Anda di halaman 1dari 7

LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF


(Feature Detection)

DISUSUN OLEH :

Nama : Dea Syahira


NPM : 11518694
Kelas : 3PA11
Tutor : Nadya Aulia Rahayu

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2021
I. TUJUAN
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana seorang
individu dapat mendeteksi suatu stimulus melalui rangsangan visual dari objek
lain yang serupa.

II. POINT OF VIEW


Praktikum ini dapat membantu praktikan memahami feature detection dan
pandemonium dengan cara yang mudah dipahami yaitu melalui penggambaran
tahapan-tahapan proses rekognisi pola dengan mengimajinasikannya sebagai
demon.

III. TEORI (MATERI PRAKTIKUM)


A. Landasan Teori
Menurut Freidenberg dan Silverman (2006), berpendapat hal yang
paling dikenal dalam teori feature detection adalah pandemonium. Ini
diambil dari nama mental kecil “demons” yang mewakili pemrosesan suatu
unit.

Menurut Pati U. C., Dutta P. K. dan Barua A. (2010), Feature Detection


adalah menyederhanakan banyak sumber yang dibutuhkan untuk
menggambarkan set data menjadi akurat.

Menurut Solso, Maclin dan Maclin (2016), Feature Detection adalah


sebuah pendekatan terhadap problem bagaimana kita menyaring informasi
dari stimuli rumit. Teori menyatakan bahwa pengenalan objek merupakan
pemrosesan informasi tingkat tinggi yang didahului oleh pengidentifikasian
stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih
sederhana. Dengan demikian, menurut pendekatan ini, sebelum kita
memahami keseluruhan pola informasi visual, kita mereduksi dan
menganalisis komponen-komponen informasi visual.

B. Jurnal Terkait

Overwriting and rebinding: why feature-switch detection tasks


underestimate the binding capacity of visual working memory

Menjelaskan bahwa komputasi paling dasar yang dilakukan oleh sistem


visual manusia adalah mengurai aliran informasi visual yang masuk menjadi
unit yang bermakna, seperti permukaan, objek, dan peristiwa. Fakta bahwa
hal ini tampaknya dicapai dengan sedikit usaha sadar memungkiri tantangan
yang dihadapi sistem visual dalam mengintegrasikan banyak sumber
informasi independen ke dalam unit-unit kohesif ini. Seperti dicatat oleh
banyak peneliti sebelumnya, sistem visual tampaknya terdiri dari aliran
pemrosesan paralel khusus untuk dimensi fitur visual yang berbeda
(misalnya, warna, gerakan, dll.. Jika fitur-fitur ini dianalisis di wilayah otak
yang terpisah, bagaimana fitur-fitur tersebut kemudian digabungkan untuk
membentuk unit yang bermakna dan terintegrasi? Penelitian tentang masalah
pengikatan persepsi ini telah mendukung hipotesis bahwa perhatian
diperlukan untuk mengintegrasikan ciri-ciri suatu objek (Treisman,
1996,1998). Menghadiri suatu objek mengikat fitur objek itu bersama-sama,
sedangkan menarik perhatian dari suatu objek akan mengakibatkan
hilangnya informasi yang mengikat (Wolfe, Klempen, & Dahlen, 2000).
Dalam studi sebelumnya oleh Stefurak dan Boynton (1986), yang
menunjukkan bahwa pengamat dapat mengingat warna dan bentuk objek
yang dilihat, tanpa mengingat warna mana yang terikat pada bentuk mana.
Hasil ini menunjukkan bahwa operasi pengikatan, dan pemeliharaan
representasi objek terikat, merupakan bagian dari proses atau tingkat
representasi yang berbeda yang dapat diisolasi untuk penyelidikan lebih
lanjut.

Feature detection adalah sebuah pendekatan terhadap problem


bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit. Teori menyatakan
bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi
yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke
retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana. Dengan feature
detection kita dapat mengetahui bagaimana seorang individu dapat
mendeteksi suatu stimulus melalui rangsangan visual dari objek lain yang
serupa
IV. Pelaksanaan dan Hasil

A. Langkah-langkah

1. Masuk ke dalam web cogscidemos.swarthmore.edu

2. Lalu pada sisi kiri web, pilihlah “Vision Search” pada menu Experiments.

3. Setelah itu akan muncul teori dan instruksi yang tertera pada halaman
Vision searh, bacalah teori itu.
4. Setelah membaca dan memahami teori dan instruksi tersebut pilihlah
“Tryit!”
5. Kemudian akan muncul menu parameters.

6. Pada menu parameters pilih “Full experiment”

7. Kemudian isi jumlah distractors = 2

8. Pada distractor 1 = q

9. Pada distractor 2 = b

10. Pada target = p

11. Kemudian pilih “ Start Experiment”

12. Kerjakan soal dari nomor 1-140.

13. Setelah itu akan muncul instruksi penggunaan keyboard.

14. Tekan tombol “spasi” untuk ke persoalan selanjutnya

15. Tekan keyboard “f” apabila melihat target (huruf p) di antara


distractor (huruf q dan b)
16. Tekan keyboard “j” apabila tidak melihat target.

17. Jika telah selesai mengerjakan semua soal, akan muncul hasil dari
praktikum berupa grafik dan tabel.
18. Screencapture hasil.

19. Praktikum selesai.

B. Hasil

Berdasarkan praktikum feature detection yang dilakukan pada hari rabu,


6 April 2021 berikut adalah hasil yang didapatkan
C. Pembahasan
Feature Detection adalah sebuah pendekatan terhadap problem
bagaimana kita menyaring informasi dari stimuli rumit. Teori menyatakan
bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi
yang didahului oleh pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke
retina sesuai dengan fitur-fitur yang lebih sederhana.
Pengenalan objek seperti saat kita diminta mencari huruf p
diantara huruf q dan b yang berkumpul di satu tempat, masing - masing
demon yang mewaikili unit pemrosesan bekerja sama sehingga kita bisa
menemuan target yaitu p diantara huruf lainnya yang memiliki bentuk
hampir sama. Hasil praktikum membuktikan bahwa praktikan dapat
mendeteksi ciri-ciri khusus stimulus di antara stimulus yang mirip
sehingga praktikan dapat menemukan hasil yang tepat.

Fakta bahwa hal ini tampaknya dicapai dengan sedikit usaha


sadar memungkiri tantangan yang dihadapi sistem visual dalam
mengintegrasikan banyak sumber informasi independen ke dalam unit-
unit kohesif ini. Seperti dicatat oleh banyak peneliti sebelumnya, sistem
visual tampaknya terdiri dari aliran pemrosesan paralel khusus untuk
dimensi fitur visual yang berbeda (misalnya, warna, gerakan, dll).

V. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum membuktikan bahwa praktikan memiliki
kemampuan feature detection dibuktikan dengan praktikan dapat mendeteksi
ciri-ciri khusus stimulus di antara stimulus yang mirip. Praktikan juga
memahami materi feature detection yang telah disampaikan.
Daftar Pustaka

Freidenberg, F. & Silverman, G. (2006). Cognitive science: A student’s handbook.


Fifth edition. New York: Psychology Press

Pati, U., C., Dutta, P., K., dan Barua, A. (2010). Feature detection of an object by
image fusion. Volume 1 – No. 17, 0975-8887.

Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2016). Psikologi kognitif. Edisi kedelapan.
Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai