Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF

(FEATURE DETECTION)

DISUSUN OLEH :

Nama : Tasya Aqimar Zahara

NPM : 16518988

Kelas : 3PA10

Tutor : Ahzan Nurmahyan

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

2021
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendeteksi fitur – fitur dari
stimulus dalam suatu keadaan diantara stimulus lainnya.

II. POINT OF VIEW


Pentingnya praktikum ini yaitu untuk membuat mahasiswa psikologi
mengerti dengan materi feature detection pada mata kuliah psikologi
kognitif.

III. TEORI FATURE DETECTION

A. Landasan Teori
Menurut Friedenberg dan silverman (2006) hal yang paling
dikenal pada teori Feature Detection adalah pandemonium. Ini
diambil dari nama mental kecil “demons” yang mewakili
pemrosesan suatu unit. ”Demons” ini akan “berteriak” ketika
merekognisi prosesnya, misalnya sebagai contoh huruf R. Stimulus
atau huruf R, diwakili sebagai image demons yang
mempertahankan keseluruhan dari huruf tersebut. Kemudian ada
satu feature demons untuk setiap kemungkinan ciri
stimulus. Feature demons berteriak jika melihat cirinya di suatu
gambaran. Huruf R mempunyai satu garis tegak lurus dan satu
lingkaran menghadap ke kanan di bagian atas, jadi huruf R
mempunyai 2 feature demons. Tahap selanjutnya yaitu cognitive
demons. Jika para demons mengetahui ada yang sesuai dengan ciri
dari huruf R, maka para demons akan berteriak dan cognitive
demons akan berteriak paling keras. Dan yang terakhir
yaitu decision demons. Decision demons akan mendengarkan
teriakan paling keras dari cognitive demons sebagai huruf yang
dikenali.
Menurut Solso,Maclin, dan Maclin (2016) Feature
Detection adalah sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana
kita menyaring informasi dari stimuli rumit. Teori menyatakan
bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat
tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks
yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih
sederhana. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, sebelum
kita memahami keseluruhan pola informasi visual, kita mereduksi
dan menganalisis komponen-komponen informasi visual.

Menurut Hendee W. R. Dan Wells P. N. T. (1997),


Feature detection merupakan penyeleksian tertentu secara spesifik
dari banyaknya informasiyang ditangkap oleh mata.

Berdasarkan definisi menurut beberapa tokoh diatas, dapat


diambil kesimpulan bahwa feature detection adalah proses
pengenalan stimulus melalui rangsangan visual.

B. Jurnal Terkait
Model tipe pandemonium. Informasi pemrosesan (Neisser,
1967; Selfridge, 1959) memiliki banyak dorongan dari karya
fisiologis perintis Hubel dan Wiesel (1962, 1965, 1968). Atas dasar
rekaman sel tunggal dan diduga arsitektur fungsional korteks
mamalia, mereka menyajikan "konsep yang mungkin terlalu
disederhanakan" (1968) dari sistem hierarki bidang reseptif
tergantung pada kabel anatomi.

Jika pandangan akibat linier ini benar, suatu manipulasi


terhadap pola konteks di dalamnya bersifat elementer yang
disematkan tidak mempengaruhi pendeteksian fitur. Weisstein dan
Harris (1974) menemukan bahwa deteksi berorientasi segmen garis
dalam bidang visual difasilitasi jika berada dalam satu kesatuan
konteks. Eksperimen 1 adalah upaya untuk mereplikasi temuan ini,
yang menyematkan fitur segmen garis dalam konteks figural
kesatuan yang membuat pendeteksiannya lebih mudah.
Eksperimen 2 menunjukkan bahwa agen yang paling mungkin dari
konteks ini berpengaruh pada deteksi fitur adalah tiga dimensi dari
konteks kesatuan dan dalam Eksperimen 3, menunjukkan efek
konteks yang signifikan di sebelah kanan, tetapi tidak di bidang
visual kiri. Beberapa paradigma saat ini diterapkan pada hasil ini.

IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PERCOBAAN

A. Langkah-langkah
1. Pertama tama kita menyalakan pc atau laptop terlebih dahulu
2. Setelah menyala kita bisa langsung klik browser atau google
3. Klik di bagian search engine lalu ketik link web tersebut
cogscidemos.swarthmore.edu
4. Setelah web nya sudah muncul homepage nya, klik pilihan
vision search di bagian kiri atas
5. Lalu klik pilihan try it
6. Setelah itu muncul parameters, kita tentukan terlebih dahulu
jumlah distractors nya, dan tentukan huruf apa untuk
distractors 1 dan distractors 2 dan yang terakhir tentukan
target nya.
7. Klik pilihan full experiment, setelah itu kita diberi arahan
seperti, bila kita melihat target nya kita bisa mengklik huruf f
dan bila tidak melihat nya kita mengklik huruf j, dan untuk
memulai klik sapce bar.
8. Setelah itu kita bisa langsung mengerjakan soal tersebut
9. Di akhir sesi kita bisa langsung melihat hasil dari percobaan
yang sudah kita lakukan sebelumnya.
10. Hasil yang sudah keluar kita print out lalu paste di Ms.word
B. Hasil
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan pada hari selasa,6
april 2021, berikut hasil dari percobaan yang sudah dilakukan
pada praktikum berlangsung.
C. Pembahasan
Menurut Solso,Maclin, dan Maclin (2016) Feature
Detection adalah sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana
kita menyaring informasi dari stimuli rumit. Teori menyatakan
bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat
tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks
yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih
sederhana. Atas dasar rekaman sel tunggal dan diduga arsitektur
fungsional korteks mamalia, mereka menyajikan "konsep yang
mungkin terlalu disederhanakan" (1968) dari sistem hierarki
bidang reseptif tergantung pada kabel anatomi. Dari Hasil
Praktikan menunjukan bahwa praktikan mampu merespon fitur
fitur yang spesifik yang dianalisis dari stimulus yang sudah
dikerjakan.
V. KESIMPULAN

Dari teori yang sudah diungkapkan oleh Freidenberg dan


Silverman (2006), Solso, Maclin dan Maclin (2016), Hendee W. R.
Dan Wells P. N. T. (1997), bahwa praktikan bisa mengerjakan fitur
fitur yang di analisis dengan baik pada saat pratikum berlangsung.
Daftar Pustaka

Freidenberg, F. & Silverman, G. (2006). Cognitive science: A


student’s handbook. Fifth edition. New York: Psychology
Press.

Hendee, W., R., dan Wells, P., N., T. (1997). The Perception of
Visual Information. Second Edition. New York : Sprin

Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2016). Psikologi kognitif.


Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Womersley, M. (1977). A contextual effect in feature detection with


application of signal detection methodology. Perception &
psychophysic,21(1), 88-92.

Anda mungkin juga menyukai