Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH EKSTRAKURIKULER RISMA TERHADAP SIKAP ATAU PERILAKU KEHIDUPAN

SEHARI HARI DI SMAN 1 SUKARESMI

KARYA TULIS

Disusun oleh :

1. ADNAN HIDAYAT
2. ANNISA
3. NENG LULU
4. TUBAGUS
5. YASER KAHFI

PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKARESMI
KABUPATEN CIANJUR
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “PENGARUH EKSTRAKURIKULER RISMA TERHADAP SIKAP
ATAU PERILAKU KEHIDUPAN SEHARI HARI DI SMAN 1 SUKARESMI". Penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini sebagai tugas kelompok mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam menyelesaikan karya tulis ini, yaitu :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kesempatan, kemudahan, serta kelancaran


untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Alhamdulillah selesai sesuai dengan
harapan.
2. Bu Lilim H, S.Pd sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3. Orang tua yang selalu mendukung kami dan mendoakan kami.
4. Semua teman dan sahabat, serta pihak lain yang tidak mungkin kami sebutkan
satu-persatu atas bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami ucapkan permintaan maaf atas segala
kekurangan yang ada, dan kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat
menambah kesempurnaan ini.
Diharapkan dengan adanya Karya Tulis Ilmiah ini, akan bermanfaat nantinya bagi
semua pihak umum maupun sebagai referensi bacaan bagi yang ingin mengetahui apa saja
pengaruh Ekstrakurikuler RISMA terhadap sikap atau perilaku kehidupan sehari hari di
SMAN 1 sukaresmi

Sukaresmi, Februari 2022

Daftar isi
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
DAFTAR GAMBARiii
BAB I PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang Masalah1
B. Rumusan Masalah2
C. Maksud dan Tujuan Penulisan3
D. Manfaat Penulisan4
BAB
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini kasus akibat kekerasan makin sering ditemui, seperti perkelahian
atau tawuran antar pelajar. Selain tawuran antar pelajar, sebenarnya ada bentuk-bentuk
perilaku kekerasan oleh siswa yang tidak begitu mendapat perhatian, seperti pengucilan
teman dan pemalakan terhadap teman, yang biasa disebut dengan bullying. Bullying ini
dapat dilakukan secara fisik maupun non fisik. Bullying juga dapat dilakukan melalui apa
saja, media social maupun dilakukan secara langsung. Hal ini dapat mengakibatkan
pelajar malas atau trauma untuk pergi ke sekolah dan berinteraksi karena takut akan
hal-hal seperti itu. Hal ini sangat berbahaya karena dapat merugikan korban bullying dan
bahkan dapat menyebabkan korban bunuh diri atau kematian terhadap korban.
Sehingga, masalah bullying yang marak terjadi sekarang ini seharusnya mendapat
perhatian khusus.

B. Rumusan Masalah
Adapun hal-hal yang menjadi rumusan masalah dalam penyusunan karya tulis ini
adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Bullying menurut para ahli?
2. Bagaimana Karakteristik Pelaku Terhadap Korban Bullying?
3. Bagaimana Cara menghindari tindakan Bullying?

C. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian Bullying menurut pada ahli.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Karakteristik Pelaku Terhadap Korban Bullying.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Cara menghindari tindakan Bullying.

D. Manfaat Penulisan

Hasil dari penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat yang secara
umum dapat diklasifikasikan menjadi dua,yaitu:
1. Manfaat Teoritik
a. Tercapainya tujuan penulisan di atas ,akan dapat memberikan penjelasan
tambahan mengenai Bullying di Kalangan Remaja Terhadap Kesehatan
Mental Korban.
b. Secara umum, penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan dan wawasan kita. Secara khusus diharapkan
dapat menambah wawasan kita dalam memahami apa itu Bullying, mengenai
jenis-jenis Bullying, dan dampak Bullying di kalangan remaja terhadap
Kesehatan mental korban.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis Penulisan makalah ini menjadi bentuk wawasan serta
memberikan penambahan pemahaman tentang ap aitu Bullying.
b. Bagi Pembaca Hasil penyusunan makalah ini semoga memberikan
tambahan pemahaman dan masukan mengenai apa itu Bullying.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Bullying

Bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai “penindasan”) merupakan segala


bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau
sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Sedangkan Wicaksana (2008) mengatakan,
bullying adalah kekerasan fisik dan psikologis jangka panjang yang dilakukan seseorang atau
kelompok, terhadap seseorang yang tidak mampu mempertahankan dirinya dalam situasi
di mana ada hasrat untuk melukai atau menakuti orang itu atau membuat dia tertekan.

B. Jenis-jenis Bullying

Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Menurut Coloroso (2007),
bullying dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Bullying Fisik Penindasan

Fisik merupakan jenis bullying yang paling tampak dan paling dapat
diidentifikasi diantara bentuk-bentuk penindasan lainnya, namun kejadian
penindasan fisik terhitung kurang dari sepertiga insiden penindasan yang dilaporkan
oleh siswa. Jenis penindasan secara fisik di antaranya adalah memukul, mencekik,
menyikut, meninju, menendang, menggigit, mencakar, serta meludahi anak yang
ditindas hingga ke posisi yang menyakitkan, serta merusak dan menghancurkan
pakaian serta barang-barang milik anak yang tertindas. Semakin kuat dan semakin
dewasa sang penindas, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun
tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.
b. Bullying Verbal

Kekerasan verbal adalah bentuk penindasan yang paling umum digunakan,


baik oleh anak perempuan maupun anak laki-laki. Kekerasan verbal mudah
dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan orang dewasa serta teman sebaya, tanpa
terdeteksi. Penindasan verbal dapat diteriakkan di taman bermain bercampur
dengan hingar binger yang terdengar oleh pengawas, diabaikan karena hanya
dianggap sebagai dialog yang bodoh dan tidak simpatik di antara teman sebaya.
Penindasan verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam,
penghinaan, dan pernyataan-pernyataan bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual. Selain itu, penindasan verbal dapat berupa perampasan uang jajan atau
barang-barang, telepon yang kasar, e-mail yang mengintimidasi, surat-surat kaleng
yang berisi ancaman kekerasan, tuduhan-tuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk
yang keji, serta gosip.
c. Bullying Relasional

Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Penindasan relasional adalah
pelemahan harga diri si korban penindasan secara sistematis melalui pengabaian,
pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. Penghindaran, suatu tindakan
penyingkiran, adalah alat penindasan yang terkuat. Anak yang digunjingkan
mungkin akan tidak mendengar gosip itu, namun tetap akan mengalami efeknya.
Penindasan relasional dapat digunakan untuk mengasingkan atau menolak seorang
teman atau secara sengaja ditujukan untuk merusak persahabatan. Perilaku ini
dapat mencakup sikap-sikap tersembunyi seperti pandangan yang agresif, lirikan
mata, helaan napas, cibiran, tawa mengejek, dan bahasa tubuh yang kasar.
d. Cyber Bullying
Ini adalah bentuk bullying yang terbaru karena semakin berkembangnya
teknologi, internet dan media sosial. Pada intinya adalah korban terus menerus
mendapatkan pesan negative dari pelaku bullying baik dari sms, pesan di internet
dan media sosial lainnya. Bentuknya berupa:
1) Mengirim pesan yang menyakitkan atau menggunakan gambar
2) Meninggalkan pesan voicemail yang kejam
3) Menelepon terus menerus tanpa henti namun tidak mengatakan apa-apa (silent
calls)
4) Membuat website yang memalukan bagi si korban
5) Si korban dihindarkan atau dijauhi dari chat room dan lainnya
6) “Happy slapping” – yaitu video yang berisi dimana si korban dipermalukan atau
di-bully lalu disebarluaskan

C. Dampak Bullying

Mental adalah hal-hal yang berkaitan dengan batin dan watak manusia. Dengan
kata lain, kesehatan mental adalah kondisi ketika batin dan watak manusia dalam keadaan
normal, tenteram, dan tenang, sehingga dapat menjalankan aktivitas dan menikmati
kehidupan sehari-hari.
Menjadi korban bullying adalah hal yang tidak menyenangkan, terlebih pada
remaja atau anak-anak. Selain membuat anak merasa tidak nyaman dan kesulitan, hal ini
ternyata juga akan berdampak pada kondisi kesehatan terutama mental.
Korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental, seperti:

1. Mengalami masalah mental. Bullying bisa memicu perasaan rendah diri, depresi,


cemas, serta kesulitan tidur dengan nyenyak. Kondisi ini juga menyebabkan Si
korban memiliki keinginan untuk menyakiti diri sendiri.

2. Memicu masalah kesehatan, sebab dampak bullying bisa membuat anak atau remaja


berisiko merusak atau menyakiti diri sendiri, misalnya dengan mengonsumsi
makanan tidak sehat atau hal lain yang bisa berdampak pada kesehatan tubuh.

3. Merasa takut dan malas untuk berangkat ke sekolah. Anak yang


mengalami bullying juga lebih mungkin berbohong untuk menutupi perilaku yang
diterimanya.

4. Mengalami penurunan prestasi akademik. Hal ini bisa terjadi akibat Si Korban tidak
memiliki keinginan lagi untuk belajar atau merasa kesulitan untuk fokus dalam
menerima pelajaran.

5. Berpikiran untuk membalas dendam. Ini adalah dampak bullying yang paling


berbahaya. Sebab, si Korban mungkin berpikiran untuk melakukan kekerasan pada
orang lain sebagai upaya balas dendam atas perundungan yang dialami.
BAB III
METODOLOGI DAN PEMBAHASAN
A. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Studi Pustaka Untuk melengkapi


materi atau data-data dalam penyusunan karya tulis ini, penyusun melakukan studi
pustaka dari berbagai sumber yang dapat dipercaya sehingga hasil dari studi
lapangan dapat menjadi satu kesatuan yang utuh.

B. Pembahasan

1. Pengertian Bullying menurut para ahli

1. Beane (2008: 2) mengatakan bullying adalah “Overt and aggressive


behavior that is intentional, hurtful and persistent (repeated). ‘Maksud nya
adalah suatu perilaku agresif yang disengaja menyakitkan, dan dilakukan
secara persisten (berulang).

2. Levianti (2008: 3) “Bullying adalah perilaku agresi yang dapat berupa


kekerasan fisik, verbal, ataupun psikologis, biasanya dilakukan secara
berulang-ulang dari seseorang atau sekelompok orang yang lebih senior lebih
kuat, lebih besar terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih
junior, lebih lemah, lebih kecil.

3. Saat ini kita mampu melihat bahwa betapa banyak remaja yang terlibat
dalam perilaku yang merugikan orang lain, termasuk vandalisme, pelecehan
seksual, penggencetan atau yang biasanya dikenal dengan bullying.
(Armstrong, 2009: 104)

4. Bullying itu sama dengan penganiayaan, kekerasan, atau perilaku


menyakiti orang lain yang biasanya terjadi di sekolah”. Prisna Adisti (2010:
85)

5. Alizamar dkk (2013: 22) bullying ini merupakan salah satu bentuk
kekerasan atau perilaku agresif yang diperlihatkan atau dilakukan seorang
kepada orang lain.

6. Menurut Randall ( 1997 dalam Randall, 2002 ) bullying merupakan perilaku


agresif yang di sengaja untuk menyebabkan ketidak nyaman fisik maupun
psikologis terhadap orang lain.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bullying merupakan suatu perilaku agresif
yang sengaja dilakukan secara berulangulang dengan cara mengejek,
memukul dan perilaku yang merugikan lainnya, sehingga korban tidak dapat
membela diri. Bullying lebih sering berupa gangguan yang ditujukan secara
individu dalam bentuk gangguan-gangguan ringan dan komentar-komentar
yang tidak berbahaya. Namun, karena gangguan tersebut bersifat tetap dan
tanpa menunjukkan belas kasihan, maka menjadi serangan yang bersifat
agresif. Wharton (2009: 7)

2. Karakteristik Pelaku Terhadap Korban Bullying

Menurut Olweus karekteristik dari para korban bullying (victims) adalah


korban merupakan individiu yang pasif, cemas, lemah, kurang percaya diri,
kurang popular dan memiliki harga diri yang rendah. Korban tipikal bullying
juga bisanya adalah anak-anak atau remaja yang pencemas, yang secara
sosial menarik diri, terkucil dari kelompok sebayanya dan secara fisik lebih
lemah dibandingkan kebanyakan teman sebayanya. Sedangkan pelaku
bullying biasanya kuat, dominan dan asertif dan biasanya pelaku juga
memperlihatkan perilaku agresif terhadap orang tua, guru, dan orang-orang
dewasa lainnya. Sedangkan menurut olweus pelaku bullying biasanya kuat,
agresif, impulsive, menunjukan kebutuhan atau keinginan untuk
mendominasi dan memperlihatkan kekerasan.

Menurut Murphy, karakteristik tertentu yang khas pada korban bullying


adalah penampilan mereka yang berbeda atau memiliki kebiasaan yang
berbeda dalam berperilaku sehari-hari. Sebagian korban “dipilih” karena
ukuran mereka yang berbeda. Mereka dianggap secara fisik lebih kecil dari
kebanyakan anak, lebih tinggi dari kebanyakan anak, atau mengalami
kelebihan berat badan.16

Menurut jurnal Surelina, korban ataupun pelaku memiliki karakteristik


khas. Karakteristik korban bullying adalah mereka yang penampilan
perilakunya sehari-hari berbeda, ukuran tubuh secara fisik lebih kecil, lebih
tinggi, atau lebih berat badannya dibandingkan kebanyakan anak atau remaja
seusianya. Berasal dari latar belakang etnik keyakinan atau budaya yang
berbeda dari kebanyakan anak atau remaja di lingkungannya, memiliki
kemampuan atau bakat istimewa, keterbatasan kemampuan tertentu
misalnya attention decit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan belakar,
retardasi mental, dan lainnya.

Umumnya anak atau remaja korban bullying adalah anak yang pencemas,
mudah gugup, selalu merasa tidak aman, pemalu, pendiam, self-esteem
rendah, memiliki cacat fisik atau mental, masalah tingkah laku atau gangguan
perkembangan neurologis.
Sedangkan karakteristik anak atau remaja pelaku bullying adalah
hiperaktif, agresif, destruktif, menikmati dominasi atas anak atau remaja
lainnya, cenderung pemarah, mudah tersinggung, dan memiliki toleransi
rendah terhadap frustrasi. Mereka juga cenderung sulit memproses informasi
sosial sehingga sering menginterpretasikan secara keliru perilaku anak atau
remaja lain sebagai perilaku bermusuhan juga saat sikap permusuhan itu
ditujukan pada anak atau remaja lain.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik


pelaku dan korban bullying adalah sebagai berikut:

a. Pelaku
Secara psikologis, pelaku lebih agresif, hiperaktif, destruktif, sifat
mendominasi, mudah tersinggung, memiliki rasa toleransi rendah. Secara
fisik lebih kuat dan mempunyai kecakapan berkomunikasi. Secara sosial
memiliki jumlah masa yang banyak.
b. Korban
Secara psikologis, korban memiliki kemampuan yang berbeda,
mengalami kendala belajar seperti slow learner, down syndrom, retardasi
mental, dll, memiliki sifat pencemas, mudah gugup, selalu merasa tidak
aman, pemalu, pendiam, self-esteem rendah. Secara fisik memiliki
perbedaan dalam hal tinggi badan, berat badan, warna kulit, gaya bicara,
penampilan dll. Secara sosial, memiliki perbedaan etnis, strata sosial,
agama, dll.

3. Cara Menghindari Tindakan Bullying

Cara menghindari tindakan menyimpang ini adalah lingkungan keluarga


yang kondusif. Orang tua tidak boleh bertindak kasar di depan anaknya,
orang tua memberikan suasana harmonis dalam keluarga. Orang tua juga
berperan penting untuk memberikan wawasan mengenai dampak dari
tindakan bullying kepada anaknya, melarang anak menonton acara yang tidak
berbobot karena 50% anak melakukan tindakan bullying melihat dari acara
televisi. Jadi disini, orang tua sangat berperan penting dalam pembentukan
sikap seorang anak. Bila orang tua memberikan contoh yang tidak baik, maka
anak itu juga akan berperilaku seperti orang tuanya. Ada pepatah
mengatakan "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya". Begitulah cerminan
bagaimana orang tua mendidik anaknya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perilaku perundungan atau yang lebih dikenal dengan bullying terus menghantui
berbagai kalangan, tidak hanya terjadi di kalangan dewasa, melainkan juga di kalangan
anak-anak dan remaja. Perundungan sendiri merupakan penggunaan kekerasan, ancaman,
atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perundungan ini
memiliki banyak sekali jenisnya. Ada perundungan secara verbal, secara fisik, bahkan secara
sosial.
Kasus perundungan juga menimbulkan dampak yang sangat besar bagi siapa saja yang
menjadi korbannya. Penyebab terjadinya bullying sendiri tak jarang dikaitkan dengan
adanya tindak kekerasan yang dialami oleh pelaku di masa sebelumnya. Hal itu dapat terjadi
di lingkungan rumah maupun di dekolah yang dilakukan baik oleh orangtua maupun para
guru. Demikian pula pengaruh budaya kekerasan di telivisi dan flim. Kata-kata kunci untuk
mengakhiri rangkaian tindakan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di
rumah, tak lain adalah “STOP KEKERASAN” artinya kekerasan harus diakhiri dalam semua
bidang kehidupan di lingkungan atau pun sekolah.

B. Saran

Bullying/perundungan memiliki banyak sekali dampak negatif. Oleh karena itu, perlu
adanya tindakan lebih lanjut dari kasus perundungan (bullying) seperti :
1) Korban yang terkena bullying lebih baik memberi tahu dan menceritakan kasusnya
kepada orang lain agar ia tidak merasa kesepian atau bahkan merasa tidak ada yang
ingin membantunya.
2) Korban yang terkena bullying juga tidak perlu takut untuk bercerita karena sejatinya
dengan bercerita orang lain akan lebih muda untuk membantunya.
DAFTAR PUSTAKA
(DOC) Karya Tulis Ilmiah - DAMPAK BULLYING | Dhimas Rizky Handoko - Academia.edu
[PDF] karya tulis ilmiah - Free Download PDF (nanopdf.com)
(DOC) Makalah Bullying | Savira Sanya - Academia.edu
(DOC) DAMPAK BULLY TERHADAP PSIKOLOGI | anita anggraini - Academia.edu
Ini 5 Efek Bullying bagi Kesehatan Anak (halodoc.com)
Memahami Apa Itu Kesehatan Mental Hingga Cara Menjaganya (hellosehat.com)
Dampak Bullying Terhadap Kesehatan Mental Anak - Jovee.id
932115713_BAB II.pdf (iainkediri.ac.id)
Artikel Psikologi Manajemen Robi Pratama Putra 17002028.pdf
Dra. Ehan. Bullying dalam Pendidikan.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195707121984032-EHAN/
BULLYING_DALAM_PENDIDIKAN.pdf
Tisha. Astri. 2012. Apa sih, Bullying itu?. http://www.kawankumagz.com/read/apa-sih-
bullying-itu
Anonymous. 2012. Cyberbullying. http://cyberbullying126e27.blogspot.com/
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Memukul – bullying kontak fisik


langsung

Mengancam – bullying kontak verbal


langsung

Melihat dengan sinis – perilaku non


verbal langsung
Mengucilkan – perilaku non verbal
tidak langsung

Pelecehan seksual

Cyberbullying
Acara televisi berupa kekerasan dapat
menjadi faktor melakukan bullying

Sering menangis, salah satu ciri remaja


sebagai korban bullying

Siswa dapat membicarakan masalahnya


dengan bimbingan konseling

Kekerasan guru terhadap siswa yang


dapat menjadi faktor aksi bullying

Anda mungkin juga menyukai