dasar Berpola S P, Kalimat Dasar
Berpola. S P O, Kalimat Dasar Berpola S P Pel., Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.,
Kalimat Dasar Berpola S P K, Kalimat Dasar Berpola S P O K, Kalimat Dasar
Berpola S P Pel. K, Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K

Saran

Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Serta dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritikan dan saran bagi
pembahasan materi tersebut.
Daftar Pustaka

http://katazikurasana30.blogspot.com/2016/04/contoh-makalah-bahasa-indonesia-
tentang_62.html
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar isi 1

Bab I Pendahuluan 2
1. Latar belakang 2
2. Rumusan ,masalah 2
3. Tujuan penulisan 2
4. Sistematika penulisan 2
Bab II Pembahasan 3
2.1 Pengertian kalimat 3
2.2 Unsur - unsure kalimat 3
2.2.1 Subjek (S) 3
2.2.2 Predikat (P) 4
2.2.3 Objek (O) 5
2.2.4 Pelengkap (pel.) 6
2.2.5 Keterangan (K) 7
2.3 Pola Dasar Bahasa Indonesia 9
2.3.1 Kalimat Dasar Berpola S.P 9
2.3.2 Kalimat Dasar Berpola S P O 10
2.3.3 Kalimat Dasar Berpola S P PEL. 10
2.3.4 Kalimat Dasar Berpola S P O PEL. 10
2.3.5 Kalimat Dasae Berpola S P K 10
3.3.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K 11
2.3.7 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K 11
2.3.8 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K 11
Bab III Penutupan 12
Penutupan 12
Saran 12

Daftar Pustaka 13

Anda mungkin juga menyukai