Anda di halaman 1dari 16

KARYA ILMIAH

PENGARUH BURUK BULLYING VERBAL BAGI SISWA DI SEKOLAH

GURU PEMBIMBING:

Yulvita, S.Pd

DISUSUN OLEH:

Dwigita Grabriela Sitanggang

XI MIPA 2

SMA NEGERI BINAAN KHUSUS KOTA DUMAI


TAHUN PELAJARAN 2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkankan
nikmat, serta bertkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia tepat
waktu. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada guru pembimbing yang selalu memberikan dukungan
dan bimbingannya.

Makalah ini penulis buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Bahasa Indonesia. Tak hanya itu,
makalah ini disusun sebagai bentuk pemahaman terhadap suatu materi yang dianggap penting dan
relevan. Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk menggali lebih dalam, mengurai, dan
menyajikan informasi yang dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Walaupun demikian,
penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan informasi dan ilmu yang
bermanfaat bagi kita semua. Semoga ilmu yang terkandung dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat pada umumnya. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.

Dumai, Maret 2024

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang Masalah 1


2. Rumusan Masalah 2
3. Tujuan Penulisan 2
4. Manfaat Penulisan 2
5. Metode Penelitian 3
6. Waktu dan Tempat 3
7. Sistematika Penulisan 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS 4

1. Bullying 4
2. Bentuk-bentuk Bullying 5

BAB III PEMBAHASAN 7

1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Terjadinya Bullying 7


2. Dampak Bullying Verbal bagi Perkembangan Sosial Siswa 10
3. Contoh-contoh dari Bullying Verbal 10
4. Cara Mengatasi Bullying Verbal 11
5. Cara Mencegah Bullying Verbal 11

BAB IV PENUTUP 12

1. Kesimpulan 12
2. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA iii

LAMPIRAN iv

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Pada masa sekarang, sudah banyak bentuk bully yang terjadi hampir di seluruh Indonesia. Salah satu
yang terbanyak terjadi pada kalangan anak remaja atau anak sekolah. Banyak dari pelaku pembully-an
merasa bahwa mereka tidak merasa melakukan hal tersebut, karena mereka merasa hanya melakukan
suatu candaan terhadap korban.

Bully atau bullying adalah suatu tindakan agresif yang dilakukan secara berulang yang dilakukan
oleh satu kelompok pada satu individu tertentu. Bullying biasanya ditujukan untuk individu yang dinilai
lebih lemah atau berada di antara kebanyakan individu lainnya.

Bullying dapat berupa verbal dan non verbal. Salah satu perilaku bully yang paling banyak dilakukan
oleh remaja atau siswa adalah pembully-an secara verbal atau juga secara lisan. Bullying secara verbal
adalah bentuk pelecehan atau intimidasi yang dilakukan secara verbal dengan menggunakan kata-kata,
bahasa tubuh, untuk merendahkan dan menghina seseorang.

Maraknya kasus bullying verbal yang terjadi di lingkungan sekolah memberi pengaruh tersendiri
terhadap perkembangan perilaku siswa, khususnya dalam membentuk karakter siswa. Bullying verbal
dapat memberikan dampak buruk bagi korban dan pelakunya.

Dampak bagi korban seperti kepercayaan diri yang rendah, tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi
dengan baik, mudah marah, dan cenderung menjadi pemurung. Namun dilapangan ditemukan bahwa
tidak semua siswa menanggapi bullying verbal dengan serius, bahkan siswa cenderung cuek dan
menganggap bullying verbal sebagai hal yang lumrah.

Dengan berkembangnya bullying verbal di kalangan siswa sekolah menyebabkan banyak siswa-siswa
yang takut untuk mengekspresikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu, dengan diadakan penelitian
tentang pengaruh buruk bullying bagi siswa di sekolah maka diharapkan para siswa dan khususnya anak
remaja mengetahui pengaruh buruk dari pembully-an secara verbal.

1. Rumusan Masalah
1. Apakah faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya bullying?
2. Bagaimanakah dampak bullying verbal bagi perkembangan sosial siswa?
3. Apa-sajakah contoh-contoh dari bullying verbal?
4. Bagaimanakah cara mengatasi bullying verbal?
5. Bagaimanakah cara mencegah bullying verbal?

1. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya bullying
2. Untuk mengetahui dampak bullying verbal bagi perkembangan sosial siswa
3. Untuk mengetahui contoh-contoh dari bullying verbal
4. Untuk mengetahui cara mengatasi bullying verbal
5. Untuk mengetahui cara mencegah bullying verbal
1. Manfaat Penelitian
1. Bagi pembaca. Dapat digunakan sebagai bahan masukan pembaca untuk menambah
pengetahuan tentang dampak buruk bullying verbal bagi siswa di sekolah.
2. Bagi penulis. Dapat menjadi informasi berharga bagi penulis guna menciptakan tulisan yang
lebih bermanfaat bagi masyarakat untuk bisa mengetahui bagaimana dampak buruk bullying
verbal bagi siswa di sekolah

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan hasıl yang sesuai dalam
mengidentifikasi persoalan ini, yaitu:

1. Studi Pustaka, yaitu dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan bullying dan
berbagai dampaknya
2. Angket, yaitu dengan cara menyebarkan angket berupa link formulir kepada masyarakat ter-
khususnya kepada siswa/i.

1. Waktu dan Tempat

Waktu penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan. Dan tempat dilakukan penelitian
adalah SMA NEGERI BINAAN KHUSUS KOTA DUMAI.

1. Sistematika Penulisan

Penelitian karya ilmiah ini dimulai dari BAB I yang meliputi latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, waktu dan tempat, sistematika. Dilanjutkan
dengan BAB II yang meliputi tinjauan teoritis. BAB III meliputi pembahasan masalah. BAB IV berisi
kesimpulan dan saran.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
1. Bullying

Perundungan berasal dari Bahasa Inggris, yaitu “bull” yang memiliki pengertian banteng yang senang
menanduk kemana saja. Arti kata “bully” menurut Bahasa Indonesia adalah perundungan. Dalam Kamus
Lengkap Bahasa Indonesia (Desi Anwar, 2015: 426) kata rundung memiliki arti mengganggu,
menyusahkan, dan mengusik terus-menerus.

Secara etimologis kata “bully” berarti gertakan, seseorang yang mengganggu yang lemah. Penindasan
dalam Bahasa Indonesia disebut “menyakat” yang berarti mengusik, mengganggu, dan mengalangi orang
lain. Menurut data KPAI pada tahun 2018, kasus bullying dan kekerasan fisik masih menjadi kasus yang
mendominasi pada bidang pendidikan.

Menurut Ken Rigby, bullying adalah sebuah hasrat untuk menyakiti orang lain. Aksi ini dilakukan
secara langsung oleh seseorang atau kelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya
berulang, dan dilakukan dengan senang (Ponny Retno Astuti 2008, 3).

Definisi bullying sendiri, menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak adalah kekerasan fisik dan
psikologis berjangka panjang yang dilakukan seseorang atau kelompok terhadap seseorang yang tidak
mampu mempertahankan diri. Dapat dikatakan pula bullying adalah tindakan yang dilakukan seseorang
secara sengaja membuat orang lain takut atau terancam sehingga menyebabkan korban merasa takut,
terancam, atau setidak-tidaknya tidak bahagia (Fitrian Saifullah 2016, 204).

Bullying termasuk dalam perilaku menyimpang. Menurut James W. Van Der Zanden perilaku
menyimpang pada masyarakat dapat disebabkan beberapa faktor. Pertama, kelonggaran aturan dan
norma yang berlaku di wilayah tersebut. Kedua, sosialisasi yang kurang sempurna sehingga sosialisasi
yang terjadi cenderung kepada subkebudayaan yang menyimpang (Jokie MS Siahaan 2010, 63).

Bullying termasuk ke dalam kekerasan yang bersifat psikologis, karena secara tidak langsung bullying
mempengaruhi mental orang yang di bully. Bullying merupakan aktivitas sadar, disengaja, dan bertujuan
untuk melalui ancaman agresi lebih lanjut, dan menciptakan teror yang didasari oleh ketidakseimbangan
kekuatan, niat untuk mencenderai, ancaman agresi lebih lanjut, teror, yang dapat terjadi jika penindasan
meningkat tanpa henti. Berdasarkan definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bullying adalah
perilaku menyimpang yang dilakukan dengan sengaja oleh seseorang yang lebih kuat terhadap orang yang
lemah dengan tujuan untuk mengancam, menakuti, atau membuat korbannya tidak bahagia (Nissa Adila
2009, 58).

1. Bentuk-Bentuk Bullying

Bullying merupakan perilaku yang disengaja untuk menyakiti atau melukai korbannya baik secara
jasmani dan rohani. Menurut Sullivan, menggolongkan dua bentuk bullying sebagai berikut:

Fisik.
Contohnya adalah menggigit, menarik rambut,memukul, menendang, dan mengintimidasi korban di
ruangan atau dengan mengitari, memelintir, menonjok, mendorong, mencakar, meludahi, dan merusak
kepemilikan korban, penggunaan senjata tajam dan perbuatan kriminal.

Non-Fisik

Dalam non-fisik terbagi lagi menjadi verbal dan nonverbal

1. Verbal

Contohnya adalah panggilan telepon yang meledek, pemalakan, pemerasan, mengancam, menghasut,
berkata jorok, berkata menekan, dan menyebarluaskan kejelekan korban

1. Non-verbal

Non-verbal terbagi lagi menjadi langsung dan tidak langsung (Ponny Retno Astuti 2008, 22), sebagai
berikut:

1. Langsung, contohnya melalui gerakan tangan, kaki, atau anggota badan lainnya dengan
cara kasar, menatap dengan tajam, menggeram, hentakan mengancam, atau menakuti.
2. Tidak langsung, contohnya manipulasi pertemanan, mengasingkan, tidak
mengikutsertakan, mengirim pesan menghasut, dan curang.

Menurut Yayasan Sejiwa, bentuk-bentuk bullying dapat dikelompokkan dalam tiga kategori
(Muhammad 2009, 232), yaitu:

Bullying fisik, meliputi tindakan: menampar, menimpuk, menginjak kaki, menjegal, meludahi,
memalak, melempar dengan barang, serta menghukum dengan berlari keliling lapangan atau push
up.
Bullying verbal, terdeteksi karena tertangkap oleh indera pendengaran, seperti memaki, menghina,
menjuluki, meneriaki, memalukan di depan umum, menuduh, menyebar gossip dan menyebar fitnah.
Bullying mental atau psikologis, merupakan jenis bullying paling berbahaya karena bullying bentuk
ini langsung menyerang mental atau psikologis korban, tidak tertangkap mata atau pendengaran,
seperti memandang sinis, meneror lewat pesan atau sms, mempermalukan, dan mencibir.

Sementara menurut Beane, menyebutkan bahwa bullying terdiri dari beberapa bentuk diantaranya
bentuk fisik, verbal, sosial serta rasional (Allan Beane 2008, 3–7), sebagai berikut:

a. Bullying fisik

Bullying fisik diantaranya adalah: memukul, menampar, menyikut, membanting, memaksa, mendorong,
menendang, mengambil atau mencuri, atau menghancurkan barang-barang, mencubit, menyerang
dengan ludah, mengacam dan bahasa tubuh yang mengintimidasi.

a. Bullying verbal
Bullying verbal yang lebih menyakitkan dari bullying fisik. Kebanyakan bullying fisik diikuti dengan
bullying verbal. Contoh dari bullying verbal adalah: memberikan julukan, memberikan komentar
menghina dan mengejek, menggoda secara berulang, memberikan komentar rasis dan melecehkan,
mengancam dan mengintimidasi, menggosipkan seseorang di belakangnya.

a. Bullying sosial dan rasional

Beberapa contoh dari bully jenis ini adalah: menghancurkan dan memanipulasi hubungan,
menghancurkan reputasi, menolak atau mengisolasi seseorang, mempermalukan dan menghina, bahasa
tubuh yang negatif dan mengancam, menyakiti atau menyebarkan catatan, cyber bullying.

BAB III

PEMBAHASAN

Bullying merupakan masalah sosial yang sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Dan
bullying juga bukan merupakan sesuatu yang baru di dunia pendidikan. Tindakan bullying banyak terjadi
di dalam ranah pendidikan baik dilakukan oleh anak sekolah maupun mahasiswa. Ada beberapa faktor
yang menjadi penyebab terjadinya tindakan bullying antara lain faktor dari keluarganya, faktor media
massa dan juga faktor peer group atau teman sebaya. Tiga faktor tersebut merupakan faktor yang paling
kuat mempengaruhi tindakan bullying siswa.

1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Bullying

Faktor Keluarga

Pada dasarnya, Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangan seorang anak, sehingga peran dan fungsi keluarga menjadi sangat penting dan
bertanggung jawab terhadap tumbuh kembang anak. Dalam hal peran dan fungsi orangtua terhadap
anak, sangat berhubungan dengan pola pengasuhan orangtua terhadap tumbuh kembang anaknya. Hal
ini berhubungan dengan teorifaktor otangtua sebagai penyebab bullying yakni ada 3 pola asuh orangtua
terhadap anak, antara lain: otoriter, permisif dan demokratis. Otoriter artinya pola pengasuhan yang
memaksakan kehendak dan peraturan dari orangtua, permisif artinya pola pengasuhan orangtua yang
serba membolehkan atau juga mengizinkan, sedangkan demokratis adalah mendorong anak untuk
mandiri namun masih menempatkan batas dan kendali pada anak. Pola asuh orang tua ini sangat
mempengaruhi perilaku bullyng siswa di sekolah. Keluarga atau orangtua merupakan lingkungan pertama
tempat anak belajar berbagai pengetahuan, nilai, norma dan sebagainya, sehingga keluarga akan
membentuk kepribadian dari anak tersebut. Kepribadian dari seorang anak sangat dipengaruhi oleh
bagaimana cara dan corak orang tua memberikan pendidikan, pengasuhan dan bimbingannya.
Keluargalah yang paling bertanggungjawab atas penanaman norma- norma masyarakat dalam diri para
anggotanya secara individual. Apabila keluarga tidak berhasil mendidik para anggotanya untuk mematuhi
norma-norma, maka terjadilah perilaku menyimpang.

Dalam penelitian penulis berupa penyebaran angket, 18 orang dari 25 orang menyetujui bahwa
keluarga merupakan salah satu faktor terjadinya bullying. Ini membuktikan bahwa perilaku orang tua
atau perilaku keluarga terhadap seorang anak di rumah mempengaruhi kepribadian sosial seorang anak
yang membuat mereka tertekan bahkan membuat mereka di bully oleh orang-orang sekitar mereka selama
bersekolah.

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa, perilaku bullying berawal dari sosialisasi yang
tidak sempurna yang berawal dari keluarganya. sosialisasi yang tidak sempurna ini akan menyebabkan
anak mempelajari perilaku menyimpang salah satunya adalah tindakan bullying. Perilaku menyimpang
merupakan hasil dari proses belajar yang dia lihat dari interaksi dengan orang- orang terdekatnya.

Faktor Media Massa

Jika kita melihat di layar kaca, saat ini tontonan yang kurang mendidik malah di jadikan tuntunan
bagi para remaja yang sedang mencari jati diri. Adegan-adegan kekerasan dalam sebuah sinetron
merupakan tontonan yang sangat tidak mendidik tapi malah ditiru oleh para remaja kebanyakan. Banyak
sekali aksi bullying yang di tonjolkan dalam sebuah adegan tersebut, baik itu bersifat bullyverbal maupun
fisik. Mulai dari yang paling sederhana contohnya menghasut seseorang, mengucilkan, intimidasi, sampai
pada tindakan kekerasan contohnya memukul, menjambak, menapar, berkelahi dan lain sebagainya.
Terkait dengan hal tersebut, remaja adalah yang paling mudah dipengaruhi dengan adegan-adegan yang
dia lihat di televisi dan bahkan mempraktekannya. Mirisnya lagi tayangan sinetron yang
mempertontonkan adegan perkelahian kebanyakan diperankan juga oleh anak usia remaja, sehingga
menimbulkan pemikiran bagi para remaja yang melihatnya bahwa permusuhan dan perkelahian adalah
sesuatu yang keren untuk dilakukan.

Tayangan sinetron yang sedang menyedot peratian remaja saat ini adalah sinetron yang di tayangkan
di salah satu televisi swasta, mereka menayangkan segerombolan para remaja dengan geng motornya yang
suka mencari masalah dan berkelahi dengan geng motor lainnya dan perkelahian itu terjadi secara terus
menerus. Sangat miris tentunya melihat tayangan seperti ini, seharusnya pertelevisian Indonesia
menyuguhkan tayangan yang edukatif demi memotivasi remaja untuk menjadi yang lebih baik dan
berguna bagi lingkungannya. Tidak mempertontonkan hal-hal negatif seperti permusuhan dan
perkelahian yang malah di tiru oleh banyak remaja. Bahkan tontonan yang kurang mendidik seperti itu
tapi mendapatkan rating yang sangat tinggi, hal ini membuktikan bahwa tontonan seperti itu justru
digemari oleh para penonton khususnya oleh penonton remaja.

Faktor Teman Sebaya


Pada masa remaja, terjadilah proses pencarian jati diri dimana remaja banyak melakukan interaksi
dengan lingkungan sosialnya, dan sekolah merupakan salah satu tempat yang terdekat dari remaja untuk
bersosialisasi, sehingga remaja banyak menghabiskan waktu di sekolah. Mulai dari memahami mata
pelajaran yang di berikan guru, sampai memenuhi kebutuhan bersosial bersama teman-temannya.
Pengaruh teman sebaya merupakan pengaruh yang cukup dominan terhadap tindakan bullying, karena
remaja akan menghabiskan waktunya bersama teman-teman sebayanya, remaja akan banyak
menghabiskan waktu di sekolahnya, maka dari itu, teman sebaya memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap perilaku bullying siswa.

Remaja identik dengan pencarian jati diri, mereka akan mendapatkan banyak masukan atau
pengaruh dari teman-teman nya yang nantinya akan membentuk pola perilaku mereka. Dalam proses
pencarian jati diri, biasanya remaja lebih sering membuat suatu kelompok atau dinamakan genk bersama
teman-temannya yang memiliki satu tujuan. Sebenarnya sah-sah saja jika para remaja membentuk sebuah
genk jika itu tidak merugikan atau berdampak negatif bagi dirinya atau orang lain, yang akan jadi
masalah adalah ketika mereka membentuk sebuah genk yang justru banyak dampak negatifnya dan sering
membuat masalah. Seperti yang di ungkapkan oleh pelaku bullying yang juga memiliki teman genk
mereka di sekolah, tujuan mereka membuat genk di sekolah adalah ingin di akui keberadaannya. Jadi
orang-orang yang melihatnya terlebih para adik kelas akan merasa takut dan tidak berani macam-macam
dengan mereka. Hal tersebut seolah-olah membuat mereka merasa seperti raja yang di takuti dan
bertindak semena-mena. Berdasarkan penjelasan dari para pelaku bullying, hal ini juga di karenakan
mereka ingin balas dendam karena kakak kelasnya pun melakukan seperti itu ketika mereka masih jadi
adik kelas.

1. Dampak Bullying Verbal bagi Perkembangan Sosial Siswa

Adapun dampak psikologis yang terjadi bagi perkembangan sosial siswa diantaranya sebagai berikut:

Menurunkan rasa percaya diri


Beresiko tinggi menyebabkan depresi dan PTSD
Memicu gangguan kecemasan (anxiety disolder)
Berpotensi menyebabkan self harm
Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
Terlibat tindakan kekerasan
Perubahan pola tidur yang bisa berujung pada insomnia
Gangguan makan (eating disolder)
Bunuh diri

Dalam penelitian penulis berupa penyebaran angket, 24 dari 25 orang menyetujui bahwa bunuh diri
merupakan dampak bullying verbal yang paling fatal pada seorang anak sekolah. Bullying verbal yang
sering disepelekan oleh orang-orang menjadi pemicu kematian seorang remaja di lingkungan sekolahnya.
1. Contoh-contoh dari Bullying Verbal

Adapun beberapa contoh bullying verbal adalah sebagai berikut:

Mengolok-olok
Mengejek
Mengancam
Menuduh
Memfitnah
Mempermalukan orang lain di tempat umum
Menyebarkan rumor
Berkata kasar, menyakitkan, atau merendahkan kepada seseorang
Melakukan pelecehan seksual dengan melakukan siulan atau komentar tentang penampilan sesorang
(catcalling verbal)
Melontarkan komentar diskriminatif

Dalam penelitian penulis berupa penyebaran angket, 24 dari 25 orang menyetujui bahwa mengejek,
berkata kasar, dan mempermalukan orang lain di tempat umum merupakan contoh dari perilaku bullying
verbal.

1. Cara Mengatasi Bullying Verbal

Berikut beberapa cara yang penulis temukan untuk mengatasi bullying verbal bagi anak sekolah:

Memberikan edukasi kepada anak


Menanamkan rasa empati
Menjadi contoh yang baik bagi anak
Mengajak anak berkomunikasi

1. Cara Mencegah Bullying Verbal

Berikut beberapa cara yang penulis temukan untuk mencegah bullying verbal:

Tidak ikut-ikutan mengolok teman


Bersikap baik kepada orang lain
Memberikan dukungan emosional terhadap korban bullying
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
memengaruhi tindakan bullying terbagi atas tiga, yaitu; faktor keluarga, faktor media massa dan faktor
peer group atau teman sebaya. Dampak utama yang paling fatal dari tindakan bullying ini salah satunya
adalah anak akan melakukan tindakan bunuh diri. Beberapa contoh bullying yang masih sering dilakukan
di kalangan anak sekolah adalah berkata kasar, mengejek, bahkan mempermalukan orang lain di depan
umum. Cara atau upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi bullying verbal ini salah satunya adalah
memberikan edukasi kepada anak-anak tentang dampak buruk bullying verbal dan juga cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah bullying verbal adalah tidak ikut-ikutan mengolok/mengejek teman.

1. Saran

Melewati penulisan karya ilmiah ini penulis menyarankan terkhususnya kepada anak remaja yang
masih sekolah untuk hendaknya menghindari perilaku bullying verbal yang kerab di lakukan secara
sengaja ataupun tidak. Mari belajar dari contoh-contoh kecil yang kerab siswa/i lakukan di sekolah, mulai
dari mengejek hingga semacamnya. Hendaknya anak remaja berprilaku yang baik dengan sesama teman
sebaya mereka agar hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA

Adila, Nissa. 2009. “Pengaruh Kontrol Sosial terhadap Perilaku Bullying Pelajar di Sekolah Menengah
Pertama”. Jurnal Kriminologi Indonesia. 5: 58.

Astuti, Ponny Retno. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak. Jakarta:
UI Press.

Beane, Allan. 2008. Protect Your Child From Bullying (expert advice to help you recognize, prevent, and
stop bullying before your child gets hurt). USA: Jossey Bass.

Muhammad. 2009. “Aspek Perlindungan Anak dalam Tindak Kekerasan (bullying) terhadap Korban
Kekerasan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Kabupaten Banyumas)” 9: 232.

Saifullah, Fitrian. 2016. “Hubungan Antara Konsep Diri dengan Bullying pada Siwa-siswi SMP (SMP
Negeri 16 Samarinda),” 204.

Siahaan, Jokie. 2010. Sosiologi Perilaku Menyimpang. 2 ed. Jakarta: Universitas Terbuka

Suhendar, Risha Desiana. 2018. Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Bullying Siswa Di SMK Taruna Triguna
Utama Ciputat Tangerang Selatan. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/43876/1/RISHA%20DESIANA%20SUHEND
AR-FDK.pdf

Tim Medis Siloam Hospitals. 2023. Apa itu Bullying Verbal? Pahami Dampak dan Cara Mengatasinya.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-bullying-verbal
LAMPIRAN

Penyebaran Angket

Anda mungkin juga menyukai