Anda di halaman 1dari 2

Proses Pemerolehan Bahasa (Language Acquisition) pada Tokoh “Nell” dalam Film

Nell (1994) Berdasarkan Perspektif Nature dan Nurture

1. Perspektif Nature (Bawaan)


Teori Nativisme yang dipelopori oleh Noam Chomsky menyatakan bahwa manusia
dibekali innate properties (bekal kodrati) yaitu “Faculties of the mind” yakni
semacam kapling-kapling intelektual dalam otaknya. Salah satunya adalah untuk
bahasa. Kapling kodrati yang dibawa sejak lahir ini oleh Chomsky dinamakan
Language Acquisition Device (LAD). LAD ini dianggap sebagai bagian fisiologis dari
otak yang khusus untuk mengolah masukan (input) dan menentukan apa yang
dikuasai lebih dahulu seperti bunyi, kata, frasa, kalimat, dan seterusnya. Meskipun
kita tidak tahu persis tepatnya dimana LAD itu berada karena sifatnya yang abstrak
(invisible). Pada saat seorang anak lahir, ia telah memiliki seperangkat kemampuan
berbahasa yang disebut Tata Bahasa Umum atau Universal Grammar. Jadi, dalam
diri manusia sudah ada innate mechanism, yaitu bahwa bahasa seseorang itu
ditentukan oleh sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia atau sudah diprogram
secara genetik. Meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri anak tidak banyak
mendapat rangsangan, anak tetap dapat mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru
bahasa yang didengarkannya, tetapi juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang
ada. Jadi, menurut perspektif ini Nell memiliki kemampuan berbahasa secara kodrati.
Hal tersebut dibuktikan dengan tokoh “Nell” dengan saudara kembarnya yaitu “Mi’i”
secara alami menciptakan bahasanya sendiri (unknown language). Contoh bahasa
yang mereka ciptakan sendiri diantaranya:

Bahasa Maksud
Spee Speak
Af’ah After
Kay Cry
Fearly Afraid
Ga-inja Guardian Angel
Felises Happy
Bin Been
Afi Don’t
Tee Tree
Tata Scared

2. Perspektif Nurture (Lingkungan)


Teori Behaviorisme menyatakan bahwa bahasa adalah bentukan atau hasil dari
pengaruh lingkungan. Artinya, pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan
lingkungannya melalui pengkondisian stimulus yang menimbulkan respons. Teori ini
mulanya bertitik tolak pada pendapat bahwa anak dilahirkan seperti kertas kosong
(tabularasa), sehingga memerlukan proses bealajar. Proses belajar ini melalui
imitasi, modeling, atau reinforcement. Tokoh behaviorisme, B.F. Skinner memakai
teori “Stimulus-respon” dalam menerangkan perkembangan bahasa, yaitu bahwa bila
anak mulai belajar berbicara yang merupakan bukti berkembangnya bahasa anak,
maka orang yang berada disekelilingnya memberikan repons yang positif sebagai
penguat (reinforcement).
Jadi, menurut perspektif ini Nell memperoleh bahasa melalui pembelajaran dengan
lingkungan sekitarnya. Bahasa pribadinya (unknown language) diperoleh melalui
interaksi antara dirinya dengan saudara kembarnya. Kehidupannya yang primitif dan
jauh dari dunia sosial yang sebenarnya membuat ia berperilaku aneh dan
berbeda. Dalam film ini penguatannya adalah interaksi yang dilakukan ibu nell (Violet
Kelty) dengan keterbatasannya (menderita afasia), sehingga mereka bertiga
mengembangkan dan berbicara dengan bahasa yang mereka mengerti. Selain itu,
penguatan bahasa diperoleh dari interaksi yang dilakukan nell dengan lingkungan
barunya yaitu saat ia dibawa oleh Jerry dan Paula keluar dari hutan. Seiring
berjalannya waktu, ia terus belajar dan berlatih sampai akhirnya bisa berbahasa
sebagaimana orang pada umumnya.

Kesimpulan:
Nature dan nurture tidak dapat dipisahkan. Antara nature dan nurture sama-sama
saling mendukung. Nature diperlukan karena tanpa bekal kodrati manusia tidak
mungkin dapat berbahasa dan nurture diperlukan karena tanpa dukungan input dari
alam sekitar, bekal yang kodrati itu tidak akan terwujud. Hal ini dibuktikan dengan
tokoh Nell, meskipun ia memiliki kemampuan bawaan berbahasa sejak lahir tetapi
karena lingkungannya tidak mendukung (ibunya menderita afasia dan tinggal
terpencil di hutan) sehingga ia tidak memperoleh input bahasa yang baik, maka ia
tidak dapat berbicara dengan bahasa sebagaimana orang pada umunya. Setelah ia
dibawa ke luar dari hutan oleh Dr. Lovell (Jerry) dan Dr. Olson (Paula), ia berada di
lingkungan yang mendukung sehingga kemampuan berbahasanya jauh lebih baik, ia
dapat berbicara dengan menggunakan bahasa sebagaimana orang pada umumnya.

Referensi

Fauziyah. 2014. Teori Pemerolehan Bahasa. Diakses pada tanggal 07 Desember 2018 dari
http://upithfauziyah.blogspot.com/2014/06/teori-pemerolehan-bahasa.html
Shafa, S. (2012). Teori Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya dalam
Pembelajaran. Dinamika Ilmu, 12(2).

Anda mungkin juga menyukai