Puisi
Cerpen
Sahabat
Kisahku
My Task
I. PENDAHULUAN
Ilmu-ilmu sosial mengkaji perilaku manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan
sehari-hari dalam upaya menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang mereka
lakukan. Setiap ilmu sosial merupakan suatu disiplin ilmu tersendiri yang memiliki scope
materi dan metodologi tertentu, batang tubuh, atau struktur ilmu pengetahuan (body of
knowledge atau structure of knowledge) tentang suatu bidang kajian. Setiap ilmu sosial seperti
sejarah, geografi, ekonomi, antropologi, sosiologi, psikologi sosial, ilmu politik dan
pemerintahan, memandang manusia dari sudut pandangnya masing-masing dan menggunakan
metode kerja yang berbeda untuk memperoleh struktur ilmunya.
Pengetahuan tentang tindakan atau perilaku manusia ini memberikan suatu dasar bagi
materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Dalam suatu struktur ilmu pengetahuan, termasuk di dalamnya ilmu sosial, tersusun
dalam 3 (tiga) tingkatan materi, dimulai dari yang paling sempit sampai kepada yang paling
luas, yaitu: (1) fakta, (2) konsep, (3) generalisasi. (Savage dan Amstrong dalam Fakih Samlawi
dan Bunyamin Maftuh, 1998:4)
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Fakta, Konsep, dan Generalisasi
1. Fakta
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa, fakta mempunyai arti:
hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan kenyataan; sesuatu yg benar-benar ada atau terjadi.1[1]
Fakta dapat diartikan sebagai suatu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan dikumpulkan dan dikaji oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin kebenarannya.
Walaupun demikian fakta memilki kekuatan terbatas untuk menjelaskan suatu maalah. Fakta
menunjuk pada kondisi yang khusus dan keberlakuannya terbatas (kurang berlaku umum).2[2]
Banks (Ischak:2004:2.7) mengemukakan bahwa fakta merupakan pernyataan positif dan
rumusannya sederhana. Ada kalanya guru juga perlu mencari upaya untuk lebih menjelaskan
pengertian fakta ini dengan cara yang sederhana misalnya dengan memberikan pertanyaan
kepada siswa, seperti:
a. Siapakah teman anda yang tidak hadir hari ini?
b. Siapakah nama guru IPS Anda yang sedang mengajar saat ini?
c. Ada berapa meja belajar yang ada di ruang ini?
2[2] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.41
Jawaban yang dikemukakan siswa atas pertanyaan di atas merupakan fakta. Dengan
demikian, akan disadari bahwa fakta itu amat banyak dan tak terhitung jumlahnya.
Pengetahuan yang hanya bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini dikarenakan oleh :
a. Kemampuan untuk mengingat fakta sangat terbatas
b. Fakta bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim di suatu kota,
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya
c. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.3[3]
Sebagai contoh fakta adalah: Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, Semarang adalah Ibu Kota Jawa Tengah, Ikrar Sumpah Pemuda terjadi pada
tanggal 28 Oktober 1928, dan sebagainya.
2. Konsep
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep diartikan sebagai: (1) rancangan atau
buram surat dsb; (2) ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) gambaran
mental dari objek, proses, atau apa yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi
untuk memahami hal-hal lain.4[4]
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.
Menurut S. Hamid Husain (1995) mengemukakan bahwa : konsep adalah
pengabstraksian dari sejumlah benda yang memiliki karakteristik yang sama. Selanjutnya
More dalam Skell (1995:30) bahwa : konsep adalah sesuatu yag tersimpan dalam benak atau
pikiran manusia berupa ide atau gagasan . Sedangkan Parker menyatakan bahwa: konsep itu
adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah benda konkrit atau abstrak, luas atau sempit,
satu kata atau frase. Beberapa konsep yang bersifat konkrit misalnya; manusia, gunung, lautan,
daratan,rumah, negara, barang konsumsi, dan sebagainya.5[5]
3. Generalisasi
Generalisasi berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh
karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau
informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
3[3] http://growol.blogspot.com/2011/03/pengertian-fakta-konsep-
dan.html#ixzz1yOCq5quQ
5[5] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.44
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, generalisasi mempunyai arti: (1) perihal
membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal, dsb; (2) perihal membuat
suatu gagasan lebih sederhana daripada yang sebenarnya (panjang lebar dsb); (3) perihal
membentuk gagasan yang lebih kabur; (4) penyamarataan.6[6]
Fakih Samlawi (1998;9) mengemukakan bahwa : generalisasi merupakan sejumlah
konsep yang memiliki karakteristik dan makna. Generalisasi adalah pernyataan tentang
hubungan diantara konsep. Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi.7[7]
Ciri-ciri generalisasi adalah sebagai berikut :
a. Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau lebih.
b. Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan keseluruhan kelas dan bukan
bagian atau contoh
c. Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar konsep
d. Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan
pengamatan semata
e. Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya dan validasi artinya diuji
berdasarkan bukti-bukti yang pasti dengan mengguna- kan sistem penalaran dan equity.
Contoh generalisasi adalah : makin banyak angka pengangguran di suatu negara makin
meningkat angka kejahatan. Dari generalisasi tersebut terdapat konsep pengangguran,
kejahatan, dan negara.
7[7] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.44
9[9] http://heroesmart.blogspot.com/
10[10] http://thenadot.blogspot.com/2010/11/faktakonsep-dangeneralisasidalamips.html
membuat suatu generalisasi. Jadi fakta, konsep, dan generalisasi itu saling berhubungan dan
tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu fakta-fakta sosial yang terjadi dalam kehidupan kita,
dihubungkan oleh konsep-konsep ips dihubungkan oleh generalisasi melalui sebuah penalaran.
11[11] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.42
Fakta tersebut di atas tampak saling berkaitan dan membentuk suatu gagasan atau
konsep tentang cita-cita. Suat cita-cita tidak dapat tercapai tanpa adanya perjuangan dan
pengorbanan. Siapapun yang ingin menggapai cita-citanya ia harus berjuang dan berkorban
apakah itu pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan perasaan. Sebenarnya dari ilustrasi di atas
terdapat tiga konsep perjuangan, pengorbanan, dan cita-cita. Atau dengan kata lain suatu cita-
cita akan tercapai bila disertai perjuangan dan pengorbanan.
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan bahwa beberapa fakta yang saling
berkaitan dapat membentuk suatu konsep.
Hubungan antara konsep dan generalisasi dapat dilihat dari pernyataan Savage dan
Amstrong berikut: ketika angka pengangguran di suatu negara meningkat, maka kejahatan
dan criminal pun meningkat pula.
Dari generalisasi tersebut di atas terdapat beberapa konsep, yaitu: konsep
pengangguran, konsep negara, konsep kejahatan, dan konsep kriminal. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa generalisasi merupakan hubungan dari beberapa konsep.
Untuk melihat keterkaitan antara fakta, konsep dan generalisasi, dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar di atas menjelaskan bahwa untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf
awal harus didukug oleh sejumlah fakta, membawakan sejumlah konsep untuk
mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta, konsep, dan generalisasi semua penting bagi
manusia. Fakta dapat membedakan contoh-contoh konsep, dan generalisasi yang lebih spesifik.
Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan generalisasi lebih bersifat
umum bila dibandingkan dengan fakta.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta, konsep, dan generalisasi
merupakan bahan kajian atau materi utama yang dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan
ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan
yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di dalam proses pembelajaran.
Anak-anak menyadari bahwa fakta itu amat banyak, tak terhitung jumlahnya. Ada fakta
berupa data-data, misalnya keadaan penduduk disebuah desa, ada fakta yang tampak
sebagaimana keadaannya, misalnya kondisi jalan, kondisi bangunan, dan sebagainya. Ada juga
fakta sebagai hasil pengamatan secara lebih khusus, misalnya tentang pendapatan rata-rata
penduduk sebuah kampong, mata pencaharian pertama penduduk desa A, dan seterusnya.
Namun demikian, perlu disadari bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS.
Pengetahuan yang hanya bertumpu kepada fakta akan sangat terbatas sebab:
1. Kemampuan kita untuk mengingat sangat terbatas.
2. Fakta itu bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang perubahan iklim suatu kota.
perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3. Fakta hanya berkenaan dengan situasi khusus.
Fakta itulah yang akan memberikan raw material kepada konsep sebagai pilar-pilar
kegiatan intelektual. Didalam kegiatan belajar-mengajar fakta harus dipetakkan dalam
hubungan fungsional dengan konsep dan generalisasi dengan cara yang sistematis. Dengan
pandangan yang seperti itu maka siswa akan mampu melihat hubungan diantara fenomena
intelektual dan menggunakannya kedalam upaya meraih pengetahuan yang bermakna.
Sehingga dapat dikatakan bahwa fakta merupakan pondasi bagi perkembangan ilmu
pengetahuan.
Lebih lanjut dikemukakan bahwa konsep merupakn kesepakatan bersama untuk
penamaan sesuatu sebagai alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan
masalah. Sedangkan generalisasi merupakan sejumlah konsep yang memiliki keterkaitan dan
makna, atau pernyataan tentang hubungan diantara konsep.
12[12] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.56
Adapun tugas guru, antara lain adalah membantu siswa membangun dan
mengembangkan konsep dan generalisasi, oleh sebab itu kegiatan belajar-mengajar, guru dan
siswa harus menggunakan serangkaian fakta ini sebagai dasar pembentukan konsep dan
generalisasi. Oleh karena aktivitas pengajaran itu berlangsung dalam rambu-rambu kurikulum
maka pijakan utama dalam proses kegiatan belajar-mengajar yaitu kurikulum.
Pengajaran konsep disekolah sesungguhnya dalam rangka memahami makna
konotatif, karena itu pengajaran konsep harus:
1. Diberikan dalam sesuatu konteks bukan diterangkan tanpa ada kaitan dengan sesuatu, seperti
kita menjelaskan arti dari suatu istilah atau kata.
2. Siswa harus diberi kesempatan untuk sampai kepada pengertiannya sendiri tentang sesuatu
konsep, tentunya dengan bimbingan guru misalnya, guru menyuru mereka mendeskripsikan
sendiri.
3. Siswa harus membacanya sendiri, mendengarkan penjelasan, dan segera menuliskan makna
konsep segera setelah diperkenalkan.
Membentuk konsep merupakan intelektual, dan itu tidak mudah. Namun demikian,
perlu disadari bahwa sesungguhnya anak telah belajar konsep sejak belum masuk sekolah
dengan tingkat perkembangan dan kemampuan berfikirnya. Di sekolah mereka belajar konsep
yang semakin abstrak sifatnya atau simbolis.
Telah dijelaskan diatas bahwa membentuk konsep pada diri anak tidaklah mudah hal
itu disebabkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan kemampuan memilih
kelompok yang diobservasi berdasarkan satu atau lebih karakteristik umum, agar dapat
mengabstraksikan, dan membuat generalisasi. Dengan singkat dapat disimpulkan bahwa
konseptualisasi adalah proses mengkategorikan, mengklasifikasikan dan memberi nama pada
sekelompok objek.
Tugas guru mengembangkan pengertian konsep dan generalisasi ini dan bersamaan
dengan itu juga mengembangkan kemampuannya untuk mengenal konsep-konsep esensial dan
konsep-konsep lainnya dan juga untuk mengembangkan kemampuan merumuskan generalisasi
sesuai dengan kemampuan berpikir siswa. Tugas guru di kelas untuk mengembangkannya
dalam kegiatan belajar mengajar disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan serta
kemampuannya. Guru-guru dituntut kreativitasnya dalam mencari dan mengolah sumber
belajar agar kegiatan belajar mengajar yang dikelolanya berjalan lancar.13[13]
13[13] http://phierda.wordpress.com/2012/10/30/keterkaitan-antara-fakta-konsep-dan-
generalisasi-dalam-pembelajaran-ips-sd-2/
Siswa sekolah dasar dalam proses pembelajaran lebih cenderung mempelajari hal-hal
yang konkrit dari apa yang bersifat abstrak. Oleh karena itu seorang guru dalam membelajarkan
tentang fakta, konsep dan generalisasi hendaklah menggunakan contoh-contoh yang konkrit
yang sesuai tingkat berfikir atau perkembangan intelektual siswa. Dalam membelajarkan
materi tentang fakta, konsep dan generalisasi dapat menggunakan strategi metode, pendekatan,
media dan evaluasi sebagai berikut:14[14]
1. Strategi
Untuk materi ini tepat sekali menggunakan strategi pemberian contoh dan ilustrasi kepada
kelompok maupun kepada individu, agar siswa lebih cepat memahamitentang apa itu fakta,
konsep dan generalisasi.
2. Metode
Metode yang digunakan dapat sesuai dengan kondisi siswa agar materi dapat diterima oleh
siswa dan tidak membosankan, yang penting efektif dan efisien. Misalnya metode ceramah
bervariasi Tanya jawab, diskusi, dan lain-lain.
3. Media
Dapat menggunakan kertas manila karton yang bertuliskan materi pelajaran tentang fakta,
konsep dan generalisasi serta masing-masing contohnya.
4. Evaluasi
Dapat mengunakan beberapa item tes yang disusun guru dan dilaksanakansecara tertulis setelah
proses pembelajaran selesai (tes akhir).
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Fakta merupakan suatu informasi atau data yang ada atau yang pernah terjadi dalam
kehidupan sehari-hari dan dikumpulkan serta dikaji oleh para ahli ilmu sosial untuk menjamin
kebenarannya.
Konsep adalah suatu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat
intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah.
Generalisasi berasal dari kata general yang berarti umum atau menyeluruh. Oleh
karena itu generalisasi merupakan pengambilan kesimpulan secara umum dari suatu gejala atau
informasi yang kita terima yang didukung oleh data dan fakta yang ada.
14[14] Drs. H. Sapriya, M,Ed., Konsep Dasar IPS, (Bandung: UJI PRESS, 2008), hlm.59
Fakta, konsep, dan generalisasi merupakan bahan kajian atau materi utama yang
dipelajari dalam ilmu pengetahua sosial dan ilmu-ilmu sosial, sehingga dari ketiga unsur
tersebut akan lahir teori-teori ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari dan dikaji oleh siswa di
dalam proses pembelajaran.
B. Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat, tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan
di dalam penulisan maupun pengambilan referensi, oleh sebab itu kami selaku penyusun
makalah ini menerima kritik dan saran agar untuk pembuatan makalah kami ke depan menjadi
lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
0 Comments
0 Comments
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Digital clock
Mengenai Saya
Nurfie aL Asror
jarak benda sebenarnya bisa jadi lebih dekat dari yang terlihat di cermin.
Arsip Blog
2016 (7)
2015 (8)
2014 (17)
o Desember (1)
o November (1)
o Oktober (1)
o September (2)
o April (3)
o Maret (6)
FAKTA, KONSEP, DAN GENERALISASI
MEMBANGUN MORALITAS DAN IDENTITAS BANGSA
MELALUI P...
Al-Qur'an Hadits (MEMAHAMI TUJUAN DAN PENDEKATAN P...
Aku, Tanpa Kejelasan Rasa
Tak Teraih
LANGIT
o Februari (3)
2013 (21)
2012 (22)