Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut KBBI, kata perundungan berasal dari kata rundung yang memiliki kata turunan
'merundung' yang berarti mengganggu, mengusik terus-menerus, menimpa, menyakiti orang
lain baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk verbal, sosial, ataupun fisik berulang kali
dan dari waktu ke waktu. Seperti nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai,
memukul, mendorong, menyebarkan rumor, atau merongrong.

Perundungan juga diartikan sebagai tindakan agresif yang disebabkan oleh perbedaan
kekuatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk
menyakiti orang lain yang dianggap lebih lemah serta berpotensi untuk dilakukan berulang
kali. (Espelage & Hong, 2018; Espelage & Swearer, 2003; Olweus, 1978 dalam Borualogo,
Wahyudi, Kusdiyati, 2019). Perundungan merupakan suatu perilaku penyalahgunaan
kekuasaan baik secara fisik, verbal, dan/atau sosial yang berkelanjutan dan menyebabkan
kerugian fisik dan/atau psikis. (Muliani & Pereira 2018 dalam Mayasari, Hadi, dan Kuswandi
2019)

Perundungan dapat disebabkan oleh adanya kesenjangan strata social yang berkembang di
masyarakat, ini menyebabkan seseorang yang merasa dirinya lebih dari yang lain cenderung
akan merasa lebih berkuasa dan menindas orang lain yang status sosialnya berada
dibawahnya. Perundungan juga bisa terjadi akibat perbedaan latar belakang seseorang, anak
yang cenderung memiliki latar belakang yang kurang seperti keluarga, ekonomi, dan budaya
akan lebih beresiko untuk mengalami perundungan atau tindakan bullying.

Tindakan perundungan ini biasanya rentan terjadi di lingkungan sekolah dikarenakan sekolah
menjadi tempat berkumpulnya Sebagian besar remaja dan anak anak dari berbagai latar
belakang sehingga terjadi perbedaan atau kesenjangan antar siswa. Inilah yang menyebabkan
lingkungan sekolah menjadi sarang terjadinya Tindakan perundungan (bullying). Penampilan
fisik seseorang juga menjadi salah satu factor yang menyebabkan ia menerima Tindakan
perundungan, biasanya orang yang melakukan perundungan merasa tidak terima terhadap
keadaan fisik seseorang.

Oleh karena itu, sekolah merupakan pihak penting setelah rumah dan keluarga bagi
Pendidikan moral anak sejak dini. Pendidikan moral ini bertujuan untuk mengajarkan kepada
anak tentang nilai nilai baik yang harus ditanam dalam diri sebagai makhluk social, misalnya
pentingnya menghargai seseorang siapapun itu, saling menjaga antar sesame, saling
menyayangi, dan menanamkan rasa persaudaraan kepada setiap siswa.

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh program konseling dan penyuluhan terhadap angka kasus


perundungan siswa di sekolah?

1.3. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh program konseling dan penyuluhan
terhadap masalah perundungan yang terjadi pada siswa di lingkungan sekolah.

1.4. Kegunaan atau Manfaat

Bagi peneliti : dapat mengetahui pengaruh program konseling dan penyuluhan terhadap
perundungan yang terjadi pada siswa di lingkungan sekolah.

Bagi pihak sekolah : mengetahui efektivitas program konseling dan penyuluhan yang telah
atau akan diberikan, untuk menjadi acuan dalam peningkatan mutu program-program
pemberdayaan sekolah.

Bagi siswa : mendapatkan wawasan dan pengetahuan tambahan mengenai perundungan dan
cara mengatasi serta melawan perundungan.

Anda mungkin juga menyukai