Kata-kata yang digunakan di depan kata benda untuk merangkaikan kata benda
dengan bagian kalimat lain disebut kata depan. Umpama kata-kata di,
dengan dan oleh pada kalimat berikut: Kakek tinggal di desa. Nenek
menulis dengan sepidol. Jembatan ini dibangun oleh pemerintah.
Proposisi Tunggal
Semua manusia adalah makhluk hidup. (Subjek: manusia, Predikat: makhluk hidup)
Semua makhluk hidup pasti akan mati. (Subjek: makhluk hidup, Predikat: mati)
Proposisi Majemuk
Semua manusia adalah makhluk hidup dan pasti akan mati. (Subjek: manusia,
Predikat 1: makhluk hidup, Predikat 2: pasti akan mati)
Semua manusia pasti butuh makan dan minum. (Subjek: manusia, Predikat 1: makan,
Predikat 2: minum)
Elemen-elemen teori:
1. definisi,
2. konsep,
3. variabel,
4. pernyataan, dan
5. format.
HANDOUT TIS&PIPS / DR.M.HANIF 6
Konsep
abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar
generalisasi dan sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok
atau individu tertentu.
Pengertian yang tergambar dalam pikiran yang menceritakan
suatu benda atau suatu gagasan baik konkrit atau abstrak.
Makna Denotasi/Denotatif
makna yang sebenarnya, yang sama dengan makna lugas untuk
menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat
denotatif tidak mengalami perubahan makna
Contoh: Ken Angrok mengadakan kudeta.
Labib Abhista mengikuti sunatan massal.
Makna Lugas
makna sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif
contoh: Pak dosen itu senang memelihara ciblek sawah
Varibael
: ciri/karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa
berubah-ubah. Ciri tersebut memungkinkan untuk dilakukan
pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif
Hakekat pengetahuan:
a. idealisme (ide – proses mental/psikologis)
b. empirisme (pengalaman)
c. positivisme (faktual/nyata/terukur)
d. pragmatisme (kegunaan)
Perlunya mempelajari pengetahuan (Hasil tahu manusia>
segenap apa yang diketahui tentang obyek tertentu)
alasannya:
1. Strategis: memandang pengetahuan sebagai kekuatan
(knowledge is power).
2. Kultural: memandang pengetahuan sebagai bagian dari
kebudayaan yang mampu membudayakan manusia.
3. Edukatif: memandang pengetahuan sebagai bagian dari
proses pendidikan.
Struktur pengetahuan manusia
- Dibangun atas kerjasama antara subyek yang
mengetahui dengan obyek yang diketahui
- Sifat pengetahuan manusia: subyektif-obyektif dan
obyektif subyektif
S mengetahui O, karena S O memiliki daya untuk dirasa
memiliki daya untuk menge- (sensibility) & daya untuk
tahui dimengerti (intelligibility)
Kemanunggalan SO tidak sempurna&mutlak,
sehingga pengetahuan manusia juga
tidak sempurna & tidak mutlak / relatif.
S > memiliki keterbatasan daya inderawi
O> yang diketahui tidak sederhana / komplek Manusia
hanya mengetahui yang fenomenal saja dari
O dan tidak mampu merengkuhnya (Kant).
Jadi :
1. Pengetahuan adalah kegiatan yang sifatnya
mengembangkan, menambah, dan menyempurna- kan.
Dengan pengetahuan, S yang tadinya tidak/kurang tahu
menjadi tahu/lebih tahu. O yang tadinya tidak diketahui
menjadi dapat diketahui.
2. Pengetahuan manusia sifatnya terbatas, tidak sempurna
dan karena itu tumbuh dan berkembang. Prosesnya
evolutif.
3. Manusia menjadi lebih rendah hati karena keterba- tasan
pengetahuan dan perspektifnya.
4. Seorang manusia membutuhkan orang lain
(komplementer)
Sumber pengetahuan
- rasionalisme (rasio) - empirisme (pengalaman)
- realisme (kenyataan) - kritisme (akal budi)
Teori Kebenaran
1. T. Koherensi (benar sesuai dengan rasio)
2. T. Korespondensi (benar sesuai dengan kenyataan)
3. T. Pragmatisme (sesuatu dianggap benar apabila ada
nilai gunanya)
4. T. Kebenaran semantis (kesesuaian dengan makna/ cocok
dengan konsep)
5. T. Kebenaran logis yang berlebihan (benar apabila
diterapkan dalam hal yang sama, Tuhan maha agung.
Sumber pengetahuan
- rasionalisme (rasio) - empirisme (pengalaman)
- realisme (kenyataan) - kritisme (akal budi)
Teori Kebenaran
1. T. Koherensi (benar sesuai dengan rasio)
2. T. Korespondensi (benar sesuai dengan kenyataan)
3. T. Pragmatisme (sesuatu dianggap benar apabila ada
nilai gunanya)
4. T. Kebenaran semantis (kesesuaian dengan makna/ cocok
dengan konsep)
5. T. Kebenaran logis yang berlebihan (benar apabila
diterapkan dalam hal yang sama, Tuhan maha agung.
Kebenaran ilmiah dalam humaniora :
1. Obyektif (sesuai dengan teori & didukung oleh empiris)
2. Universal (disepakati oleh para pakarnya)
Obyektif memiliki dua problem yaitu: obyektivitas dan
subyektivitas
Universal mengandung dua problem yaitu: kekhususan/
keunikan dan keumuman
Solusi> perlu pendekatan yang bervariasi/tidak pendapat
tunggal, agar saling mengisi dan menyempurnakan
MENUJU
Obyektif dengan pendekatan positivisme; menganggap se-gala
sesuatu yang dipelajari positif/ada/riil >
empiris (dapat ditangkap oleh panca indera)
eksak (terukur-alat ukur, didasarkan pada teori, dan metode
kuantitatif
Metode kuantitatif merupakan kegiatan mengukur untuk
mencapai kebenaran ilmiah, hasil memperkuat/memper-
lemah teori yang sudah ada.
Kelemahannya > tidak semua gejala sosial dapat diukur
dengan kuantitatif
Subyektifitasan dengan pendekatan fenomenologis
- Segala sesuatu yang diangkat merupakan suatu gejala khusus,
maka untuk menjelaskannya dikaitkan dengan konteksnya dan
harus holistik
- Menjelaskannya berbentuk deskriptif, belum tentu cocok
dengan teori yang sudah ada sehingga “studi kasus”
Metode kualitatif
Universalitas dengan pendekatan partikularistik (bagian-
bagian)- deduktif
Kekhususan dengan pendekatan holistik (menyeluruh)-
induktif
Untuk itu perlu multi aproach sehingga kebenaran lebih
kredibel
PENEMUAN Kebenaran :
1. Non ilmiah (tradisi/kepercayaan, otoritas/power, trial-error,
instuisi)
2. Imiah, melalui metode ilmiah
Metode ilmiah merupakan cara untuk mencari/memperoleh
kebenaran yang dilakukan menurut kaidah keilmuan (cara berpikir
LOGICO-HIPOTETICO-VERIFIKASI, proses berpikir induktif-
deduktif
Proses induktif berperan dalam verifikasi fakta, apa sesuai
dengan fakta.
Proses deduktif berperan dalam penyusunan hipotesis.
Langkah-langkah LOGICO-HIPOTETICO-VERIFIKASI
1. Perumusan masalah
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
3. Perumusan hipotesis
4. Pengujian hipotesis
5. Penarikan kesimpulan
Perumusan
Masalah
Perumusan
Hipotesis
Korespon-
Induksi
densi
Diuji dengan rumusan statististik > INDUKTIF KUALITATIF
EMPIRICO-INDUCTO-APP
HANDOUT PENELITIAN 34
muhhanieff@yahoo.com
3. Aksiologi, manfaat ilmu; untuk apa pengetahuan/ ilmu?
bagaimana pemanfaatan ilmu terkait dengan moral?
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah
berdasarkan pilihan moral? Bagaimana kaitan
prosedural metode ilmiah dengan norma moral/
profesional ?
problem yang terjadi pada masa kini
Barat Timur
Ilmu untuk ilmu (tergantung Ilmu untuk kesejahteraan umat
yang memakainya) (dilihat dari kemanfaat- annya
Pengetahuan Ilmiah.
Apakah semua pengetahuan dapat dikatakan ilmiah ?
Syaratnya :
1. Adanya kesadaran sebelumnya untuk
mencapai kebenaran
2. Menggunakan metode tertentu
3. Disusun secara sistematis
4. Obyektif
5. Generalisasi
7. Predikasi
h@anshandout IPS
UNTUK APA PENGETAHUAN / ILMU / PENGALAMAN
BAGI MANUSIA ?
(struktur kognitif manusia)
INGATAN INGATAN
REGISTER
IN PUT JA N GK JANGKA
SENSORIS
A PA N JAN G
PENDEK
RESPON
OUTPUT GEN ERA TO
R
KONTROL HARAPAN
EKSEKUTIF
h@anshandout IPS
ILMU-ILMU SOSIAL (SOCIAL SCIENCES):
- sekelompok disiplin keilmuan yang mempelajari aspek- aspek
yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
Manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya selalu terkait dengan dengan berbagai
aspek kehidupan dan kegiatan hidup
UNSUR WAKTU
UNSUR PERJUANGAN HIDUP Sejarah
Ekonomi,
Politik-hukum-Pkn
Sosiologi, UNSUR RUANG
Antropologi, Geografi
Psikoligi dll
h@anshandout IPS
PARADIGMA TEORI ILMU-ILMU SOSIAL
Paradigma :
- bentuk mekanisme seseorang dalam
memandang terhadap sesuatu, yang memengaruhinya dalam
berpikir.
- bagian dari pola disiplin intelektual.
- model dalam teori ilmu pengetahuan.
- cara dasar dalam berpikir, bentuk mekanisme seseorang dalam
memandang terhadap sesuatu, yang memengaruhinya dalam
berpikir.
Fungsi paradigma :
- untuk menjadi dasar bagi seseorang dalam
berinteraksi
dengan lingkungannya.
- membantu para ilmuwan untuk dapat bekerja
dalam
suatu kerangka teoretis yang luas.
Tujuan paradigma :
membentuk kerangka pemikiran dalam mendekati dan
terlibat dengan berbagai hal atau dengan orang lain.
Paradigma Fakta Sosial
Pengertian
Tokoh-tokohnya
Teori struktural fungsional
Teori strukturan konflik