Anda di halaman 1dari 6

C.

Generalisasi

Pengertian generalisasi menurut ahli :


a. Schuneke mengatakan bahwa generalisasi merupakan abstraksi dan sangat terikat
dengan konsep. Generalisasi menghubungkan beberapa konsep sedemikian rupa
sehingga terbentuk suatu pola hubungan yang bermakna dan menggambarkan hal
yang lebih luas.
b. Menurut Nursid Sumaatmadja, generalisasi adalah hubungan dua konsep atau lebih
dalam bentuk kalimat lengkap, yang merupakan pernyataan deklaratif dan dapat
dijadikan suatu prinsip atau ketentuan dalam IPS.
Generalisasi dalam IPS mencakup menghubungkan beberapa konsep, seperti
mengaitkan “uang, kebutuhan dan keinginan.” Ketiga konsep tersebut dihubungkan untuk
mengeneralisasi bahwa “kita menggunakan uang untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Jelas dikatakan bahwa pada Ilmu Pengetahuan tidak akan dapat terbentuk secara teoritis
apabila tidak didukung oleh generalisasi. Keterkaitan dan kedudukan atau peranan
generalisasi dalam IPS sudah diawali sejak pengumpulan fakta atau data, membentuk suatu
konsep dan akhirnya membuat suatu generalisasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang dikatakan menyusun generalisasi, apabila
orang itu menarik dua konsep atau lebih secara terstruktur sehingga saling terhubung.

Terdapat dua macam generalisasi yang dijelaskan Tanwiti yaitu


a. Generalisasi sempurna, yaitu generalisasi yang menempatkan seluruh fenomena yang
menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Misalnya, Setelah mengamati jumlah hari pada
setiap bulan dalam tahun Masehi, kita dapat menyimpulkan bahwa setiap bulan
Masehi memiliki kurang dari 31 hari. Dalam proses penarikan kesimpulan ini, kita
menyelidiki seluruh fenomena, yaitu jumlah hari pada setiap bulan, tanpa
mengabaikan aspek apapun. Meskipun generalisasi seperti ini memberikan
kesimpulan yang kokoh dan sulit disangsikan, namun bersifat kurang praktis dan tidak
efisien secara ekonomis.
b. Generalisasi yang tidak sempurna yaitu generalisasi berdasarkan sebagian fenomena
yang dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis
yang belum diselidiki. Misalnya, setelah kita menyelidiki sebagian bangsa indonesia
kita menemukan bahwa mereka adalah suka bergotong royong. Atas dasar temuan ini,
kita menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah suka bergotong royong.
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, generalisasi terbagi menjadi dua, yaitu generalisasi
sempurna dan tidak sempurna. Perbedaan antara keduanya adalah dalam membuat
kesimpulan, kita perlu menyelidiki apakah seluruh aspek yang diteliti benar-benar tercover
secara menyeluruh atau hanya sebagian. Generalisasi dianggap sempurna jika kita
menyelidiki semua aspek satu per satu, sedangkan jika kita hanya menyelidiki satu sisi dan
mengabaikan sisi lainnya, maka itu dianggap sebagai generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang baik adalah generalisasi yang tidak menyebut orang, tempat atau
benda. Alasannya, apabila kita menyebutkannya berarti generalisasj yang kita buat memiliki
tingkat abstraksi yang rendah, tingkat keberlakuannya juga sempit atau rendah. Generalisasi
harus ditulis sedemikian rupa sehingga siswa dapat mengaplikasikannya dalam berbagai
situasi yang bagaimanapun juga.
Rochiati dalam Jarotimec mengungkapkan adanya empat jenis generalisasi yang
diperlukan dalam kajian sejarah dalam IPS, yaitu:
1. Generalisasi deskriptif. Contoh: Pada umumnya pusat-pusat kerajaan terletak di tepi
sungai.
2. Generalisasi sebab akibat. Contoh: Di dalam revolusi, apabila golongan ekstrim
berhasil merebut kekuasaan maka akan berlangsung pementahan teror.
3. Generalisasi acuan nilai. Contoh: Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah.
4. Generalisasi prinsip universal. Contoh: Kapasitas sebuah bangsa untuk
memodelisasikan diri tergantung pada potensi sumber daya alamnya, kualitas
manusianya dan orientasi nilai para pelaku sejarahnya.

D. Teori Antropologi Sosial


A. Pengertian Antropologi
Menurut Meinand dan Ahmad, kata Antropologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“antropos” dan “logos” yang berarti manusia dan ilmu. Antropologi berarti ilmu yang
mempelajari tentang manusia, sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Antropologi mempelajari manusia dari segi keragaman fisik dan keragaman kebudayaan
(cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi dan nilai-nilai yang dihasilkan manusia), sehingga
antara yang dihasil oleh manusia yang satu dengan manusia lainnya akan berbeda.
Pengertian antropologi menurut ahli :
1. Menurut Ariyono Suyono bahwa antropologi ialah suatu ilmu yang berusaha
mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna
bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaan
2. David Hunter, mengemukakan bahwa antropologi ialah ilmu yang lahir dari
keingintahuan yang tidak terbatas tentang manusia.
3. William A. Haviland, menyatakan bahwa antropologi ialah studi tentang
kebudayaan, berusaha menyusun pendeskripsian yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh keanakeragaman yang lengkap
tentang manusia.

B. Pengertian antropologi sosial


Antropologi sosial merupakan salah satu cabang dari antropologi. Antropologi ini
mendeskripsikan proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat
primitif asli dan mencatat perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.
Antropologi sosial juga merupakan studi yang mempelajari ciri khas dan kesamaan dari
suatu masyarakat dan kebudayaan melalui penelitian tentang bahasa dan agama di dunia,
hak asasi manusia, upacara, pola pikir, kemasyarakatan, etika, budaya, dan banyak hal
lainnya.
Contoh antropologi sosial :
1. Pola perilaku manusia
Tingkah laku manusia dalam kehidupan bermasyarakat tentu saja berbeda-beda. Setiap
pola perilaku manusia itu merupakan suatu hal yang bisa dipelajari dan termasuk salah
satu contoh antropologi sosial. Dimana masing-masing individu yang melakukan proses
sosial dan interaksi sosial dengan orang lain akan memiliki pola tingkah laku yang
berbeda-beda dan hal tersebut dapat dianalisis maupun diteliti.
2. Pemahaman kebudayaan manusia

Dimana dengan berbagai adat istiadat atau kebudayaan itulah bisa dipelajari banyak hal
mengenai kehidupan sosial yang ada di lingkungan masyarakat, hubungan antara individu
satu dengan lainnya, dan lain sebagainya.

3. Bertambah atau Berkurangnya penduduk

Adanya penduduk ini membuat setiap orang bisa melakukan proses interaksi sosial antara
yang satu dengan lainnya. sehingga hal tersebut juga bisa berdampak pada berbagai
perubahan pola pemikiran dari masing-masing orang.
Aspek penting dalam antropologi sosial:

1. Kebudayaan dan Masyarakat

Antropologi sosial mempelajari kebudayaan, yang meliputi gagasan, nilai, norma, simbol,
dan praktik-praktik yang diwariskan dan dibagikan oleh anggota suatu kelompok
masyarakat.

2. Struktur Sosial

Antropologi sosial mempelajari struktur sosial dalam masyarakat, yaitu pola hubungan
sosial, hierarki, peran, dan status sosial yang membentuk organisasi sosial.

3. Identitas dan Diferensiasi Sosial

Antropologi sosial mempelajari identitas sosial, termasuk identitas individu, kelompok,


dan identitas etnis, serta peran diferensiasi sosial seperti gender, usia, kelas sosial, dan
agama.

C. Konsep dalam antropologi menurut Koentjaraningrat dalam Astawa sebagai berikut:


1. Kebudayaan merupakan konsep paling esensial dalam antropologi. Kebudayaan
dalam antropologi menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem gagasan,
tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Tiap orang hanya dapat memperoleh
unsur-unsur kebudayaan dengan cara belajar. Tidak ada satupun unsur kebudayaan
dapat dimiliki oleh seseorang tanpa belajar.
2. Tradisi merupakan suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian
dari suatu budaya yang telah lama dikenal sehingga menjadi adat istiadat dan
kepercayaan secara turun-temurun.
3. Difusi merupakan proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga
melewati batas tempat di mana kebudayaan itu timbul. Dalam proses difusi ini erat
kaitannya dengan konsep inovasi. Dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan
konsep inovasi (pembaharuan).
4. Akulturasi adalah proses pertukaran ataupun saling mempengaruhi dari suatu
kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur kebudayaan asing
tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan ke dalam kebudayaan itu
sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.
5. Etnosentrisme ialah tiap-tiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan
dirinya itu ialah superior (lebih baik dan lebih segalanya) dari pada semua budaya
yang lain. Inilah yang disebut etnosentrisme
6. Evolusi ialah transformasi yang berlangsung secara bertahap yang berasal dari
gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari satu bentuk ke bentuk lain
melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus
7. Culture Area, suatu daerah budaya yang merupakan daerah geografis yang memiliki
sejumlah ciir budaya dan kompleksitas lainnya. Suatu daerah budaya pada mulanya
berkaitan dengan pertumbuhan kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-
unsur baru akan mendesak unsur-unsur lama.
8. Enkulturasi ialah pembelajaran kebudayaan, menekankan bahwa kebudayaan tidak
diturunkan tetapi dibelajarkan. Konsep ini mengandung makna bahwa suatu
kebudayaan bisa saja lenyap apabila tidak dibelajarkan. Proses mempelajari
kebudayaan seseorang terhadap kebudayaan orang lain sangat diperlukan guna
menumbuhkan rasa toleransi dan saling menghargai.
9. Ras dan Etnik, ras tidak hanya menggambarkan morfologinya, yakni struktur fisik
yang bisa diamati melainkan komposisi genetik sub-sub bagian spesies itu. Ras
merupakan sekelompok orang yang memiliki ciir-ciri biologis atau ciri fisik yang
khas karena hereditas atau keturunan. Etnik adalah kelompok sosial dari ras yang
memiliki ciri-ciri budaya unik. Sebagai contoh di Indonesia dengan lebih dari 500
etnik yang mendiami kepulauan Nusantara.
10. Streotip, hampir selalu kita temukan di berbagai kelompok masyarakat. Streotip
memiliki makna kesimpulan umum yang diidentifikasi kepada kelompok masyarakat
yang cenderung berkesan negatif dan merugikan.
11. Kekerabatan, dalam antropologi kekerabatan merupakan konsep yang sangat penting
untuk mengkaji perkembangan kebudayan manusia.
12. Magis merupakan ilmu pseudo yang mengandung makna bahwa segala benda akan
saling berhubungan satu sama lain dalam jarak tertentu melalui suatu simpati rahasia.
Magis ditemukan dalam berbagai kelompok masyarakat baik tradisional maupun
modern.
13. Tabu, dalam kelompok masyarakat ditemukan istilah tabu dalam berbagai bahasa.
Misalnya di dalam bahasa jawa adalah istilah saru, dalam bahasa sunda terdapat
istilah pamali, dan sebagainya. Istilah tersbeut menuju suatu hal yang lebih sakral
yaitu larangan. Dengan demikian, tabu tingkatannya lebih tinggi dari kata saru atau
pamali. Tabu lahir dari suatu kenyataan yang sebenarnya bersifat anomal atau tidak
normal.
14. Perkawinan ialah mengacu pada proses formal pemaduan dua hubungan individu
yang berbeda jenis kelamin yang dilakukan melalui upacara simbolis. Hal ini sebagai
salah satu citra fitrah manusia secara fisik untuk melanjutkan keturunannya.

Anda mungkin juga menyukai