Anda di halaman 1dari 16

Bab I

Pendahuluan
A.Latar Belakang
Ilmu-ilmu sosial lahir dari kebiasaan masyarakat pada zaman dahulu kala.
Ilmu-ilmu sosial lahir secara alami melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan
masyarakat.Ilmu-ilmu sosial merupakan ilmu yang mempelajari tindakan-
tindakan yang berlangsung dalam proses kehidupam dalam upaya
menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka
lakukan.Ilmu-ilmu sosial terdiri dari cabang-cabang ilmu yang lain seperti ilmu
antropologi, ilmu sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu geografi, ilmu psikologi sosial
dan ilmu politik.
Ilmu-ilmu sosial dapat diartikan sebagai bagian ilmu pengetahuan
mengenai manusia dengan konteks sosialnya atau sebagai anggota
masyarakat. Dengan demikian setiap ilmu pengetahuan yang mempelajari
dan mengkaji aspek kehidupan manusia dalam masyarakat Termasuk ilmu-
ilmu social.
Ilmu sosial (social science) diartikan sebagai suatu ilmu yang berisi
mengenai interaksi antara manusia dengan manusia secara individu,
manusia dengan manusia secara individu dan kelompok, manusia dengan
manusia secara sama-sama berkelompok.Akan tetapi, pada dasarnya
manusia adalah mahkluk sosial yang tidak dapat benar-benar hidup seorang
diri, manusia membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup saling
beriringan bersama-sama.
Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial,
tersusun dalam 3 (tiga) tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit
sampai kepada yang paling luas, yaitu fakta, konsep, dan generalisasi
(Savage dan Armstrong dalam Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh,
1998:4).
B.Rumusan Masalah
1. Apa Kedudukan dan Hakikat Ilmu Sosial dalam bidang ilmu?
2. Apa Perbedaan dan Persamaan Ilmu Sosial dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial?
3. Apa yang dimaksud dengan Fakta,Konsep dan Generalisasi?
C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa Kedudukan dan Hakikat Ilmu Sosial dalam
Bidang Ilmu
2. Untuk mengetahui Perbedaan dan Persamaan Ilmu Sosial dengan
Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Untuk Mengetahui apa itu Fakta,Konsep,dan Generalisasi
D.Manfaat Penulisan
Penulis membuat makalah tentang Hakikat dan Kedudukan Ilmu Sosial
dalam Bidang Ilmu adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
“pengantar ips sd” serta menambah wawasan penulis dan pembaca karena
dengan ilmu – ilmu sosial manusia dapat berinteraksi dengan baik dan
benar.Dengan ilmu sosial yang baik dimiliki seseorang maka dapat meraih
kesuksesan karna ia memiliki keterampilan sosial dengan baik.
Bab II
Pembahasan

1. Kedudukan dan Hakikat Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu


A. Kedudukan Ilmu Sosial dalam Bidang Ilmu
Dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan dapat ditelusuri dari sejak
zaman Yunani kuno, dimana pada zaman tersebut semua pengetahuan
belum terbagi-bagi atau terspesialisasi dalam satu kesatuannya. Yang
berkembang pada masa itu hanya filsafat, seperti filsafat alam dan filsafat
social (N. Daldjocni, 1981). Dalam hal ini filsafat alam akan menghasilkan
ilmu-ilmu alamiah sedangkan filsafat social menghasilkan ilmu-ilmu sosial.
Dari uraian sejarah tersebut, dapat dikatakan filsafat merupakan induk atau
sumber dari berbagai macam ilmu pengetahuan saat ini. Dari filsafat akan
lahir tiga cabang ilmu pengetahuan yang masing-masing dari ketiga ilmu
tersebut akan terbagi lagi kedalam disiplin ilmu atau spesialisasi yang bila
diuraikan lebih dalam lagi sebagai berikut:
1. Ilmu-ilmu alamiah (natural sciences), meliputi: fisika, kimia, biologi, dan
juga matematika.
2. Ilmu-ilmu social (social sciences), meliputi: ekonomi, sejarah, sosiologi.
antropologi, psikologi, geografi, dan lainnya.
3. Ilmu-ilmu sosial(humanities), meliputi: ilmu bahasa,
kesusastraan,kesenian, dan sebagainya.
Dari uraian ilmu pengetahuan diatas dapat dikatakan bahwa ilmu-ilmu
social pada awalnya juga berinduk pada filsafat yang seiring dengan
perkembangan iptek mulai memisahkan diri dari ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-
ilmu budaya. Ilmu sosial akhimya terpecah-pecah ke dalam cabang ilmu yang
berbeda fokus dan metode.
B. hakikat ilmu sosial dalam bidang ilmu
Hakikat Antropologi
Antropologi merupakan kajian tentang umat manusia yang berusaha
menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya,
dan untuk memperoleh pemahaman ataupun pemahaman yang lengkap
tentang keanekaragaman manusia.
Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia
didalam masyarakat
Hakikat Ekonomi
Ilmu ekonomi itu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya
dalam mencapai kemakmuran yang diharapkan, dengan memilih
penggunaan sumber daya produksi yang bersifat langka/terbatas itu. Dengan
kata lain yang sederhana bahwa ilmu ekonomi itu merupakan suatu disiplin
ilmu tentang aspek-aspek ekonomi dan tingkah laku manusia.
Hakikat Geografi
Menurut Karl Ritter, geografi mempelajari bumi sebagai tempat tinggal
manusia. Sebagai tempat tinggal manusia, bumi memiliki struktur dan pola
yang terbentuk karena pengaruh aktivitas manusia
Hakikat Psikologi Sosial
Psikologi sosial merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosial dari
kegiatan (kehidupan) psikologis dan tingkah laku manusia dalam kerangka
dengan situasi sosial, yaitu situasi dimana terdapat interaksi antar manusia,
baik perseorangan maupun kelompoknya
Hakikat Sejarah
Sejarah merupakan suatu peristiwa dimasa lampau.Ilmu sejarah memiliki
hakikat, berikut hakikat sejarah
A.Sejarah sebagai peristiwa merupakan sejarah sebagaimana terjadinya
(histoire realite).
B.Sejarah sebagai kisah merupakan narasi yang disusun berdasarkan
ingatan, kesan atau tafsiran manusia terhadap kejadian atau peristiwa yang
terjadi pada waktu lampau.
C.Sejarah sebagai ilmu positif bermula dari anjuran Leopold Von Ranke
kepada para sejarawan untuk menulis apa yang sesungguhnya terjadi.
D.Sejarah sebagai seni membutuhkan intuisi, emosi, dan gaya bahasa.

Hakikat Politik
Hakikat ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari mengenai proses
pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik.Politik adalah hal yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. Politik
merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat. Politik adalah segala sesuatu
tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
2.Perbedaan dan Persamaan Ilmu Sosial dan Ilmu Pengetahuan Sosial
• Perbedaan Ilmu Sosial dan IPS
a) Ilmu Sosial adalah ilmu-ilmu sosial yang dipergunakan dalam
pendekatan, sekaligus sebagai sarana jalan keluar untuk mencari
pemecahan masalah-masalah sosial yang berkembang dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan IPS adalah ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah
dasar dan menengah, juga bidang studi yang merupakan panduan dari
sejumlah mata pelajaran sosial.

b) ilmu Sosial diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan IPS diberikan


sekolah dasar dan sekolah lanjutan.
c) Ilmu Sosial diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian
sedangakn IPS diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan
keterampilan intelektual.

Persamaan Ilmu Sosial dan IPS


a) Kedua-duanya merupakan bahan study untuk kepentingan program
pendidikan atau pengajaran.
b) Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan
pengetahuan sosial

3. Fakta,Konsep,dan Generalisasi
Dalam pembelajaran IPS, anak belajar mengenali, memahami,dan
menganalisis berbagai isu sosial. Secara sederhana, isu sosial dapat
dimaknai sebagai kabar/berita peristiwa tentang aktivitas manusia yang
terjadi di masyarakat tetapi masih belum jelas asal usul dan kebenarannya.
Peristiwa kemudian diamati guna memastikan apakah hal tersebut benar-
benar terjadi atau hanya isu/kabar buruk.Peristiwa baik di masa kini maupun
di masa lalu tetap harus diuji kebenarannya. Peristiwa yang benar-benar
terjadi dapat dicari suatu fakta yang dapat diamati dan ditunjukkan secara
jelas sebagai realita.Fakta terungkap dari pengamatan atas kenyataan,
kenyataan lahir karena dukungan fakta.
A.Fakta
Menurut KBBI, fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Banks (1958:81) mengartikan fakta sebagai pernyataan positif dan
rumusannya sederhana. Fakta juga merupakan data aktual.Fakta dapat
diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang
terjamin kebenarannya. Walaupun demikian fakta memiliki kekuatan yang
terbatas untuk menjelaskan suatu masalah.
Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi
Fakta adalah suatu informasi atau data yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin
kebenarannya serta memiliki kemampuan yang berbatas untuk menjelaskan
sesuatu, contohnya; angin berhembus, matahari terbit dari sebelah timur,
Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia.
Di bawah ini dikemukakan beberapa contoh fakta sebagai berikut:
1. Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928.
2. Gunung Galunggung meletus pada tahun 1982.
3. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945.
4. Bandung adalah Ibu Kota Propinsi Jawa Barat.
5. Orde Reformasi dimulai tahun 1998.

Sardjiyo (2009:2.8) menjelaskan bahwa fakta dapat menyebabkan lahirnya


teori baru, menjadi alasan untuk menolak teori yang ada, bahkan mendorong
untuk mempertajam rumusan teori yang telah ada. Oleh sebab itu, guru
hendaknya berupaya menjelaskan pengertian fakta dengan cara sederhana.
Guru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa yang jawabannya berupa
fakta.
Contoh pertanyaan yang dapat diajukan guru sebagai berikut:
a. Siapa nama Kepala Sekolah kita?
b. Berapa banyak yang absen hari ini?
c. Berapa banyak hari dalam satu minggu?
Siswa akan menjawab nama Kepala Sekolahnya pak Bakhtiar, ada tiga
siswa yang absen; dan ada tujuh hari dalam satu minggu. Jawaban tersebut
merupakan fakta. Melalui pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru,
siswa akan menyadari bahwa fakta itu amat banyak. Fakta dapat berupa data
maupun hasil pengamatan secara lebih khusus. Meski demikian, fakta
bukanlah tujuan akhir dalam pembelajaran IPS. Pengetahuan yang hanya
bertumpu pada fakta memiliki keterbatasan. Hal tersebut disebabkan
kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas. Selain itu, fakta bisa
berubah sesuai dengan waktunya. Sebagai contoh perubahan cuaca suatu
daerah, perubahan bentuk pemerintahan, perubahan pemimpin suatu
kelompok, dan sebagainya. Fakta juga hanya berkenaan dengan situas
khusus. Oleh sebab itu, fakta hendaknya tidak dijadikan tujuan akhir dalam
pembelajaran.

B.Konsep
Terdapat dua makna yang dapat ditangkap bila mendengar istilah atau
kata “konsep”. Untuk membedakan kedua makna tentang kata konsep dapat
dicontohkan dengan dua kalimat berikut:
Pertama: Mahasiswa PPL itu belum selesai membuat konsep laporan
praktek mengajar.
Kedua: Saya belum mengerti tentang konsep IPS yang diterangkan oleh
dosen.
Pengertian atau makna kata konsep pada kalimat pertama berarti
“rancangan” atau draff. Sedangkan pengertian atau makna kata konsep pada
kalimat kedua berarti gagasan atau ide, pokok-pokok pikiran dalam pelajaran
IPS.
Yang akan dijelaskan dalam uraian berikut ini adalah pengertian konsep
pada kalimat kedua. Konsep secara sederhana dapat diartikan sebagai
penamaan (pemberian label) untuk sesuatu yang membantu seseorang
mengenal, mengerti, dan memahami tentang sesuatu tersebut.
Konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu untuk
membantu manusia mengenal dan memahami sesuatu tersebut. Pendapat
lain mengemukakan bahwa konsep itu merupakan kesepakatan bersama
untuk penamaan sesuatu sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.
Sedangkan S. Hamid Hasan mengemukakan bahwa: “Konsep itu adalah
mengabstraksikan sekelompok benda yang memiliki karakteristik sama”.
Konsep ada berupa benda konkrit, seperti; manusia, meja, kursi, pulau,
lautan dan daratan. Sementara yang abstrak adalah; demokrasi, kejujuran,
kesetiaan, kebudayaan, kemerdekaan, dan lain-lain.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan
merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berpikir dan
memecahkan masalah. Apabila diperoleh sejumlah informasi misalnya; ada
sebuah benda yang dibuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang
datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis; maka dengan
kemampuan mental kita, informasi atau fakta tersebut kita sederhanakan
dengan cara memberi nama atau label yaitu “meja tulis”.
Menurut S. Hamid Husen (1995) mengemukakan bahwa: “Konsep adalah
pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama”.
Setiap benda yang memiliki roda 4 buah terbuat dari besi dan kayu, memiliki
bensin, berjalan di darat dan dipakai untuk angkutan penumpang dan barang,
maka benda-benda yang memiliki karakteristik seperti itu dinamakan atau
diabstraksian sebagai “mobil”.
Selanjutnya More dalam Skell (1995:30) bahwa: “Konsep itu adalah
sesuatu yang tersimpan dalam benak atau pikiran manusia berupa sebuah
ide atau sebuah gagasan”. Sedangkan Parker menyatakan bahwa: “Konsep
itu adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu”. Konsep dapat dikatakan
sebagai gagasan yang ada melalui contoh-contoh. Dari contoh di atas
menggambarkan bahwa seseorang harus terlibat dalam proses berpikir,
karena ia sedang memikirkan tentang contoh-contoh konsep. Proses berpikir
itu sering disebut dengan istilah “konseptualisasi”, yaitu suatu yang terus
menerus yang berlangsung apabila seseorang sedang memikirkan contoh-
contoh baru dari suatu konsep. Oleh karena itu, kesan mental (mental image)
dari seseorang tentang suatu konsep akan berbeda karena tergantung
kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang dimiliki dan budaya orang
melakukan konseptualisasi.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit atau abstrak,
luas atau sempit, satu kata atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit
misalnya; manusia, gunung, lautan, daratan, rumah, Negara, barang
konsumsi, pakaian, pabrik, dan sebagainya.
Kata-kata tersebut di atas merupakan benda-benda konkrit yang dapat
dilihat, diraba, dan dirasakan. Sementara itu konsep yang bersifat abstrak
adalah; demokrasi, kejujuran, kesetiaan, keadilan, kebebasan, tanggung
jawab, hak, pertimbangan, sistem hukum, dann lain-lain.
Terdapat beberapa konsep yang begitu luas dan atau abstrak sehingga
sulit untuk dirumuskan. Oleh karena itu harus diuraikan agar dapat dipahami,
misalnya saja konsep tentang kebudayaan, kasih sayang, dan lain-lain.
Sementara itu ada konsep yang sangat sempit, mudah dipahami, dapat
dilihat dan dirasakan dan penggunaannya pun terbatas, misal; “rumah”.
Konsep dapat pula terdiri dari satu kata, misalnya “kerja”, namun bisa pula
berupa frase seperti pembagian kerja, lapangan kerja dan lain-lain.
Konsep begitu penting bagi manusia, karena konsep dapat membantu
seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data yang mereka
hadapi. Konsep dapat menempatkan informasi dalam kategori-kategori atau
kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data. Dalam
menentukan kerangka konseptual, seseorang perlu memiliki sifat
keterbukaan untuk menempatkan informasi baru yang sedang dihadapi.
Berbeda dengan fakta yang terbatas pada situasi khusus, konsep
mempunyai penerapan yang luas dan dapat multi interpretasi (banyak
penafsiran).
Konsep dapat diperoleh seseorang dengan harus mengenal, memahami,
dan merumuskan data-data yang menjadi ciri/atribut dari suatu konsep.
Pengalaman sebelumnya sangat diperlukan untuk menghadapi bermacam
konsep dalam situasi yang berbeda.
Konsep dapat berupa sejumlah fakta yang memiliki keterkaitan dengan
makna atau definisi yang ditentukan. Konsep diberi label atau nama berupa
kata-kata. Karakteristik atau ciri-ciri konsep disebut atribut, misalnya konsep
tentang “sepeda motor” dapat dijelaskan dengan atribut berikut: (1)
Kendaraan beroda dua, (2) digerakkan dengan mesin, (3) berbahan bakar
bensin. Dalam ilmu-ilmu sosial banyak konsep yang sulit dimaknai karena
konsep tersebut bersifat abstrak, seperti demokrasi, kebudayaan, keadilan,
kesetiaan, dan lain-lain.

C.Generalisasi
Generalisasi adalah sejumlah konsnep yang memiliki keterkaitan dan
makna atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep, contohnya;
ketika masyarakat Indonesia menjadi masyarakat terdidik dan industri, angka
kelahiran pun menurun.
Schuneke (1988:16) mengemukakan bahwa generalisasi merupakan
abstraksi dan sangat terikat konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa
konsep sedemikian rupa sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang
bermakna dan menggambarkan hal yang lebih luas. Menurut Nursid
Sumaatmadja (1980:83), generalisasi adalah hubungan dua konsep atau
lebih dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif
dan dapat dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.
Jadi dapat disimpulkan bahwa generalisasi merupakan pernyataan yang
bersifat umum, tidak terikat pada situasi khusus,m,yang menunjukkan adanya
hubungan di antara konsep. Seseorang dikatakan menyusun generalisasi,
apabila orang itu menarik dua konsep atau lebih dengan sedemikian rupa
sehingga saling
berhubungan satu dengan Iainnya. Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh
berikut. Ada ungkapan: “Makin primitif suatu masyarakat, lingkungan
hidupnya akan makin mempengaruhi cara hidup masyarakat itu” kita
menemukan paling sedikit tiga konsep, yaitu: (1) Masyarakat primitif; (2)
Lingkungan hidup; (3) Cara hidup.
Generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat atau benda adalah
generalisasi yang baik. Dengan tidak menyebut orang, tempat, atau benda,
abstraksi generalisasi yang kita buat makin tinggi. Selain itu, jika kita
menyebut orang, tempat, atau benda, tingkat keberlakuannya menjadi sempit
atau rendah.

Generalisasi harus ditulis sedemikian rupa sehingga dapat


mengaplikasikannya dalam berbagai situasi yang bagaimanapun juga. Tabel
berikut menyajikan perbandingan generalisasi dengan konsep, menurut
Rochiati (2006:6).
Rochiati dalam Jarotimec (1986:29) mengungkapkan adanya
empat jenis generalisasi yang diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS,
yaitu:
a. Generalisasi deskriptif
Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi sungai.
b. Generalisasi sebab akibat
Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrem berhasil merebut
kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror.
c. Generalisasi acuan nilai
Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
d. Generalisasi prinsip universal
Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk memodelisasikan diritergantung
pada potensi sumber daya alamnya, kualitas manusianya dan orientasi nilai
para pelaku sejarahnya.
Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep, dan generalisasi
dapat menggunakan strategi metode, pendekatan, media dan evaluasi
sebagai berikut:
1. Strategi
Untuk materi initepat sekali menggunakan strategi pemberiancontoh dan
ilustrasi kepada kelompok maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat
memahami tentang apa itu fakta, konsep dan generalisasi.
2. Metode
Metode yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondidi siswa agar materi
dapat diterima oleh siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan
efisien.
3. Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran
tentang fakta, konsep, dan generalisasi serta masing-masing contohnya.
4. Evaluasi
Dapat menggunakan
beberapa item tes yang
disusun guru dan
dilaksanakan secara
tertulis setelah proses pembelajaran selesai (tes akhir).
BAB III
Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat di ambil beberapa kesimpulan. Yaitu:
1. Fakta adalah suatu informasi atau data yang diperoleh dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin
kebenarannya serta memiliki kemampuan yang berbatas untuk menjelaskan
sesuatu. Konsep adalah penamaan (pemberian label) terhadap sesuatu
untuk membantu manusia mengenal dan memahami sesuatu tersebut.
Sedangkan generalisasi adalah sejumlah konsnep yang memiliki keterkaitan
dan makna atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.
2. Fakta, konsep, dan generalisasi memiliki keterkaitan antara satu sama
lain dan tidak dapat dipisah untuk membentuk suatu teori dalam ilmu
pengetahuan.
3. Dalam membelajarkan materi tentang fakta, konsep, dan generalisasi
dapat menggunakan strategi metode, pendekatan, media dan evaluasi
sebagai berikut:
· Strategi
Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberiancontoh dan
ilustrasi kepada kelompok maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat
memahami tentang apa itu fakta, konsep dan generalisasi.
· Metode
Metode yang digunakan dapat disesuaikan dengan kondidi siswa agar materi
dapat diterima oleh siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan
efisien.

· Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran
tentang fakta, konsep, dan generalisasi serta masing-masing contohnya.

· Evaluasi
Dapat menggunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakan
secara tertulis setelah proses pembelajaran selesai (tes akhir).

B. Saran
Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya kita dapat memahami fakta,
konsep, dan generalisasi dengan baik. Agar pengajaran IPS dapat berjalan
dengan lancar.

Anda mungkin juga menyukai