Anda di halaman 1dari 6

LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT LAPORAN PRAKTIKUM

PSIKOLOGI KOGNITIF

( Feature Detection )

DISUSUN OLEH :

Nama : Mirazza Azwinah

NPM: 14516424

Kelas: 3PA18

Tutor: Ghiandiny

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA

2019

I. Teori ( Materi Praktikum )


Feature Detection adalah sebuah pendekatan terhadap problem
bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit. Di katakan bahwa
pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi yang
didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina
sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana. Dengan demikian, menurut
pendekatan ini, sebelum kita memahami keseluruhan pola informasi
visual, kita mereduksi dan menganalisis komponen-komponen informasi
visual (Solso, Maclin, & Maclin, 2016).

Menurut Hendee W. R. Dan Wells P. N. T. (1997), Feature detection


merupakan penyeleksian tertentu secara spesifik dari banyaknya informasi
yang ditangkap oleh mata.
Menurut Friedenberg dan silverman (2006) hal yang paling dikenal pada
teori Feature Detection adalah pandemonium. Ini diambil dari nama
mental kecil “demons” yang mewakili pemrosesan suatu unit. ”Demons”
ini akan “berteriak” ketika merekognisi prosesnya, misalnya sebagai
contoh huruf R. Stimulus atau huruf R, diwakili sebagai image demons
yang mempertahankan keseluruhan dari huruf tersebut. Kemudian ada satu
feature demons untuk setiap kemungkinan ciri stimulus. Feature demons
berteriak jika melihat cirinya di suatu gambaran. Huruf R mempunyai satu
garis tegak lurus dan satu lingkaran menghadap ke kanan di bagian atas,
jadi huruf R mempunyai 2 feature demons. Tahap selanjutnya yaitu
cognitive demons. Jika para demons mengetahui ada yang sesuai dengan
ciri dari huruf R, maka para demons akan berteriak dan cognitive demons
akan berteriak paling keras. Dan yang terakhir yaitu decision demons.
Decision demons akan mendengarkan teriakan paling keras dari cognitive
demons sebagai huruf yang dikenali.
Jenis – jenis Demon
a. Image Demon (ID)
Memiliki tugas yang paling sederhana, yaitu mencatat gambaran atau
citra (image) sinyal eksternal.
b. Feature Demon (FD)
Bertugas menganalisa. Masing-masing demon melihat ciri-ciri khusus
pada pola, yaitu adanya garis-garis tertentu (misalnya: sudut, garis
vertikal, garis horizontal, kurva).
c. Cognitive Demon (CD)
Bertugas mengamati respon-respon dari feature demon (FD),
bertanggung jawab mengenali pola. Setiap cognitive demon digunakan
untuk mengenali satu pola (misalnya : satu CD mengenali A; satu CD
mengenali B; dll). Bila suatu CD menemukan tampang (feature) yang
cocok, maka demon tersebut berteriak. Bila demon lain menemukan
kecocokan tampang (feature) yang lain, maka teriakan-teriakan menjadi
lebih keras.
d. Decision Demon (DD)
Bertugas mendengarkan hasil pandemonium dari cognitive demon
(CD), lalu decision demon(DD) memilih teriakan CD yang berteriak
paling keras sebagai pola yang paling besar kemungkinan terjadinya.
II. Tujuan
Tujua dari praktikum ini adalah untuk mengetahui seberapa cepat
dan tepat kita merespon stimulus-stimulus untuk mendapatkan
suatu target dengan melakukan berbagai percobaan seperti kita
mencari gambar sepoongebob di dalam gambar minion.
III. Point View
Menurut saya praktikum ini sangat penting, karena didalam
proses praktikum praktikan diajarkan untuk menggunakan stimulus –
stimulus untuk mendeteksi target, dan praktikan juga diajarkan tentang
materi Feature Demon yang akan berguna kedepanya.
IV. Pelaksanaan
a. Langkah – langkah
1. Menyalakan komputer
2. membuka folder Vware Workstation – klik power / resum –
Experimen – Choose Experimen – Feature detection –
Experimen – Star experimen
3. Part 2 dan part 3 di Off kan – Part 1 dalam target ganti dengan
huruf ( p ) – dalam distractor ganti huruf ( q ) – dan keterakhir
distractor ganti dengan huruf ( b ) - klik file – kemuian klik star
( mengerjakan soal – soal di komputer dengan mencari huruf “ p
“.
4. Setelah selesai klik with auto – loging – file name
( namanpm_kelas ) – klik Ok – masukan nama depan – klik Ok.
5. kemudian matikan tombol Off pada part 1 dan 3 kemudian klik
tombol On pada part 2 kemudian lakukan kembali dengan
mengubah huruf pada target dan distractor. yang membedakan
adalah disini kia kan mengubah warna hurufnya dengan cara
klik colour pada kolom target ( p ) pilih warna pink - Ok – klik
colour pada kolom ditractor ( q ) pilih waena coklat - Ok –
kemudian klik colour pada tomobol distractor ( b ) pilih warna
orange – Ok
6. Setelah itu matikan tomobol off pada part 1 dan 2 – nyalakan
tombol on pada part 3 – yang dilakukan sama saja seperti di atas
yang membedakan adalah disini kia akan mengubah ukuran dan
bentuk huruf dengan cara : klik font pada tombol target ( p )
tulis size 9 dan theme font bold – klik font pada tombol
distractor ( q ) ubah size 9 dan theme font italic – klik font pada
tombo distractor ( b ) size 9 dan theme font italic bold.
b. Hasil
Part 1

No Correct / Incorrect Waktu


1 Correct 9289
2 Incorrect 8180
3 Correct 5332
4 Correct 1312
5 Incorrect 1539
6 Incorrect 6699
7 Correct 4121
8 Incorrect 5770

Part 2

No Correct / Incorrect Waktu


1 Incorrect 1871
2 Incorrect 2199
3 Incorrect 2859
4 Correct 2031
5 Correct 719
6 Correct 2141
7 Correct 977
8 Incorrect 758

Part 3

No Correct / Incorrect Waktu


1 Correct 1539
2 Incorrect 1312
3 Correct 602
4 Incorrect 1090
5 Incorrect 5059
6 Incorrect 2641
7 Correct 1262
8 Correct 1051

V. Jurnal Terkait

VI. Kesimpulan
Dari kesimpulan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, stimulus
yang di terima praktikan dalam test part 1 – 3 menghasilkan berbeda –
beda jawaban, padahal semua soal sama namun praktikan menjawab part 1
– 3 dengan jawaban berbeda – beda sehingga dapat disimpulkan bahawa
sesuai pengertian Feature Detection adalah sebuah pendekatan terhadap
problem bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit. Di
katakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat
tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang
masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana. Dengan
demikian, menurut pendekatan ini, sebelum kita memahami keseluruhan
pola informasi visual, kita mereduksi dan menganalisis komponen-
komponen informasi visual (Solso, Maclin, & Maclin, 2016). Jadi
praktikan mendapatkan beberapa problem dalam penyaringan informasi
dan pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina, sehingga
menimbulkan jawaban yang berbeda – beda.
DAFTAR PUSTAKA

Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2016). Psikologi kognitif. Edisi


kedelapan. Jakarta: Erlangga

Hendee, W., R., dan Wells, P., N., T. (1997). The Perception of Visual Information
Second Edition. New York : Sprin

Friedenberg, F. & Silverman, G. (2006). Cognitive science: an introduction to the


study of mind. United State of America: Hazelden

Anda mungkin juga menyukai