Anda di halaman 1dari 5

PENUGASAN ESAI

FAKTOR PENDIDIKAN DAN TEMPAT TINGGAL MEMENGARUHI


PENINGKATAN RESIKO KEJADIAN ANEMIA

Baiq Ramdhani Amelia Negara


(H1A020022)
Pertanyaan No. 3
Jumlah kata : 917

Blok Keterampilan Belajar


2020 – 2021
Anemia adalah suatu keadaan saat tubuh mengalami kekurangan kadar hemoglobin
dalam darah yang menyebabkan pengangkutan oksigen ke seluruh tubuh menjadi berkurang
sehingga seorang penderita anemia merasakan lemas, anemia disebabkan oleh kurangnya
asupan zat besi yang diterima oleh tubuh sehingga produksi hemoglobin menjadi
berkurang[CITATION fit18 \l 1033 ]. Remaja perempuan dan ibu hamil lebih rentan terkena
anemia dibandingkan yang lainnya. Ada beberapa factor yang dapat memicu terjadinya
anemia yaitu tempat tinggal, kekumuhan, Pendidikan orang tua, dan penghasilan.

Tempat tinggal, kekumuhan, dan tingkat Pendidikan seseorang sangat berkaitan


dengan kejadian anemia. Pendidikan merupakan hal terpenting dalam hidup yang harus
dimiliki seseorang, Pendidikan dapat menentukan seberapa luas wawasan kita mengenai
berbagai hal yang dapat membantu dalam menghadapi berbagai tantangan dan melakukan
penyesuaian terhadap lingkungan sekitar [CITATION nin15 \l 1033 ], tingkat pendidikan
seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggalnya, seseorang yang tinggal di
daerah terpencil cenderung memiliki Pendidikan yang kurang dikarenakan sarana dan
prasarana yang tidak memadai. Ketika seseorang memiliki Pendidikan yang cenderung
kurang, hal ini dapat berdampak pada kurangnya wawasan dalam menentukan pola hidup
sehat yang akan ia jalani, khususnya dalam kejadian anemia ini, ia tidak dapat mengetahui
pentingnya asupan zat besi yang harus dipenuhi untuk kebutuhan sehari hari bagi diri sendiri
maupun keluarganya untuk mencegah resiko anemia. Orang yang memiliki Pendidikan tinggi
umumnya memiliki wawasan yang luas dan mampu menerima informasi yang didapat
dengan baik, dalam hal ini pemilihan makanan yang bergizi untuk kebutuhan sehari hari. Hal
ini menunjukan bahwa tingat Pendidikan dan tempat tinggal memengaruhi resiko seseorang
terkena anemia.

Pada wanita, khususnya ibu hamil cenderung memiliki resiko terkena anemia yang
cukup tinggi. Hal hal yang dapat terjadi pada ibu hamil yang mengalami anemia yaitu bayi
lahir premature, mengalami pendarahan yang berlebih, bayi yang lahir memiliki berat yang
tidak normal, keguguran, dan bahakan dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bayi.
Prevalensi anemia pada ibu hamil masih tergolong cukup tinggi yaitu diatas 40% sehingga
kematian ibu pertahunnya mencapai 18 ribu kematian yang disebabkan oleh pendarahan yang
secara tidak langsung disebabkan oleh anemia [ CITATION Okt18 \l 1033 ] . Pada saat kehamilan
tentu saja seorang ibu membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak untuk dirinya dan
bayi yang dikandungnya dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, kecukupan akan
makanan yang bergizi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan demi menjaga kelangsungan
hidup yang baik bagi ibu dan bayinya. Oleh karena itu, sangat diperlukan wawasan dan
pengetahuan seorang ibu dalam pemilihan dan penerapan pola hidup sehat khususnya
pemilihan makanan yang bergizi, dalam hal ini mencukupi kebutuhan asupan zat besi bagi
tubuh agar terhindar dari resiko terkena anemia. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka
semakin tinggi pula kesadarannya dalam memilih dan mendapatkan makanan dengan gizi
yang baik dan cukup untuk memenuhi kebutuhan, ibu hamil yang memiliki tingkat
pendidikan yang cukup rendah cenderung lebih rentan terkena anemia dibandingkan dengan
ibu hamil yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas terhadap upaya pemenuhan kebutuhan gizi pada saat kehamilan,
ibu hamil yang memiliki pendidikan yang tinggi cenderung lebih mudah meneriman
informasi yang berkaitan dengan pengetahuan tentang kesehatan, dalam hal ini pemilihan
makanan yang mengandung zat besi tinggi dan pengetahuan tentang anemia [CITATION
mar16 \l 1033 ]. Kualitas dalam pemilihan makanan dan pola hidup yang sehat dapat dilihat
dari kehidupan sehari harinya yang teratur, makan makanan bergizi, dan kebutuhan akan zat
besi dapat terpenuhi dengan baik dapat menunjukkan bahwa seseorang memiliki pendidikan
yang tinggi dan memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas tentang gizi dan Kesehatan.

Selain berkaitan dengan tingkat pendidikan, factor yang memengaruhi kejadian


anemia juga dipengaruhi oleh tempat tinggal seseorang. Penelitian menunjukan bahwa
penduduk yang tinggal di daerah hutan memiliki resiko terserang anemia lebih rendah
dibandingkan dengan seseorang yang tinggal di daerah pedesaan khususnya tidak dihutan,
karena seseorang yang tinggal di pedesaan biasanya kurang dalam mengonsumsi buah
buahan, sayuran, dan juga kurang dalam mengonsumsi daging yang menjadi sumber utama
zat besi dibandingkan dengan seseorang yang tinggal di daerah hutan yang biasanya berburu
hewan liar sebagai makanan utama mereka yang dapat menunjang asupan zat besi[CITATION
cal19 \l 1033 ]. Prevalensi anemia memiliki variasi menyesuaikan dengan zona geografisnya.
Wanita yang tinggal di zona dataran tinggi (perbukitan/pegunungan) dengan wanita yang
tinggal di zona pesisir memiliki kemungkinan mengalami kejadian anemia 1,7 (95% CI 1,43-
2,05), sedangkan orang-orang yang tinggal di daerah dataran rendah memiliki kecendrungan
kejadian anemia sekitar 1,6 (95% CI 1,41-1,92 dan 1,38-1,88) [ CITATION Win18 \l 1033 ].
Penelitian yang dilakukan oleh [ CITATION Ers17 \l 1033 ] menunjukkan bahwa mahasiswa
yang tinggal di kos cenderung lebih sering mengonsumsi makanan cepat saji dibandingkan
dengan mahasiswa yang tinggal dengan orang tua yang makanannya lebih terjaga dan bergizi
karena orang tua biasanya memenuhi kebutuhan akan asupan gizi terhadap anaknya, hal ini
kemudian menyebabkan mahasiswa yang tinggal di kos lebih sering mengalami masalah gizi.
Masih mengenai tempat tinggal, pada umumnya seseorang yang tinggal di daerah terpencil
memiliki tingkat pendidikan yang cenderung kurang. Hal ini membuat seseorang memiliki
pengetahuan yang kurang dalam menentukan pola hidup yang baik dan memilih makanan
yang tepat khususnya dalam mengonsumsi daging untuk mencukupi asupan zat besi, hal ini
juga dipengaruhi oleh sulitnya mendapatkan makanan yang layak dan bergizi, serta
mencukupi kebutuhan akan zat besi, warga atau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil
cenderung mengonsumsi makanan seadanya. Informasi yang didapat juga sedikit karena
kurangnya akses informasi yang bisa didapat oleh orang orang yang tinggal di daerah
terpencil sehingga tidak mengetahui bagaimana cara mengurangi resiko anemia,
penanggulangannya, dan cara mencegahnya.

Kesimpulan dari esai ini adalah tingkat pendidikan khususnya pada Ibu hamil sangat
berpengaruh dalam peningkatan resiko anemia karena kurangnya pengetahuan pada Ibu hamil
terhadap pemilihan makanan yang dikonsumsi selama masa kehamilan, tetapi hal ini dapat
dicegah melalui penyuluhan tentang pentingnya pemilihan makanan yang bergizi pada Ibu
hamil, selain karena pendidikan, tempat tinggal juga memengaruhi peningkatan resiko
seseorang terkena anemia. Oleh karena itu, pendidikan dan tempat tinggal saling berkaitan
terhadap kejadian anemia.
Daftar Pustaka
Caleb, T. Y. et al., 2019. Dietary Intake, Forest Foods, and Anemia in Southwest Cameroon. Plos One,
14(4), p. 18.

Ersila, W. & Prafitri, L. D., 2017. Hubungan Tempat Tinggal dan Motivasi Konsumsi Zat Besi dengan
Kadar Hemoglobin pada Mahasiswa Kebidanan Stikes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
Jurnal Kebidanan Indonesia, 8(1), p. 33.

Fitriany, J. & Saputri, A. I., 2018. Anemia Defisiensi Besi. AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Malikussaleh, 4(2), p. 1.

Mariza, A., 2016. Hubungan Pendidikan Dan Sosial Ekonomi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Bps T Yohan Way Halim Bandar Lampung Tahun 2015. Kesehatan Holistik, 10(1), p. 5.

Ningrum, S. D. Y., Suwarni, N. & R., 2015. Hubungan Antara Tempat Tinggal dengan Prestasi Belajar.
Jurnal Penelitian Geografi, 3(3), p. 2.

Oktaviani, 2018. Faktor Asupan Zat Besi dan Sosio Ekonomi dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil.
Jurnal Skala Kesehatan, 9(1), p. 2.

Win, H. H. & Ko, M. K., 2018. Geographical Disparities and Determinants of Anaemia Among Women
of Reproductive Age in Myanmar : Analysis of the 2015–2016 Myanmar Demographic and Health
Survey. WHO South-East Asia Journal of Public Health, 7(2), pp. 103-113.

Anda mungkin juga menyukai