Anda di halaman 1dari 21

PENGANTAR KARAKTER, MINAT, DAN

BAKAT
Efek Perundungan (bullying) Dalam
Lingkungan Masyarakat dan Keluarga

Disusun Oleh:
Novita Irvanesia M (4523046052)
Miftahul Janna (4523046060)
Gishela Fiela Sande (45230460
Franklin Malatta (4523046092)

Dosen Pengampu:
Prof. Delly Mustafa

Prodi Teknik Pertambangan


Fakultas Teknik
Universitas Bosowa
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 10 November 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan………………………………………………………………
B. Efek perundungan (bullying) Dalam Lingkungan Masyarakat dan
keluarga…………………………………………………………………….
C. Kesimpulan………………………………………………………………..

iii
A. Pendahuluan

Pada umumnya parundungan (bullying) yang terjadi dilingkungan


Pendidikan tersebut dilakukan oleh senior sebagai pelaku, terhadap
junior sebagai korban. Namun, tidak menutup kemungkinan
perundungan terjadi antarsesama tingkat atau angkatan. Perundungan
dapat dibedakan menjadi dua macam

1). Bullying langsung yang tidak menggunakan internet,dan


2). Bullying yang menggunakan internet,yang disebut cyberbullying.

Kedua macam bullying tersebut,isi atau kontennya sama yaitu


tidak kekerasan atau agresi antarsesama siswa atau
mahasiswa,hanya berbeda dalam penggunaan medianya.
moCyberbullying menggunakan media internet,sedangkan bullying
langsung tanpa melalui internet.

Bullying tidak hanya terjadi disekolah sekolah dan perguruan


tinggi yang berada dikota kota besar saja, tetapi juga terjadi didaerah
yang cukup banyak sehingga dapat dikatakam krisis karakter
dilingkungan pendidikan.
Perkembangan teknologi yang cepat dan meluas menyebabkan
bullying tidak hanya dilakukan secara berhadapan langsung ( face to
face), tetapi juga dilakukan melalui internet, khususnya media sosial
( facebook, whatsaap, line ,dll). seperti disebutkan diatas, model
bullying ini disebut cyberbullying. pelaku yang tidak dapat
mngendalikan emosi kekerasan secara langsung lalu
melampiaskannya melalui media sosial.

1
B. Efek Perundungan (bullying) Dalam Lingkungan Masyaraakat
dan Keluarga
 Pengertian Perundungan
Perundungan, atau bullying, merujuk pada serangkaian perilaku agresif,
merendahkan, atau intimidatif yang dilakukan berulang kali oleh satu
individu atau kelompok individu terhadap orang lain yang dianggap lebih
lemah atau rentan. Kejadian perundungan tidak terbatas pada satu
insiden, melainkan merupakan pola perilaku kronis yang terus-menerus
berulang. Bentuk perundungan bisa beragam, mulai dari kata-kata kasar,
penghinaan, isolasi sosial, hingga ancaman atau tindakan fisik.
Hal yang perlu ditekankan adalah adanya ketidakseimbangan kekuasaan
antara pelaku dan korban perundungan. Pelaku cenderung memiliki
kekuatan atau keunggulan yang memungkinkan mereka untuk
mengeksploitasi atau merendahkan korban. Dampak psikologis dan
emosional bagi korban perundungan sangat serius. Mereka mungkin
mengalami penurunan harga diri, kecemasan, depresi, serta risiko tinggi
mengalami masalah kesehatan mental dan bahkan mungkin memiliki
pikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri. Di samping itu, perundungan
juga dapat menghambat kemampuan sosial, belajar, dan pencapaian
akademis korban.
Penanganan perundungan membutuhkan perhatian serius dan tindakan
yang tepat dari berbagai pihak, termasuk pihak sekolah, orang tua, dan
masyarakat. Dibutuhkan pendekatan yang holistik dan komprehensif untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung. Selain itu, pelatihan,
kesadaran, serta kebijakan yang ketat terkait perundungan sangat penting
untuk menciptakan budaya yang menghormati hak-hak setiap individu.
Langkah-langkah preventif, seperti pelatihan anti-perundungan,
pembentukan tim pendukung, dan bantuan psikologis bagi korban, juga
memiliki peran sentral dalam mengatasi masalah kompleks perundungan.

2
 Jenis-Jenis Perundungan
Berdasarkan cara perundungan dilakukan, perundungan dapat dibagi
menjadi empat jenis, yaitu:
• Perundungan Fisik
Perundungan fisik adalah bentuk perundungan yang paling mudah
dikenali. Perundungan fisik dapat berupa memukul, menendang,
mendorong, atau melukai korban secara fisik. Perundungan fisik dapat
menyebabkan cedera fisik, seperti memar, luka, atau bahkan patah
tulang.
• Perundungan Verbal
Perundungan verbal adalah bentuk perundungan yang paling umum
terjadi. Perundungan verbal dapat berupa menghina, mengejek,
mengancam, atau menyebarkan rumor buruk tentang korban.
Perundungan verbal dapat menyebabkan korban merasa terintimidasi,
malu, dan tidak percaya diri.
• Perundungan Emosional
Perundungan emosional adalah bentuk perundungan yang paling sulit
dikenali. Perundungan emosional dapat berupa mengabaikan korban,
mengucilkan korban, atau menyebarkan informasi pribadi korban tanpa
izin. Perundungan emosional dapat menyebabkan korban merasa
kesepian, terisolasi, dan putus asa.
• Perundungan Cyber
Perundungan cyber adalah bentuk perundungan yang paling baru.
Perundungan cyber dapat berupa bullying verbal, emosional, atau
bahkan fisik. Perundungan cyber dapat menyebabkan korban merasa
terhina, malu, dan takut.

 Efek Perundungan Dalam Masyarakat


Perundungan memiliki dampak yang meluas, memengaruhi individu,
pelaku, dan lingkungan sekitar dengan berbagai cara. Dampak tersebut
menciptakan lingkungan sosial dan psikologis yang tidak sehat dan
merugikan.

3
 Dampak pada Korban
Gangguan Emosional Korban perundungan sering mengalami stres,
kecemasan, dan depresi karena terus-menerus merasa terancam dan
tidak aman. Rendahnya harga diri perundungan dapat merendahkan
harga diri korban, membuat mereka merasa tidak berdaya dan tidak
berharga.
 Kesehatan Mental Terpengaruh
Korban perundungan memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan
mental, seperti PTSD (Post Traumatic Stress Disorder).
 Gangguan Fisik
Dalam kasus perundungan fisik, korban bisa mengalami cedera serius
yang memerlukan perawatan medis.
 Dampak pada Pelaku

 Ketidakstabilan Emosional Pelaku perundungan sering mengalami


ketidakstabilan emosional dan konflik internal yang dapat mempengaruhi
hubungan sosial mereka.
 Risiko perilaku kriminal pelaku perundungan cenderung memiliki risiko
lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku kriminal di masa dewasa.

 Dampak pada Lingkungan Sekitar:


 Ketidakamanan dan Kecemasan Perundungan menciptakan lingkungan
yang tidak aman, di mana orang merasa cemas dan tidak nyaman dalam
interaksi sosial.
 Gangguan dalam Hubungan Sosial Perundungan merusak hubungan
sosial, menciptakan ketidakpercayaan dan kecurigaan di antara individu di
lingkungan tersebut.
 Peningkatan Konflik Perundungan dapat memicu konflik yang lebih besar,
baik di tingkat personal maupun sosial, menciptakan ketegangan dan
polarisasi.
Dalam mengatasi perundungan, penting bagi masyarakat untuk bekerja
sama menciptakan lingkungan yang aman, mendukung, dan inklusif.
Edukasi, kesadaran, dan promosi nilai-nilai empati serta penghargaan
terhadap perbedaan merupakan langkah-langkah kunci dalam
menciptakan masyarakat yang bebas dari perundungan.

4
 Efek Perundungan Dalam Keluarga
Lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam
membentuk sikap, nilai-nilai, dan perilaku individu. Pencegahan
perundungan di lingkungan keluarga adalah langkah penting untuk
menciptakan fondasi yang kuat dalam memerangi perundungan.
Berikut adalah materi panjang mengenai upaya pencegahan
perundungan di lingkungan keluarga:
1. Komunikasi Terbuka:
 Membangun komunikasi yang terbuka dan jujur antara anggota
keluarga adalah kunci dalam pencegahan perundungan. Anak-anak
harus merasa nyaman berbicara tentang pengalaman mereka tanpa
takut dicemooh atau diabaikan.
2. Mendidik tentang Empati:
 Orangtua dapat mendidik anak-anak tentang pentingnya empati dan
penghargaan terhadap perbedaan individu. Ini membantu
mengurangi potensi perundungan berdasarkan perbedaan.
3. Model Perilaku Positif:
 Orangtua harus menjadi contoh perilaku positif. Anak-anak sering
meniru perilaku orang tua, jadi menjunjung tinggi sikap hormat,
kesopanan, dan toleransi sangat penting.
4. Mengajarkan Penyelesaian Konflik:
 Mendidik anak-anak tentang cara yang sehat untuk menyelesaikan
konflik dan mengatasi perbedaan pendapat. Hal ini membantu
menghindari konflik berubah menjadi perundungan.
5. Pantauan Aktivitas Online:
 Mengawasi aktivitas online anak-anak dan remaja untuk mencegah
perundungan cyber. Orangtua harus terlibat dalam aktivitas online
anak-anak mereka.
6. Mendukung Kemandirian dan Percaya Diri:
 Membantu anak-anak mengembangkan kemandirian dan percaya
diri adalah kunci dalam mencegah perundungan. Anak-anak yang

5
merasa lebih kuat secara emosional cenderung lebih tahan terhadap
tekanan perundungan.

7. Menanamkan Nilai Etika:


 Menanamkan nilai-nilai etika seperti hormat, kesetaraan, dan
kebaikan dalam keluarga. Ini membantu membentuk karakter anak-
anak.
8. Menjaga Lingkungan Keluarga Aman:
 Orangtua harus menjaga lingkungan keluarga agar tetap aman dan
bebas dari perilaku perundungan. Ini mencakup menghindari
perilaku agresif dan memperlakukan semua anggota keluarga
dengan hormat.
9. Pertimbangan dalam Penggunaan Media:
 Orangtua harus mempertimbangkan penggunaan media dan konten
yang diberikan kepada anak-anak. Memantau apa yang anak-anak
saksikan di media adalah penting dalam mencegah pengaruh
negatif.
10. Diskusi tentang Perundungan:
 Berbicara dengan anak-anak tentang perundungan, dampaknya,
dan bagaimana mereka bisa mengatasi atau melaporkan situasi
perundungan jika mereka atau teman mereka mengalami hal itu.
11. Dukungan Emosional:
 Memberikan dukungan emosional yang kuat kepada anak-anak
adalah penting. Mereka perlu tahu bahwa mereka dapat berbicara
dengan orang tua ketika mengalami masalah atau perundungan.
12. Tanggung Jawab Bersama:
 Membangun kesadaran bahwa pencegahan perundungan adalah
tanggung jawab bersama keluarga. Semua anggota keluarga harus
berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan
mendukung.
13. Keterbukaan terhadap Bantuan Eksternal:
 Jika perundungan terjadi di keluarga atau anak memerlukan
bantuan lebih lanjut, orangtua harus bersedia mencari bantuan
profesional seperti konselor atau terapis.

6
Pencegahan perundungan di lingkungan keluarga adalah
langkah kunci dalam membentuk individu yang memiliki sikap
positif, empati, dan perilaku yang menghormati orang lain.
Orangtua berperan penting dalam memberikan fondasi moral dan
sosial kepada anak-anak mereka. Dengan mendidik anak-anak
tentang sikap positif, kemandirian, dan empati, serta dengan
menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung, kita dapat
membantu mencegah perundungan dan membentuk generasi yang
lebih baik.
 Upaya Pencegahan Perundungan
Upaya pencegahan perundungan adalah langkah-langkah
yang dapat diambil oleh individu, keluarga, sekolah, dan
masyarakat secara luas untuk mencegah terjadinya perundungan.
Perundungan dapat terjadi di berbagai konteks, termasuk di
sekolah, tempat kerja, online, maupun dalam hubungan pribadi.
Pencegahan perundungan adalah penting untuk menciptakan
lingkungan yang aman, mendukung perkembangan pribadi yang
sehat, dan mengurangi dampak negatif yang dapat timbul dari
perundungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil
dalam upaya pencegahan perundungan:

1. Kesadaran dan Pendidikan:


 Pendidikan tentang perundungan sejak dini di sekolah dan di rumah
sangat penting. Ini dapat mencakup pelatihan tentang tanda-tanda
perundungan, dampaknya, dan cara untuk melaporkannya.

2. Promosi Empati dan Penghargaan:


 Mendorong pengembangan empati, kepedulian, dan penghargaan
terhadap perbedaan individu. Ini dapat membantu mencegah
perundungan berdasarkan perbedaan seperti suku, agama, orientasi
seksual, dan lainnya.
3. Pembentukan Iklim Positif:
 Membangun iklim sosial yang positif dan inklusif di sekolah, tempat
kerja, dan komunitas. Ini dapat mencakup promosi kerja sama,
persahabatan, dan menghargai keunikan setiap individu.

7
4. Kebijakan Anti-Perundungan:
 Memiliki kebijakan dan peraturan yang jelas dan diterapkan dengan
konsisten yang melarang perundungan di sekolah, tempat kerja, atau
organisasi lainnya. Ini juga melibatkan prosedur pelaporan dan
tindakan yang diambil terhadap pelaku perundungan.
5. Pelatihan dan Kesadaran di Tempat Kerja:
 Tempat kerja harus menyediakan pelatihan kepada karyawan
tentang perundungan, pengelolaan konflik, dan mengatasi situasi
yang mungkin berpotensi menjadi perundungan.
6. Dukungan Emosional dan Konseling:
 Menyediakan layanan dukungan emosional dan konseling bagi
individu yang telah menjadi korban perundungan. Ini membantu
mereka mengatasi dampak perundungan dan memulihkan diri.
7. Peran Orangtua:
 Orangtua harus terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka,
mendengarkan mereka, dan memberikan bimbingan. Mereka juga
perlu mendidik anak-anak tentang pentingnya sikap hormat dan
toleransi terhadap orang lain.
8. Pengawasan Terhadap Media Sosial:
 Membantu anak-anak dan remaja dalam menggunakan media sosial
dengan bijak, serta mengawasi aktivitas mereka online untuk
mencegah perundungan cyber.
9. Keterlibatan Komunitas:
 Membangun keterlibatan komunitas dalam upaya pencegahan
perundungan. Ini bisa melibatkan organisasi non-profit, agen polisi,
dan lembaga sosial.
10. Pemahaman terhadap Perilaku Pelaku Perundungan:
 Penting untuk memahami bahwa pelaku perundungan juga dapat
memiliki masalah dan perlu mendapatkan bimbingan dan pendidikan.
Pencegahan perundungan juga harus mencakup upaya untuk
merubah perilaku pelaku perundungan.

 Penyebab Perundungan

8
Penyebab perundungan, atau yang sering disebut sebagai
"bullying," adalah peristiwa ketika seseorang secara berulang kali
dan sengaja memperlakukan individu lain dengan kasar,
mengintimidasi, atau merendahkan mereka secara fisik, verbal,
sosial, atau online. Perundungan dapat terjadi di berbagai konteks,
termasuk di sekolah, tempat kerja, di rumah, maupun dalam
lingkungan online. Beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab
perundungan termasuk:
1. Kekuasaan dan Kontrol:
 Salah satu faktor utama dalam perundungan adalah keinginan pelaku
untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan dan kendali
atas korban. Pelaku perundungan merasa kuat atau diuntungkan
ketika mereka dapat mengintimidasi atau mendominasi orang lain.

2. Ketidaksetaraan:
 Ketidaksetaraan dalam hal kekuasaan, kekayaan, status sosial, atau
faktor-faktor lain dapat memicu perundungan. Pelaku mungkin
mencoba menguasai korban yang dianggap lemah atau tidak
berdaya.
3. Perbedaan Individu:
 Perbedaan individu, seperti perbedaan etnis, agama, orientasi
seksual, atau penampilan fisik, bisa menjadi penyebab perundungan.
Orang seringkali menargetkan individu yang dianggap berbeda atau
"tidak seperti mereka".
4. Gangguan Kecemasan dan Marah:
 Beberapa pelaku perundungan mungkin mengalami gangguan
kecemasan atau marah yang mengarahkan perilaku kasar mereka
kepada orang lain sebagai cara untuk mengatasi masalah pribadi
mereka.
5. Pola Perilaku Keluarga:
 Lingkungan keluarga yang mengizinkan atau bahkan mendukung
perilaku kasar dan penindasan dapat mempengaruhi anak-anak untuk
berperilaku kasar di luar keluarga.
6. Kekurangan Pendidikan Emosional:
 Kurangnya pemahaman tentang emosi dan keterampilan komunikasi
yang sehat dapat memicu perundungan. Anak-anak dan remaja yang

9
tidak tahu cara mengatasi emosi mereka dengan cara yang sehat
mungkin melampiaskannya melalui perundungan.

7. Kurangnya Pengawasan:
 Kurangnya pengawasan di lingkungan sekolah, tempat kerja, atau
online dapat menciptakan kesempatan bagi perundungan. Pelaku
mungkin merasa bisa melakukannya tanpa terdeteksi atau mendapat
hukuman.
8. Tekanan Kelompok:
 Dalam beberapa kasus, tekanan dari kelompok atau teman sebaya
dapat memicu perundungan. Individu mungkin merasa perlu untuk
memperlihatkan loyalitas kepada kelompok mereka dengan
merendahkan orang lain.
9. Kurangnya Kesadaran:
 Kurangnya kesadaran tentang dampak perundungan dan cara
menghentikannya juga dapat menjadi penyebab perundungan yang
lebih luas.
10. Media dan Budaya:
 Kadang-kadang, media, budaya populer, atau perilaku di media sosial
dapat mempengaruhi bagaimana orang berperilaku terhadap individu
lain. Stereotip dan norma sosial tertentu dapat menguatkan
perundungan.
Penting untuk diingat bahwa perundungan adalah masalah
serius yang dapat memiliki dampak jangka panjang pada korban,
termasuk masalah kesehatan mental, isolasi sosial, dan bahkan
pemikiran untuk melakukan bunuh diri. Oleh karena itu,
pencegahan perundungan dan intervensi segera sangat penting
untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi
semua individu.
 Dampak Jangka Panjang Dalam Perundungan
Perundungan (bullying) adalah tindakan kasar, merendahkan,
atau mengintimidasi seseorang secara berulang, dan dampaknya
bisa sangat merusak, bahkan jangka panjang. Dampak jangka
panjang perundungan dapat memengaruhi kesejahteraan fisik,
emosional, dan psikologis korban. Berikut adalah materi panjang
mengenai dampak jangka panjang perundungan:

10
1. Masalah Kesehatan Mental:
 Depresi: Korban perundungan cenderung memiliki risiko lebih tinggi
mengalami depresi jangka panjang. Mereka mungkin merasa sedih,
putus asa, dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari.
 Kecemasan: Perundungan dapat memicu kecemasan yang
berkelanjutan, termasuk gangguan kecemasan umum, gangguan
stres pasca trauma, dan kecemasan sosial.
 Makanan dan Gangguan Makan: Dampak perundungan dapat meluas
ke hubungan individu dengan makanan, menyebabkan gangguan
makan seperti anoreksia, bulimia, atau gangguan makan lainnya.
2. Isolasi Sosial:
 Korban perundungan sering merasa terisolasi dan menghindari
interaksi sosial. Mereka mungkin merasa sulit untuk membangun
hubungan yang sehat dengan orang lain dan mengalami kesulitan
dalam membentuk persahabatan.
3. Gangguan Dalam Pendidikan:
 Perundungan bisa mengganggu perkembangan pendidikan korban.
Mereka mungkin absen dari sekolah atau kesulitan berkonsentrasi
dan belajar karena tekanan dan stres yang dialami.

4. Perasaan Marah dan Balas Dendam:


 Beberapa korban perundungan merasakan perasaan marah dan
keinginan untuk balas dendam terhadap pelaku perundangan. Hal ini
dapat mengarah pada siklus kekerasan yang berkepanjangan.
5. Resiko Kecanduan dan Perilaku Berisiko:
 Dampak perundungan dapat mendorong korban untuk mencari
pelarian dari tekanan melalui perilaku berisiko, seperti
penyalahgunaan zat, kecanduan alkohol, atau perilaku seksual
berisiko.
6. Trauma Jangka Panjang:
 Perundungan dapat meninggalkan bekas trauma jangka panjang
pada korban. Mereka mungkin mengalami kenangan yang
mengganggu, mimpi buruk, dan respons fisik yang keras ketika
mengingat perundungan tersebut.

11
7. Kurangnya Percaya Diri dan Rasa Harga Diri:
 Korban perundungan seringkali mengalami penurunan harga diri dan
kurangnya percaya diri. Mereka mungkin merasa tidak berdaya dan
meragukan kemampuan mereka.
8. Peningkatan Risiko Bunuh Diri:
 Salah satu dampak jangka panjang yang paling serius adalah
peningkatan risiko bunuh diri. Korban perundungan mungkin merasa
bahwa tidak ada jalan keluar dari penderitaan mereka dan merasa
putus asa.
9. Pengaruh pada Hubungan Masa Depan:
 Dampak perundungan juga dapat memengaruhi hubungan masa
depan korban. Mereka mungkin kesulitan mempercayai orang lain
atau mengatasi konflik interpersonal.
10. Perubahan dalam Kepribadian:
 Korban perundungan mungkin mengalami perubahan dalam
kepribadian mereka. Mereka bisa menjadi lebih tertutup, waspada,
atau bahkan menjadi agresif sebagai mekanisme bertahan diri.
11. Kurangnya Kemandirian:
 Dampak jangka panjang perundungan dapat menghambat
perkembangan kemandirian korban. Mereka mungkin merasa tidak
percaya diri dalam mengambil keputusan atau mengatasi tantangan.

Dalam rangka mengatasi dampak jangka panjang


perundungan, dukungan emosional, konseling, dan terapi seringkali
diperlukan. Penting bagi korban perundungan untuk mendapatkan
bantuan dan dukungan yang tepat agar mereka dapat mengatasi
dampak traumatis yang telah mereka alami dan memulihkan diri.
Selain itu, pencegahan perundungan juga sangat penting untuk
menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua
individu.
 Upaya Pencegahan Perundungan Di Lingkungan Masyarakat
Upaya pencegahan perundungan adalah langkah-langkah
yang dapat diambil oleh individu, keluarga, sekolah, dan
masyarakat secara luas untuk mencegah terjadinya perundungan.
Perundungan dapat terjadi di berbagai konteks, termasuk di
sekolah, tempat kerja, online, maupun dalam hubungan pribadi.

12
Pencegahan perundungan adalah penting untuk menciptakan
lingkungan yang aman, mendukung perkembangan pribadi yang
sehat, dan mengurangi dampak negatif yang dapat timbul dari
perundungan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil
dalam upaya pencegahan perundungan.
1. Kesadaran dan Pendidikan:
 Pendidikan tentang perundungan sejak dini di sekolah dan di rumah
sangat penting. Ini dapat mencakup pelatihan tentang tanda-tanda
perundungan, dampaknya, dan cara untuk melaporkannya.
2. Promosi Empati dan Penghargaan:
 Mendorong pengembangan empati, kepedulian, dan penghargaan
terhadap perbedaan individu. Ini dapat membantu mencegah
perundungan berdasarkan perbedaan seperti suku, agama, orientasi
seksual, dan lainnya.
3. Pembentukan Iklim Positif:
 Membangun iklim sosial yang positif dan inklusif di sekolah, tempat
kerja, dan komunitas. Ini dapat mencakup promosi kerja sama,
persahabatan, dan menghargai keunikan setiap individu.
4. Kebijakan Anti-Perundungan:
 Memiliki kebijakan dan peraturan yang jelas dan diterapkan dengan
konsisten yang melarang perundungan di sekolah, tempat kerja, atau
organisasi lainnya. Ini juga melibatkan prosedur pelaporan dan
tindakan yang diambil terhadap pelaku perundungan.
5. Pelatihan dan Kesadaran di Tempat Kerja:
 Tempat kerja harus menyediakan pelatihan kepada karyawan
tentang perundungan, pengelolaan konflik, dan mengatasi situasi
yang mungkin berpotensi menjadi perundungan.
6. Dukungan Emosional dan Konseling:
 Menyediakan layanan dukungan emosional dan konseling bagi
individu yang telah menjadi korban perundungan. Ini membantu
mereka mengatasi dampak perundungan dan memulihkan diri.
7. Peran Orangtua:
 Orangtua harus terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka,
mendengarkan mereka, dan memberikan bimbingan. Mereka juga

13
perlu mendidik anak-anak tentang pentingnya sikap hormat dan
toleransi terhadap orang lain.
8. Pengawasan Terhadap Media Sosial:
 Membantu anak-anak dan remaja dalam menggunakan media sosial
dengan bijak, serta mengawasi aktivitas mereka online untuk
mencegah perundungan cyber.
9. Keterlibatan Komunitas:
 Membangun keterlibatan komunitas dalam upaya pencegahan
perundungan. Ini bisa melibatkan organisasi non-profit, agen polisi,
dan lembaga sosial.
10. Pemahaman terhadap Perilaku Pelaku Perundungan:
 Penting untuk memahami bahwa pelaku perundungan juga dapat
memiliki masalah dan perlu mendapatkan bimbingan dan pendidikan.
Pencegahan perundungan juga harus mencakup upaya untuk
merubah perilaku pelaku perundungan.
Upaya pencegahan perundungan memerlukan kerjasama
antara individu, keluarga, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat
secara luas. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung,
mendidik, dan melindungi individu dari perundungan, kita dapat
berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih aman dan
inklusif.
 Upaya Pencegahan Perundungan Di Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam
membentuk sikap, nilai-nilai, dan perilaku individu. Pencegahan
perundungan di lingkungan keluarga adalah langkah penting untuk
menciptakan fondasi yang kuat dalam memerangi perundungan.
Berikut adalah materi panjang mengenai upaya pencegahan
perundungan di lingkungan keluarga:
1. Komunikasi Terbuka:
 Membangun komunikasi yang terbuka dan jujur antara anggota
keluarga adalah kunci dalam pencegahan perundungan. Anak-anak
harus merasa nyaman berbicara tentang pengalaman mereka
tanpa takut dicemooh atau diabaikan.
2. Mendidik tentang Empati:

14
 Orangtua dapat mendidik anak-anak tentang pentingnya empati
dan penghargaan terhadap perbedaan individu. Ini membantu
mengurangi potensi perundungan berdasarkan perbedaan.
3. Model Perilaku Positif:
 Orangtua harus menjadi contoh perilaku positif. Anak-anak sering
meniru perilaku orang tua, jadi menjunjung tinggi sikap hormat,
kesopanan, dan toleransi sangat penting.
4. Mengajarkan Penyelesaian Konflik:
 Mendidik anak-anak tentang cara yang sehat untuk menyelesaikan
konflik dan mengatasi perbedaan pendapat. Hal ini membantu
menghindari konflik berubah menjadi perundungan.
5. Pantauan Aktivitas Online:
 Mengawasi aktivitas online anak-anak dan remaja untuk mencegah
perundungan cyber. Orangtua harus terlibat dalam aktivitas online
anak-anak mereka.
6. Mendukung Kemandirian dan Percaya Diri:
 Membantu anak-anak mengembangkan kemandirian dan percaya
diri adalah kunci dalam mencegah perundungan. Anak-anak yang
merasa lebih kuat secara emosional cenderung lebih tahan
terhadap tekanan perundungan.
7. Menanamkan Nilai Etika:
 Menanamkan nilai-nilai etika seperti hormat, kesetaraan, dan
kebaikan dalam keluarga. Ini membantu membentuk karakter anak-
anak.
8. Menjaga Lingkungan Keluarga Aman:
 Orangtua harus menjaga lingkungan keluarga agar tetap aman dan
bebas dari perilaku perundungan. Ini mencakup menghindari
perilaku agresif dan memperlakukan semua anggota keluarga
dengan hormat.
9. Pertimbangan dalam Penggunaan Media:
 Orangtua harus mempertimbangkan penggunaan media dan
konten yang diberikan kepada anak-anak. Memantau apa yang
anak-anak saksikan di media adalah penting dalam mencegah
pengaruh negatif.

15
10. Diskusi tentang Perundungan:
 Berbicara dengan anak-anak tentang perundungan, dampaknya,
dan bagaimana mereka bisa mengatasi atau melaporkan situasi
perundungan jika mereka atau teman mereka mengalami hal itu.
11. Dukungan Emosional:
 Memberikan dukungan emosional yang kuat kepada anak-anak
adalah penting. Mereka perlu tahu bahwa mereka dapat berbicara
dengan orang tua ketika mengalami masalah atau perundungan.
12. Tanggung Jawab Bersama:
 Membangun kesadaran bahwa pencegahan perundungan adalah
tanggung jawab bersama keluarga. Semua anggota keluarga harus
berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan
mendukung.
13. Keterbukaan terhadap Bantuan Eksternal:
 Jika perundungan terjadi di keluarga atau anak memerlukan
bantuan lebih lanjut, orangtua harus bersedia mencari bantuan
profesional seperti konselor atau terapis.
Pencegahan perundungan di lingkungan keluarga adalah
langkah kunci dalam membentuk individu yang memiliki sikap
positif, empati, dan perilaku yang menghormati orang lain.
Orangtua berperan penting dalam memberikan fondasi moral dan
sosial kepada anak-anak mereka. Dengan mendidik anak-anak
tentang sikap positif, kemandirian, dan empati, serta dengan
menciptakan lingkungan keluarga yang mendukung, kita dapat
membantu mencegah perundungan dan membentuk generasi yang
lebih baik.

16
C. Kesimpulan
Bullying sebagai perilaku agresif, berupa tindakan yang disengaja atau
perilaku yang dilakukan oleh kelompok atau individu berulang-ulangkali
terhadap korban yang tidak dapat dengan mudah mempertahankan dirinya
sendiri.
Seorang di bully apabila ia diperlakukan dengan tindakan negatif,
diulang-ulang atau dilakukan terus-menerus, dan korban mengalami kesulitan
mempertahankan diri.
Hal ini merupakan tindakan negatif ketika seorang dengan sengaja
melakukan atau mencoba melukai atau menyusahkan orang lain. Tindakan
negatif dapat dilakukan dengan kontak fisik (memukul,menendang,dan
mendorong), kata-kata (mengejek, mengolok-olok, menjelek-jelekan korban
kepada orang lain), atau dengan cara lain seperti menyibirkan bibir atau
gerakan yang tidak menyenangkan, menyebarkan rumor, hingga mengucilkan
dengan sengaja dari suatu kelompok.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ravitasari, Ajeng. (2022). Dampak Bullying terhadap Anak. Halodoc.com.
Mudiantara, Grace. (2022). Bahaya Bullying bagi Kesehatan Mental.
Kompas.com.
Zulhaqqi, Ratih. (2022). Efek Bullying terhadap Anak di Sekolah.
Orami.co.id.
Hadiwidjojo, Vera Itabiliana. (2022). Bullying dan Dampaknya pada
Kesehatan Mental. Tirto.id.

18

Anda mungkin juga menyukai