Anda di halaman 1dari 4

Nama : Fauqa Diansyah

NPM : 2006104040118

Fakta dan Konsep Generalisasi

A. Fakta

Fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi
dan terjamin kebenarannya. atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Fakta sosial adalah
cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunyai kekuatan
memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di sekolah seorang murid diwajibkan
untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada guru. Kewajiban-
kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika
dilanggarFakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk
menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori
yang sudah ada. Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan
positif dan rumusannya sederhana.

Fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita
dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta merupakan titik
awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang saling berkaitan kita dapat
membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian dalam
Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami siswa.

Contoh-contoh fakta:

a. Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.

b. Bandung adalah Ibu Kota Propinsi jawa Barat.

c. Orde Reformasi dimulai tahun 1998.

B. Konsep

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:588), pengertian konsep adalah gambaran mental
dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk
memahami hal-hal lain. Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian konsep adalah ide abstrak yang
dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya
dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut
dapat ditarik sebuah ke simpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah ciri yang
membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau proses lainnya.
Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret yang dapat dibuktikan
melaluilaporan seseorang atau hasil pengamatan langsung. Laporan verbal, gambar-gambar,
chart yang berisi data dapat digunakan untuk mengkomunikasikan atribut.

Untuk lebih menjelaskan pengertian tentang konsep, berikut ini dikemukakan beberapa sifatnya.

1. Konsep itu bersifat abstrak. Ia merupakan gambaran mental tentang benda, peristiwa,
atau kegiatan. Misalnya, kita mendengat kata “kelompok”, kita bisa membayangkan apa
kelompok itu.
2. Konsep itu merupakan “kumpulan” dari benda-benda yang memiliki karakteristik atau
kualitas secara umum.
3. Konsep itu bersifat personal, pemahaman orang tentang konsep “kelompok” misalnya
mungkin berbeda dengan pemahaman orang lain.
4. Konsep dipelajari melalui pengalaman dengan belajar.
5. Konsep bukan persoalan arti kata, seperti didalam kamus. Kamus memiliki makna lain
yang lebih luas

C. Generalisasi

Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikat
konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk
suatu pola  hubungan yang bermakna dan  menggambarkan hal yang lebih luas. Artinya, dalam
pikiran kita terbentuk pola-pola hubungan bermakna yang lebih luas (Djodjo Suradisastra
1991/1992:39). Menurut Nursid Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua
konsep atau lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan
dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.

Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun generalisasi, apabila orang itu
menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian rupa sehingga saling berhubungan satu
dengan Iainnya. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh berikut. Ada ungkapan : “Makin primitif
suatu masyarakat, lingkungan hidupnya akan makin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu”
kita menemukan paling sedikit tiga konsep, yaitu: (1) Masyarakat primitif; (2) Lingkungan
hidup; (3) Cara hidup.

Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat atau benda.
Alasannya, apabila kita menyebutkannya berarti generalisasj yang kita buat memiliki tingkat
abstraksi yang rendah, tingkat keberlakuannya juga sempit atau rendah. Generalisasi harus ditulis
sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam berbagai situasi yang
bagaimanapun juga.

Pengertian generalisasi dalam sejarah berbeda dengan generalisasi dalam disiplin ilmu sosial
lainnya. Generalisasi dalam sejarah merupakan contradiction in terminis  karena sifatnya yang
unik yang menunjukkan bahwa peristiwa sejarah itu tidak terulang lagi. Namun di dalam sejarah
ada juga kemungkinan perulangan, dalam arti bahwa yang berulang itu adalah hal-hal yang
berkaitan dengan pola perilaku manusia yang berorientasi nilai, sistem sosial, kebutuhan
ekonomi, kecenderungan psikologis, dan selanjutnya, menurut Rochiati dalam Jarotimec
(1986:29).

Rochiati dalam  Jarotimec (1986:29)mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi yang


diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:

1. Generalisasi deskriptif. Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi


sungai.
2. Generalisasi sebab akibat. Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil
merebut kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror.
3. Generalisasi acuan nilai. Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
4. Generalisasi prinsip universal. Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan
diri tergantung pada potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi
nilai para pelaku sejarahnya.

Generalisasi sejarah dalam konteks IPS bukan untuk dihafalkan melainkan untuk dipahami dan
diaplikasikan kepada situasi baru yang dihadapi. Untuk meningkatkan kemampuan uitu
diperkenalkan gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang sesuai dengan kemampuan
berpikir siswa sehingga mereka dapat menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan sejarah.

D. Konsep dasar ilmu-ilmu sosial

1. Sosiologi

Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji/menstudi tentang masyarakat ataupun kehidupan


sosial. Karena semua ilmu sosial mempelajari tentang pola tingkah laku yang lazim ada pada
kelompok-kelompok manusia. Sosiologi berasal dari kata socius, artinya kawan ataupun
masyarakat. Sedangkan logos, artinya ilmu pengetahuan/pikiran. Berarti secara sederhana
sosiologi adalah ilmu tentang masyarakat.

2. Antropologi
      Seperti halnya sosiologi, terdapat beberapa pengertian tentang antropologi. Isinya meliputi
archeology, antrologi ragawi,sejarah kebudayaan, beberapa bagian linguistic serta berbagai
kajian tentang berbagai aspek kemanusiaan. Antropologi memiliki keterkaitan dengan ilmu
-pengetahuan alam, khususnya biologi(Spencer, 1982). Subjek antropologi adalah budaya
dengan berbagai sistem simbulnya, meliputi bahasa dan kepercayaan.

3. Psikologi

      Psikologi sering disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang diri manusia, meliputi proses
mental, kemauan, mental, kecerdasan, dan emosional. Semuanya bukan hanya dipengaruhi oleh
proses kejiwaan, namun juga oleh warisan biologi dan lingkungan (Spencer, 1982).

4. Ilmu Politik

      Sekitar 30 atau 40 tahun yang lalu, ilmu politik selalu menekankan pada upaya bagaimana
menjadikan pemerintahan itu stabil dan lebih efisien, tetapi saat ini telah berubah kea rah menuju
politik social, artinya saat ini lebih menekankan kepada tingkah laku politik suatu golongan
masyarakat, latar belakang sosial politik, dan bagaimana kesadaran politik timbul dari suatu
kelompok masyarakat (Spencer, 1982).

5. Ilmu Sejarah

Setiap orang tentu memahami tentang sejarah merupakan kajian masa lampau. Dengan ilmu
sejarah diharapkan dapat menghadirkan kembali peristiwa masa lampau secara hidup dan benar.
Ilmu sejarah berbeda dengan ilmu sosial lain, karena dalam sejarah bukan mencari generalisasi
suatu peristiwa melainkan hendak mencatat secara detail, menggambarkan seolah-olah cerita itu
terulang lagi untuk kita hayati.

6. Ilmu Ekonomi

Ilmu ekonomi lebih menekankan kepada faktor produksi dan distribusi barang serta jasa. Sajian
yang lain dari ilmu ekonomi adalah untuk menganalisis arah pertumbuhan keuangan dan
kaitannya dengan harga. Banyak pula ahli ekonomi yang memusatkan perhatiannyakepada
ketenagakerjaan serta kesejahteraan yang dapat dicapai oleh setiap individu.

7. Geografi

Tekanan ilmu geografi mengkaji hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya. Para
ahli geografi sering melakukan kajiannya tentang objek yang sempit misalnya minakat (zone),
kawasan (area), dan yang luas misalnya daerah (district), maupun wilayah (region). Juga
kajiannya menyangkut permaslahan ekologi, ataupun berbagai aktivitas ekonomi di lokasi yang
berbeda lingkungan alamnya. Secara garis besar geografi merupakan ilmu yang unik, sebagian
berupa kajian sosial, dan sebagian lagi merupakan kajian natural (Spencer, 1982).

Anda mungkin juga menyukai