DISUSUN OLEH:
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
I. Teori (Feature Detection)
A. Pengertian
Feature Detection adalah neuron yang merespon kepada fitur-fitur
yang spesifik yang dianalisis dari orientasi, ukuran dan seberapa
kompleks fitur-fitur tersebut dalam suatu lingkungan (Goldstein, 2008).
Menurut Solso, Maclin, dan Maclin (2016) Feature Detection
adalah sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring
informasi dari stimuli rumit. Teori menyatakan bahwa pengenalan objek
merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh
pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan
fitur-fitur yang lebih sederhana. Dengan demikian, menurut pendekatan
ini, sebelum kita memahami keseluruhan pola informasi visual, kita
mereduksi dan menganalisis komponen-komponen informasi visual.
Menurut Friedenberg dan Silverman (2006) hal yang paling dikenal
pada teori Feature Detection adalah pandemonium. Ini diambil dari nama
mental kecil “demons” yang mewakili pemrosesan suatu unit.
Pandemonium ialah salah satu sistem dalam rekognisi pola(pattern
recognition) yang menggunakan analisis tampang (feature analysis).
Sistem ini merupakan salah satu cara untuk menggambarkan bagaimana
terjadinya proses rekognisi (pengenalan kembali) atas pola-pola yang
diindera oleh manusia. Sistem ini mengimajinasikan adanya serangkaian
Demmon (demon) yang berperan menganalisis pola-pola yang diindera.
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan
bahwa feature detection adalah penyeleksian tertentu secara spesifik dari
berbagai macam informasi melalui neuron yang merespon kepada fitur-
fitur yang spesifik yang dianalisis dari orientasi, ukuran dan seberapa
kompleks fitur-fitur tersebut dalam suatu lingkungan.
B. Jenis-Jenis
Menurut Majorsy (2012) pandemonium dibagi beberapa jenis dan
tugas-tugasnya adalah :
1. Image Demon (ID)
Jenis Demon yang pertama, memiliki tugas yang paling sederhana,
yaitu mencatat gambaran atau citra (image) sinyal eksternal.
2. Feature Demon (FD)
Jenis Demon yang kedua, bertugas menganalisa. Masing-masing
demon melihat ciri-ciri khusus pada pola, yaitu adanya garis-garis
tertentu (misalnya: sudut, garis vertikal, garis horizontal, kurva).
3. Cognitive Demon (CD)
Jenis Demon ketiga, yang bertugas mengamati respon-respon dari
feature demon (FD), bertanggung jawab mengenali pola. Setiap
cognitive demon digunakan untuk mengenali satu pola(misalnya :
satu CD mengenali A; satu CD mengenali B; dll). Bila suatu CD
menemukan tampang (feature) yang cocok, maka demon tersebut
berteriak. Bila demon lain menemukan kecocokan tampang (feature)
yang lain, maka teriakan-teriakan menjadi lebih keras.
4. Decision Demon (DD)
Jenis Demmon yang keempat, yaitu bertugas mendengarkan hasil
pandemonium dari cognitive demon (CD), lalu decision demon (DD)
memilih teriakan CD yang berteriak paling keras sebagai pola yang
paling besar kemungkinan terjadinya.
II. Tujuan
Tujuan dari pratikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
kerja otak dalam mendeteksi fitur-fitur suatu stimulus sebagai suatu kesatuan
diantara keberadaan stimulus yang lain.
B. Hasil
Part 1
Part 2
No. Correct / Incorrect Waktu
1. Correct 2910 msec
2. Correct 2250 msec
3. Correct 2309 msec
4. Correct 2027 msec
5. Correct 1418 msec
6. Correct 1262 msec
7. Correct 1090 msec
8. Correct 1430 msec
Part 3
No. Correct / Incorrect Waktu
1. Correct 1699 msec
2. Correct 1812 msec
3. Correct 1211 msec
4. Correct 1262 msec
5. Correct 1051 msec
6. Correct 1480 msec
7. Correct 1367 msec
8. Correct 988 msec
V. Kesimpulan
Dari hasil tabel experiment terdapat dua bagian correct dan incorrect,
correct yang berarti stimulus dan kognitif seseorang yang benar dan incorrect
hasil stimulus dan kognitif seseorang yang salah dan dapat disimpulkan
bahwa penyeleksian tertentu secara spesifik dari berbagai macam informasi
seperti teori Goldstein (2008) Feature Detection adalah neuron yang
merespon kepada fitur-fitur yang spesifik yang dianalisis dari orientasi,
ukuran dan seberapa kompleks fitur-fitur tersebut dalam suatu lingkungan.
Daftar Pustaka
Solso, R. L., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2016). Psikologi kognitif. Jakarta:
Erlangga.