Anda di halaman 1dari 3

1.

Mengapa masyarakat tertentu memiliki tata cara kehidupan yang berbeda dengan masyarakat lainnya
menjadi menarik untuk diperhatikan ?

Jawab :

Dalam kajian antropologi dianalisis bahwa secara relatif, integrasi sosial tumbuh karena paksaan dan
saling ketergantungan di bidang ekonomi. Jika masyarakat multikultural bisa terkoordinasi dengan baik,
maka integrasi sosial sangat mungkin terjadi. Akan tetapi, integrasi sosial di masyarakat timbul bukan
karena kesadaran, melainkan paksaan dari luar diri atau luar kelompok. Contoh : aturan tentang anti-
diskriminasi dalam penggunaan fasilitas publik. Selain itu, masyarakat memiliki ketergantungan dalam
bidang ekonomi yang dapat mendorong terjadinya integrasi karena kebutuhannya. Contohnya adalah
individu yang bekerja pada individu atau perusahaan lain membuat dirinya harus mematuhi segala
aturan yang dibuat. Terjadinya kondisi patuh dan integrasi timbul karena adanya aturan yang mengikat
individu dalam melaksanakan pekerjaannya dan hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
ekonominya.

2. Mengapa masyarakat tertentu memiliki tata cara hidup yang relatif sama dengan masyarakat lain juga
layak mendapat perhatian dalam kajian antropologi?

Jawab :

Perhatian yang dikaji oleh ahli antropologi antara lain adalah ciri khas

kehidupan masyarakat tertentu yang berbeda dengan masyarakat lain, atau juga tentang kesamaan
yang dimiliki oleh beberapa suku bangsa tertentu.

Dengan mendapatkan perhatian sebagai hal yang menarik dalam suatu kesamaan masyarakat maka bisa
membantu seseorang untuk bisa mempelajari pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Individu bisa lebih memahami perilaku manusia, baik itu secara universal maupun pada suatu suku
bangsa.

3. Sebutkan tiga sosiologi pengertian menurut para ahli !

a. Emile Durkheim (1858-1917) pernah menamakan sosiologi adalah

ilmu tentang lembaga-lembaga sosial, yakni pikiran-pikiran dan

tindakan-tindakan yang sudah “tertera” yang sedikit banyak

menundukkan para warga masyarakat.

b. Pitirim Sorokin (terjemahan bebas dari Sorokin, Contemporary

Sociological Theories, 1928: 760-761) menjelaskan bahwa sosiologi


adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal

balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga
dengan moral, hukum

dengan ekonomi, gerak masyarakat dengan politik dan lain

sebagainya.

c. William F. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff dalam bukunya yang

berjudul “Sociology” Edisi Keempat, halaman 39 dijelaskan bahwa

sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial

dan hasilnya berupa organisasi sosial.

4. Sebutkan tiga pengertian antropologi menurut para ahli !

a. Menurut Alfred Kroeber seorang ahli antropologi

AS menjelaskan bahwa ruang lingkup antropologi sangat luas, karena meliputi

manusia sebagai makhluk fisik, manusia dalam masa prasejarahnya dan manusia dalam sistem
kebudayaannya sebagai pewaris suatu sistem yang

kompleks yang meliputi adat istiadat, sikap-sikap dan perilaku.

b. Haviland (1985)3, Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dan perilakunya dan melaluinya
diperoleh pengertian lengkap tentang keanekaragaman manusia.

c. Prof. Dr. Sarmini, M. Hum

Definisi antropologi menurut Sarmini lebih menekankan pada aspek antropologi budaya.Pengertian
antropologi menurut para ahli yang dikemukakan oleh Sarmini ini menyatakan bahwa antropologi
sebagai sebuah ilmu yang menggunakan aspek kebudayaan. Yang bertujuan untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi di dalam kehidupan manusia melalui dimensi kebudayaan atau manusia itu
sendiri.

5. Jelaskan apa keterkaitan antropologi dengan pendidikan!

Jawab:
Pendidikan secara luasnya yaitu menyangkut usaha suatu individu untuk mengembangkan dirinya baik
rohani maupun jasmani dengan melalui proses pendewasaan melalui pembelajaran. Dalam Undang-
undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikann pasal 3 yaitu tentang tujuan pendidikan yakni
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepaa Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Secara sistematik, Antropologi pendidikan mengkaji mengenai
praktik pendidikan dalam sudut pandang kebudayaan. Kebudayaan tersebut yang sebagai warisan
kepada anak bangsa dalam sebuah kumpulan masyrakat sebagai bekal pengalaman. Para arkeolog dan
pendidikan bekerjasama dalam menyebar luaskan kebudayaan dalam bagian-bagian pendidikan dan
berupanya melestarikan hasil-hasil kebudayaan tersebut. Sifat kajian dalam antopologi pendidikan
menekankan tantang perbedaan suatu kelompok manusia yang meliputi persepektif karakteristik
budaya, perilaku, maupun norma tradisi, bahasa, falsafah hidup yang dianut masyarakat, dan
penciptaan pada teori-teori pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai