Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 4

Akmal Hanapi

Alya Nurul Muthia

Asep Irfan Maulana

Cucu Taqiyah

Febriani

Gilang Ramadhan
Neli Yuldaningsih

Nida Aulia Rachman

Sumiati
Pernikahan
dalam Islam

UU Tujuan dan
Perkawinan Rukun

PETA
Pernikahan Kewajiban
yang tidak KONSEP
suami istri
sah
Surah 4 An-Nisa, Ayat 3

D
A ‫اب‬
َ ‫ط‬َ ‫ط ۡوا ِفى ۡاليَ ٰت ٰمى فَا ْن ِك ُح ۡوا َما‬ ُ ‫َواِ ۡن ِخ ۡفت ُ ۡم ا َ اَّل ت ُ ۡق ِس‬
L َ ‫سا ٓ ِء َم ۡث ٰنى َوث ُ ٰل‬
‫ث َو ُر ٰب َ ​ع ​ۚ فَا ِۡن ِخ ۡفت ُ ۡم ا َ اَّل‬ ِ ‫لَـ ُك ۡم ِم َن‬
َ ‫الن‬
I
L
‫اح َدة ً ا َ ۡو َما َملَـ َك ۡت ا َ ۡي َمانُ ُك ۡ ​مؕ ٰذ ِل َك ا َ ۡد ٰنٓى‬ِ ‫تَعۡ ِدلُ ۡوا فَ َو‬
﴾4:3﴿ ؕ‫ا َ اَّل تَعُ ۡولُ ۡوا‬
Artinya:
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap
(hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya),
maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga
atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil,
maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki.
Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya. (4: 3)
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang
dapat dipetik:

1. Untuk memelihara kehormatan dan


kemuliaan anak-anak gadis yatim dan
mencegah segala bentuk penyalahgunaan
harta dan kehormatan
mereka, Islam menjadikan keadilan sebagai
tolak ukur bagaimana bersikap dengan
mereka.
2. Salah satu dari syarat memilih isteri adalah
cinta. Tidak boleh seseorang dikawinkan
secara paksa.
3. Bila muslimin menyalahgunakan poligami,
bukan berarti poligami itu sendiri yang buruk.
Sebaliknya, masyarakat yang memerlukan
poligami, tapi harus diatur undang-
undang yang jelas.
PENGERTIAN
Nikah secara bahasa berarti mengumpulkan, menggabungkan,
atau menjodohkan. Sedangkan secara syari’at, pernikahan
adalah akad yang memberikan kewenangan kepada seorang
pria dengan seorang wanita yang bukan mahramnya untuk
bergaul secara sah sehingga menimbulkan hak dan kewajiban
tertentu.

MENIKAH MERUPAKAN SUNAH RASUL


Dari Anas bin Malik r.a dia berkata : Maka Rasulullah SAW
datang,kemudian beliau bertanya: “Apakah kalian yang tadi
berkata begini dan begini? Demi Allah,akulah orang yang paling
takut kepada Allah dan paling bertaqwa kepada-Nya diantara
kalian,tetapi aku kadang-kadang berpuasa(sunah)kadang-
kadang tidak,aku melaksanakan sholat malam juga tidur,aku juga
menikahi perempuan.Siapa yang membenci sunahku maka ia tidak
termasuk golonganku.”
(H.R Bukhari)
HIKMAH PERNIKAHAN
Jalan keluar yang paling baik untuk
memenuhi kebutuhan seksual.

Jalan terbaik untuk memuliakan anak,


memperbanyak keturunan.

Menimbulkan sikap rajin dan


bersungguh-sungguh.

Menjalin hubungan silaturahmi yang


baik.

Berlakunya hukum pewarisan.


1 Untuk memperoleh rasa cinta dan kasih sayang.

2 Memperoleh kebahagiaan dan ketentraman hidup.

TUJUAN Memenuhi kebutuhan seksual yang sah dan diridhai


3
PERNIKAHAN Allah.

4 Untuk mengikuti sunah Rasulullah SAW.

5 Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.


RUKUN PERNIKAHAN

Calon Calon Wali 2 Orang Akad


Suami Istri Nikah Saksi Nikah
KEWAJIBAN SUAMI ISTRI

1. Kewajiban suami terhadap istri.


2. Kewajiban istri terhadap suami.
ORANG YANG TIDAK BOLEH DINIKAHI
1. Mahram Muabbad :
a. Keturunan
b. Satu susuan
c. Mertua perempuan
d. Anak tiri, jika ibunya sudah dicampuri.
e. Bekas menantu perempuan
f. Bekas ibu tiri.

2. Mahram Ghairu Muabbad :


a. Istri orang
b. Sebab dalam masa idah
c. Menghimpun dua perempuan bersaudara.
TALAK, IDAH, DAN RUJUK

Talak Idah Rujuk


• Melepaskan atau • Masa menunggu • Mengembalikan
menanggalkan (tidak boleh istri yang telah
seorang menikah) yang diceraikan pada
perempuan dari diwajibkan bagi ikatan perkawinan
ikatan seorang perempuan semula (sebelum
perkawinannya. yang diceraikan diceraikan).
oleh suaminya. Baik
cerai hidup maupun
cerai mati.
PERNIKAHAN YANG TIDAK SAH

1. Pernikahan Mut’ah
2. Pernikahan Syigar
3. Pernikahan Muhallil
4. Pernikahan orang yang ihram
5. Pernikahan dalam masa idah
6. Pernikahan Tanpa Wali
7. Pernikahan dengan wanita kafir
selain wanita-wanita ahli kitab.
8. Menikahi Mahram
UNDANG-UNDANG PERKAWINAN
1. Bab I memuat dasar-dasar perkawinan
2. Bab II memuat syarat-syarat perkawinan
3. Bab III tentang hal-hal pencegahan perkawinan
4. Bab IV tentang batalnya perkawinan
5. Bab V tentang perjanjian perkawinan
6. Bab VI tentang hak dan kewajiban suami istri
7. Bab VII memuat seluk beluk harta benda dalam perkawinan
8. Bab VIII memuat seluk beluk putusnya perkawinan serta akibatnya
9. Bab IX memuat tentang kedudukan anak
10. Bab X memuat tentang hak dan kewajiban orang tua dan anak
11. Bab XI memuat tentang perwalian
12. Bab XII memuat berbagai ketentuan-ketentuan lain
13. Bab XIII memuat berbagai ketentuan perwalian
14. Bab XIV adalah penutup

Anda mungkin juga menyukai