Anda di halaman 1dari 7

HERMENEUTIKA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah

Hermeunetika Yang Diampu Oleh:

Bpk. Dr. H. Fakhruddin Faiz, S. Ag, M. Ag.

Disusun Oleh:

Tri Gani Saputra (20105010026)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Rasa puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Hermeunetika ” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Bpk. Dr. H. Fakhruddin
Faiz, S. Ag, M. Ag., selaku dosen yang telah membimbing matakuliah Hermeneutika dan juga
telah memberi tugas akhir berupa makalah ini. Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang berkontribusi dengan memberi sumbangan baik
materi maupun pikirannya.

Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai ujian akhir semester (UAS), dalam mata
kuliah Hermeneutika. Selain itu, tujuan pembuatan makalah ini untuk menambah pengetahuan
dan wawasan bagi kami pribadi, dan juga pembaca.

Penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk menmbal kekurangan yang ada . Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna serta
bisa digunakan sebagaimana mestinya.Aamiin.

Tri Gani Saputra, Bantul, 8 Juni 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemunculan hermenetika tentu tak lepas dari perkembangan pemikiran terkait wacana
filsafat dan keilmuan lainnya. pada awal hadirnya hermenetika adalah suatu cara yang di
gunakan untuk menafsirkan kehendak Tuhan dalam kitab injil untuk mansia. Maka tak
ayal, ilmu ini di kenal sebagai tafsir kitab suci lalu dia berkembang menjadi berbagai
disiplin keilmuan. Kajian yang sama juga di lakukan pada teks-teks kuno: Yunani dan
Romawi. Bentuk kajian diatas berkembang pada kurun abad 17 dan 18.

Kajian hermenetik yang mengarah untuk menjadi sebuah bidang keilmuan marak dan
gencar pada abad 20, diama kajian hermentik semakin berkembang. Ia tidak hanya
mencakup dalam bidang kajian teks kitab suci dan teks-teks kelasik saja. Tetapi dia lebih
luas yakni mecakup hampir semu bidang keilmuan, seperti filsafat, hukum, sosial,
sejarah, dan lain-lainnya. hermenitaka adalah sebuah metode untuk melihat pola kerja
pemahaman dalam memaham teks. Hermenetik setidaknya mencakup dalam dua fokus
perhatian yang berbeda dan saling berinteraksi yaitu* pertama, peristiwa pemahaman
terhadap teks. Kedua, persoalan yang lebih mengarah menganai pemahaman interpretasi
itu.

Seperti yang sudah dikatakan diatas, bahwa hermentika dengan fungsionalnya bukan
hany mampu mewujudakn teori ataupun meto untuk menafsirkan teks, bahkan ia mampu
menafsirkan realitas sosial. Banyak yang dapat kita kaji dari realitas sosial menggunakan
disiplin keilmuan ini. Karna tentu bahwa realitas sosial tak lepas dari komunikasi, dan
komunikasi mebutuhkan symbol, atau bahasa. Dan bahasa atau symbol tadi perlu adanya
metode memahai atau menafsirkannya.
B. Rumusan Masalah

Agar penulisan ini lebih terarah maka penulis telah menyusun setidakynya garis besar dari
permasalahan yang hendak di bahas. Adapun permasalahan tersebut antara lain:

1. Apa yang dimaksud dengan Hermenetika Sosial?


2. Bagaiamana teori-teori dalam Hermenetika Sosial?
3. Bagaiamana pengaplikasian dari teori Hermenetika Sosial?

4. Tujuan Masalah

Bersumber pada rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dalam
penyusunan makalah ini, adalah sebagai berikut:

1. Memahami Hermenetika Sosial


2. Mampu memperaktekkan Hermenetika Sosial.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hermeneutika Sosial

Dunia sosial bukan hanya apa yang di hayati oleh individu-individu, tetapi juga ia adalah objek
dari tafsiran atas penghayatan itu. Dalam fenomenologi disebuut bahwa kesadaran membentuk
kenyataan. Dalam hermeunetika ada yang disebut hermenetik (penafsiran), adanya kegiatan ini
menunjukkan peran dari danya subjek. Dari kenyatan bahwa sosial menyimpan begitu banyak
bentuk objek dan subjek penafsiran, maka diperlukanlah metodemenafsirkan realitas sosial.
Metode ini yang kita sebut dengan hermneutika sosial.

Ilmuan yang mencetuskan bahwa hermeneutika sebagai dasar metodologis ilmu-ilmu sosial
adalah Wilhelm Dilthey. Beliau mengajukan sebuah dikotomi antara metode erklaren untuk
ilmu-ilmu alam (naturwissenchaften) dan metode verstehen untuk ilmu-ilmu sosial
(geisteswissenchaften).
a. Metode erklaren (menjelaskan) adalah metode khas positivistik yang dituntut
menjelaskan objeknya yang berupa „prilaku‟ alam menurut hukum sebab-akibat.

b. Metode verstehen (memahami), yaitu pemahaman subjektif atas makna tindakan-


tindakan.

B. Lingkaran Hermeunetika

Hermeneutika sisial memiliki lingkaran dalam metodenya. Dengan lingkaran ini, kita dapat
memaknai bahwa dalam objek dibatasi dengan konteks-kontek. Untuk memahami perbagian-
bgainnya kita harus tau konteks keseluruhan lingkaran tersebut sedangkan sebaliknya untuk
memahami keseluruhan konteks lingkaran tersebut kita harus memahami perbagian dari
lingkaran tersebut. Dalam hermeunetika tadi, terdapat dua lingkaran, satau lingakaran dalam
ranah membangun presfektif dalam menafsirkan objek. Dan satu lagi adalah lingkaran dalam
ranah membangun cara interpretasi hasil dari tafsiran.

Pertama adalah pengalaman. Pengalaman terciptak dari realitas baik disengaja maupun tidak
disengaja, pengalaman selalu hadir. Pengalaman ini menghasilkan eksternalisasi, mengahdrikan
sebuah gambaran untuk kita menafsirkan pengalaman itu. Setelah pengalaman yang
menghasilkan eksternalisasi tadi, maka menjadi pemahaman yang mengahasilkan obyektivasi.
Disinilah kita menemukan bahwa pemahaman seseoang pasti berbeda-beda karea
eksternalisasinya tadipun berbeda. Setelah pemahaman yang menghasilkan obyektivasi tadi
makan akan bergerk kepada ekspresi yang akan mengahasilkan internaliasi. Setelah semuanya
tadi, dari ekternalisasi , kemudian objektivasi maka kita akan kembali kepada internalisasi atau
ekspresi, nah ekspresi ini kemudian menjadi bahan kstrenalisasi lagi, begitulah seterusnya.

C. Realitas Kebenaran

Ada tiga pengamatan dalam pengetahuan dan ketiga ini memiliki realitas kebenarannya sendiri-
sendiri. Yaitu dalam presfektif empiris, historis dan sosial.

1. Empiris, presfektif akan menurunkan pengetahuan yang bernama IPA. Dari sini
kebenarannya cenderung mengarah pada objektif yaknni dapat dibuktikan secar langsung
dan lebih bersifat pasti.
2. Historis, presfektif ini akan menurunkan pengetahuan yang disebt humaniora. Dari sini
kebenarannya lebih cenderung pada subyektif, Dalam historis tidak ada suatu kepastian.
Karena yang menulis sejarah sendiri adalah manusia dan manusia bukanlah objek
melainkan subjek.kebenaan semacam ini cenderung sulit dibuktikan kebenarannya.
3. Sosial, presfektif ini akan menurunkan pengetahuan yang bernama sosial. Dari sini
kebenarannya cenderung bersifat intersubyektif, maksdunya adalah kita dapat
mengkonstruksikan objektivitas bagi realitas itu sendiri atau bagi kehidupan manusia itu
sendiri.

D. Tindakan Manusia

1. Tindakaan bersifat nermatif, yaitu tindakan yang berpegang teguh pada norma, aturan
dan ketentuan-ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini kata normatif itu sendiri
mengacu kepada sikap, loyalitas dan kesetiaan seseorang terhadap aturan atau kaidah
yang berlaku di lingkungannya. Contohnya santri kepada guru.
2. Tindakan bersifat teleology, tindakan yang mengarahakan untuk mendapatkan tuuab
tertentu. misalnya orang kerja untuk tujuan dapat uang dan bisa makan.
3. Tindakan Dramaturgi, yakni tindakan yang dibaut-buat layaknya drama. Dalam hal
ini manusia merupakan actor yang menapilkan segala sesuatu untuk mencapai tujuan
tertentu. Melalui derama yang dilakukannya. Conohnya, sales MLM mneyewa mobil
mahal supaya orang percaya kalau dia kaya dan mau gabung bisnis dengannya.
4. Tindakan komuniktif , yakni tindakan yang diarahkan oleh norma-norma yang
disepakati bersama berdasarkan harapan timbal balik diantara subjek-subjek yang
berinteraksi dengan menggunakan simbol-simbol, khususnya bahasa sehari hari
sebagai medium bagi tindakan tersebut.. contohnya kita berlingkungan RT.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hermeneutika sosial mampu membawa kta untuk memandang dan memahami realitas
sosial bukan hanya dari yang nampak tetaapi juga masuk keranah terdalam, seperti
motivasi, sebbab, akibat dan lain-lainnya. kita dapat melihat bahwa kebenaran tergantung
dari mana kita melihatnya. Sudut pandang kita mempengaruhi kebenaran yang kita lihat.

Begitupun tindakan-tindakan manusai yang selalu kita lakukan sehari-hari mungki acap
kali kita sulita memandang kemana sih tujuan orang tersebut melakukan ini? Atau
darimana sih orang tersebut mau melakukan ini? Dlam hermeunetika daibahas setidak
ada empat jenis tindakan seseorang yakni, tindakan normatif yang bersifat seusai norma
atau nilai. Ada tindakan teleology yakni tindakan yang didasari pada tujuan tertentu. Ada
juga tindakan dermaturgi, yakni tindakan yang mengarah pada drama ataau acting untuk
menuju tujuannya. Selanjutnya adalah tindakn komunikatf yang bersifat terbuka sehingga
mengahasilkan kesepakatan dengan harapan adan timbl balik antar sbjek-subjek tersebut.

B. Kritik-Saran dan Ucapan Terimakasih

Diharapkan kepada Bapak Dosen dan para pembaca untuk memberi masukan berupa
keritik dan saran kepada penulis pribadi, agar menjadi bahan acuan untuk lebih baik lagi.
Dan mohon maaf atas segala kesalahan saya Tri Gani Saputra/20105010026 selama
perkuliahan bapak, mohon ridho dan doanya. Terimakasih Wassalamualaikum
warohmatullahi Wabarokatuh.

Anda mungkin juga menyukai