Anda di halaman 1dari 13

Home

Puisi
Cerpen
Sahabat
Kisahku
My Task

Sabtu, 22 Maret 2014


FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI

I. PENDAHULUAN
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan
sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka
lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope
materi dan metodologi tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of
knowledge atau structure of knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan
pemerintahan, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan menggunakan
metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya.
Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu dasar bagi
materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun
dalam 3 (tiga) tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling
luas, yaitu: (1) fakta, (2) konsep, (3) generalisasi. (Savage dan Amstrong dalam Fakih Samlawi
dan Bunyamin Maftuh, 1998:4)

II. RUMUSAN MASALAH


A. Apa pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi?
B. Bagaimana Fakta, Konsep, dan Generalisadi dalam IPS?
C. Bagaimana Hubungan Fakta, Konsep, dan Generalisasi?
D. Bagaimana Model Pembelajaran Fakta, Konsep, dan Generalisasi dalam IPS?

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi
1. Fakta
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa, fakta mempunyai arti:
hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi.1[1]
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
Walaupun demikian fakta memilki kekuatan terbatas untuk menjelaskan suatu maalah. Fakta
menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum).2[2]
Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan
rumusannya sederhana. Ada kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan
pengertian fakta ini dengan cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa, seperti:
a. Siapakah teman anda yang tidak hadir hari ini?
b. Siapakah nama guru IPS Anda yang sedang mengajar saat ini?
c. Ada berapa meja belajar yang ada di ruang ini?

1[1] KBBI offline

2[2] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.41
Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas merupakan fakta. Dengan
demikian, akan disadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya.
Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh :
a. Kemampuan untuk mengingat fakta sangat terbatas
b. Fakta bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota,
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya
c. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.3[3]
Sebagai contoh fakta adalah: Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, Semarang adalah Ibu Kota Jawa Tengah, Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada
tanggal 28 Oktober 1928, dan sebagainya.
2. Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diartikan sebagai: (1) rancangan atau
buram surat dsb; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) gambaran
mental dari objek, proses, atau apa yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi
untuk memahami hal-hal lain.4[4]
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.
Menurut S. Hamid Husain (1995) mengemukakan bahwa : konsep adalah
pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama. Selanjutnya
More dalam Skell (1995:30) bahwa : konsep adalah sesuatu yag tersimpan dalam benak atau
pikiran manusia berupa ide atau gagasan . Sedangkan Parker menyatakan bahwa: konsep itu
adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah benda konkrit atau abstrak, luas atau sempit,
satu kata atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya; manusia, gunung, lautan,
daratan,rumah, negara, barang konsumsi, dan sebagainya.5[5]
3. Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh
karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau
informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.

3[3] http://growol.blogspot.com/2011/03/pengertian-fakta-konsep-
dan.html#ixzz1yOCq5quQ

4[4] KBBI offline

5[5] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.44
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, generalisasi mempunyai arti: (1) perihal
membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dsb; (2) perihal membuat
suatu gagasan lebih sederhana daripada yang sebenarnya (panjang lebar dsb); (3) perihal
membentuk gagasan yang lebih kabur; (4) penyamarataan.6[6]
Fakih Samlawi (1998;9) mengemukakan bahwa : generalisasi merupakan sejumlah
konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang
hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi.7[7]
Ciri-ciri generalisasi adalah sebagai berikut :
a. Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau lebih.
b. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan
bagian atau contoh
c. Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep
d. Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan
pengamatan semata
e. Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji
berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity.
Contoh generalisasi adalah : makin banyak angka pengangguran di suatu negara makin
meningkat angka kejahatan. Dari generalisasi tersebut terdapat konsep pengangguran,
kejahatan, dan negara.

B. Fakta, Konsep, dan Generalisasi dalam IPS


1. Fakta dalam IPS
Fakta menunjukkan suatu sifat yang nyata, yang ditampilkan dengan benar-benar ada,
terjadi karena memiliki realitas objektif.8[8] Dengan kata lain, fakta merupakan peristiwa yang
benar-benar terjadi. Suatu peristiwa bisa disebut fakta apabila peristiwa tersebut benar-benar
terjadi dan peristiwa tersebut dapat diyakini kebenarannya, sehingga memberikan informasi
yang bermakna bagi manusia.

6[6] KBBI offline

7[7] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.44

8[8] Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd,Pengantar Ilmu Sosial,(Jakarta:PT Bumi


Aksara,2009),hal:50
Fakta dalam ips merupakan semua peristiwa atau kejadian nyata yang terjadi dalam
lingkungan sosial , contohnya : woman trafficking (perdagangan wanita), narkoba,
perampokan, perkosaan dan sejenisnya. Kejadian-kejadian tersebut disebut fakta IPS karena
semua kejadian tersebut berhubungan dengan manusia, yang mana manusia merupakan unsur
pokok dari ilmu pengetahuan sosial. Fakta itu sendiri bertujuan untuk menghilangkan isu-isu
sosial, sehingga isu-isu sosial tersebut bisa disebut fakta sosial.
2. Konsep dalam IPS
Konsep yaitu suatu ide atau gagasan yang menggambarkan hubungan antara dua atau
lebih fakta seperti konsep kebutuhan manusia yang berkaitan dengan berbagai hal, misalnya
pakaian, makanan, keselamatan, pendidikan, cinta dan harga diri.
Konsep dasar pengetahuan sosial (social studies) adalah ilmu-ilmu sosial yang
disederhanakan untuk tujuan pendidikan. Studi ilmu-ilmu sosial berisi aspek-aspek ilmu
sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi dan geografi yang dipilih
sebagai bahan kajian dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.
Menurut Womack (1970), selain memahami konsep yang dibangun berdasarkan
pengenalan kita terhadap atribut kelas (penggolongan) dan simbol, juga penting memahami
tingkat arti (level of meaning) dari sebuah konsep. Ia berpendapat bahwa sebuah konsep studi
sosial merupakan kata atau sekumpulan kata (prosa) yang berkaitan dengan satu gambaran
tertentu yang menonjol dan bersifat tetap (Certain, vakint, inalienable, features = tetap,
menonjol, tak dapat dicabut).
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit maupun abstrak. Konsep
membantu kita dalam mengadakan perbedaan, penggolongan, atau penggabungan fakta
disekeliling kita.
IPS sebagai bidang kajian ilmu sosial terdapat banyak sekali konsep-konsep antara lain:
a. Konsep-konsep ilmu sejarah mengenal beberapa konsep seperti migrasi, nasionalisme,
sosialisme, dll.
b. Konsep-konsep ilmu ekonomi mengenal beberapa konsep, seperti tukar-menukar, uang, pasar,
dll.
c. Konsep-konsep ilmu geografi mengenal beberapa konsep, seperti tanah, udara, air, sungai, dll.
d. Konsep-konsep ilmu antropologi mengenal beberapa konsep, seperti kebudayaan,
kepercayaan, adat dll.
e. Konsep-konsep sosiologi mengenal bebrapa konsep, seperti norma sosial, kelompok sosial,
organisasi sosial dll.
f. Konsep-konsep psikologi sosial mengenal beberapa konsep, seperti norma perilaku sosial,
interaksi sosial dll.
Setelah dikemukakan sejumlah konsep dasar ilmu sosial diatas yang membangun bahan
kajian ips, maka jelas bahwa kedudukan konsep dalam ips merupakan bahan kajian utama
untuk menelaah berbagai masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.9[9]
Untuk menyelesaikan masalah kita harus menggunakan berbagai konsep ilmu sosial yang telah
dipaparkan diatas, seperti konsep kelompok, konflik, perilaku, peran, dll. Tanpa menggunakan
konsep itu akan sulit untuk memberikan solusi terbaik terhadap masalah yang dihadapi.
3. Generalisasi dalam IPS
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena
individual (khusus) menuju simpulan umum yang mengikat seutuh fenomena sejenis dengan
fenomena individual yang diselidiki. Dengan kata lain, generalisasi merupakan hubungan
antara dua atau lebih konsep, misalnya hubungan antara konsep uang, kebutuhan, keinginan.
Generalisasi menunjukkan hubungan sebab akibat antara konsep satu dengan konsep yang lain.
Dalam ilmu sosial terdapat sejumlah ketrampilan yang dapat diklasifikasikan menjadi
ketrampilan berfikir, ketrampilan teknis dan ketrampilan sosial.10[10] Sejumlah ketrampilan
berfikir yang penting dalam ilmu sosial diantarannya adalah menarik kesimpulan, membuat
generalisasi, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
Fungsi generalisasi dalam Ilmu Pengetahuan Sosial adalah untuk membantu dalam
pemilihan bahan pengajaran, mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar, dan untuk
membantu dalam membangun pengertian (artikulasi) bahan-bahan pengajaran dalam
kurikulum.
Ketrampilan teknis yang berhubungan dengan generalisasi, dapat diwujudkan melalui
penggunaan berbagai media dan alat bantu dalam mencari dan menyajikan informasi.
Ketrampilan sosial berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan hubungan antar manusia,
misalnya berinteraksi dan berkomunikasi baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
lingkup tertentu.
Jelas dikatakan bahwa pada ilmu pengetahuan tidak akan dapat terbentuk apabila tidak
didukung oleh generalisasi. Keterkaitan dan kedudukan atau peranan generalisasi dalam ips
sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu konsep dan akhirnya

9[9] http://heroesmart.blogspot.com/

10[10] http://thenadot.blogspot.com/2010/11/faktakonsep-dangeneralisasidalamips.html
membuat suatu generalisasi. Jadi fakta, konsep, dan generalisasi itu saling berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu fakta-fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan kita,
dihubungkan oleh konsep-konsep ips dihubungkan oleh generalisasi melalui sebuah penalaran.

C. Hubungan Fakta, Konsep, dan Generalisasi


Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat penting dalam mata pelajaran
IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan
fakta-fakta yang ada kita dapat menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah
terjadi. Fakta merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang
saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi
merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus dipahami.
Fakta dapat menyebabkan lahirnya teori baru. Fakta juga dapat menjadi alasan untuk
menolak teori yang ada dan bahkan fakta dapat mendorong untuk mempertajam rumusan teori
yang sudah ada. Di lain pihak, teori dapat merangkum fakta dalam bentuk generalisasi dan
prinsip-prinsip agar fakta lebih mudah dapat dipahami.
Pentingnya fakta dalam struktur susunan ilmu pengetahuan karena fakta dapat
membentuk suatu konsep dan generalisasi.
Menurut Savage dan Anstrong (1996:24) mengatakan bahwa: konsep tidak dapat
dipelajari dalam kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-
fakta yang khusus. Dari beberapa fakta yang khusus dan saling berkaitan satu sama lain, maka
dapat membentuk suatu konsep atau pengertian.11[11]
Hubungan yang erat antara fakta dan konsep dapat dilihat dari ilustrasi berikut ini:
Sebagai contoh:
Seorang anak berasal dari keluarga yang kurang mampu, sejak duduk di bangku
Sekolah Dasar sudah berjuang keras menyelesaikan studinya.
Waktu di SD ia pernh berjualan es untuk menambah uang jajan yang diberikan oleh
orang tuanya yang tidak memenuhi kebutuhan sekolahnya. Di SLTP ia berjualan Koran, dan
di SLTA ia pernah bekerja di suatu percetakan buku sehabis pulang sekolah. Sampai di
Perguruan Tinggi ia bekerja di sebuah pesahaan garmrnt. Semua pekerjaan ia lakukan dengan
serius dan tekun sehingga dapat meyelesaikan studinya sampai menjadi seorang sarjana.

11[11] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.42
Fakta tersebut di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau
konsep tentang cita-cita. Suat cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan
pengorbanan. Siapapun yang ingin menggapai cita-citanya ia harus berjuang dan berkorban
apakah itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di atas
terdapat tiga konsep perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu cita-
cita akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan.
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling
berkaitan dapat membentuk suatu konsep.
Hubungan antara konsep dan generalisasi dapat dilihat dari pernyataan Savage dan
Amstrong berikut: ketika angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan
dan criminal pun meningkat pula.
Dari generalisasi tersebut di atas terdapat beberapa konsep, yaitu: konsep
pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep.
Untuk melihat keterkaitan antara fakta, konsep dan generalisasi, dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar di atas menjelaskan bahwa untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf
awal harus didukug oleh sejumlah fakta, membawakan sejumlah konsep untuk
mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi semua penting bagi
manusia. Fakta dapat membedakan contoh-contoh konsep, dan generalisasi yang lebih spesifik.
Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat
umum bila dibandingkan dengan fakta.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta, konsep, dan generalisasi
merupakan bahan kajian atau materi utama yang dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan
ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan
yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di dalam proses pembelajaran.

D. Model Pembelajaran Fakta, Konsep, dan Generalisasi dalam IPS


Siswa SD sebagai calon-calon ilmuan dikemudian hari, sejak dini harus memahami
tentang struktur ilmu pengetahuan yang diawali dengan fakta, selanjutnya membentuk suatu
konsep dan dari konsep-konsep itu akan membuat suatu generalisasi.
Memahami ketiga unsur tersebut sangatlah penting, karena untuk membentuk suatu
teori dalam ilmu pengetahuan tidak akan terlepas dari unsur fakta, konsep dan generalisasi.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa fakta merupakan suatu informasi atau data
yang terjadi dalam kehidupan ini dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin
kebenaranya, dan memiliki kemampuan untuk menjelaskanyang terbatas, seperti contoh, angin
berhembus, Jakarta adalh ibu kota Negara Indonesia. Sedangkan konsep adalah pnamaan
(pemberian label) terhadap sesuatu untuk membantu seseorang untuk mengenal, memahami
dan mengerti sesuatu tersebut (Fakih Samlawi, dkk : 1998).12[12]

Anak-anak menyadari bahwa fakta itu amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Ada fakta
berupa data-data, misalnya keadaan penduduk disebuah desa, ada fakta yang tampak
sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada juga
fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang pendapatan rata-rata
penduduk sebuah kampong, mata pencaharian pertama penduduk desa A, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
1. Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu kota.
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
Fakta itulah yang akan memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar
kegiatan intelektual. Didalam kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam
hubungan fungsional dengan konsep dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan
pandangan yang seperti itu maka siswa akan mampu melihat hubungan diantara fenomena
intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna.
Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa konsep merupakn kesepakatan bersama untuk
penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan
masalah. Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan
makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.

12[12] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.56
Adapun tugas guru, antara lain adalah membantu siswa membangun dan
mengembangkan konsep dan generalisasi, oleh sebab itu kegiatan belajar-mengajar, guru dan
siswa harus menggunakan serangkaian fakta ini sebagai dasar pembentukan konsep dan
generalisasi. Oleh karena aktivitas pengajaran itu berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum
maka pijakan utama dalam proses kegiatan belajar-mengajar yaitu kurikulum.
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna
konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1. Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti
kita menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2. Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu
konsep, tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka mendeskripsikan
sendiri.
3. Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan makna
konsep segera setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu tidak mudah. Namun demikian,
perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak belum masuk sekolah
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berfikirnya. Di sekolah mereka belajar konsep
yang semakin abstrak sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah hal
itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan memilih
kelompok yang diobservasi berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat
mengabstraksikan, dan membuat generalisasi. Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa
konseptualisasi adalah proses mengkategorikan, mengklasifikasikan dan memberi nama pada
sekelompok objek.
Tugas guru mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini dan bersamaan
dengan itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep-konsep esensial dan
konsep-konsep lainnya dan juga untuk mengembangkan kemampuan merumuskan generalisasi
sesuai dengan kemampuan berpikir siswa. Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya
dalam kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta
kemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam mencari dan mengolah sumber
belajar agar kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya berjalan lancar.13[13]

13[13] http://phierda.wordpress.com/2012/10/30/keterkaitan-antara-fakta-konsep-dan-
generalisasi-dalam-pembelajaran-ips-sd-2/
Siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran lebih cenderung mempelajari hal-hal
yang konkrit dari apa yang bersifat abstrak. Oleh karena itu seorang guru dalam membelajarkan
tentang fakta, konsep dan generalisasi hendaklah menggunakan contoh-contoh yang konkrit
yang sesuai tingkat berfikir atau perkembangan intelektual siswa. Dalam membelajarkan
materi tentang fakta, konsep dan generalisasi dapat menggunakan strategi metode, pendekatan,
media dan evaluasi sebagai berikut:14[14]
1. Strategi
Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberian contoh dan ilustrasi kepada
kelompok maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahamitentang apa itu fakta,
konsep dan generalisasi.
2. Metode
Metode yang digunakan dapat sesuai dengan kondisi siswa agar materi dapat diterima oleh
siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien. Misalnya metode ceramah
bervariasi Tanya jawab, diskusi, dan lain-lain.
3. Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta,
konsep dan generalisasi serta masing-masing contohnya.
4. Evaluasi
Dapat mengunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakansecara tertulis setelah
proses pembelajaran selesai (tes akhir).
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Fakta merupakan suatu informasi atau data yang ada atau yang pernah terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan serta dikaji oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin
kebenarannya.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.
Generalisasi berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh
karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau
informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.

14[14] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.59
Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian atau materi utama yang
dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur
tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di
dalam proses pembelajaran.

B. Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan
di dalam penulisan maupun pengambilan referensi, oleh sebab itu kami selaku penyusun
makalah ini menerima kritik dan saran agar untuk pembuatan makalah kami ke depan menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Diposting oleh Nurfie aL Asror di 01.05


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: my task

0 Comments

0 Comments
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Digital clock
Mengenai Saya

Nurfie aL Asror
jarak benda sebenarnya bisa jadi lebih dekat dari yang terlihat di cermin.

Lihat profil lengkapku

Total Tayangan Laman


36,074

Arsip Blog
2016 (7)

2015 (8)

2014 (17)
o Desember (1)
o November (1)
o Oktober (1)
o September (2)
o April (3)
o Maret (6)
FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI
MEMBANGUN MORALITAS DAN IDENTITAS BANGSA
MELALUI P...
Al-Qur'an Hadits (MEMAHAMI TUJUAN DAN PENDEKATAN P...
Aku, Tanpa Kejelasan Rasa
Tak Teraih
LANGIT
o Februari (3)

2013 (21)

2012 (22)

Ada kesalahan di dalam gadget ini

Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai