Anda di halaman 1dari 21

PERAN TABLET TAMBAH DARAH DALAM

KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL


Husnah1*, M. Shadiqul Zikri2, Nadya Salsabila 2, Yulia Agustina2
1
Staf of Clinical Nutrition Department, Faculty of Medicine, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia
2
Undergraduate Medical Doctor Program, Faculty of Medicine, Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
Indonesia
Corresponding Author*: dr_husnah@unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Anemia merupakan suatu masalah global karena prevalensinya terus meningkat setiap tahun,
tidak saja di negara maju tapi juga di negara berkembang. Data Riskesdas 2018, menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan prevalensi anemia pada ibu hamil pada tiga periode terakhir yaitu dari
tahun 2010, 2013 dan 2018 sebesar 1,4%, 1,6% dan 4%. Anemia salah satunya disebabkan
karena defisiensi zat besi. Anemia defisiensi zat besi adalah kejadian umum pada ibu hamil.
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, salah satu tindakan kuratif dan preventif untuk
anemia pada ibu hamil adalah dengan pemberian obat tablet tambah darah. Tablet tambah darah
ini merupakan suplemen yang mengandung zat besi dan folat yang diberikan kepada ibu hamil
untuk mencegah anemia gizi besi selama masa kehamilan yang berfunsi sebagai pembentuk
hemoglobin (Hb) dalam darah. Oleh karena itu, pemberian tablet tambah darah sudah mulai
dianjutkan untuk mengurangi risiko masalah anemia pada ibu hamil.
Kata Kunci : Anemia, tablet tambah darah, ibu hamil
PENDAHULUAN pada ibu hamiI di Indonesia meningkat
ditahun 2018 menjadi 48,9% bila dibanding
Kualitas sumber daya manusia yang baik
tahun 2013hanya 37,1%(3).48230
menjadi elemen pendukung majunya Negara Anemia selama kehamilan merupakan masalah
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di era kesehatan masyarakat terutama di negara
globalisasi ini. Untuk mendapatkan kualitas SDM berkembang dan berhubungan dengan hasil yang
yang baik, seorang calon ibu harus mencukupi merugikan pada kehamilan [1]. World Health
Organization (WHO) mendefinisikan anemia
asupan gizinya sehingga janin dapat tumbuh
dalam kehamilan sebagai konsentrasi hemoglobin
sehat dan lahir dalam keadaan normal. Interaksi (Hb) kurang dari 11 g/dl [2]. Menurut WHO,
lingkungan yang baik diperlukan untuk anemia dianggap sebagai masalah atau masalah
perkembangan anak yang optimal. Kondisi kesehatan masyarakat jika studi populasi
terjadinya penurunan jumlah sel darah merah menemukan prevalensi anemia sebesar 5,0% atau
lebih. Prevalensi anemia ≥40% dalam suatu
untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh populasi tergolong masalah kesehatan masyarakat
disebut anemia. 8955 yang berat [3]. Data global menunjukkan bahwa
56% ibu hamil di negara berpenghasilan rendah
dan menengah (LMIC) mengalami anemia [1].
Anemia Prevalensi anemia tertinggi pada ibu hamil di
Anemia merupakan salah satu masalah gizi, Afrika Sub-Sahara (SSA) (57%), diikuti ibu hamil
dimana kadar haemoglobin (HB) dalam darah di Asia Tenggara (48%), dan prevalensi terendah
lebih rendah dari standar nilai normal yang telah (24,1%) ditemukan pada ibu hamil di Amerika
ditetapkan WHO berdasarkan jenis kelamin dan Selatan. 3]. Survei Demografi dan Kesehatan
kategori umur. Hasil Riskesdas 2018 Tanzania melaporkan sedikit penurunan prevalensi
menunjukkan proporsi anemia pada kelompok anemia di kalangan wanita hamil dari 58% pada
umur 15-24 tahun sebesar 32%, sedangkan 2004/05 menjadi 53% pada 2010 [4, 5]. Studi lain
proporsi anemia pada perempuan (27,2%) lebih yang dilakukan di Tanzania telah melaporkan
tinggi dibandingkan pada laki-laki (20,3%). Tiga prevalensi anemia yang lebih tinggi pada wanita
beban masalah gizi (triple burden) yang terjadi di hamil: 68% di Dar es Salaam dan 47% di Moshi
Indonesia saat ini adalah stunting, wasting dan [6, 7]. Penyebab anemia selama kehamilan di
obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti negara berkembang bersifat multifaktorial; ini
anemia. Tiga masalah gizi tersebut erat kaitannya termasuk defisiensi mikronutrien besi, folat, dan
dengan kejadian anemia. Kekurangan gizi dapat vitamin A dan B12 dan anemia karena infeksi
menyebabkan anemia diantaranya adalah parasit seperti malaria dan cacing tambang atau
kekurangan zat gizi mikro seperti Ferro dan Anemia infeksi kronis seperti TB dan HIV [7-11].
Ferritin.109 Kontribusi masing-masing faktor penyebab anemia
Anemia selama kehamilan dapat selama kehamilan bervariasi karena letak
geografis, pola makan, dan musim. Tetapi di
menyebabkandampak negatif, salah satunya
Afrika Sub-Sahara asupan makanan kaya zat besi
menyebabkankematian pada ibu hamil(2). yang tidak memadai dilaporkan sebagai penyebab
Ibu hamil yangmengalami anemia berisiko 5 utama anemia pada wanita hamil [10, 11]. Anemia
kali lebih besarmengalami perdarahan saat selama kehamilan dilaporkan berdampak negatif
persalinan hinggaberujung terjadinya terhadap kesehatan ibu dan anak serta
kematian ibu(5). 48230 meningkatkan risiko kematian ibu dan perinatal
Anemia merupakankondisi seseorang di [12, 13]. Efek kesehatan negatif bagi ibu meliputi
mana konsentrasi hemoglobin,di bawah nilai kelelahan, kapasitas kerja yang buruk, gangguan
<11 gr/dl(2).WHO menargetkan angka fungsi kekebalan tubuh, peningkatan risiko
kejadian anemia diseluruh negara berkurang penyakit jantung, dan kematian [1, 13, 14].
sebesar 50% pada wanitausia subur di tahun Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anemia
selama kehamilan menyumbang 23% penyebab
2025(2). Hasil Riskesdas mencatatanemia
tidak langsung kematian ibu di negara Midwest, Timur Laut, dan barat.
berkembang [1]. Anemia dalam kehamilan
dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran Berdasarkan data Riskesdas 2013, di
prematur dan bayi berat lahir rendah Stephen Indonesia, 13,5% orang dewasa usia 18
Obesitas adalah akumulasi lemak atau tahun ke atas mengalami kelebihan berat
jaringan adiposa yang berlebihan atau badan, sementara itu 28,7% mengalami
abnormal dalam tubuh yang mengganggu obesitas (IMT>25). Berdasarkan indikator
kesehatan karena meningkatkan risiko RPJMN 2015-2019 sebanyak 15,4%
perkembangan diabetes mellitus, penyakit mengalami obesitas (IMT>27). Sementara
kardiovaskular, hipertensi, pada anak usia 5-12 tahun, sebanyak
dan hiperlipidemia. 18,8% kelebihan berat badan dan 10,8%
Obesitas merupakan penyakit yang mengalami obesitas.11
kompleks dan memiliki etiologi Obesitas adalah hasil dari
multifaktorial. Obesitas merupakan ketidakseimbangan antara asupan energi
penyebab paling umum kematian kedua harian dan pengeluaran energi yang
yang dapat dicegah setelah merokok. mengakibatkan kenaikan berat badan
Obesitas membutuhkan strategi yang berlebihan. Obesitas adalah penyakit
pengobatan multipel dan mungkin multifaktorial, yang disebabkan oleh
memerlukan pengobatan seumur hidup. berbagai faktor genetik, budaya, dan
Penurunan berat badan 5% hingga 10% sosial. Berbagai penelitian genetik
dapat secara signifikan meningkatkan menunjukkan bahwa obesitas sangat
kesehatan, kualitas hidup, dan beban diwariskan, dengan banyak gen yang
ekonomi individu dan negara secara diidentifikasi dengan adipositas dan
keseluruhan.9,10 penambahan berat badan. Penyebab
Hampir sepertiga orang dewasa dan obesitas lainnya termasuk berkurangnya
sekitar 17% remaja di Amerika Serikat aktivitas fisik, insomnia, gangguan
mengalami obesitas. Menurut data Pusat endokrin, obat-
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit obatan, aksesibilitas dan konsumsi
(CDC) 2011-2012, satu dari lima remaja, karbohidrat berlebih dan makanan tinggi
satu dari enam anak usia sekolah dasar, gula, serta penurunan metabolisme
dan satu dari 12 anak usia prasekolah energi.9,12
mengalami obesitas. Obesitas lebih umum Gen FTO (Fat Mass and Obesity)
di Afrika dan Amerika, diikuti oleh dikaitkan dengan adipositas. Gen ini
Hispanik dan Kaukasia. Negara bagian AS mengandung banyak varian yang
bagian selatan memiliki prevalensi meningkatkan risiko obesitas. Leptin
tertinggi, diikuti oleh adalah hormon adiposit yang mengurangi
asupan makanan dan berat badan.
Resistensi leptin seluler dikaitkan dengan
obesitas. Jaringan adiposa mengeluarkan
adipokin dan asam lemak bebas yang
menyebabkan peradangan sistemik yang
menyebabkan resistensi insulin dan
peningkatan kadar trigliserida, yang
selanjutnya berkontribusi pada obesitas.
Obesitas dapat menyebabkan
peningkatan
deposisi asam lemak di miokardium yang saat ini, telah merubah pola makan
menyebabkan disfungsi ventrikel kiri. Itu masyarakat yang cenderung mengonsumsi
juga telah terbukti mengubah sistem renin- rendah serat. Salah satu sumber makanan
angiotensin yang menyebabkan yang tinggi serat yaitu
peningkatan retensi garam dan tekanan
darah tinggi.9,13
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan
cara pengukuran berat badan yang
disesuaikan dengan tinggi badan, dihitung
dengan cara berat badan dalam kilogram
dibagi dengan kuadrat tinggi badan dalam
meter (kg/m2).14 Indeks Masa Tubuh (IMT)
memiliki hubungan dengan adipositas (Hu,
2008), Namun, karena IMT adalah metode
penilaian tidak langsung, ini dapat melebih-
lebihkan atau meremehkan adipositas pada
individu atau kelompok tertentu, seperti atlet
terlatih atau orang tua (Willett, 2013).
Berdasarkan WHO (2016) obesitas
didefinisikan sebagai IMT > 30 Kg/m2.

Klasifikasi Indeks Massa Tubuh


underweight <18,5
normal 18,5-22,9
overweight >23
berisiko 23-24,9
obesitas 1 25-29,9
obesitas 30
Klasifikasi IMT berdasarkan Asia pasifik

Obesitas disebabkan oleh banyak

faktor
seperti faktor genetik, psikologis, sosial,
dan ekonomi, namun faktor terbesar
pemicu obesitas karena gaya hidup yaitu
pola makan yang salah dan aktivitas fisik
yang kurang. Pola makan merupakan
gambaran mengenai kebiasaan makan dan
tingkat kecukupan bahan makanan dan zat
gizi pada seseorang. Perubahan pola hidup
sayuran dapat berperan dalam puluh lima persen lebih rendah dan
mekanisme pengaturan berat badan sembilan belas persen lebih rendah dari
seseorang karena kandungan seratnya pada anak yang mengkonsumsi makanan
yang tinggi terutama serat larut air serta cepat saji setiap hari. Anak yang jarang
rendah kalori.15 mengkonsumsi

Faktor Resiko Anemia


1. Asupan energi
Asupan energi yang berlebih
merupakan penyebab utama terjadinya
masalah obesitas. Energi diperoleh dari
metabolisme zat gizi di dalam tubuh.
Proses dan jumlah energi yang
dihasilkan oleh masing-masing zat gizi
ini berbeda satu dengan yang lainnya.
Makanan yang padat energi yang disertai
dengan kurangnya aktifitas fisik diduga
mengakibatkan berat badan akan
bertambah, dan sebagian besar kelebihan
energi tersebut akan disimpan sebagai
lemak dan penumpukkan lemak inilah
yang menyebabkan obesitas.4,16
Selain itu pola makan anak seperti
sering mengkonsumsi makanan yang
tinggi kalori dan rendah nutrien memiliki
hubungan dengan terjadinya kelebihan
berat badan dan obesitas. eningkatan
konsumsi camilan pada anak seperti
karbohidrat olahan (gula, tepung putih,
dan lemak jenuh) meningkatkan
terjadinya obesitas dan penyakit kronik
lainnya. Konsumi makanan manis seperti
kue, cokelat, dan permen memiliki
hubungan yang signifikan dengan
terjadinya obesitas dan obesitas
abdominal. Anak yang jarang
mengkonsumsi junk food atau makanan
cepat saji seperti hot dogs, hamburgers,
cheeseburgers, fried chicken, and pizza
memiliki risiko obesitas general dua
minuman manis seperti soda dan minuman DVD, video games, dan bermain gadget
ringan memiliki risiko obesitas general kurang dari dua jam sehari merupakan
15% lebih rendah dari pada anak yang
mengkonsumsi minuman manis seiap
hari.17
2. Aktivitas
Saat ini kemajuan teknologi yang
banyak menciptakan alat-alat yang mampu
menghemat pengeluaran energi dari dalam
tubuh misalnya blender, mesin cuci, mesin
penyedot debu, dan sebagainya. Di
berbagai gedung, terdapat sarana yang
mampu mengurangi aktifitas fisik
seseorang seperti eskalator, lift, dan
sebagainya. Sarana transportasi, seperti
bus, mobil, dan motor akan memudahkan
orang agar tidak berjalan kaki atau
bersepeda ke suatu tempat. Selain itu,
kesibukan rutinitas kerja yang semakin
meningkat juga menyebabkan seseorang
tidak mempunyai waktu untuk berolah
raga dan jenis pekerjaan yang dilakukan
sehari- hari dapat mempengaruhi gaya
hidup seseorang. Seperti diketahui,
aktivitas fisik akan membakar energi dari
dalam tubuh. Dengan demikian, jika
asupan energi ke dalam tubuh berlebihan
dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik
yang seimbang tentu akan menyebabkan
tubuh mengalami kegemukan.4
Tingkat aktivitas fisik yang rendah
dapat menurunkan pengeluaran energi
sehingga energi akan disimpan dalam
jaringan lemak. Rendahnya aktivitas fisik
dan tingginya perilaku menetap
berhubungan dengan tingginya persentil
indeks masa tubuh. Perilaku menetap
meningkatkan risiko terjadinya obesitas.
Perilaku menetap seperti waktu di depan
layar seperti menonton televisi, menonton
tindakan untuk mencegah terjadinya badan pada orang tua memiliki hubungan
obesitas. Beberapa studi telah positif dengan kelebihan berat badan
menemukan perilaku menetap anak. Faktor genetik berhubungan
merupakan faktor risiko independen dengan pertambahan
terhadap obesitas. Perilaku menetap lebih
dari empat jam per hari memiliki
hubungan positif dengan kelebihan berat
badan atau obesitas. Anak yang
menghabiskan waktunya lebih dari
empat jam untuk kegiatan menetap setiap
hari dua kali lebih besar kemungkinan
kelebihan berat badan atau obesitas
dibandingkan anak-anak yang
menghabiskan lebih sedikit waktu pada
kegiatan menetap.17
3. Waktu Tidur
Penurunan waktu tidur pada anak-
anak dan dewasa meningkatkan risiko
terjadinya obesitas, dengan dampak yang
mungkin lebih besar pada anak-anak
dibandingkan pada orang dewasa.
Penurunan waktu tidur berhubungan
dengan penurunan tingkat leptin dan
peningkatan ghrelin yang menyebabkan
peningkatan rasa lapar.17
4. Faktor Genetik
Mutasi beberapa gen berhubungan
dengan obesitas gen Lep (ob), LepR (db),
POMC, MCR4R, PC-1, dan TrkB dapat
menyebabkan obesitas. Sindrom genetik
yang mempunyai asosiasi dengan
obesitas pada anak- anak diantaranya,
sindrom Prader-Willi,
Pseudohypoparathyroidism, Sindrom
Laurence-Moon-Biedl (Bardet- Biedl),
Sindrom Cohen, Sindrom Down,
Sindrom Turner.9 Riwayat obesitas pada
orang tua berhubungan dengan
genetik/hereditas anak dalam mengalami
obesitas. Hasil penelitian Haines,
menunjukkan bahwa kelebihan berat
berat badan, IMT, lingkar pinggang, dan dengan dosis yang tepat efektif untuk
aktivitas fisik. Jika ayah dan/atau ibu meningkatkan cadangan zat besi jika
menderita overweight (kelebihan berat dikonsumsi secara rutin. Admin
badan) maka kemungkinan anaknya
memiliki kelebihan berat badan sebesar Tablet Fe akan efektif sebagai salah satu perbaikan
gizi, apabila diminum sesuai aturan pakai. Adapun
40- 50%.5 salah satu aturan pemakaian tablet Fe minum satu
5. Faktor Endokrin dan Neurofisiologi tablet tambah darah (TTD) seminggu sekali atau
Penurunan tingkat leptin dan sesuai kebutuhan dan dianjurkan minum satu tablet
peningkatan ghrelin yang menyebabkan selama haid. Manfaat tablet Fe sebagai berikut:
Pengganti zat besi yang hilang bersama darah pada
peningkatan rasa lapar juga dapat wanita haid, Wanita mengalami hamil, menyusui,
menyebabkan terjadinya obesitas pada sehingga kebutuhan zat besinya sangat tinggi yang
anak anak-anak dan dewasa. Hormon perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak
pencernaan, termasuk cholecystokinin, remaja, mengobati wanita remaja putri yang
menderita anemia, meningkatkan kemampuan
GLP-1, peptida YY, dan umpan balik dari belajar, kemampuan kerja dan kualitas sumber
neuronal vagal mendorong rasa kenyang, daya manusia serta generasi penerus,
sedangkan ghrelin merangsang nafsu meningkatkan status gizi dan kesehatan remaja
makan. Jaringan adiposa memberikan putri dan wanita. 109
Terdapat beberapa faktor yang mempermudahdan
umpan balik mengenai tingkat menghambat absorbsi zat besi dalam
penyimpanan energi ke otak melalui rilis tubuh.Konsumsi buah-buahan yang mengandung
hormon adiponektin dan leptin.18 vitaminC sangat berperan dalam absorbsi besi
denganjalan meningkatkan absorbsi zat besi non
hemehingga empat kali lipat. Mekanisme absorpsi
Tablet Tambah Darah initermasuk mereduksi ferri menjadi bentuk ferro
dalamlambung yang mudah diserap. Sedangkan
Tablet tambah darah (TTD) faktor yangmenghambat adalah tannin dalam teh,
merupakan suplemen yang mengandung fitat, fosfat, danserat dalam bahan makanan
zat besi dan folat yang diberikan kepada (Sedioetama, 2000).Pemberian tablet besi
ibu hamil untuk mencegah anemia gizi besi bersamaan dengan zat gizimikro lain (multiple
micronutrients) lebih efektif dalammeningkatkan
selama masa kehamilan yang berfungsi status besi, dibandingkan denganhanya
sebagai pembentuk hemoglobin (Hb) memberikan suplementasi besi dalam bentukdosis
dalam darah. Tablet tambah darah bila tunggal. Oleh karena itu, untuk
diminum secara teratur dan sesuai aturan meningkatkanpenyerapan besi di dalam tubuh,
suplementasi besiyang diberikan perlu
dapat mencegah dan menanggulangi dikombinasi dengan mikronutrienlain, seperti
anemia. Suplemen tablet tambah darah vitamin A dan vitamin C.Absorbsi zat besi yang
diberikan untuk menghindari terjadinya efisien dan efektif adalahbesi dalam bentuk ferro
anemia.1 sebab mudah larut, untuk itudiperlukan suasanan
asam di lambung dan senyawayang dapat
Zat besi diklasifikasikan sebagai mikronutrien.
mengubah ferri menjadi ferro di dalamusus adalah
Peran gizi utama besi adalah untuk mendukung
vitamin C. Berdasarkan latar belakangtersebut,
erythropoiesis. Zat besi diprioritaskan untuk sel
maka peneliti ingin melakukan
darah merah di atas semua sistem organ lainnya,
penelitianeksperimental dengan memberikan tablet
termasuk otak, pada janin yang sedang
TambahDarah (Fe) dan vitamin C untuk melihat
berkembang nihms
meningkatkankadar hemoglobin ibu hamil yang
Suplementasi tablet tambah darah akan dibandingkandengan kadar hemoglobin pada
ibu hamil yang hanyadiberikan tablet Tambah diimbangi dengan peningkatan eritrosit
Darah (Fe) saja. 20954 akibatnya kadar hemoglobin (Hb) di
Secara nasional cakupan ibu hamil mendapat
dalam darah menurun sehingga berujung
tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%, data
tersebut belum mencapai target program mengalami anemia. 3Anemia pada ibu
tahun 2014 sebesar 95%. Di negara hamil meningkatkan risiko terjadinya
berkembang, meskipun pemberian suplemen abortus, lahir prematur, melahirkan bayi
zat besi juga megandung asam folat namun dengan Berat Badan Lahir Rendah
defisiensi vitamin seperti vitamin A, asam (BBLR), lahir mati dan kematian prenatal.
folat dan vitamin B12 dapat menyebabkan Anemia pada ibu hamil wajar terjadi
anemia. Asam folat dan vitamin B12
karena adanya peningkatan plasma sel
diperlukan dalam pembentukan sel darah
merah. Kekurangan asam folat dalam darah yang disebut Pseudoanemia. Ibu
kehamilan akan menyebabkan gangguan hamil dikatakan mengalami anemia
pematangan inti eritrosit, sehingga muncul apabila kadar Hb. 2
sel darah merah dengan bentuk dan ukuran Kebutuhan fisiologis akan zat besi sangat tinggi
abnormal yang disebut dengan anemia pada kehamilan dan masa bayi dengan perkiraan
megaloblastic 1000-1200 mg zat besi yang dibutuhkan selama
kehamilan.8,11]. Sekitar dua pertiga dari besi ini
Ibu Hamil untuk kebutuhan ibu, dan 1/3 untuk kebutuhan
jaringan plasenta-janin.11]. Namun, kebutuhan
Ibu hamil menjadi salah satu populasi yang bervariasi selama masa kehamilan dengan
paling rentan terkena anemia. Hal ini kebutuhan yang lebih rendah pada trimester
disebabkanadanya peristiwa hemodilusi atau pertama (0,8 mg/hari) dibandingkan kebutuhan
pengenceran darahdi mana peningkatan sebelum kehamilan dan kebutuhan yang jauh lebih
volume plasma tidak diimbangidengan tinggi pada trimester ketiga (3,0–7,5 mg/hari).13].
Peningkatan progresif ini mencerminkan pola
peningkatan eritrosit akibatnya
temporal dari hematopoiesis dan pertumbuhan
kadarhemoglobin (Hb) di dalam darah janin.11]. Hematopoiesis ibu dan ekspansi RBC
menurun sehinggaberujung mengalami serta pertumbuhan janin jauh lebih tinggi pada
anemia. 48230 paruh kedua kehamilan. Jadi banyak dari 330-400
Ibu hamil merupakan salah satu mg untuk janinpertumbuhan, oleh karena itu,
kelompok rawan kekurangan gizi, karena diperlukan pada trimester terakhir. Beberapa
terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk kebutuhan zat besi total dapat dipenuhi oleh
simpanan zat besi ibu pada wanita yang penuh zat
memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang besi, dan sekitar 300 mg dari total zat besi ini
dikandungnya. Pola makan yang salah didaur ulang dan kembali tersedia untuk ibu saat
pada ibu hamil membawa dampak volume sel darah merahnya berkontraksi
terhadap terjadinya gangguan gizi antara pascapersalinan. Sekitar 750 mg zat besi tambahan
diperlukan selama kehamilan di luar yang
lain anemia, pertambahan berat badan dimobilisasi dari dan kemudian dikembalikan ke
yang kurang pada ibu hamil dan simpanan ibu pada wanita yang penuh zat besi.
gangguan pertumbuhan janin.2 Ibu hamil Untuk wanita dengan simpanan zat besi rendah
menjadi salah satu populasi yang paling atau habis, 1000 mg atau lebih zat besi tambahan
mungkin diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
rentan terkena anemia. Hal ini zat besi ibu dan janin selama kehamilan. Nutrients
disebabkan adanya peristiwa hemodilusi Selama kehamilan, diet seimbang dengan asupan
atau pengenceran darah di mana nutrisi penting yang cukup penting untuk
peningkatan volume plasma tidak perkembangan janin dan hasil kelahiran, tetapi
juga untuk kesehatan ibu. Salah satu mikronutrien
yang sangat penting adalah zat besi. Menjadi
konstituen vital hemoglobin, zat besi sangat
penting untuk pembentukan darah dan suplai
oksigen, dan memungkinkan berbagai reaksi
enzimatik dalam tubuh manusia. Selama
kehamilan, kebutuhan zat besi meningkat, yang
paling penting karena peningkatan massa sel
darah merah dan pertumbuhan janin dan plasenta
dan terutama selama trimester kedua dan ketiga.
Jumlah total zat besi yang dibutuhkan untuk
kehamilan tunggal diperkirakan 835 mg. Untuk
memenuhi hal tersebut, Nutrition Societies of
Germany, Austria and Switzerland (DA-CH)
merekomendasikan asupan zat besi harian sebesar
30 mg untuk ibu hamil sejak trimester kedua
kehamilan.1228
Kualitas kesehatan ibu selama kehamilan
adalah faktor penting pertumbuhan janin yang
optimal. Oleh sebab itu, asupan zat gizi di masa
ini sangat krusial karena selain mencukupi
kebutuhan ibu, tubuh juga akan berusaha
mencukupi kebutuhan janin yang tumbuh di
dalamya. Salah satu tanda tidak tercukupinya
kebutuhan ibu selamakehamilan adalah terjadinya
anemia. Dengan mengkaji 10 artikel terkait yang
diterbitkan pada situs jurnal resmi berbahasa
Inggris dalam rentang tahun 2015-2020, berikut
beberapa masalah yang dapat terjadi pada bayi
jika ibu menderita anemia selama masa
kehamilan.8955
Karakteristik perilaku dan pribadi nilai seperti tawuran, minum
pada masa remaja meliputi aspek: minuman keras dan hubungan
a. Perkembangan Fisik-seksual seksual diluar nikah.
Laju perkembangan secara umum f. Perkembangan Kepribadian
berlangsung pesat, dan munculnya Fase remaja merupakan saat yang
ciri- ciri sekssekunder dan seks paling penting bagi perkembangan
primer. dan integrase kepribadian
b. Psikososial
Dalam perkembangan sosial remaja Kejadian Obesitas Pada Remaja Akibat
mulai memisahkan diri dari orangtua
Melewatkan Sarapan
memperluas hubungan dengan teman
sebayanya. Tiap jenis anemia memiliki defisiensi zat gizinya
masing-masing, dan tiap defisiensi memiliki
c. Perkembangan Kognitif efeknya masingmasing pada janin maupun bayi.
Ditinjau dari perkembangan kognitif, Anemia yang umum terjadi saat kehamilan yakni
remaja secara mental telah berpikir anemia defisiensi besi (3). Zat besi (Fe) pada masa
logis tentang berbagai gagasan yang kehamilan akan digunakan sebagai salah satu zat
pembentuk plasenta dan sel darah merah. Terdapat
abstrak peningkatan kebutuhan Fe pada ibu hamil yakni
d. Perkembangan Emosional sebesar 200-300% atau dengan perkiraan berat
Masa remaja merupakan puncak sebesar 1040 mg. Secara detail, distribusi zat besi
emosionalitas, yaitu perkembangan dalam tubuh ibu hamil yakni diantaranya
penyaluran ke janin sebesar 300 mg,
emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, perkembangan plasenta sebesar 50-75 mg,
terutama organ-organ seksual menjaga jumlah sel darah merah sebesar 450 mg,
mempengaruhi berkembangnya emosi serta digunakan saat melahirkan sebesar 200 mg.
atau perasaan-perasaan dan dorongan- Persentase munculnya anemia gestasional skala
nasional sendiri pada hasil riset kesehatan dasar
dorongan baru yang dialami terakhir yaitu 48,9%. Angka ini merupakan
sebelumnya seperti perasaan cinta, peningkatan dari prevalensi tahun sebelumnya
rindu, dan keinginan untuk berkenalan yakni 37,1. Sementara itu, dari klasifikasi umur,
lebih intim dengan lawan jenis diketahui bahwa wanita berumur 15-24 tahun
memiliki prevalensi tertinggi diantara umur lain di
e. Perkembangan Moral atasnya yaitu 84,6% (5). Angka ini lebih tinggi
Remaja berada dalam tahap dengan prevalensi wanita hamil anemia berumur
berperilaku sesuai dengan tuntutan 15-49 tahun di dunia yakni 38% (2). Hal ini
dan harapan kelompok dan loyalitas menunjukkan adanya pengetahuan yang kurang
dari ibu usia muda mengenai pentingnya
terhadap norma atau peraturan yang kecukupan gizi saat hamil. Terdapat beberapa
berlaku yang diyakininya maka tidak penyakit atau kelainan pada bayi sebagai akibat
heranlah jika diantara remaja masih dari tiap jenis defisiensi anemia pada ibu hamil.
banyak yang melakukan pelecehan Pada kondisi kekurangan B12 misalnya, dapat
berakibat pada kecacatan tabung saraf/neural tube
terhadap nilai- defect (6). Kecacatan tabung saraf terjadi ketika
tabung saraf tidak menutup dengan sempurna.
Tabung saraf membentuk otak dan saraf tulang
belakang. Kelainan ini dimulai pada tahap awal
kandungan, bahkan ketika ibu belum menyadari
kehamilannya (7). Selain itu, salah satu tipe berdasarkan metaanalisis dari dua studi
kecacatan tabung saraf bernama spina bifida juga kohort menunjukkan bahwa hubungan
dapat ditemukan pada ibu defisiensi folat (6).
Spina bifida merupakan kondisi ketika tulang antara melewatkan sarapan dan obesitas
belakang dan sarafnya tidak terbentuk secara tidak signifikan.8
sempurna akibat tabung saraf yang tidak tertutup Berdasarkan penelitian yang
sempurna. Beberapa komplikasi dari spina bifida dilakukan di Jepang 2021 didapatkan
sendiri diantaranya yakni gangguan bergerak dan
berjalan, komplikasi ortopedik, dan gangguan- bahwa prevalensi
gangguan otak (8). Melalui hasil observasi diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai dampak anemia yang terjadi pada ibu
hamil sehingga nantinya dapat terlihat secara
jelas pentingnya mencegah anemia untuk
memenuhi perkembangan dan pertumbuhan bayi
juga janin. 8955
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan pada tahun 2020 terdapat 57
anak (32,0%) dari 178 subjek yang
menderita obesitas dan 121 anak (68,0%)
memiliki status gizi yang normal.
Sebagian besar anak memiliki kebiasaan
sarapan yaitu sebanyak 139 anak
(78,1%) dan 39 anak (21,9%) tidak
memiliki kebiasaan sarapan.7
Penelitian lain yang dilakukan
terkait obesitas pada remaja di
Kalimantan Timur pada tahun 2021
menunjukkan bahwa dari 73 orang yang
memiliki kebiasaan sarapan pagi kurang
dari 5 kali dalam seminggu sebanyak 31
resonden dengan persentase sebanyak
42,5% yang memiliki kebiasaan sarapan
lebih dari 5 kali dalam seminggu
sebanyak 42 responden dengan
persentase sebanyak 57,5%. 6

Hal ini serupa dengan penelitian


yang dilakukan di Iran tahun 2019
menunjukkan dari 14 studi cross-
sectional yang dikaji, peneliti
menemukan hubungan positif antara
melewatkan sarapan dan risiko kelebihan
berat badan atau obesitas. Meskipun
kelebihan berat badan atau obesitas pada Hasil dari Penelitian ini menunjukan dari 23
anak laki-laki secara bertahap meningkat responden yang memiliki konsumsi TTD yang
baik terdapat 74,1% responden yang tidak
dari 7,9% pada usia 2,5 tahun hingga lebih mengalami anemia dan 25% yang mengalami
dari 10% pada usia 10-13 tahun. Di anemia serta dari 16 responden yang memiliki
samping itu, prevalensi pada anak konsumsi kurang baik terdapat 75% mengalami
perempuan yang kelebihan berat badan anemia dan 25,9% tidak mengalami anemia. Nilai
p untuk hubungan antara jumlah konsumsi
atau obesitas menurun dari 10,0% pada terhadap kejadian anemia 0,006 dengan OR 0,117
2,5 tahun menjadi 5,8% pada 13 tahun. (95% CI 0,024- 0,558) bahwa konsumsi TTD
Prevalensi melewatkan sarapan dan merupakan factor protektif terhadap kejadian
kelebihan berat badan atau obesitas setelah anemia pada ibu hamil. Kesimpulan dari penelitian
ini yaitu konsumsi tablet tambah darah (TTD)
usia 4,5 tahun, Responden yang menjadi faktor resiko kejadian anemia pada ibu
melewatkan sarapan pada usia 2,5 tahun hamil di Puskesmas Gladagsari. Naskah
cenderung juga melewatkan sarapan pada ada hubungan antara jumlah TTD yang di terima
usia 4,5, 7, 10 dan 13 tahun. Dalam 4,5, 7, dengan terjadinya anemia, ρ< 0.001 b. ada
hubungan antara jumlah TTD yang di konsumsi
13 tahun anak laki-laki dan perempuan di dengan terjadinya anemia., ρ< 0.001. 404-arti
atas 7 tahun tahun, prevalensi terendah Analisis data penelitian ini menggunakan Fisher’s
kelebihan berat badan atau obesitas adalah Exact. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat
di antara anak-anak yang makan sarapan hubungan yang bermakna antara kepatuhan
mengonsumsi tablet Fe (p=0,000) dengan status
pada usia 2,5 tahun dan pada setiap usia. anemia pada ibu hamil usia kehamilan ≥ 36
Prevalensi kejadian pada usia 13 tahun. minggu. debby
Pada mereka yang melewatkan sarapan Anemia terjadi karena konsentrasi hemoglobin
pada usia 2,5 tahun berhubungan secara menurun, terutama pada usia kehamilan ≥ 36 82
minggu. Pada masa ini kebutuhan zat besi
signifikan dengan kelebihan berat badan meningkat sehingga janin dapat menimbun
atau obesitas pada usia 13 tahun pada anak cadangan besi untuk dirinya sendiri sebagai
laki-laki (OR 1,38; 95% CI, 1.17–1.62), persediaan bulan pertama sesudah lahir. Anemia
tetapi tidak pada pada usia kehamilan ≥ 36 minggu juga akan
menyebabkan ibu kesulitan saat bersalin, seperti
anak perempuan (OR 1.21; 95% CI, rahim tidak berkontraksi dengan baik dan cepat
0.98– lelah mengedan. Begitu pun ketika selesai
1.49).19 persalinan, rahim ibu juga akan sulit berkontraksi
untuk kembali ke ukuran normal. Debby
Hubungan Tablet Tambah Darah dengan Tablet tambah darah yang mengandung zat besi
memiliki peran vital terhadap pertumbuhan janin,
Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil saat hamil asupan zat besi harus ditambah
mengingat selama kehamilan volume darah pada
Kementerian Kesehatan menyarankan tubuh ibu meningkat. Sehingga, untuk dapat
kepada ibu hamil yang mengalami anemia memenuhi kebutuhan ibu dan menyuplai makanan
untuk mengonsumsi tablet tambah darah serta oksigen pada janin melalui plasenta,
(TTD) sebanyak 2 butir tiap hari sampai dibutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak. 7-
rizka
Hb kembali ke batas normal. Ibu hamil Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
yang mengalami anemia harus segera Aries 2017 bahwa 35 responden didapatkan rata-
melakukan pengobatan melalui TTD demi rata kadar hemoglobin pada ibu hamil sebelum
mengurangi dampak dari anemia. 4823 mengonsumsi suplemen zat besi adalah 11,7 gr/dL
dan kadar hemoglobin sesudah megonsumsi memiliki keinginan untuk makan dalam
suplemen zat besi 12,0gr/dL, hal ini menunjukan
bahwa terdapat perubahan kadar hemoglobin jumlah yang banyak sehingga dapat
pada ibu hamil setelah mengonsumsi suplemen mengonsumsi makanan yang berlebihan
zat besi di Wilayah kerja Puskesmas Pesantren di baik pada siang dan malam hari. Asupan
Kota Kediri. 7 Hasil penelitian Amy G. al. (2015) berlebihan dapat meningkatkan sekresi
menunjukan adanya pengaruh mengonsumsi rutin
suplemen zat besi terhadap kadar hemoglobin insulin dan dapat menghambat enzim
pada ibu hamil di U.S 4420 lipase. Enzim lipase ini sendiri dapat
Hasil penelitian Amy G. al. (2015) berfungsi sebagai pemecah kelebihan
menunjukan adanya pengaruh mengonsumsi berat badan menjadi asam dan gliserol
rutin suplemen zat besi terhadap kadar yang kelebihan berat badan, jika terjadi
hemoglobin pada ibu hamil di U.S.⁸ Peneliti
kelebihan berat badan, kelebihan berat
dari Bangladesh bernama Ziauddin Hyder
meneliti apa saja keluhan yang dirasakan ibu badan akan sulit dipenuhi dengan enzim
hamil setelah mengonsumsi tablet zat besi di ini dan tidak akan melakukan proses
daerahnya.6_44420 memecah kelebihan berat badan. Jika ini
terjadi terus menerus dapat menyebabkan
peningkatan berat badan.6
Sarapan sangat penting untuk risiko
kelebihan berat badan. Oleh karena itu,
mempromosikan makan sarapan secara
teratur di semua populasi adalah
rekomendasi yang berguna untuk
mengurangi risiko kelebihan berat badan
dalam pencegahan primer. Makan malam
dalam 2 jam sebelum tidur dan ngemil
sebelum tidur kemungkinan melewatkan
sarapan yang lebih tinggi, dan juga
dikaitkan dengan kejadian yang lebih
tinggi dalam berat badan yang berlebih
meskipun tidak sarapan.6,20
Ketika seseorang melewatkan
sarapan, biasanya mereka memiliki
kualitas makanan yang lebih buruk dan
tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah.
Frekuensi makan berdampak pada
keseimbangan energi dan sarapan pagi
dapat memodulasi asupan energi pada
waktu makan berikutnya dan mencegah
makan berlebihan sepanjang hari. Oleh
karena itu, komponen sarapan dapat
memainkan peran kunci dalam hubungan
antara sarapan dan pengelolaan berat
badan. Istirahat kaya serat puasa,
misalnya, cenderung meningkatkan
respons glikemik
postprandial, rasa kenyang, dan sensitivitas profesor Daniela Jakubowicz
insulin dibandingkan dengan jenis lainnya. mengklarifikasi efek sarapan pada ekspresi
Selain itu, mengonsumsi lebih banyak
energi saat makan malam dapat
mengembalikan mengurangi nafsu makan
di pagi hari. Oleh karena itu, rekomendasi
nutrisi peringatan mengenai gangguan
energi dan perhatian pada interval antara
makan malam dan tidur dapat mengatasi
masalah ini.8
Alasan bahwa melewatkan sarapan
mengarah pada perkembangan obesitas.
Pertama, melewatkan sarapan dikaitkan
dengan perubahan nafsu makan dan
penurunan rasa kenyang, yang selanjutnya
dapat menyebabkan makan berlebihan dan
gangguan sensitivitas insulin. Sebaliknya,
sarapan pagi bermanfaat untuk mengatur
nafsu makan, selain itu juga dapat
meningkatkan respon gula darah dan
meningkatkan sensitivitas insulin pada
waktu makan berikutnya. Sarapan bisa
langsung membatalkan puasa semalaman
yang berkepanjangan. Namun, semakin
lama waktu puasa, semakin tinggi
konsentrasi ghrelin (hormon peptida yang
merangsang rasa lapar), yang dapat meniru
puasa untuk meningkatkan hedonis
manusia, korteks orbitofrontal, dan respon
hipokampus terhadap makanan.2
Selain itu, percobaan crossover acak
lainnya melaporkan bahwa efek buruk dari
melewatkan sarapan, termasuk
peningkatan kadar insulin dan asam lemak
bebas setelah makan siang, peningkatan
rasa lapar, dan berkurangnya rasa
kenyang. Kedua, dari aspek metabolisme,
melewatkan sarapan dapat menyebabkan
obesitas melalui gen, hormon, dll. Sebuah
uji klinis acak yang dilakukan oleh
gen jam, dan gen jam dapat mengatur mulai dianjutkan untuk mengurangi risiko
kadar glukosa individu sehat dan masalah anemia pada ibu hamil.
penderita diabetes setelah makan, yaitu
reaksi insulin. Dia menunjukkan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
melewatkan sarapan meningkatkan
hiperglikemia postprandial setelah
makan siang dan makan malam terkait 1. Mardiana, Yusuf M, Sriwiyanti.
Hubungan Beberapa Faktor Dengan
dengan iGLP-1 yang lebih rendah dan
Kejadian Obesitas Remaja Di
gangguan respon insulin, dan Palembang the Relationship of Some
penghilangan sarapan juga mengubah Factors With the Event of
ekspresi gen yang terlibat dalam jam Adolescent Obesity At Palembang. JPP)
sirkadian dan metabolisme (Per1 , Cry1, J Kesehat Poltekkes Palembang.
Ror̨, Sirt1, dan Clock), yang 2022;17(1):2654–3427.
mempengaruhi sekresi hormon sirkadian 2. Ma X, Chen Q, Pu Y, Guo M, Jiang Z,
dan peningkatan glikemia Huang W, et al. Skipping breakfast is
postprandial. , ,
2 3 8
associated with overweight and
obesity: A systematic review and meta-
KESIMPULAN analysis. Obes Res Clin
Pract [Internet]. 2020;14(1):1–8.
Anemia merupakan suatu masalah global Available from:
karena prevalensinya terus meningkat setiap https://doi.org/10.1016/j.orcp.2019.12.
002
tahun, tidak saja di negara maju tapi juga di
negara berkembang. Anemia salah satunya 3. Wicherski J, Schlesinger S, Fischer F.
Association between breakfast
disebabkan karena defiensi zat besi. Anemia skipping and body weight—a
defiensi zat besi adalah kejadian umum pada systematic review and meta-analysis of
observational longitudinal studies.
ibu hamil. Berdasarkan penelitian yang Nutrients. 2021;13(1):1–20.
dilakukan, salah satu tindakan kuratif dan
4. Dewi PLP, Kartini A. Hubungan
preventif untuk anemia pada ibu hamil adalah Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik dan
dengan pemberian obat tablet tambah darah. Asupan Energi, Asupan Lemak dengan
Kejadian Obesitas pada Remaja SMP.
Tablet tambah darah ini merupakan suplemen J Nutr Coll. 2017;6(3):257.
yang mengandung zat besi dan folat yang
5. Dewi MC. Faktor-Faktor yang
diberikan kepada ibu hamil untuk mencegah Menyebabkan Obesitas. Majority.
2015;4(8):53–6.
anemia gizi besi selama masa kehamilan
yang berfunsi sebagai pembentuk 6. Fahrizal MF, Nugroho PS. Hubungan
Kebiasaan Sarapan dan Konsumsi
hemoglobin (Hb) dalam darah. Oleh karena Sayur dengan Kejadian Overweight
itu, pemberian tablet tambah darah sudah pada Remaja. Borneo Student Res.
2021;2(2):1188–94.
Disord. 2019;18(2):657–64.
7. Sidiartha IGADN, Pratiwi IGAPE.
Hubungan Antara Sarapan Dengan 9. Panuganti KK, Nguyen M,
Obesitas Pada Anak Usia 6 – 12 Kshirsagar RK. Obesity. Treasure
Tahun. J Med Udayana. Island (FL): StatPearls Publishing;
2020;9(5):13–7. 2022.
8. Ardeshirlarijani E, Namazi N, Jabbari 10. Saalbach A, Anderegg U. Thy-1:
M, Zeinali M, Gerami H, Jalili RB, et more than a marker for mesenchymal
al. The link between breakfast stromal cells. FASEB J.
skipping and overweigh/obesity in 2019;33(6):6689–96.
children and adolescents: a meta-
analysis of observational studies. J 11. Rasyid MFZ. Pengaruh Asupan
Diabetes Metab Kalsium Terhadap Indeks Masa
Tubuh (IMT). J Med Hutama.
2021;2(4):1094– 7.

12. Mercado-Gonzales SI, Carpio-


Rodríguez AN, Carrillo-Larco RM,
Bernabé-Ortiz A. Sleep duration and
risk of obesity by sex: Nine-year
follow- up of the young lives study
in Peru. Child Obes.
2019;15(4):237–43.

13. Gowd V, Xie L, Zheng X, Chen W.


Dietary fibers as emerging nutritional
factors against diabetes: focus on the
involvement of gut microbiota. Crit
Rev Biotechnol [Internet].
2019;39(4):524–
40. Available
from:
https://doi.org/10.1080/07388551.20
19. 1576025

14. Wadden TA, Bray GA. Handbook of


Obesity Treatment. 2nd ed. New
York: The Guildford Press; 2018.
26–29 p.

15. Rachmawati M. Mencegah Obesitas ;


Problema obesitas pada Remaja. 1st
ed. Malang: UB Press; 2012. 121–
127 p.

16. Fachrunnisa J, Abrori C,


Rachmawati DA. Analysis of Risk
Factors for Obesity in Urban
Children in Some Elementary
School in Jember Regency. J
Agromedicine Med Sci.
2016;2(3):17.

17. Surudarma IW. Obesitas pada anak.


Buku ajar Endokrinol anak.
2017;19.
18. Indonesia JP, Psikologi F. Konsep
Diri, Adversity Quotient dan
Penyesuaian Diri pada Remaja
Khoirul Bariyyah Hidayati.
2016;5(02):137–44.

19. Yaguchi-tanaka Y, Tabuchi T.


Skipping Breakfast and
Subsequent Overweight/Obesity in
Children: A Nationwide
Prospective Study of 2.5- to 13-
year-old Children in Japan.
2021;31(7):417–25.

20. Nas A, Mirza N, Hägele F,


Kahlhöfer J, Keller J, Rising R, et
al. Impact of breakfast skipping
compared with dinner skipping on
regulation of energy balance and
metabolic risk. Am J Clin Nutr.
2017;105(6):1351–61.

Anda mungkin juga menyukai