Anda di halaman 1dari 7

Makalah Psikologi Kognitif

Pattern Recognition
Dosen Pengampu Dyah Putri Kinasih, M.A.

Oleh
Weni Fitriana
15010008

Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta


2016/2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bagaimana seorang anak mengenali ibunya? Merupakan peranyaan yang mendasar
bagaimana manusia secara tidak sadar belajar akan banyak hal dalam visual, perasaan,
bentuk, memori, suara dll yang membuat suatu interpretasi sejak sang manusia mempunyai
roh. Sejarah dulu dari para filusuf Aristoteles pengetahuan ada pada jantung, namun seiring
perkembangan jaman Plato mengatakan Pengetahuan berasal dari otak. Dewasa ini penelitian
akan kedasyatan cerebrum manusia karena kita merupakan satu-satunya makhluk yang
mempunyai akal telah banyak penemuan yang mungkin tak semuanya kita dapat pahami dan
pelajari, namun tiak menutup kemungkinan ranah yang sedang saya pelajari yaitu psikologi
membatasi saya untuk mengetahui semuanya. Berawal dari Roth 1995 dalam Gross R 2012
mengatakan Sistem fisual kita harusmemutuskan tepi-tepi, permukaan, sudut dan lain-lain
mana yang pas untuk membentuk unit-unit atau keseluruhan. Seperti yang dikatan Roth
mengapa ia haus mengetahui teori pengenalan pola karena kita jarang menyadari selalu
melakukan proses tersebut ilustrasi dari tantangan ini adalah orang yang mengenali huruf
abjad akan terus mengenalinya meskipun berbeda font, ukuran, dicetak, ditulis tangan atau
diucapkan. Penglaman ini membuat kita tahu hal yang seerhana kita lakukan setiap saat untuk
mengenali suatu objek atau suara dilakukan secara cepat namun sebenarnya ada step by
stepnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Perseptual
Teori persepsi konstruktif (constructive perception), menyatakan bahwa manusia
mengkonstruksi persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan
sensasi dengan memori. Efek kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik

dan pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia yang kita dapatkan dari pengalaman.
Yaitu terjadi ketika anda tetap mengenali rekan anda karena pada saat tertentu rekan
anda ada disuatu tempat tertentu dan waktu tertentu.
Meskipun rekan anda mengubah gaya rambut, baju yang berbeda menumbuhkan
janggut anda akan tetap mengenalinya karena ada proses interpretasi dari sebuah
sumber informasi dan teori ini berkaitan dengan proses top down yang akan
dijelaskan dibawah.
a. Persepsi langsung (direct perception),
menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari perolehan informasi secara
langsung dari lingkunga, pembelajaran secara langsung (Ketrampilan). Informasi
dalam stimuli adalah hal penting dalam persepsi. Pembelajaran dan proses kognisi
tidaklah penting dalam persepsi ini karena lingkungan suah cukup banyak
mengandung informasi yang dapat digunakan untuk interpretasi.
Kita sebagai seorang pengamat hanya melakukan sedikit upaya dalam proses
presepsi karena kita tidak perlu lagi melakukan penyusunan stimulus, pengenalan
pola lalu menarik kesimpulan-kesimpulan. Contoh dalam hal ini yaitu saat perang
dunia ke II para pilot dalam tes persepsi kedalaman tidaklah lebih baik dalam
penerbangan pesawat dibandingkan para pilot yang mendapat hasil yang buruk
dites persepsi kedalaman.
Penyebabnya adalah dalam menerbangkan pesawat tidak hanya memerlukan
persepsi kedalaman namun memerlukan ketrampilan tinggi. Persepsi kedalaman
merupakan gambar-gambar 2-D yang jatuh keretina kita, lalu kita dapat
mengorganisasikan sebagai persepsi 3-D. Kemampuan ini disebut dept perception,
dan hal ini memungkinkan kita untuk memperkirakan jarak sebuah objek ari diri
kita.

B. Pengenalan Pola
Adalah proses dimana kita memberikan makna pada input visual dengan
mengidentifikasi objek-objek didalam medan penglihatan (eysenck,1993). Meskipun
kemampuan kita mengenali, mengidentifikasi, dan mengategorisasikan objek
tampaknya tampa suatu kendala namun sebenarnya merupakan dari hasil kerja proses
yang begitu kompleks. Yang harus dilakukan oleh teori-teoripengenalan pola adalah
menjelaskan kompleksitas sebuah proses yang telah begitu dalam tertanam dalam
pengalaman kita sehingga kita bahkan jarang menyadari bahwa kita menjalani proses
tersebut(Housten Et Al., 1991)

Teori-teori Pattern Recognition


a. Template-Matching Hypothesis

Informasi sensorik atau penginderaan yang datang dicocokan dengan copy (salin-an
atau Template) Miniatur yang tersimpa dalam Long Term Memory, dari pola atau
objek yang pernah di representasikan sebelumnya. Teori ini digunakan untuk cash
register terkomputerisasi, yang mengidentifikasi sebuah barang yang ada barcodenya
lalu dianalisis, dicocokan garisnya (dipindai) dan terdeteksilah harga barang tersebut.

Ide yang menganalogikan pengenalan pola sebagai lubang kunci dan kunci yang
tepat ini mengajukan gagasan bahwa pengalaman sepanjang hidup kita

telah

membentuk sejumlah besar template, dan masing-masing template terasosiasi dengan


sebuah makna yang spesifik.
Namun karena TMH tidak dapat mengenali pola yang tidak familiar, dan
faktor kompleksnya lingkungan kita akan mengakibatkan template yang harus kita
input dalam cerebum kita terlalu banyak. Bahkan jika kita mampu menggunakan
sebuah kereta sorong untuk membawa kesana kemari (cerebrum), waktu yang
dibutuhkan untuk mencari sebuah template tertentu akan sangat panjang , dan kita
tidak akan mengenali pola asing bagi kita.
b. Teori Geon Bioderman (1987)
Geometrical icon Atau merupakan pengenalan berdasarkan komponen dengan
menggunakan volumetric atau geon, untuk mengatasi keterbatasan TMH. Merupakan
pengamatan kita sehari-hari jika kita diminta mendeskripsikan sebuah objek.
Merupakan pengenalan menggunakan komponen geon. Kita tidak sadar bahwa ketika
dikehidupan sehari-hari dalam pengamatan kita pasti membaginya menjadi bagian
atau komponen yang terdiri atas bangun tiga dimensi(volumetrics concepts atau
geons) seperti balok,silinder/tabung, wedge, dan funnel (corong). Rentang
objek yang sangat banyak dapat dideskripsikan dengan mengombinasikan geon-geon
dengan berbagai cara guna menghasilkan bentuk-bentuk yang lebih kompleks.
Pengujian Terhadap teori geon
Menurut Roth (1995) teori ini dirancang untuk

Memberikan penjelasan yang masuk akal guna mengenali objekobjek dalam

kaitannya dengan kompnen-kompnennya yang jelas terlihat.


Menjelaskan fakta bahawa pengenalan ini cepat dan akurat, terlepas dari
berbagai fariasi sudut penglihatan dan informasi terdegradasi yang tersedia
(misal pencahayaan yang buruk, sebuah objek yang menutupi objek lain, dan
seterusnya)

c. Teori Gestalt Abad ke 20


Mengklasifikasi stimuli, cara pengaplikasian dengan melibatkan kerja sama seluruh
pola stimuli dalam menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi.
Prinsip kedekatan (Proksimitas)
Elemen elemen yang tampak berdekatan dalam ruang atau waktu cenderung dipersepsi
bersama-sama sehingga jarak titik yang berbeda menghasilkan sebuah interpretasi.
Contoh: Auditorik persepsi rangkaian nada musik (major, minor) sebagai sebuah melodi
karena nada yang susul-menyusul.
Prinsip keserupaan (Similaritas)
Figur serupa cenderung dikelompokan dengan yang sama dan identik. Contoh auditorik:
mendengarkan seluruh suara yang terpisah disebuah padus sebagai ilustrasi prinsip ini.
Prinsip kontinuitas
Pola yang berkelanjutan dan halus dari pada yang tidak berkelanjutan. Pola dibawah ini dapat
dilihat sebagai sebuah rangkaian setengah-lingkaran yang silih berganti, tetapi cenderung
dipersepsi sebagai sebuah garis bergelombang dan sebuah garis lurus.
Prinsip ketertutupan (closure)
Figur-figur yang tertutup dipersepsi lebih mudah dari pada yang terbuka/tidak lengkap. Jadi,
kita sering mengisikan informasi yang hilang untuk menutup sebuah figur dengan mengisi
kesenjangannnya
Hubungan bagian keseluruhan
Keseluruhan lebih besar dari jumlah bagiannya. Terlepas dari kemiripan bagiannya. Setiap
pola terdiri 12 tanda silang, gestaltennya berbeda. Melodi yang sama dapat dikenali ketika

digumamkan, diusulkan atau dimainkan dengan instrumen yang berbeda dan kunci nada
yang berbeda.
Nasib yang sama
Elemen yang terlihat bergerak bersama dipersepsikan sebagai bagaian dari keseluruhan
yang sama. Inilah sebabnya sekelompok orang yang lari ke arah yang sama tampak
melakukannya untuk maksud yang sama
C. Perspektif kanonik (canonic perspective)
Adalah sudut pandang terbaik untuk merepresentasikan (menggambarkan) suatu
objek, atau suatu citra (image) yang pertama muncul di pikiran saat Anda mengingat
suatu bentuk.

Representasi kanonik dibentuk melalui pengalaman dengan anggota-

anggota sejenis dari suatu kategori, atau disebut eksemplar (exemplar).


Eksperimen dalam hal ini yaitu penggambaran cangkir yang sebagian besar sama.
Sebuah penjelasan teoritis tentanggeneralitas perspektif kanonik adalah bahwa
kita,berdasarkan pengalamankeseharian dengan objek-objek, mengembangkan memori
permanen tentang pemandangan atau penampilan paling representatif dari suatu objek dan
tentang sesuatu pemandangan yang memberikan informasi terbanyak. Dengan demikian
teori ini mengungkap lebih banyak lagi pemprosesan informasi pada manusia.
D. Pemprosesan Bottom Up dan Top Down
a. Bottom up
Yaitu diawali dengan datangnya stimulus yang berbeda. Yaitu teori yang
mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap
bagian-bagian spesifik dari suatu pola, yag menjadi landasan bagi pengenalan pola
secara keseluruhan
b. Pemrosesan top-down (top-down processing),
yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh suatu
hipotesis mengenai identitas suatu pola, yang diikuti oleh pengenalan

terhadap

bagian-bagian pola tersebut, berdasarkan asumsi yang sebelumnya telah dibuat.


Menekankan pada peran konteks, pengalaman masa lalu & harapan dalam
mengidentifikasi sebuah bentuk kedua proses tersebut diperlukan dalam
menjelaskan pengenalan bentuk (Pattern Recognition)

Daftar Pustaka

Solso, Robert L dkk, Psikologi Kognitif, Terj. Rahardanto M, Kristianto batuaji, Jakarta:
Erlangga, 2008
Gross, Richard, Pscychology the Science of Mind an Behaviour, Terj. Prajitno Helly .S,
Mulyantini Sri .S, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012

Anda mungkin juga menyukai