Anda di halaman 1dari 11

Perceptual Process I: Visual and Auditory Recognition

16 September 2019
23:24

CHAPTER INTRODUCTION

Persepsi: bagaimana kita memaknakan sebuah stimulus


Di Chapter 2 dan 3 akan menjelaskan persepsi. Persepsi menggunakan pengetahuan
sebelumnya untuk mengumpulkan dan menginterpretasikan stimulus melaui sensasi.
Contohnya saja ketika kita membaca tulisan “persepsi”. Bagaimana caranya kita mengetahui
bahwa huruf terakhir pada kata persepsi adalah I ? Hal pertama yang dilakukan adalah (1)
kita mengkombinasikan informasi yang telah ditangkap oleh retina mata dengan (2)
pengetahuan yang telah dimiliki tentang bentuk-bentuk huruf serta (3) pengetahuan kita
tentang hal apa yang biasa kita ketahui, dalam kasus ini huruf apa yang diikuti setelah kata
“perseps”..?
Persepsi dikombinasikan oleh dunia luar (ransangan visual) dan dunia atau pengetahuan
yang telah ada dan kita ketahui. Hal ini menunjukkan bahwa ada kombinasi proses antara
bottom-up dan top-down.

BACKGROUND ON VISUAL OBJECT RECOGNITION


Object recognition atau Pattern recognition → identifikasi susunan stimulus sensori yang
kompleks, dan mempersepsikan bahwa pola ini terpisah dari latar belakangnya.

A. The Visual System


 Ada 2 istilah yang paling dikenal oleh para psikolog terkait ransangan perseptual,
yaitu:
o Distal stimulus, yaitu objek yang benar-benar ada yang berada di sekitar
lingkungan kita, misalnya botol air minum.
o Proximal stimulus, yaitu informasi yang terdapat pada penerima ransangan
kita, misalnya bayangan botol air yang muncul di retina.
 Retina: menutupi bagian dalam belakang mata; berisi jutaan neuron dan
mengirimkan informasi visual dari dunia luar.
 Sistem visual memiliki beberapa bantuan dari salah satu komponen lainnya
o Sensory memory adalah sistem penyimpanan berkapasitas besar yang
merekam informasi dari masing-masing indera dengan akurasi yang masuk
akal.
o Untuk menjadi spesifik, iconic memory, atau visual sensory memory,
mempertahankan gambar stimulus visual untuk periode singkat setelah
stimulus menghilang.
 Informasi visual yang tercatat pada retina (Proximal stimulus) harus melalui jalur
visual, satu set neuron antara retina dan primary visual cortex. Primary visual
cortex terletak di lobus oksipital otak; bagian dari cerebral cortex Anda yang
berkaitan dengan pemrosesan dasar rangsangan visual.

B. Organization in Visual Perception


How Organization Operates in Visual Perception

Gestalt Psychology
 Manusia memiliki tendensi dasar untuk mengorganisir apa yang mereka lihat;
tanpa usaha, kita melihat pola, bukan susunan acak
 Stimulus dipisahkan antara figure dan ground
o Figure = memiliki bentuk yang berbeda dengan tepi yang jelas dan lebih
dominan
o Ground = wilayah yang ‘‘tersisa", membentuk latar belakang.
 Manusia, menurut psikologi Gestalt, memiliki kecenderungan untuk
mengorganisasi persepsinya bahkan ketika terjadi ambiguitas antara mana yang
menjadi ƒigure dan ground pada suatu objek (ambiguous ƒigure-ground) dan pada
illusory-contour stumuli dimana tidak ada pemisah yang nyata antara ƒigure dan
ground akan tetapi manusia dapat mempersepsikannya.

Ambiguous figure-ground relationship


 Figure dan ground berubah-ubah dari waktu ke waktu, figure menjadi ground dan
kemudian menjadi figure lagi.
 Vase-faces effect, contohnya pada FIGURE 2.2 . Pada awalnya, kitamelihat vas
putih dengan latar belakang biru, tetapi sesaat kemudian, kita melihat dua wajah
biru dengan latar belakang putih. Bahkan dalam situasi yang ambigu ini, sistem
persepsi kita memaksakan organisasi pada stimulus, sehingga satu bagian
menonjol dan sisanya mundur ke latar belakang.
Mengapa bisa terjadi figure and ground?

 Neuron di visual cortex menjadi adaptif dengan satu gambar, seperti pada
gambar "wajah" di atas, jadi kita lebih cenderung melihat versi alternatif atau
''pohon-burung"
 Selanjutnya, orang mencoba untuk memecahkan visual paradox dengan
bergantian antara dua solusi yang masuk akal

Illusory Contours
 Illusory Contours → kita dapat merasakan hubungan figur-ground ketika sebuah
adegan tidak memiliki batas yang jelas antara figur dan ground.
 Dalam Illusory Contours (juga disebut Subjective Contours), kita melihat tepi
meskipun mereka tidak secara fisik hadir dalam stimulus. Dalam kontur ilusi pada
FIGURE 2.3, misalnya, orang-orang melaporkan bahwa segitiga putih terbalik
tampak di depan garis besar segitiga kedua dan tiga lingkaran biru kecil. Lebih
jauh lagi, segitiga ini tampak lebih cerah daripada bagian lain dari rangsangan.
Contoh lain illusory contours

C. Theories of Visual Object Recognition


Ada banyak teori yang menjelaskan tentang rekognisi objek, 3 diantaranya adalah:
1. Template-Matching Theory
 Menurut salah satu teori awal, sistem visual Anda membandingkan stimulus
dengan seperangkat template, atau pola spesifik yang telah kita simpan
dalam memori. Kemudian catatan template mana yang cocok dengan
stimulus. Jadi, intinya mencocokan stimulus dengan template yang ada pada
memori kita.
 Kita dapat berhasil mengenali huruf yang berbeda secara substansial dari
versi klasik surat, terutama dalam teks tulisan tangan. Sebagai contoh,
perhatikan pada FIGURE 2.4 bahwa semua huruf C dalam kata Cognitive
agak berbeda. Kita dapat melihat bahwa huruf P dalam Psychology juga agak
berbeda. Namun, kita dapat mengenali masing-masing surat tersebut,
bahkan jika kita melihat surat-surat dari perspektif yang berbeda.
 Kekurangan : Pendekatan template lebih buruk dalam mengenali objek yang
lebih kompleks yang menempati dunia visual kita. Persepsi membutuhkan
sistem yang lebih fleksibel daripada mencocokkan pola dengan templat
tertentu.

2. Feature-Analysis Theory

 Teori ini meyakinkan kita bahwa stimulus visual tersusun dari sejumlah
komponen atau karakteristik yang disebut distinctive ƒeature.
 Misalnya saja ketika kita membedakan huruf R dan P dimana R memiliki garis
vertikal, melengkung, dan horizontal. Hal ini membuat kita dapat
membedakan objek walaupun objek tersebut berupa tulisan tangan maupun
diketik.
 Feature-Analysis Theory biasa digunakan dalam proses membaca
 Feature-Analysis Theory mengusulkan bahwa fitur khusus untuk masing-
masing huruf alfabet tetap konstan, apakah huruf itu ditulis tangan, dicetak,
atau diketik.
 Feature-Analysis Theory konsisten dengan penelitian psikologis. Sebagai
contoh, penelitian psikologis oleh Eleanor Gibson (1969) menunjukkan
bahwa orang memerlukan waktu yang relatif lama untuk memutuskan
apakah satu huruf berbeda dari huruf kedua ketika kedua huruf tersebut
memiliki sejumlah besar fitur kritis.
o Huruf P dan R berbagi banyak fitur kritis; Peserta penelitian Gibson
membuat keputusan lambat tentang apakah kedua huruf ini berbeda. P
dan R fitur kritisnya sama jadi sulit dibedakan (slow decisions)
o Huruf O dan L tidak berbagi fitur kritis apa pun. Dalam penelitian ini,
orang memutuskan dengan relatif cepat apakah pasangan surat seperti
ini berbeda satu sama lain. O dan L fitur kritisnya berbeda jadi mudah
dibedakan (fast decision)
 Kekurangan: tidak menjelaskan pengenalan hururf yang lebih kompleks.
Misalnya saja huruf L dan T. Keduanya memiliki garis vertikal dan garis
horizontal, tetapi keduanya berbeda. Begitu juga dengan kuda. Apakah kita
memberikan ciri seekor kuda dengan kepala dan ekornya? Lalu bagaimana
dengan keledai? Kuda dan banyak objek di lingkungan sekitar kita
memiliki terlalu banyak lengkung dan garis sehingga tidak bisa
disederhanakan seperti alfabet. Jadi, teori ini berlaku pada bentuk 2 dimensi.

3. The Recognition-by-Components Theory (Structural Theory)

 Irving Biederman dan koleganya, mencari pendekatan bagaimana jika kita hendak
merekognisi objek yang memiliki bentuk 3-D
 Asumsi dasar: tampilan spesifik objek dapat dipresentasikan sebagai suatu
susunan 3-D yang sederhana yang biasa disebut geons. Seperti huruf yang jika
dikombinasikan akan membentuk kata yang bermakna, maka geons jika
dikombinasikan akan menjadi objek yang bermakna.
 Modifikasi The Recognition-by-Components Theory → Viewer-centered
approach dimana kita tidak hanya menyimpan satu gambaran akan suatu benda
tetapi beberapa gambaran sehingga ketika kita melihat suatu objek pada sudut
pandang yang tidak biasa maka kita akan memutar objek tersebut di dalam pikiran
kita sampai menemukan bentuk yang sesuai dengan gambaran yang kita miliki.
Jadi, kita menyimpan sejumlah kecil pandangan objek tiga dimensi, bukan hanya
satu pandangan saja.
TOP-DOWN PROCESSING AND VISUAL OBJECT RECOGNITION
A. The Distinction Between Bottom-up Processing and Top-down Processing
Proses bottom-up ini diawali dengan kita melihat dan merekognisi objek dari
karakteristik seperti bentuk, warna, dan permukaannya. Setelah itu kita baru mengenali
objek secara keseluruhan.
Proses top-down menekankan bahwa konsep dan proses mental seseorang dapat
mempengaruhi rekognisi orang tersebut pada suatu objek. Proses top-down sangat
berguna ketika kita
mendapatkan ransangan yang tidak lengkap, ambigu, atau ditampilkan dalam waktu
yang sangat singkat.

B. Top Down Processing and Reading


Bottom-up → saat lihat hurufnya
Top-down → saat memaknakannya

Salah satu fenonema dalam penelitian rekognisi adalah word superiority effect atau
efek keunggulan kata. Menurut efek ini, sebuah huruf lebih mudah kita identifikasi
dengan akurat dan dengan cepat ketika huruf itu terletak pada kata yang bermakna. Ini
menunjukkan bahwa proses top-down sangat berpengaruh pada rekognisi huruf.
Parallel distributed processing (PDP) atau connectionism juga mendukung pendapat
bahwa proses kognitif lebih dapat dimengerti jika tergabung dalam suatu unit.

C. DEPTH: Overactive Top-down Processing and "Smart Mistakes" In Object


Recognition
Terkadang terjadi pula error pada proses top-down. Mary Potter dan rekannya
mengatakan kecenderungan error ini terjadi ketika kita “terlalu” menggunakan proses
top-down.
 Change blindness → kita gagal mendeteksi perubahan pada objek atau kejadian
 Inattentional blindness → Terjadi saat kita sedang memperhatikan sesuatu
(paying attention), dan kita gagal menyadari objek baru/tak terduga (yang tiba-tiba
muncul misalnya) tapi benar-benar terlihat.

FACE PERCEPTION
A. Recognition Faces VS Recognizing Other Objects
What's unique?
 Dalam mempersepsikan wajah, kita melihatnya secara holistik (prinsip gestalt)
 Sel-sel di korteks inferotemporal berperan dalam mengenali wajah.
 Terkadang kita tidak akurat dalam mengenali wajah
 Individu dengan skizofrenia membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat
mengidentifikasi emosi wajah
 Bayi kecil melacak pergerakan wajah manusia yang difoto lebih dari rangsangan
serupa lainnya.

B. Neuroscience Research On Face Recognition


 Prosopagnosia
o Sebagian besar pengenalan wajah berasal dari kecacatan yang dikenal
sebagai prosopagnosia (tidak dapat mengenali wajah manusia secara visual,
meskipun dapat melihat objek lain yang relatif normal)
o Bagian otak yang berhubungan dengan prosopagnosia adalah fusiform gyrus
 Teknik fMRI, teknik untuk memperoleh gambar aktivitas otak manusia. Studi fMRI
telah menunjukkan bahwa otak merespon lebih cepat pada wajah yang disajikan
dalam posisi normal dan tegak, dibandingkan dengan wajah yang disajikan terbalik
 Penelitian perilaku menunjukkan bahwa orang jauh lebih akurat dalam
mengidentifikasi wajah tegak, dibandingkan dengan wajah sisi atas, sebuah
fenomena yang disebut face-inversion effect. Penelitian ini jauh dari lengkap, tetapi
dapat menjelaskan mengapa persepsi wajah tampaknya mengikuti aturan yang
berbeda, menekankan pemrosesan holistik daripada komponen yang terisolasi.

C. Applied Research On Face Recognition


 Penelitian terapan menunjukkan bahwa orang tidak terlalu akurat dalam menilai
apakah foto cocok dengan wajah pemegang kartu.
 Selain itu, orang tidak terlalu akurat dalam menilai apakah foto orang yang tidak
dikenal cocok dengan seseorang dalam video yang mereka lihat sebelumnya.

D. Individual Differences: Face Identification In People In Schizophrenia


 Individual differences adalah istilah yang mengacu pada variasi sistematis dalam
cara kelompok orang melakukan tugas kognitif yang sama.
 Skizofrenia adalah salah satu gangguan psikologis paling serius.
o Tidak menunjukkan emosi yang kuat
o Mengalami halusinasi
o Cenderung berkinerja buruk pada banyak tugas kognitif.
o Mengalami kesulitan dalam memahami wajah dan ekspresi wajah

SPEECH PERCEPTION
What is speech perception?
 Speech perception adalah proses di mana suara-suara bahasa didengar, ditafsirkan,
dan dipahami.
 Saat menggambarkan bunyi-bunyi wicara ini, psikolog dan ahli bahasa menggunakan
istilah fonem (dilafalkan ‘‘foe-neem’’). Fonem adalah satuan dasar bahasa lisan, seperti
bunyi a, k, dan th.

How to perceive a word?


 Bedakan pola suara satu kata dari puluhan ribu kata yang tidak relevan yang disimpan
dalam memori kita
 Pisahkan suara pembicara dari suara latar belakang yang tidak relevan
 Kita menggunakan pengetahuan tentang bahasa untuk memfasilitasi pengenalan saat
mendengarkan bahasa

A. Characteristics Of Speech Perception


1. Word boundaries
Pendengar bisa membedakan, atau memberi batasan, pada setiap kata. Bisa
membedakan satu kata dengan kata yang lain dalam satu kalimat meskipun tidak
ada "berhenti" yang jelas di antara kata.

2. Variability in phoneme pronounciation


Pengucapan fonem beda dari waktu ke waktu, bahkan pada orang yang sama
(Coarciculation).

3. Context and speech perception


Kita bisa mengisi fonem yang hilang / tidak terdengar jika ada konteksnya
(Phonemic restoration)

4. Visual cues as an aid to speech perception


Bantuan visual bisa membantu kita menafsirkan suara yang tidak jelas.
B. Theories Of Speech Perception
1. The special mechanism approach
Manusia dilahirkan dengan perangkat khusus yang memungkinkan kita untuk
memecahkan kode rangsangan ucapan. Yang lain berpendapat bahwa general
mechanism yang sama yang menangani proses kognitif lainnya juga
menangani speech perception. A special-purpose neural mechanism yang
secara khusus memproses semua aspek speech perception; itu tidak dapat
menangani jenis auditory perception lainnya.

2. The general mechanism approach


Berpendapat bahwa kita dapat menjelaskan speech perception tanpa
mengusulkan phonetic module khusus. Oleh karena itu, persepsi bicara adalah
kemampuan yang dipelajari — memang, kemampuan belajar yang sangat
mengesankan — tetapi itu tidak benar-benar ‘‘ special".

Anda mungkin juga menyukai