Anda di halaman 1dari 8

DASAR-DASAR TEORI KOMUNIKASI

Komunikasi merupakan suatu proses, proses yang melibatkan source atau komunikator, message atau
pesan dan receiver atau komunikan. Pesan ini mengalir melalui suatu media. Yang kemudian bisa terjadi
berbagai hambatan dalam prosesnya, inilah yang biasa dikenal dengan noise. Manusia senantiasa
mengadakan komunikasi karena manusia membutuhkan transaksi dalam hidup, inilah modus utama
sebuah komunikasi yaitu transaksional. Karenanya, komunikasi sering mengundang feedback dari para
komunikannya. Mempelajari teori-teori komunikasi menjadi semacam pedoman fundamental untuk
mahasiswa Ilmu Komunikasi untuk lebih mengenal lagi bidang studi yang didalaminya.

Teori adalah konsep-konsep atau abstraksi, penyederhanaan dari suatu fakta atau pengetahuan.
Pengetahuan itu sendiri merupakan perspektif panca indera yang bisa jadi sangat relatif, karena tidak
semua orang berlatar belakang sama, entah itu latar belakang pendidikan, budaya, agama, sehingga
bagaimana menanggapi suatu pengetahuan bisa sangat berbeda antara seseorang dengan yang lain.
Seorang yang melihat sebuah rumah dari depan, akan berbeda perspektif dengan orang yang melihat
rumah yang sama dari samping.

Atas dasar heterogenitas manusia, keberagaman latar belakang, teori hadir menjadi konsep untuk
dijalankan menjadi sebuah metode, menjadi intisari pengetahuan yang diterima secara universal,
disepakati umum, hingga dalam hal ini memudahkan manusia untuk menerapkannya. Teori terbagi dua:
General atau Umum dan Kontekstual.

1. Pendekatan Keilmuan

Sebuah pengetahuan, akan menjadi ilmu pengetahuan jika memenuhi syarat-syarat: sistematis,
pengetahuan tersebut haruslah sistematis, tersusun dengan jelas, sehingga dapat dicerna akal manusia.
Pengetahuan tersebut memiliki objek kajian, Filsafat misalnya, objek kajiannya adalah segala hal yang
ada dan mungkin ada. Pengetahuan tersebut memiliki metodologi. Serta yang terakhir, pengetahuan
tersebut bersifat universal, tidak diketahui oleh kelompok tertentu semata, bisa diterima khalayak luas.
Ilmu-ilmu pengetahuan yang beragam ini lalu diklasifikasi melalui beberapa pendekatan keilmuan:

a. Pendekatan Scientific

Pendekatan keilmuan scientific, sifatnya sangat objektif. Memiliki alat ukur yang terstandar
(standardize). Sebuah alat ukur yang umum.

Ilmu pengetahuan yang terdapat dalam pendekatan scientific seperti Fisika, di seluruh dunia telah
menjadi standar yang umum bahwa frekuensi bunyi adalah panjang gelombang dibagi waktu. Dan tidak
akan terjadi perdebatan mengenai hal ini.
b. Pendekatan Humaniora

Sangat berbeda dengan pendekatan scientific, pendekatan humaniora sifatnya subjektif. Pendekatan ini
memahami bahwa manusia dapat diukur. Pendekatan ini berkaitan dengan nilai, budaya, sejarah, dll.
Seperti halnya pengalaman. Kita mendapatkan pengalaman dengan dua jalan, langsung dan tidak
langsung. Idealnya, pengalaman langsung kita dapatkan untuk hal yang baik, seperti mendapatkan
cumlaude di akhir kuliah. Dan pengalaman tidak langsung untuk hal-hal yang tidak begitu baik seperti
kita mendengar kabar seseorang yang di-DO. Dari kedua pengalaman itu, kita memetik nilai-nilai.

c. Pendekatan Ilmu Sosial

Pendekatan ini merupakan perpaduan scientific-humaniora. Karena kadang kita mengamati gejala sosial
manusia dan masyarakat menggunakan metode yang ilmuah, sistematis, melalui rangkaian proses.

TEORI KONTEKSTUAL

Dalam komunikasi, sebagaimana telah disebutkan di atas, kita mengenal banyak kondisi di mana
komunikator menggunakan media yang berbeda dalam menghadapi berbagai jumlah komunikan, dan
disertai tujuan komunikasi yang berbeda pula. Jika komunikator menginginkan self-disclosure dengan
seseorang, maka dia perlu menerapkan metode-metode dalam teori komunikasi interpersonal.
Sebaliknya, jika komunikator berkeinginan untuk menjalankan sebuah sistem kelompok, dengan tujuan
yang akan dicapai bersama, maka dia akan memegang teguh prinsip-prinsip komunikasi kelompok.

Teori-teori itu disebut Teori Kontekstual, yang antara lain:

a. Intrapersonal Communication, yaitu interaksi dengan diri pribadi, yang sering terjadi ketika kita
mempertimbangkan suatu hal. Interpersonal Communication mungkin terjadi karena setiap manusia
memiliki dua hal yang bertentangan dalam dirinya yaitu ego dan nurani.

b. Interpersonal Communication, yaitu pertukaran pesan yang dilakukan dua orang yang sejajar, dan
tidak lebih, di mana tujuan utamanya adalah self-disclosure. Pesan yang terdapat dalam komunikasi ini
sifatnya pribadi, dan proses penyampaiannya lebih efektif melalui tatap muka secara langsung, meski
dalam abad revolusi komunikasi saat ini, teknologi membolehkan terjadinya interpersonal
communication, melalui telepon atau perbincangan (chat) di internet, dll.
c. Group Communication, yaitu pertukaran pesan dalam kelompok manusia yang sejajar dan berjumlah
tiga hingga lima belas orang, yang saling berinteraksi dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi
interdependensi dan menjadikan mereka memiliki tujuan yang sama.

d. Organizational Communication, adalah pertukaran pesan dalam organisasi, yaitu kelompok


berstruktur. Terdapat aturan di dalamnya. Dan mereka melakukan interaksi yang terus-menerus demi
tujuan utama sebuah organisasi: eksistensi.

e. Mass Communication, yaitu proses penyampaian pesan dari sebuah lembaga dengan masyarakat
anonim yang heterogen sehingga pesannya bersifat umum dan cenderung bersifat satu arah, one way
communication. Dalam komunikasi massa, tidak terjadi feedback/ umpan balik dan komunikasi massa
senantiasa menggunakan teknologi.

f. Intercultural Communication, adalah pertukaran pesan antar kebudayaan.

TEORI KOMUNIKASI BERDASARKAN JENIS

a. Teori-teori Fungsional & Struktural

Teori fungsional adalh teori yang asalnya adalah Biologi, teori ini menekankan pada bagaimana
mengorganisir & mempertahankan sistem. Sementara teori struktural yang berasal dari ilmu linguistik
berbicara tentang fakta bahwa seorang pengamat adalah bagian dari struktur, sehingga cara
pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur di luar dirinya. Teori struktural menekankan kajiannya
pada bagaimana mengorganisir bahasa dan sistem sosial.

b. Teori-teori Behavioral & Kognitif

Dikenal juga sebagai tori tingkah laku dan teori pengetahuan. Teori-teori ini berkembang dari ilmu-ilmu
pengetahuan behavioral dan aliran-aliran psikologi. Oleh karena itu, sifatnya sangat individual.

Pusat kajian teori behavioral & kognitif ini berfokus pada diri manusia secara individu. Salah satu konsep
yang paling terkenal adalah teori S-R, Stimulus-Response yang menggambarkan bahwa proses informasi
antara stimulus dan respon, bahwa manusia bersikap dan bertindak karena adanya stimulan. Manusia
bersikap karena pengetahuannya yang dibentuk oleh lingkungan seperti lingkungan keluarga dan
organisasi.
c. Teori Konvensional & Interaksional

Teori-teori ini berkembang dari aliran pendekatan interaksional simbolis, pandangan dan asumsi teori
konvensional & interaksional bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang sifatnya
membangun, memelihara, mengubah kebiasaan tertentu, termasuk bahasa dan simbol-simbol yang
digunakan dalam komunikasi. Bahwa pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi
makna.

d. Teori Kritis dan Interpretif

Penekanan teori kritis dan interpretif terletak pada peran subjektivitas yang didasarkan pada
pengalaman individual. Teori ini memandang “meaning” sebagai konsep kunci dalam teori-teori ini.
Teori kritis dan interpretif dikembangkan oleh Negara-negara di Eropa, utamanya di Jerman, Frankfut
School.

TEORI ELEMEN KOMUNIKASI

1. Komunikator : proses komunikasi berawal dari sumber atau pengirim pesan, yaitu dimana gagasan,
ide atau pikiran , yang kemudian akan di sampaikan kepada pihaknlainnya, yaitu pengirim pesan.
Sumber atau pengirim pesan sering pula di sebut dengan komunikattor.

2. Enkoding : dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran
atau ide-idenyakedalam suatu bentuk yang diterima oleh indra pihak penerima.

3. Pesan : ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan. Pesan memililki wuujud
yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. Dominick mendefinisikan pesan sebagai the actual
phisycal produc the source encodes.

4. Saluran : saluran atau channel adalah jalan yang di lalui pesan untuk sampai kepada penerima. Aliran
udara dapat juga berfungsi sbagai saluran.

5. Dekoding : kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik kedalam


suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima.

6. Komunikan : disebut juga audiens yaitu sasaran atau target dari pesan penerima.

7. Umpan Balik : tanggapan atau respons dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan
berikut yang akan disampaikan oleh sumber.umpan balik menjadi perputaran arah dari arus komunikasi.

8. Gangguan
TRADISI TEORI KOMUNIKASI

Telah lama para ahli berupaya memberikan penjelasan mengenai pengertian ‘komunikasi’ melalui
berbagai teori yang mereka kemukakan. Namun semakin banyak upaya yang dilakukan untuk
menjelaskan komunikasi, melalui berbagai penelitian, justru pengertian komunikasi semakin kabur.
Namun disinilah letak daya tarik ilmu komunikasi karena selalu membuka peluang untuk diskusi dan
argumentasi. Hal ini tentu saja menuntut praktisi komunikasi untuk terus menerus memperbaharui
pengetahuannya di bidang ini.

Berbagai perbedaan pandangan mengenai komunikasi disebabkan para ahli komunikasi memiliki
ketertarikan yang berbeda-beda terhadap berbagai bidang atau aspek yang tercakup dalam ilmu
komunikasi. Para ahli komunikasi juga memiliki pandangan yang tidak sama mengenai hal apa yang
menjadi fokus perhatian atau aspek apa dalam komunikasi yang menurut mereka paling penting dalam
ilmu komunikasi.

Tidak adanya teori tunggal dalam ilmu komunikasi mendorong kita untuk memiliki suatu metamodel
teori komunikasi yang bersifat menyeluruh (komprehensif) yang dapat membantu kita menjelaskan
berbagai topik dan asumsi dan membantu kita dalam melakukan pendekatan terhadap berbagai teori
yang ada. Metamodel teori komunikasi menyediakan suatu sistem yang kuat bagi kita untuk
mengorganisir berbagai teori komunikasi.

Disini, kita menggunakan pandangan Robert T. Craig dalam menjelaskan berbagai teori komunikasi yang
jumlahnya banyak itu. Robert Craig membagi dunia teori komunikasi ke dalam tujuh kelompok
pemikiran atau tujuh tradisi pemikiran yaitu:

1. Sosiopsikologi (sociopsychological)

2. Sibernetika (cybernetic)

3. Retorika (rhetorical)

4. Semiotika (semiotic)

5. Sosiokultural (sociocultural)

6. Kritis (critical)

7. Fenomenologi (phenomenology)
1. SOSIOPSIKOLOGI

Pemikiran yang berada dibawah naungan sosiopsikologi memandang individu sebagai makhluk sosial.
Teori-teori yang berada di bawah tradisi sosiopsikologi memberikan perhatiannya antara lain pada
perilaku individu, pengaruh, kepribadian dan sifat individu atau bagaimana individu melakukan persepsi.
Sosiopsikologi digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, pesan, percakapan, hubungan
interpersonal, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

2. SIBERNETIKA

Sibernetika memandang komunikasi sebagai suatu sistem dimana berbagai elemen yang terdapat di
dalamnya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komunikasi dipahami sebagai sistem yang
terdiri dari bagian-bagian atau variabel-variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain. Sibernetika
digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, percakapan, hubungan interpersonal, kelompok,
organisasi, media, budaya dan masyarakat.

3. RETORIKA

Retorika didefinisikan sebagai seni membangun argumentasi dan seni berbicara. Dalam
perkembangannya retorika juga mencakup proses untuk ‘menyesuaikan ide dengan orang dan
menyesuaikan orang dengan ide melalui berbagai macam pesan’

4. SEMIOTIKA

Semiotika memandang komunikasi sebagai proses pemberian makna melalui tanda yaitu bagaimana
tanda mewakili objek, ide, situasi, dan sebagainya yang berada diluar diri individu. Semiotika digunakan
dalam topik-topik tentang pesan, media, budaya dan masyarakat.

5. SOSIOKULTURAL

Cara pandang sosiokultural menekankan gagasan bahwa realitas dibangun melalui suatu proses interaksi
yang terjadi dalam kelompok, masyarakat dan budaya. Sosiokultural lebih tertarik untuk mempelajari
pada cara bagaimana masyarakat secara bersama-sama menciptakan realitas dari kelompok sosial,
organisasi dan budaya mereka. Sosiokultural digunakan dalam topik-topik tentang diri individu,
percakapan, kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

6. KRITIS
Pertanyaan-pertanyaan mengenai kekuasaan (power) dan keistimewaan (privilege) yang diterima
kelompok tertentu di masyarakat menjadi topik yang sangat penting dalam teori kritis. Kritis
memandang komunikasi sebagai bentuk pemikiran yang menentang ketidakadilan. Tradisi kritis
digunakan dalam topik-topik tentang diri individu, pesan, percakapan, hubungan interpersonal,
kelompok, organisasi, media, budaya dan masyarakat.

7. FENOMENOLOGI

Fenomenologi memandang komunikasi sebagai pengalaman melalui diri sendiri atau diri orang lain
melalui dialog. Tradisi memandang manusia secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka
sehingga mereka dapat memahami lingkungannya melalui pengalaman personal dan langsung dengan
lingkungan. Tradisi fenomenologi memberikan penekanan sangat kuat pada persepsi dan interpretasi
dari pengalaman subjektif manusia. Pendukung teori ini berpandangan bahwa cerita atau pengalaman
individu adalah lebih penting dan memiliki otoritas lebih besar dari pada hipotesa penelitian sekalipun.
Fenomenologi digunakan dalam teori-teori tentang pesan, hubungan interpersonal, budaya dan
masyarakat.

Berbagai perbedaan yang terkandung dalam masing-masing kelompok tradisi komunikasi tersebut
mempengaruhi pada cara melakukan riset atau penelitian komunikasi dan mempengaruhi pilihan teori
yang akan digunakan. Setiap teori menggunakan cara atau metode riset yang berbeda yang secara
umum dapat dibagi ke dalam dua kelompok besar paradigma penelitian yaitu objektif dan interpretatif.

1. Objektif

Ilmu pengetahuan seringkali diasosiasikan dengan sifatnya yang objektif (objectivity) yang berarti bahwa
pengetahuan selalu mencari standarisasi dan kategorisasi. Dalam hal ini, para peneliti melihat dunia
sedemikian rupa sehingga peneliti lain yang menggunakan cara atau metode melihat yang sama akan
menghasilkan kesimpulan yang sama pula. Dengan kata lain, suatu replikasi atau penelitian yang
berulang-ulang akan selalu menghasilkan kesimpulan yang persis sama sebagaimana penelitian dalam
ilmu pengetahuan alam (natural sciences). Penelitian yang menggunakan metode objektif sering disebut
dengan penelitian empiris (scientific scholarship) atau positivis. Perlu ditegaskan disini bahwa apa yang
dikenal selama ini sebagai tipe penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif masuk dalam kategori
penelitian objektif positivis ini.

2. Interpretatif

Mereka yang menggunakan pendekatan ini sering disebut dengan humanistic scholarship. Jika metode
objektif (penelitian kuantitatif/kualitatif) bertujuan membuat standarisasi observasi maka metode
subjektif (penelitian interpretatif) berupaya menciptakan interpretasi. Jika ilmu pengetahuan berupaya
untuk mengurangi perbedaan diantara para peneliti terhadap objek yang diteliti maka para peneliti
humanistik berupaya untuk memahami tanggapan subjektif individu. Pendekatan interpretatif
memandang metode penelitian ilmiah tidaklah cukup untuk dapat menjelaskan ‘misteri’ pengalaman
manusia sehingga diperlukan unsur manusiawi yang kuat dalam penelitian. Kebanyakan mereka yang
berada dalam kelompok ini lebih tertarik pada kasus-kasus individu daripada kasus-kasus umum.

Anda mungkin juga menyukai