Anda di halaman 1dari 20

LABORATORIUM PSIKOLOGI LANJUT

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI KOGNITIF


Human Memory (STM)

DISUSUN OLEH :

Nama : Shinta Uli


NPM : 17519100
Kelas : 3PA08
Tutor : Pradifta Sekar Apsari

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2022
A. MATERI DAN TUJUAN PRAKTIKUM
1. Human Memory (STM)
Terdapat tiga bagian dalam human memory,antara lain
sebagai berikut :
a. Sensory memory
b. Short term memory
c. Long term memory
dibagi menjadi 2: - Implicit memory
- Explicit memory
dibagi menjadi 2 : - Semantic memory
- Episodic memory
1) Sensory memory
Merupakan ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan
informasi sementara yang dibawa oleh panca indera.
Contohnya, ketika seorang anak sedang fokus bermain,
kemudian ia mendengar informasi tentang bencana alam.
Apabila ditanya informasi mengenai bencana tersebut setelah
pulang bermain, maka anak tersebut tidak bisa menjawab
karena tidak dapat mengingatnya.
2) Short term memory
Merupakan proses penyimpanan memori sementara yang
hanya disimpan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
Contohnya, ketika seseorang ingin melakukan delivery
makanan, ia akan mencari nomor yang bisa dihubungi untuk
memesan makanan yang diinginkan. Namun setelah itu,
terkadang nomor tersebut tidak akan diingat lagi karena sudah
tidak dibutuhkan.
3) Long term memory
Merupakan proses ingatan yang bersifat permanen (dapat
bertahan dalam waktu yang sangat panjang). Contohnya,
Perhitungan matematika dasar yang kita pelajari sejak kecil,
seperti penjumlahan,pengurangan,perkalian dan pengurangan.
Hal tersebut terjadi karena masih digunakan sampai sekarang.
4) Implicit memory
Menggunakan pengalaman masa lalu untuk mengingat sesuatu
tanpa memikirkannya, hanya memerlukan sedikit usaha untuk
mengingat.
5) Explicit memory
Membutuhkan usaha yang lebih atau pemikiran-pemikiran
sadar untuk menggali kembali ingatan, memori eksplisit
melibatkan memori semantik dan episodik.
- Proses recall proses mengingat kembali tanpa ada
stimulus/informasi.
- Proses recognition proses mengingat dengan adanya
stimulus.
6) Semantic memory
Penyimpanan informasi atau pengertian mengenai dunia
termasuk hal-hal umum dan fakta. Misalnya, seseorang
mengetahui buah apel adalah apel karena sesuai dengan fakta
yang ada atau yang umum.
7) Episodic memory
Penyimpanan informasi mengenai peristiwa spesifik,termasuk
tempat dan waktu. Misalnya, ketika seseorang mengingat apel
karena ia pernah terjatuh didekat pohon apel.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui
bagaimana proses dari kemampuan kita memperoleh
pengetahuan dari short term memory.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Menurut Baddeley et al., (2009) Memori jangka pendek
(STM) adalah sistem yang terlibat dalam menyimpan sejumlah
kecil informasi untuk waktu yang singkat, menurutnya proses
jangka pendek harus dinamis dan juga harus terdiri dari
sejumlah komponen yang dapat berfungsi secara terpisah (dalam
Goldstein, 2011).
Dalam e-book cognitive psychology oleh Goldstein (2011)
disebutkan bahwa memori jangka pendek (STM) menerima
output dari detektor. Memori jangka pendek memegang
informasi selama 10-15 detik dan juga mentransfer informasi ke
dalam memori jangka panjang, yang kemudian dapat
menyimpan informasi tanpa batas. Menurut Goldstein, STM
(dan memori kerja, komponen memori jangka pendek yang akan
kami jelaskan nanti) adalah yang bertanggung jawab atas
sebagian besar kehidupan mental. Semua yang dipikirkan atau
ketahui pada saat tertentu dalam waktu tertentu melibatkan
STM karena memori jangka pendek adalah jendela pada saat ini.
Menurut Nairne (2002) STM adalah adaptif, sistem
khusus untuk menyimpan informasi terbaru dalam beberapa
jenis bentuk yang dapat diakses. STM mewakili interaksi
dinamis antara peluruhan aktivasi dan pengisiannya melalui
latihan. Banyak karakteristik yang dianggap membedakan STM
dari LTM seperti keterbatasan kapasitas, kekebalan terhadap
efek pembelajaran sebelumnya (interferensi proaktif), cepat lupa
melalui peluruhan, dan pengambilan berbasis aktivasi.
(Humphreys et al., 2020).
Berdasarkan definisi menurut beberapa ahli sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa short term memory merupakan proses
penyimpanan atau mengingat yang bersifat sementara karena
memiliki keterbatasan kapasitas.
2. Karekteristik
Dalam buku Psikologi Kognitif edisi kedelapan oleh Solso
et al., (2008) short term memory memiliki karakteristik, sebagai
berikut:
a. Memiliki kapasitas yang jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan long term memory.
b. Kapasitas penyimpanan yang terbatas juga diimbangi oleh
kapasitas pemrosesan yang juga terbatas.
c. Terdapat pertukaran (trade-off) konstan antara kapasitas
penyimpanan dan kemampuan pemrosesan.
d. Penyebab kegagalan mengingat adalah displacement,
interference dan decay.
3. Berkaitan dengan STM
Dalam jurnal Explaining short-term memory phenomena with
an integrated episodic/semantic framework of long-term memory
oleh Humphreys et al., (2020), antara lain sebagai berikut:
a. Paradigma ingatan isyarat jangka pendek yang menunjukkan
bahwa ada kontinuitas substansial dalam penggunaan
pengetahuan sebelumnya, isyarat, konteks, dan kebisingan di
seluruh domain jangka pendek dan jangka panjang.
b. Diingatan isyarat ini menyoroti pentingnya pertimbangan
tentang representasi, khususnya pengikatan representasi
fonologis dan semantik, sebuah proses yang dimulai ketika
anak-anak kecil mulai memberi nama objek, dan kemudian
berkembang menjadi representasi independen hipokampus.
c. Ada banyak sumber kebisingan dalam domain jangka pendek
yang harus dipertimbangkan dalam memikirkan seberapa
cepat lupa terjadi. Selain itu, efek dalam domain jangka
pendek tampaknya bergantung pada penggunaan isyarat
kontekstual yang sangat mengikat mereka untuk efek dalam
domain jangka panjang. Artinya, kehadiran rima dalam daftar
meningkatkan ingatan yang diisyaratkan tetapi tidak asosiasi
bebas.
4. Meningkatkan total informasi dalam STM
Dalam ebook Cognitive science : An intoduction to the study
of mind oleh Friedenberg, & Silverman (2012). Sekelompok item
yang bermakna disebut chunk. Pengelompokan item menjadi satu
kesatuan yang berarti dalam memori jangka pendek dikenal
sebagai chunking. Kita dapat meningkatkan jumlah total
informasi yang terkandung dalam memori jangka pendek dengan
cara chunking: semakin besar chunk, semakin besar kapasitasnya.
C. JURNAL (Visuospatial bootstrapping: Implicit binding of verbal
working memory to visuospatial representations in children and
adults)
1. Judul Artikel : Visuospatial bootstrapping:
Implicit binding of verbal
working memory to
visuospatial representations
in children and adults
2. Nama Jurnal, : Journal of Experimental
Volume dan Tahun Child Psychology, vol 119 ,
tahun 2014.
3. Penulis : Darling, S., Parker, M. J.,
Goodall, K. E., Havelka, J.,
& Allen, R. J.
4. Tujuan dan Metode : Tujuan dari penelitian ini
Penelitian adalah untuk melihat
bagaimana proses
Bootstrapping visuospatial
dalam memori.
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
kuantitatif. pada tahap
pertama yaitu penilaian
pengetahuan keypad,
dimana anak-anak tersebut
diminta untuk menulis
angka 0 sampai 9 di posisi
yang benar yang mereka
tampilkan di telepon.
Kemudian pada tahap
kedua, diberikan tugas
eksperimental. Pada titik
ini, peserta berusaha untuk
mengulang angka dengan
keras dalam urutan yang
benar.
Pada tahap ketiga, yaitu
penilaian rentang. Disini
dilakukan penambahan
panjang urutan dengan satu
item ini diulang sampai
peserta gagal mengingat
urutan dengan benar pada
panjang urutan yang
diberikan. Rentang
didefinisikan sebagai
panjang urutan maksimum
di mana peserta dapat
mengingat setidaknya satu
urutan dengan benar.
Pada tahap ketiga,
yaitu performa pada
rentang: tampilan satu digit
dimana peserta melakukan
satu set 24 percobaan,
dengan Parameter waktu
sama seperti pada tugas
rentang.
Selanjutnya tahap keempat,
Performa pada rentang:
Tampilan keypad biasa.
Waktu penyorotan digit
mengikuti pengaturan
waktu yang digunakan
dalam kondisi Tunggal,
dengan setiap digit disorot
selama 1000 ms dan
interval layar kosong 250
ms diterapkan di antara
item urutan.
Tahap terakhir yaitu
erforma pada rentang:
Tampilan keypad statis.
baru
Kondisi Novel identik
dengan kondisi Khas
kecuali bahwa digit
disajikan di lokasi yang
tidak biasa sehingga pada
awal penelitian hubungan
antara digit dan lokasi tidak
dikenal. Lokasi digit
konsisten di semua uji
coba. Kemudian diuji
dengan ANOVA.
5. Subjek Penelitian : Dua kelompok yang terdiri
dari 15 anak dari klub
sepulang sekolah di
Peebles, Inggris Raya,
dibagi menjadi sekelompok
anak berusia 6 tahun
(usia rata-rata = 80 bulan,
SD = 4, 6 anak perempuan
dan 9 anak laki-laki) dan
kelompok yang terdiri dari
9
anak -tahun (usia rata-rata =
111 bulan, SD = 5, 8
perempuan dan 7 laki-laki).
6. Review : Penelitian ini meneliti
tentang bootstrapping
visuospatial .
Dalam penelitian hasilnya
menunjukan bawha dari
anak-anak yang lebih kecil,
7 menyelesaikan grid
dengan benar, sedangkan 8
tidak. Pada kelompok yang
lebih tua, 13 menjawab
dengan benar dan 2 tidak.
Dalam penelitian ini
ditemukan juga, anak usia
9 tahun menunjukkan bukti
bootstrap visuospatial yang
secara efektif sama dengan
yang diamati pada peserta
dewasa. Sebaliknya, pada
usia 6 tahun tidak ada bukti
efek bootstrap.
Dalam penelitian ini, efek
bootstrap bukanlah hasil
sederhana dari
pengembangan WM dasar,
baik verbal maupun
visuospasial. Kapasitas,
seperti yang dinilai dalam
tugas rentang digit awal,
meningkat seiring
bertambahnya usia;
peningkatan bertahap
terlihat jelas di antara anak
usia 6 tahun, anak usia 9
tahun, dan orang dewasa.
Data yang diamati
mencerminkan pola
integrasi informasi spasial
untuk membantu STM yang
jelas lintas moda. Tuntutan
tugas tidak secara eksplisit
membutuhkan representasi
multimodal, dan juga tidak
secara eksplisit memerlukan
pemrosesan atau manipulasi
informasi, namun hasilnya
dapat terjadi hanya jika
koneksi multimodal telah
ditetapkan. Selain itu, data
menunjukkan bahwa efek
bootstrap yang terlihat pada
anak berusia 9 tahun
sebanding dengan yang
terlihat pada orang dewasa
tetapi tidak diamati pada
anak berusia 6 tahun;
karenanya, efek bootstrap
relatif tidak tergantung pada
pengembangan kapasitas
WM dasar.
Terdapat kekurangan dalam
penelitian ini, yaitu
kurangnya pengaruh utama
kelompok usia dalam
kondisi eksperimen utama.
D. PERCOBAAN PRAKTIKUM
1. Langkah-langkah Percobaan
a. Pertama-tama silahkan masuk terlebih dahulu ke dalam
web http://www.Psytoolkit.org/experiment-library/
b. Setelah masuk, pada bagian kiri laman pilih “List of
experiments”
c. Kemudian pilih Corsi block test ( Short term memory)
d. Selanjutnya, silahkan baca teori dan instruksi yang
muncul pada laman
e. Apabila telah memahami teori dan instruksi tersebut.
Silahkan tekan Run a demo. Kemudian akan muncul
Click to start, silahkan anda tekan.
f. Kemudian silahkan baca kembali instruksi yang muncul
pada laman.
g. Instruksi : Anda akan melihat 9 blok. Beberapa akan
“menyala” berwarna kuning secara berurutan. Setelah
anda mendengar “Go”, anda perlu mengklik blok yang
sama dalam urutan yang sama. Urutannya akan semakin
lama semakin panjang.
h. Selanjutnya apabila sudah siap silahkan tekan spasi pada
keyboard.
i. Setiap selesai menjawab silahkan tekan Done, maka akan
muncul ekspresi yang akan menunjukan apakah jawaban
anda benar jika tersenyum dan sedih jika jawaban salah.
j. Setelah menyelesaikan semua soal,maka akan muncul
hasil corsi span anda. Silahkan screen capture hasil
tersebut.
k. Setelah itu, tekan spasi untuk melanjutkan.
l. Kemudian pada pojok kiri bawah terdapat show data.
Silahkan anda pilih, maka akan muncul tabel data dan
selanjutnya screen capture tabel tersebut.
m. Terakhir lampirkan hasil screen capture kedalam
laporan praktikum pada bagian hasil.
E. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum pada hari Rabu, tanggal 11 Mei 2022
berikut hasil yang didapatkan pada saat praktikum berlangsung:
1. Hasil
Berikut merupakan hasil pratikum yang telah dilakukan oleh
pratikan mengenai pratikum (Corsi block test).

Gambar 1. Skor (Corsi block test)


Gambar 2. Tabel (Corsi block test)
2. Pembahasan
Menurut saya praktikum ini penting dilakukan untuk
membantu praktikan dalam memahami bagaimana proses
kerja dari visuospatial short term memory. Seperti halnya
penjelasan Short term memory menurut Baddeley et al.,
(2009) Memori jangka pendek (STM) adalah sistem yang
terlibat dalam menyimpan sejumlah kecil informasi untuk
waktu yang singkat, pada saat praktikan mengerjakan
praktikum, ketika corsi urutan pertama ditandai praktikan
dappat mengingatnya dengan baik, namun saat jumlah corsi
baru dan lebih panjang ditandai, sangat sulit untuk
konsentrasi mengingat mana urutan yang lebih dulu.
Hal tersebut seperti pendapat oleh Nairne (2002) short
term memory memiliki keterbatasan kapasitas, kekebalan
terhadap efek pembelajaran sebelumnya (interferensi
proaktif), cepat lupa melalui peluruhan, dan pengambilan
berbasis aktivasi.
Jika dihubungkan dengan jurnal yang membahas tentang
bootstrap visuospatial, setiap efek bootstrap tidak dapat
disangkal multimodal, menjembatani dua sistem STM
khusus modalitas yang didokumentasikan dengan baik.
Dalam hal ini ketika praktikan melakukan percobaan
sebanyak 2 kali, pada percobaan pertama diakui bahwa
praktikan kurang memperhatikan dangan serius dan fokus
pada hal yang lain dan juga praktikan melakukan percobaan
sambil bernyanyi dengan musik di ponsel, sehingga
praktikan kesulitan dalam menentukan urutan corsi yang
benar dan hasil yang didapat hanya 5 benar. Sedangkan
pada percobaan kedua, praktikan mematikan musik dan
berusaha fokus melihat urutan tanda yang muncul, sambil
membuat penghitungan setiap kali tanda muncul pada satu
corsi block. Hasil yang didapat pun lebih baik dibandingkan
percobaan pertama. Hal ini mungkin berkaitan dengan
pendapat Humphreys et al., (2020), faktor kebisingan dalam
domain jangka pendek yang harus dipertimbangkan dalam
memikirkan seberapa cepat lupa terjadi.
F. KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah praktikan lakukan, dapat
disimpulkan bahwa short term memory adalah proses
penyimpanan atau mengingat yang bersifat sementara karena
memiliki keterbatasan kapasitas. Informasi baru (dalam
percobaan ini sebagai warna kuning yang menyala selanjutnya)
yang didapat sangat cepat, sehingga memori jangka pendek
kesulitan untuk mengingat dimana posisi corsi yang menyala
sebelumnya. Seperti dalam Solso (2008) disebutkan bahwa
pengambilan informasi bisa utuh, hanya jika setiap item diambil
setiap 25 milidetik. Dalam Solso juga dikatakan penyebab
kegagalan mengingat adalah displacement, interference dan
decay. Namun beberapa faktor lain yang mungkin dapat
mempercepat proses lupa memori singkat tersebut, seperti
kebisingan.
Daftar Pustaka

Darling, S., Parker, M. J., Goodall, K. E., Havelka, J., & Allen, R. J. (2014).
Visuospatial bootstrapping: Implicit binding of verbal working memory to
visuospatial representations in children and adults. Journal of Experimental
Child Psychology, 119, 112–119. https://doi.org/10.1016/j.jecp.2013.10.004
Friedenberg, J., & Silverman, G. (2012). Cognitive science : An intoduction to the
study of mind.
Goldstein, E. B. (2011). Cognitive Psycology.
Humphreys, M. S., Tehan, G., Baumann, O., & Loft, S. (2020). Explaining short-
term memory phenomena with an integrated episodic/semantic framework of
long-term memory. Cognitive Psychology, 123(August), 101346.
https://doi.org/10.1016/j.cogpsych.2020.101346
Solso, L. R., Maclin, O. H., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif.
Lampiran
1. Ebook
2. Jurnal
3. Buku

Anda mungkin juga menyukai