Anda di halaman 1dari 12

BUKU AJAR

DAMPAK BURUK YANG TERJADI TERHADAP ANAK YANG TERKENA


BULLIYING

Dosen Pengampu:

Sonia Yulia Friska,M.Pd

Disusun oleh kelompok 4:

1. Sri widya Anjani NIM : 2103011093


2. Tiara agustin NIM : 2103011096
3. Riza Aprianti NIM : 2103011090
4. Ana wardana NIM : 2103011055
5. Liza permatasari NIM : 2103011074
6. Nova Asvani NIM : 2103011081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ajar. Tak lupa juga mengucapkan salawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, karena
berkat beliau, kita mampu keluar dari kegelapan menuju jalan yang lebih terang.

Kami ucapkan juga rasa terima kasih kami kepada pihak-pihak yang mendukung
lancarnya buku ajar ini. Adapun, buku ajar kami yang berjudul DAMPAK BURUK
YANG TERJADI TERHADAP ANAK YANGTERKENA BULLIYING ini telah selesai
kami buat secara semaksimal dan sebaik mungkin agar menjadi manfaat bagi pembaca
yang membutuhkan informasi dan pengetahuan mengenai dampak buruk yang terjadi
terhadap anak yang terkena bulliying.

Kami sadar, masih banyak luput dan kekeliruan yang tentu saja jauh dari
sempurna tentang buku ini. Oleh sebab itu, kami mohon agar pembaca memberi kritik
dan juga saran terhadap karya buku ajar ini agar kami dapat terus meningkatkan kualitas
buku.

Dharmasraya, 04 Januari 2024

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii

A. Abstrak .....................................................................................................................1
B. Pendahuluan ............................................................................................................1
C. Pembahasan ............................................................................................................2
D. Simpulan..................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

iii
iv
A. ABSTRAK
Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban
merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008). Remaja yang menjadi
korban bullying lebih berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan, baik secara
fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin diderita anak-anak yang
menjadi korban bullying, antara lain munculnya berbagai masalah mental seperti
depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan terbawa hingga dewasa,
keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan ketegangan otot, rasa
tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan semangat belajar dan
prestasi akademis. Dalam kasus yang cukup langka, anak-anak korban bullying
mungkin akan menunjukkan sifat kekerasan.

Dan Bullying adalah suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara
menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologi oleh seseorang atau
kelompok yang merasa lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang-ulang tanpa
ada perlawanan dengan tujuan membuat korban menderita

Kata kunci: Bullying, Korban, Bully, Dampak Perilaku Bullying, Kesehatan


Mental Anak.

B. PENDAHULUAN

Saat ini, bullying merupakan istilah yang sudah tidak asing di telinga
masyarakat Indonesia. Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk
menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun
psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya (Sejiwa, 2008).
Pelaku bullying sering disebut dengan istilah bully. Seorang bully tidak mengenal
gender maupun usia. Bahkan, bullying sudah sering terjadi di sekolah dan dilakukan
oleh para remaja.
Dampak yang diakibatkan oleh tindakan ini pun sangat luas cakupannya.
Remaja yang menjadi korban bullying lebihberisiko mengalami berbagai masalah
kesehatan, baik secara fisik maupun mental. Adapun masalah yang lebih mungkin
diderita anak-anak yang menjadi korban bullying antara lain munculnya berbagai
masalah mental seperti depresi, kegelisahan dan masalah tidur yang mungkin akan
terbawa hingga dewasa, keluhan kesehatan fisik, seperti sakit kepala, sakit perut dan

1
ketegangan otot, rasa tidak aman saat berada di lingkungan sekolah, dan penurunan
semangat belajar dan prestasi akademis.
Perilaku bullying sepatutnya mendapatkan perhatian khusus oleh para praktisi
pendidikan. Sebab, dampak yang ditimbulkan oleh bullying jika dibiarkan akan
menjadi fatal. Bahkan anak bisa bunuh diri karena bullying. Sebagian dari mereka
merasa tertekan karena sering dibully. Korban bullying biasanya cenderung diam dan
tidak mau bercerita tentang tindakan bullying yang dialami.

C. PEMBAHASAN
a. Pengertian Bulliying.
Bullying adalah perilaku agresif dan berulang yang ditujukan kepada
seseorang yang cenderung lebih lemah atau kurang mampu membela diri. Perilaku
ini bisa berupa pelecehan verbal, fisik, atau sosial, dan sering kali terjadi dalam
konteks yang tidak seimbang kekuasaan.
Anak yang menjadi korban bullying dapat mengalami dampak buruk secara
psikologis, emosional, dan bahkan fisik. Beberapa dampak termasuk rendah diri,
kecemasan, depresi, isolasi sosial, penurunan prestasi akademis, dan dalam kasus
ekstrem, bahkan mungkin menyebabkan pemikiran atau tindakan bunuh diri.
Penting untuk mengatasi bullying dengan serius untuk melindungi kesejahteraan
mental dan emosional anak-anak.

b. Penyebab terjadinya Bulliying


Bullying sering dialami oleh siswa-siswa sekolah diseluruh Indonesia bisa
disebabkan karena salah paham. Bahkan tindakan ini dianggap sesuatu yang
wajar, tanpa ada yang menyadari dampak jangka panjang yang ditimbulkan baik
pada korban juga pelaku bullying. Terkadang tindakan ini sampai menimbulkan
korban jiwa dan trauma berkepanjangan yang tentunya menghambat proses
belajar dan proses perkembangan jiwa seorang anak. Mereka yang menjadi pelaku
bullying di sekolah berasal dari keluarga yang tidak utuh dan harmonis serta
kurang mendapat perhatian orang tua. Sementara, mereka yang menjadi korban
bullying termasuk anak yang sangat mendapatkan perhatian dari orang tuanya,
banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, dan tetap menjaga komunikasi
antara orang tua dan anak (Hermalinda, 2017)

2
Dan juga penyebab bullying dapat bervariasi dan kompleks, melibatkan
faktor-faktor sosial, psikologis, dan lingkungan. Beberapa penyebab umum
termasuk ketidaksetaraan kekuasaan, ketidakmampuan mengatasi konflik dengan
cara yang sehat, ketidaksetaraan sosial, serta pengaruh dari lingkungan keluarga
dan teman sebaya. Faktor-faktor ini bisa berinteraksi dan menciptakan kondisi di
mana perilaku bullying dapat berkembang. Pencegahan bullying melibatkan
pendekatan holistik untuk memahami dan mengatasi penyebab
yang mendasarinya.

c. Factor terjadinya Bulliying


Beberapa faktor terjadinya bullying melibatkan dinamika kompleks antara
individu, lingkungan, dan faktor sosial. Faktor-faktor tersebut mencakup:

1. Ketidaksetaraan Kekuasaan: Adanya ketidaksetaraan kekuasaan antara pelaku


dan korban dapat memicu bullying, di mana pelaku menggunakan kekuasaan
untuk mendominasi korban.
2. Ketidakmampuan Mengatasi Konflik: Individu yang tidak mampu mengatasi
konflik dengan cara yang sehat mungkin cenderung menggunakan perilaku
bullying sebagai bentuk penyelesaian.
3. Lingkungan Keluarga: Pengalaman atau penelantaran dalam lingkungan
keluarga dapat memengaruhi perilaku seseorang, baik sebagai pelaku atau
korban bullying.
4. Pengaruh Teman Sebaya: Lingkungan sosial yang mendukung atau
memperkuat perilaku bullying dapat memainkan peran penting, karena adanya
tekanan dari teman sebaya.
5. Ketidaksetaraan Sosial: Diskriminasi atau ketidaksetaraan sosial dapat
menciptakan lingkungan di mana bullying lebih mungkin terjadi, terutama
terhadap individu atau kelompok yang dianggap berbeda.
6. Kurangnya Pengawasan: Lingkungan yang kurang diawasi oleh orang dewasa
dapat menciptakan peluang bagi perilaku bullying untuk berkembang tanpa
penanggulangan yang tepat.

d. Macam-macam Bulliying

3
Ada beberapa jenis bullying yang dapat terjadi, mencakup berbagai bentuk
perilaku agresif. Beberapa di antaranya melibatkan:

1. Bullying Verbal: Melibatkan penggunaan kata-kata yang merendahkan,


menghina, atau melecehkan seseorang. Ini bisa termasuk penghinaan,
ejekan, atau pencemaran nama baik.
2. Bullying Fisik: Melibatkan tindakan kekerasan atau agresi fisik terhadap
korban, seperti pukulan, tendangan, atau penganiayaan.
3. Bullying Sosial: Terjadi ketika individu atau kelompok sengaja
mengucilkan atau menjauhkan seseorang dari lingkungan sosial. Ini dapat
mencakup penyebaran gosip, penolakan, atau isolasi.
4. Bullying Elektronik (Cyberbullying): Terjadi melalui media digital seperti
pesan teks, media sosial, atau email. Ini mencakup penghinaan, ancaman,
atau penyebaran informasi palsu secara online.
5. Bullying Rasial dan Etnis: Melibatkan perilaku agresif berdasarkan
perbedaan ras atau latar belakang etnis seseorang. Ini dapat mencakup
ejekan, pengucilan, atau perlakuan diskriminatif.
6. Bullying Seksual: Termasuk perilaku tidak diinginkan atau merendahkan
secara seksual, seperti pelecehan, pencabulan, atau pelecehan seksual
verbal.
7. Bullying dalam Dunia Kerja (Workplace Bullying): Terjadi di lingkungan
kerja dan melibatkan perilaku agresif atau penghinaan antar-rekan kerja.
8. Bullying Akademis: Terjadi di lingkungan pendidikan dan melibatkan
perilaku yang merugikan prestasi akademis seseorang, seperti menyontek,
membully secara verbal, atau meremehkan kemampuan belajar

e. Dampak dari terjadinya Bulliying


Terjadinya bullying dapat memiliki dampak serius dan beragam, termasuk:

1. Dampak Psikologis: Korban bullying dapat mengalami penurunan tingkat


kepercayaan diri, stres, kecemasan, dan depresi. Beberapa bahkan dapat
mengalami trauma psikologis yang berkepanjangan.

4
2. Isolasi Sosial: Korban sering merasa diasingkan dan kesulitan membentuk
hubungan sosial yang sehat. Ini dapat memengaruhi perkembangan sosial
mereka.
3. Penurunan Prestasi Akademis: Bullying dapat mengganggu konsentrasi
dan motivasi belajar korban, menyebabkan penurunan prestasi akademis.
4. Kesehatan Fisik: Stres kronis akibat bullying dapat berkontribusi pada
masalah kesehatan fisik seperti gangguan tidur, sakit kepala, dan gangguan
pencernaan.
5. Perilaku Merusak Diri: Beberapa korban bullying dapat mengembangkan
perilaku merusak diri sebagai cara untuk mengatasi stres dan rasa tidak
berdaya.
6. Pelecehan Narkoba dan Alkohol: Beberapa korban bullying mungkin
mencoba mengatasi dampak emosional dengan menggunakan narkoba atau
alkohol.
7. Pemikiran Bunuh Diri: Bullying dapat meningkatkan risiko pemikiran atau
tindakan bunuh diri pada korban yang merasa putus asa dan terisolasi.
8. Dampak Jangka Panjang: Dampak psikologis dan sosial bullying dapat
berlanjut hingga dewasa, memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan
mental di masa depan.
Penting untuk diingat bahwa dampak bullying dapat bervariasi tergantung
pada faktor individu dan situasional. Pencegahan dan intervensi yang cepat
menjadi kunci untuk mengurangi dampak negatifnya.

Dan dampak dari bulliying tidak hanya berlaku untuk korban saja tetapi
pelaku juga mendapatkan dampak dari apay ag dia lakukan diantaranya:
1. Dampak Hukuman: Jika terbukti bersalah, pelaku bullying dapat
menghadapi konsekuensi hukuman atau sanksi, baik di sekolah, tempat
kerja, atau dalam hukum pidana.
2. Masalah Perilaku dan Emosional: Beberapa pelaku bullying mungkin
mengalami masalah perilaku dan emosional, seperti agresivitas yang tidak
terkendali, kesulitan membentuk hubungan sosial yang sehat, atau
rendahnya empati terhadap orang lain.

5
3. Pengaruh Keluarga: Faktor lingkungan keluarga juga dapat berperan dalam
perilaku bullying. Pelaku mungkin mengalami ketidakstabilan atau model
perilaku agresif dalam keluarganya.
4. Resiko Hukum: Beberapa tindakan bullying dapat melanggar undang-
undang dan dapat menyebabkan pelaku menghadapi tuntutan hukum atau
tanggung jawab perdata.
5. Penyesalan dan Stigma Sosial: Setelah menyadari dampak dan
konsekuensi tindakan mereka, pelaku bullying mungkin merasa
penyesalan dan menghadapi stigma sosial di masyarakat.
6. Isolasi Sosial: Pelaku bullying dapat mengalami isolasi sosial karena
perilaku mereka dapat membuat orang lain menjauhi mereka.
7. Intervensi Pendidikan: Dalam konteks pendidikan, pelaku bullying
mungkin menghadapi tindakan disipliner atau intervensi pendidikan untuk
mengubah perilaku mereka.
8. Gangguan Masa Depan: Perilaku bullying di masa muda dapat berdampak
pada perkembangan pelaku di masa depan, termasuk sulitnya membangun
hubungan interpersonal dan menghadapi konsekuensi dalam
kehidupan profesional.
f. Upaya mengatasi perilaku Bullying
Beragam upaya dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku bullying,
diantaranya mengoptimalkan layanan bimbingan konseling. Menurut Prayitno,
tugas guru BK/konselor dalam pelayanan konseling antara lain membantu
mengatasi masalah melalui berbagai jenis layanan. Prayitno mengemukakan
konseling perorangan merupakan layanan konseling yang diselenggrakan oleh
konselor terhadap seorang klien dalam rangka pengentasan masalah pribadi klien.
Jadi, layanan ini dapat membantu siswa perindividu dalam mengentaskan masalah
tentang bullying yang dibantuoleh guru BK/konselor

D. Kesimpulan

Bullying adalah suatu tindakan negatif yang dilakukan secara berulang-ulang


dimana tindakan tersebut sengaja dilakukan dengan tujuan untuk melukai dan
membuat seseorang merasa tidak nyaman.
anak yang terkena bullying menyoroti bahwa pengalaman tersebut dapat memiliki
konsekuensi serius secara psikologis, emosional, dan sosial. Korban bullying rentan
mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri, stres, depresi, isolasi sosial,
penurunan prestasi akademis, dan bahkan risiko pemikiran atau tindakan bunuh diri.
6
Upaya pencegahan dan penanganan yang holistik menjadi penting untuk melindungi
kesejahteraan anak-anak dan menciptakan lingkungan yang aman dan
mendukung bagi mereka.

7
DAFTAR RUJUKAN

Astuti, Ponny Retno. Meredam Bullying 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan


Pada Anak. Jakarta: PT Grasindo. 2008.

Priyatna, A. (2010). Let's End Bullying. Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai