Anda di halaman 1dari 8

Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB AGRESI VERBAL SISWA

Oleh:

Haslinda1), Jahada2), Dodi Priyatmo Silondae3)


1) 2) 3)
Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo
Email: haslinda@gmail.com

ABSTRAK

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab agresi verbal siswa di MTs. Negeri 4
Bombana. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian yang dilakukan secara holistic. Informan dalam penelitian ini
adalah 1 guru BK, 1wali kelas dan 2 orang siswa MTs. Negeri 4 Bombana. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 250 siswa peneliti memeroleh 2 siswa yang mengalami agresif verbal. Faktor-faktor penyebab
agresi verbal siswa di MTs. Negeri 4 Bombana yaitu faktor internal (faktor frustasi, faktor gangguan
pengamatan, faktor gangguan berfikir, dan faktor gangguan perasaan/emosional) dan faktor eksternal (faktor
lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan sosial).

Kata Kunci: Agresi Verbal Siswa.

THE FACTORS CAUSING THE STUDENTS VERBAL AGGRESSION

ABSTRACT

The purpose of the research was to find out the factors causing the students verbal aggression of the public
Madrasah Tzanawiah (MTs) 4 Bombana. The purpose of this qualitative research was to understand the
phenomenon of what were experienced by the subjects of the research. The research was carried out
holistically. The informants of the research were 1 guidance and counseling teacher, 1 homeroom teacher, and
2 students of public MTs 4 Bombana. The findings of the research reveal that off 250 students, the
researchers finds that there are two students who has experienced by verbal aggressive. Factors causing the
students verbal aggressions of public MTs 4 Bomana are two factors; internal factors and external factors.
Internal factors include frustration, observing problem, thinking problem, and feeling and emotional problems.
External factors include family environment, school environment, and social environment.

Keywords: Students Verbal Aggression

Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae | 53


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

Pendahuluan diri sendiri. Agresi verbal adalah perilaku individu


Agresi verbal adalah tindakan yang yang menunjukkan ketidak mampuan mengontrol
mengarah kepada ujaran kebencian yang dilakukan emosi.
melalui ucapan atau penuturan lisan. Secara Masa perkembangan siswa merupakan masa
teoritis, perilaku agresif verbal adalah salah satu yang mudah bergejolak dan keguncangan karena
fenomena yang menunjukkan perilaku tidak dapat sifat emosionalnya masih labil. Masa remaja biasa
mengontrol emosi atau bersikap agresif, seperti dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”
kasar terhadap orang lain, suka bertengkar mulut, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi
memaki-maki, sering mengolok-olok dan sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
bertemperamen tinggi (Siwinarti, Tajri & widodo, Dalam masa transisi yang dialami remaja,
2012: 1). cenderung membawa dampak psikologis di
Agresi verbal terjadi karena tidak mampu samping membawa dampak fisiologis, perilaku
mengontrol emosi yang ada pada dirinya individu mereka cenderung berpikir pendek dan ingin cepat
sehingga menyebabkan pertengkaran mulut, dalam memecahkan berbagai permasalahan
menghina, mengolok-olok antara individu satu kehidupan.
dengan yang lainnya. Perilaku ini yang bertujuan Hurlock (2006: 208) mengemukakan bahwa
menyakiti perasaan orang atau individu lain. masa remaja dikatakan sebagai masa yang tidak
Perilaku tersebut sangat memengaruhi realitis. Masa ini merupakan salah satu perilaku
perkembangan siswa dalam berinteraksi antara menyimpang yang sering muncul di kalangan
sesama. Kemampuan dalam berinteraksi atau remaja, yaitu kurang mengontrol emosi dan mudah
komunikasi dapat dilihat dari cara bertutur kata untuk mengungkapkan dengan kemarahannya
antar individu satu dengan yang lainnya. Agresi melalui kata-kata kasar. Perilaku tersebut dikenal
verbal siswa dapat dilihat di lingkungan sekolah sebagai perilaku agresi verbal yakni perilaku yang
karena sekolah merupakan lingkungan pendidikan muncul dalam bentuk kata-kata kasar seperti
yang kedua untuk mengembangkan dirinya. menghina, teriak, bertengkar, kritikan, dan kata-
Lingkungan ini sangat berpengaruh dengan kata kasar lainnya. Perilaku ini tidak dapat
perkembangan dalam mengaktualisasikan diri dibiarkan karena dapat memengaruhi
siswa dan merupakan tempat bersosialisasi. Dalam perkembangan komunikasi siswa dalam
sosialisasi terdapat interaksi antara sesama siswa, bersosialisasi dan dapat menimbulkan perilaku
dalam interaksi tersebut dibutuhkan komunikasi agresi nonverbal.
yang sopan dari perkataan (verbal) namun ada Masalah agresi verbal tidak dapat dibiarkan
beberapa siswa yang tidak dapat mengontrol begitu saja, karena akan menimbulkan kekerasan
perkataannya sehingga dapat menyinggung fisik pada individu yang lain dan memengaruhi
perasaan teman, seperti “berbicara kotor”, perkembangan komunikasi siswa dalam
menghina teman dan sebagainya. Perilaku tersebut bersosialisasi. Bentuk perilaku siswa lainya yang
terjadi di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 4 merupakan agresi verbal adalah menggosip,
Bombana. menghina mengejek, bertengkar, marah-marah,
Berdasarkan penjelasan guru BK MTs berteriak, memboikot (tidak mau bicara),
Negeri 4 Bombana bahwa agresi verbal dialami memfitnah dan memaki.
oleh siswa adalah berperilaku tidak sesuai dengan Upaya pemberian bantuan terhadap masalah
norma yang berlaku di sekolah seperti berbahasa tersebut memerlukan keterangan yang jelas tentang
kasar, menghina, bertengkar, mengejek, marah- keadaan diri siswa yang sebenarnya, salah satunya
marah, dan berteriak. Perilaku siswa yang seperti adalah dengan mengetahui faktor-faktor penyebab
ini merupakan perilaku yang buruk di sekolah. siswa agresi verbal. Dengan cara itu maka proses
Hasil wawancara tersebut diperkuat dari catatan pemberian bantuan kepada siswa dapat benar-
kasus di sekolah seperti berbahasa kotor, benar menyelesaikan akar permasalahannya,
menghina, bertengkar, mengejek, marah-marah sehingga siswa dapat bebas dari masalah agresi
dan berteriak. verbal. Hal ini dapat mendorong penulis untuk
Agresi verbal merupakan perilaku yang melakukan penelitian guna mengungkapkan
dilakukan oleh individu dan menimbulkan dampak berbagai penyebab agresi verbal dalam sebuah
negatif pada individu yang lain. Perilaku ini penelitian dengan judul “Faktor-faktor Penyebab
merupakan kenakalan remaja yang harus Agresi Verbal Siswa di MTs. Negeri 4 Bombana”.
dikendalikan oleh orang tua, guru, masyarakat dan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-

54 | Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

faktor penyebab agresi verbal siswa di Madrasah verbal secara langsung, seperti tidak memberi
Tsanawiyah (MTs) Negeri 4 Bombana. dukungan dan tidak menggunakan hak suara.
Berkowitz (dalam Kurniawati dan Prattiwi, Selanjutnya, Baron (dalam Shaikh, dkk.
2014:508) menyatakan bahwa perilaku agresif 2014: 2) menyatakan jenis agresif verbal terdiri
verbal adalah bentuk perilaku atau aksi agresif dari 4 jenis, yakni:
yang diungkapkan untuk menyakiti orang lain, 1. Verbal-active-direct yaitu menghina atau
perilaku agresif verbal dapat berbentuk umpatan, merendahkan orang lain.
celaan, makian, ejekan, fitnahan dan ancaman 2. Verbal-active-indirect yaitu menyebarkan
melalui kata-kata. berbahaya rumor atau gosip tentang orang lain.
Myers (dalam Kulsum dan Jauhar, 2014: 3. Verbal-pasif-direct yaitu menolak untuk
245) menyebut agresif adalah perilaku fisik atau berbicara dengan orang lain, untuk menjawab
lisan yang disengaja dengan maksud untuk pertanyaannya.
menyakiti atau merugikan orang lain. Perilaku 4. Verbal-pasif-indirect yaitu gagal memebuat
agresif adalah perilaku yang menyerang, melukai, komentar verbal secara spesifik bila diperlukan.
meremehkan, merugikan, mengejek dan
memfitnah. Perilaku tersebut merupakan salah satu Metode Penelitian
fenomena perilaku yang menunjukkan Penelitian ini telah dilaksanakan di MTs.
ketidakmampuan mengontrol diri (emosi) sehingga Negeri 4 Bombana, yang bertempat tinggal di
berbuat kasar pada yang orang lain. kelurahan Dongkala. Peneilitin ini dilakukan dalam
Sears dkk (dalam Kulsum dan Jauhar, 2014: kurun waktu selama satu (1) bulan. Jenis penelitian
253), menyatakan bahwa perilaku agresif adalah ini adalah penelitian studi kasus kualitatif yang
perulaku yang memunyai maksud melukai dan bertujuan untuk menggambarkan atau mengetahui
lebih pasti terdapat perbuatan yang bermaksud secara mendalam mengenai faktor-faktor penyebab
melukai dan berdampak sungguh-sunguh melukai. agresi verbal siswa di MTs. Negeri 4 Bombana.
Berdasarkan definisi tersebut peneliti Peneliti memeroleh informasi dengan
menyimpulkan bahwa perilaku yang muncul dalam melakukan metode wawancara, yang dimana
bentuk kata-kata kasar seperti menghina, peneliti melakukan wawancara dengan 1 guru
bertengkar, marah-marah, mengejek dan berteriak Bimbingan dan Konseling, 1 wali di MTs. Negeri 4
merupakan agresi verbal. Bombana dan melanjutkan wawancara kepada 2
Buss (dalam Kurniawati dan Pratiwi, 2014: siswa di kelas VIII.2.
508) membagi jenis-jenis perilaku agresi verbal Langkah-langkah analisis data dalam
sebagai berikut: penelitian ini merujuk pada pandangan Miles dan
1. Agresi vebal aktif langsung, yaitu tindakan Huberman (dalam Sujarweni, 2014: 34) yakni
agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau sebagai berikut:
kelompok lain, seperti menghina, memaki, 1. Reduksi data. Reduksi data merupakan proses
marah dan mengumpat. pemilihan, pemusatan perhatian pada
2. Agresi verbal positif langsung, yaitu tindakan penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi
agresi verbal yang dilakukan oleh individu atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan
kelompok dengan cara berhadapan dengan tertulis yang diperoleh dilapangan. Langkah-
individu atau kelompok lain namun tidak terjadi langkah yang dilakukan adalah menajamkan
kontak verbal secara langsung seperti menolak analisis, menggolongkan ke dalam tiap
bicara atau bungkam. permasalahan melalui uraian singkat,
3. Agresi verbal aktif tidak langsung, yaitu mengarahkan, menghilangkan yang tidak perlu
tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh dan mengorganisasikan data sehingga dapat
individu atau kelompok lain dengan cara tidak ditarik dan diverifikasi. Tujuan penelitian
berhadapan secara langsung dengan individu dapat digunakan oleh peneliti adalah sebagai
atau kelompok lain yang menjadi targetnya, acuan dalam mereduksi data sehingga data yang
seperti menyebar fitnah dan mengadu domba. tidak sesuai dengan tujuan dapat direduksi.
4. Agresi verbal pasif tidak langsung, yaitu 2. Penyajian data. Pada proses ini peneliti
tindakan agresi verbal yang dilakukan oleh mengategorisasikan data yang menurut pokok
individu atau kelompok dengan cara tidak permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks
berhadapan dengan individu atau kelompok lain sehingga memermudah untuk melihat pola-pola
yang menjadi targetnya dan tidak terjadi kontak hubungan satu data dengan data

Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae | 55


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

lainnya. Penyajian data dapat dilakukan dalam tersebut cenderung berbicara kasar, menghina,
bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar bertengkar dan marah-marah.
kategori serta diagram alur. Penyajian data Dari hasil wawancara tersebut maka faktor
dalam bentuk tersebut memermudah peneliti frustasi merupakan faktor penyebab agresi
dalam memahami apa yang terjadi. Pada verbal pada siswa karena perasaan siswa
langkah ini, peneliti berusaha menyusun data dengan tindakan melawan dapat membuat ia
yang relevan sehingga informasi yang didapat senang.
disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk b. Faktor gangguan pengamatan atau tanggapan
menjawab masalah penelitian. Faktor gangguan pengamatan merupakan
3. Penarikan kesimpulan. Tahap ini merupakan faktor penyebab yang merujuk pada penglihatan
tahap penarikan kesimpulan dari kegiatan dan tanggapan yang tidak baik sehingga
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah menjadi pendorong untuk berbicara kasar,
direduksi dan disajikan secara sistematis akan menghina, bertengkar, dan marah-marah, hal ini
disimpulkan sementara. Penarikan kesimpulan biasanya membuat individu mendapatkan
atau verifikasi adalah usaha untuk memahami teguran atau hukuman.
makna, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur Berdasarkan hasil wawancara pada siswa
sebab akibat. Kesimpulan dalam penelitian yang berbicara kasar, menghina, bertengkar dan
kualitatif merupakan temuan baru dimana dapat marah-marah dikemukakan bahwa siswa
memberikan gambaran suatu objek yang tersebut tidak senang diganggu, dikritik dan ia
sebelumnya masih samar-samar sehingga beranggapan bahwa ketika ia melakukan hal
setelah diteliti menjadi jelas (tidak samar- tersebut tidak akan diganggu oleh temannya
samar). sehingga siswa tersebut sering berbahasa kasar,
menghina, mengejek dan marah-marah.
Kesimpulan yang dihasilkan dalam Penjelasan tersebut sesuai dengan
penelitian ini diarahkan untuk menjawab seluruh keterangan guru wali kelas yang diperoleh
permasalahan penelitian dan memberikan melalui wawancara, guru wali kelas
gambaran tentang faktor-faktor penyebab agresi mengemukakan bahwa apa yang dikemukakan
verbal siswa di MTs. Negeri 4 Bombana. siswa tersebut benar karena siswa yang
bersangkutan tidak suka digangu. Keterangan
Hasil Penelitian dan Pembahasan ini dapat didukung dengan hasil wawancara
Hasil Penelitian kepada guru bimbingan dan konseling yang
1. Faktor internal mengemukakan bahwa apa yang dikemukakan
a. Faktor frustasi siswa benar karena dari pertanyaan guru
Faktor frustasi merupakan faktor yang Bimbingan dan Konseling yang diberikan
meliputi perasaan kecewa yang dapat kepada siswa seputar dengan perilaku yang
menyebabkan terjadinya agresi verbal. Perasaan dialami, siswa mengemukakan bahwa agar
tersebut secara otomatis akan menjadi tidak diganggu oleh temannya maka ia melawan
pendorong atau penyebab seseorang berbicara dengan cara berbahasa kasar, menghina,
kasar, menghina, bertengkar, mengejek, marah- mengejek dan marah-marah.
marah (agresi verbal) terhadap orang lain. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
Faktor frustasi ini dapat menyebabkan siswa disimpulkan bahwa faktor gangguan
bertindak agresi karena disebabkan adanya pengamatan atau tanggapan dapat disebut
perasaan kecewa atau perasaan marah terhadap sebagai penyebab agresi verbal karena adanya
individu lain sehingga melampiaskan dengan tanggapan siswa yang baik tentang sifat
cara berbicara kasar, bertengkar dan menghina. melawan sehingga mendorong siswa berbicara
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui kasar, menghina, mengejek dan marah-marah.
wawancara pada siswa yang bersangkutan
dikemukakan bahwa dengan berbicara kasar, c. Faktor gangguan perfikir atau intelegensi
bertengkar, mengejek dan marah-marah dapat Faktor gangguan berfikir merupakan
menghilangkan perasaan kecewa atau tersakiti pemikiran dan kepercayaan yang tidak baik dan
terhadap teman-temannnya (merasa senang) dan dapat menyebabkan berbahasa kasar, menghina,
akan melawan ketika diganggu, sehingga bertengkar, mengejek dan marah-marah.
dengan adanya perasaan senang maka siswa Pemikiran tersebut dapat mendorong seseorang

56 | Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

berbahasa kasar pada orang lain. Berdasarkan marah-marah dengan adiknya di rumah dan
informasi yang diperoleh dari siswa melalui sering juga di marahi oleh ibunya.
wawancara dikemukakan bahwa siswa yang Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan
berbicara kasar dan marah-marah dapat bahwa faktor lingkungan keluarga dapat
menolong dirinya karena ia dapat melawan memengaruhi siswa berperilaku agresi verbal
ketika diganggu dan tidak merasa ada masalah, karena tidak memiliki hubungan komunikasi
sehingga ia cenderung berbahasa kasar, yang baik dalam rumah, khususnya komunikasi
menghina, bertengkar, mengejek dan marah- kepada adik.
marah. b. Faktor lingkungan sekolah
Hasil wawancara menunjukkan gangguan Faktor lingkungan sekolah merupakan faktor
berfikir atau intelegensi merupakan faktor yang sangat berpengaruh kepada siswa saat
penyebab agresi verbal pada siswa karena berada di lingkungan sekolah, sehingga siswa
muncul pemikiran siswa yang tidak baik memiliki karakter yang berbeda khususnya
sehingga berbahasa kasar, menghina, dalam berinteraksi dengan teman dan guru.
bertengkar, mengejek dan marah-marah dapat Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
menolong dirinya ketika diganggu. wawancara kepada siswa diketahui bahwa ia
d. Faktor perasaan atau emosi berbahasa kasar, mengejek, berteriak dan
Faktor perasaan atau emosi merupakan marah-marah karena sering diganggu oleh
perasaan yang dapat meyebabkan siswa teman sehingga ia mudah tersinggung.
berbahasa kasar dan marah-marah, jika Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
perasaan ini diikutkan maka tidak akan ada bahwa faktor lingkungan sekolah merupakan
komunikasi yang baik dalam berinteraksi antara penyebab agresi verbal karena di sekolah
individu yang satu dengan yang lain. terdapat teman yang sering mengganggu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui c. Faktor lingkungan sosial (masyarakat)
wawancara kepada siswa yaitu ia Faktor lingkungan sosial merupakan faktor
mengemukakan bahwa dengan adanya perasaan lingkungan yang dapat memengaruhi seseorang
emosi terhadap teman baiknya ia langsung dimana ia beradaptasi. Lingkungan ini didapat
keluarkan dengan cara marah-marah dan di luar sekolah, seperti dalam pergaulan sehari-
berbicara kasar, sehingga setelah ia marah- hari. Lingkungan tersebut sangat berbengaruh
marah perasaannya akan senang. Dari hasil terhadap seseorang apabila berada di
wawancara tersebut maka faktor gangguan lingkungan yang kurang baik, sehingga jika
perasaan atau emosi merupakan penyebab tetap beradaptasi di lingkungan tersebut maka
agresi verbal siswa karena emosi siswa jika akan menimbulkan hal yang tidak baik,
diikutkan akan membuat ia senang. khusunya cara berinteraksi dengan baik.
Dari beberapa faktor tersebut dapat Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
disimpulkan sebagai penyebab agresi verbal wawancara kepada siswa, ia mengemukakan
karena adanya perasaan marah pada siswa dan bahwa banyak teman di luar sekolah yang
dapat dilihat dari perilaku siswa yang mudah komunikasinya kurang baik, dalam hal ini suka
tersinggung dan tidak sependapat dengan teman berbahasa kasar, marah-marah, menghina,
di sekolah. mengejek dan berteriak. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial
2. Faktor eksternal (masyarakat) penyebab agresi verbal siswa
a. Faktor lingkungan keluarga karena terbiasa berteman dengan orang yang
Lingkungan keluarga merupakan faktor suka berbahasa kasar, marah-marah, menghina,
lingkungan yang sangat dekat dan berpengaruh mengejek dan berteriak.
kepada setiap orang. Faktor tersebut mudah
untuk memengaruhi perilaku siswa karena Pembahasan
lingkungan keluarga merupakan lingkungan Agresif verbal adalah salah satu fenomena
pertama mendapatkan didikan yang biasa yang menunjukkan peLaku tidak dapat mengontrol
disebut dengan didikan orang tua. Berdasarkan emosi atau bersikap agresif, seperti kasar terhadap
informasi yang diperoleh melalui wawancara orang lain, suka bertengkar mulut, memaki-maki,
kepada siswa yang agresi verbal yaitu ia sering mengolok-olok dan bertemperamen tinggi
mengemukakan bahwa sering bertengkar, (Siwinarti, Tarji & Widodo, 2012: 1). Agresi

Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae | 57


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

verbal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu perhatian bahwa jika memertahankan diri tidak
faktor internal (faktor dari dalam diri) yang terdiri senang dengan kritikan maka akan sulit untuk
dari faktor frustasi, faktor gangguan pengamatan berkembang dan maju.
atau tanggapan, faktor berfikir atau intelegensi dan Faktor ketiga yaitu faktor gangguan berfikir
faktor gangguan perasaan atau emosi, sedangkan atau intelegensi, faktor berfikir meliputi pemikiran
faktor eksternal (faktor dari luar diri) yang terdiri dan kepercayaan yang tidak baik dan dapat
dari faktor lingkungan keluarga, lingkungan menyebabkan berbahasa kasar, menghina,
sekolah dan lingkungan sosial (masyarakat). bertengkar, mengejek dan marah-marah.
Beberapa faktor penyebab agresi verbal pada siswa Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
MTs. Negeri 4 Bombana yaitu faktor internal yang wawancara kepada siswa yang bersangkutan yaitu
terdiri dari faktor frustasi, faktor gangguan siswa berbicara kasar, menghina, bertengkar dan
pengamatan atau tanggapan, faktor gangguan marah-marah karena ia merasa pikiran yang tenang
berfikir atau intelegensi dan faktor gangguan dan puas ketika membalas teman yang
perasaan atau emosi dan faktor eksternal yang mengganggu, maka dengan hal tersebut, pihak
terdiri dari faktor lingkungan keluarga, faktor sekolah khususnya guru bimbingan dan konseling
lingkungan sekolah dan faktor lingkungan sosial dan wali kelas perlu memberikan pemahaman dan
(masyarakat). himbauan bahwa dengan tindakan yang ia lakukan
Faktor penyebab agresi verbal siswa MTs. akan menimbulkan dampak negatif bagi orang lain
Negeri 4 Bombana yang pertama adalah faktor maupun bagi diri sendiri.
frustasi. Faktor frustasi meliputi perasaan kecewa Faktor keempat yaitu faktor gangguan
yang dapat menyebabkan terjadinya perilaku agresi perasaan, yaitu adanya perasaan yang tidak baik
verbal. Perasaan tersebut secara otomatis akan dan menyebabkan munculnya pertengkaran,
menjadi pendorong atau penyebab seseorang amarah, ejekan dan hinaan. Berdasarkan hasil
berbicara kasar, menghina, bertengkar, mengejek, wawancara siswa, ia berbicara kasar, bertengkar,
marah-marah (agresi verbal) terhadap orang lain. marah-marah, mengejek, menghina karena ia
Siswa yang agresi verbal merasa senang karena ia diboikot oleh teman sehingga perasaannya makin
dapat melawan dengan cara berbicara kasar, emosi. Selain dari faktor internal, ada faktor
bertengkar, mengejek dan marah-marah terhadap eksternal yaitu faktor lingkungan keluarga, faktor
teman untuk menghilangkan perasaan kecewa, lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan sosial
sehingga dengan perasaan inilah yang membuat (masyarakat). Faktor eksternal sangat berpengaruh
siswa untuk terus berbahasa kasar, menghina, terhadap perilaku siswa dalam beradaptasi di setiap
mengejek dan marah-marah. Dengan adanya lingkungan ia berada, khususnya dalam dalam
perasaan seperti ini pada diri siswa maka pihak berintaraksi.
sekolah khususnya wali kelas dan guru Bimbingan Perilaku siswa disebut agresi verbal karena
dan konseling perlu memberikan perhatian dan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal
himbauan bahwa berbahasa kasar, menghina, yang terdiri dari faktor frustasi, faktor gangguan
mengejek dan marah-marah dapat menyebabkan tanggapan, faktor gangguan berfikir, dan faktor
dampak negatif pada orang lain dan pada diri gangguan perasaan dan faktor eksternal yang
sendiri dan jika diikutkan secara terus menerus terdiri dari faktor lingkungan keluarga, faktor
maka ia tidak akan bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekolah dan faktor lingkungan sosial
baik dalam bersosialisai di lingkungan sekitarnya. masyarakat. Hal ini dilihat dari cara
Faktor kedua yaitu faktor gangguan komunikasinya dengan bahasa kasar, marah-
pengamatan atau tanggapan, faktor gangguan marah, menghina, mengejek individu lain,
pengamatan merujuk pada penglihatan dan khususnya teman di sekolah. Perilaku siswa
tanggapan yang tidak baik sehingga menjadi muncul karena adanya perasaan kecewa atau
pendorong untuk berbicara kasar, menghina, marah yang disebabkan karena mudah tersinggung
bertengkar dan marah-marah, hal ini biasanya pada teman sehingga melampiaskan dengan cara
membuat individu mendapatkan teguran atau tersebut dan setelah melampiaskan amarahnya
hukuman. Siswa berperilaku tersebut karena ia siswa yang agresi merasa senang dan tenang.
merasa tidak senang diganggu dan dikritik Perilaku siswa jika dibiarkan dapat menimbulkan
sehingga ia berbicara kasar, menghina, mengejek dampak negatif bagi individu lain maupun bagi diri
dan marah-marah. Dengan hal seperti ini, maka sendiri.
guru bimbingan dan konseling perlu memberikan

58 | Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

Adapun dampak dari perilaku agresi verbal Daftar Pustaka


yaitu: Bekiari. (2014). Verbal Aggressiveness And
1. Orang lain akan takut dan menghindar. Leadership Style Of Sports Instructors And
2. Orang lain akan membenci. Their Relationship With Athletes’ Intrisic
3. Orang lain mungkin akan membalas. Motivation. Universitas Thessaly, Jurnal
4. Tidak mampu berkomunikasi dengan baik Pendidikan Kreatif Vol. 5, No. 2, Hal. 114-
dalam bersosialisasi. 121.
5. Dapat merusak citra diri.
Chaq. (2015). Religiusitas, Kontrol Diri dan
Kesimpulan dan Saran Agresivitas Verbal Remaja. Skripsi.
Kesimpulan Universitas Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai faktor-faktor penyebab Damayanti dan Aeni. (2016). Efektivitas Konseling
agresi verbal siswa di MTs. Negeri 4 Bombana, Behavioral Dengan Teknik Modeling Untuk
dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor Mengatasi Perilaku Agresif Pada Peserta
penyebab agresi verbal adalah sebagai berikut: Didik Di SMP Negeri 07 Bandar Lampung.
1. Faktor internal IAIN Raden Intan Lampung, Jurnal
Faktor internal terdiri atas faktor frustasi, Bimbingan dan Konseling 03 (1).Hal. 1-10.
faktor gangguan tanggapan, gangguan berfikir
dan gangguan perasaan. Faktor frustasi muncul Daryanto dan Farid. (2015). Bimbingan Konseling
karena adanya perasaan marah, faktor gangguan Panduan Guru Bk Dan Umum. Yogyakarta:
tanggapan dapat menyebabkan siswa agresi Gava Media.
verbal siswa karena tidak menerima kritikan/
saran kemudian berfikiran untuk melawan. Hamilton. (2012). Verbal Aggression:
Kemudian gangguan perasaan muncul karena Understanding the Psychological
adanya perasaan marah pada diri yang selalu Antecedents and Social Consequences.
mendorong siswa berbicara kasar. Universitas connecticut, storrs, CT, USA,
2. Faktor eksternal Jurnal psikologi bahasa dan sosial 31
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar (1).Hal. 5-12.
diri siswa yang terdiri dari faktor lingkungan
keluarga, sekolah dan faktor lingkungan sosial Hurlock, E.B. (2006). Psikologi Perkembangan:
masyarakat. Dari ketiga lingkungan tersebut Suatu Rentang Pendekatan Sepanjang
merupakan penyebab siswa agresi verbal karena Rentang Kehidupan (Edisi Ke 5). Jakarta:
adanya hubungan yang tidak baik dalam Erlangga.
lingkungannya.
Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta:
Saran Kharisma Putra Utama.
1. Bagi kepala sekolah, harus berupaya untuk
meningkatkan lingkungan sekolah yang Khiyaroh. (2017). Sukses Bersikap Tegas Dengan
kondusif, misalnya mengadakan kegiatan OSIS Siapa Saja, Kapan Saja Dan Dimana Saja.
(rekreasi) karena salah satu penyebab agresi Yogyakarta: PT. Anak Hebat Indonesia.
verbal adalah lingkungan.
2. Bagi wali kelas, dapat lebih melakukan upaya Kulsum dan Jauhar. (2014). Pengantar Psikologi
pencegahan terhadap agresi verbal dan dapat Sosial. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
memberikan perhatian pada siswa mengenai
cara berkomunikasi dengan baik dalam Kurniawati dan Prattiwi. (2014). Implementation
berinteraksi. On Group Counseling Cognitive Behavior
3. Bagi guru bimbingan dan konseling, dengan To Reduce Agresive Verbal Behavior Of
mengetahui faktor-faktor penyebab agresi Students In Class VII-SMPN I Ngunut
verbal, guru Bimbingan dan konseling dapat Tulungagung. Universitas Negeri Surabaya.
lebih meneliti masalah yang dialami siswa agar Tesis Bimbingan Dan Konseling.
dapat diberikan layanan yang tepat dan bersifat
kuratif.

Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae | 59


Jurnal BENING Volume 4 Nomor 1 Januari 2020

Nurtjahyo dan Matulessy. (2013). Hubungan


Kematangan Emosi Dan Konformitas
Terhadap Agresivitas Verbal. Universitas
Surabaya. Jurnal Psikologi Indonesia Vol. 2,
No. 3, Hal. 223-231.

Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan Dan


Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Restu dan Yusri. (2013). Studi Tentang Perilaku


Agresif Siswa Di Sekolah. Universitas
Negeri Padang. Jurnal Ilmiah Konseling
Vol. 2, No. 1, Hal. 243-249.

Shaikh, dkk. (2014). Physical And Verbal


Aggressive Behaviour Pattern Among
School Children In Urban Area Of North
Kartanaka: A Cross Sectional Study. Jurnal
JKIMSU Vol.3, No. 2, Hal 1-8.

Siwinarti, dkk. (2012). Model Bimbingan


Kelompok Dengan Teknik Fun Game Untuk
Mengurangi Perilaku Agresif Verbal.
Universitas Semarang. Tesis Bimbingan
Konseling.

Sujarweni. (2014). Metodologi Penelitian.


Yogyakarta: PT. Pustaka Baru Pres.

Susantyo. (2011). Memahami Perilaku Agresif:


Sebuah Tinjauan Konseptual. Informasi Vol.
16, No. 3, Hal 189-202.

Trisnawati. (2014). Faktor-Faktor Yang


Mempengruhi Perilaku Agresif Remaja Di
SMK Negeri 2 Pekanbaru. Universitas Riau,
JOM Psik Vol.1, No. 2, Hal. 2-3.

60 | Haslinda, Jahada, Dodi Priyatmo Silondae

Anda mungkin juga menyukai