Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FILSAFAT KOMUNIKASI

EPISTEMOLOGI KOMUNIKASI
Dosen Pengampu :
Bapak Faisal Tomi Saputra, S.Ikom, M.Si.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
 NENG HIDAYATI (2201030091)
 NURAWALIAH RAMADHANI (2201030096)
 ANDIKA RIZKY MAULANA (2201030101)
 CINDY APRILIA (2201030102)
 RIFQI AL FARIZI (2201030114)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF TANGERANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. karena atas Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, tanpa ada halangan dan semoga sesuai
seperti yang telah diharapkan. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat
Komunikasi.

Kami mengucapkan Terimakasih kepada Bapak Faisal Tomi Saputra, S.Ikom, M.Si.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Filsafat Komunikasi yang telah membantu memberikan
arahan menggunakan buku referensi dan memberikan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kami sangat mengaharapkan kritik serta saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang kami tulis dalam makalah ini dapat
bermanfaat dan memberikan pengetahuan baru bagi semua pihak yang membacanya.

Tangerang, 22 Februari 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi?
2. Apa yang dimaksud dengan Ilmu Komunikasi?
3. Bagaimana Hubungan Epistimologi dengan Ilmu Komunikasi?

C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN EPISTIMOLOGI

Secara bahasa, epistemologi berasal dari Bahasa Yunani yang asal katanya
Episteme artinya “pengetahuan” dan Logos artinya “ilmu”. Secara istilah,
epistemologi adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang sumber pengetahuan,
metode, struktur, dan benar tidaknya suatu pengetahuan tersebut.

Epistemologi diartikan sebagai cabang filsafat yang berhubungan dengan hakikat


dan lingkup pengetahuan, dasarnya, serta penegasan bahwa seseorang memiliki
pengetahuan. Azyumardi Azra menambahkan bahwa epistemologi sebagai ilmu
yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode, dan validitas ilmu
pengetahuan. Jadi, epistemologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang hal-
hal yang berkaitan dengan pengetahuan dan dipelajari secara substantif.

Ketika ontologi berusaha mencari secara reflektif tentang yang ada, berbeda
epistemologi berupaya membahas tentang terjadinya dan kebenaran ilmu. Landasan
epistemologi memiliki arti yang sangat penting bagi bangunan pengetahuan, karena
menjadi tempat berpijak dimana suatu pengetahuan yang baik ialah yang memiliki
landasan yang kuat.

Epistemologi merupakan nama lain dari logika material yang membahas dari
pengetahuan. Epistemologi merupakan studi tentang pengetahuan yang mengkaji
bagaimana mengetahui benda-benda. Selain itu, epistemologi merupakan suatu
doktrin filsafat yang lebih menekankan pada peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Karena pada dasarnya
pengetahuan yang diperoleh menggunakan indra hasil tangkapannya secara aktif
diteruskan dan ditampilkan oleh akal. Pengetahuan ini yang berusaha menjawab dari
pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana cara manusia memperoleh dan menangkap
pengetahuan dan jenisnya. Epistemologi menganggap bahwa setiap pengetahuan
manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya
dapat diketahui manusia. Dengan demikian, jelaslah bahwa epistemologi ini
membahas tentang sumber, proses, syarat, batas fasilitas, dan hakikat pengetahuan
yang memberikan kepercayaan dan jaminan dari kebenarannya.

Epistemologi dasarnya berbicara tentang dasar, sumber, karakteristik, kebenaran,


dan cara mendapatkan suatu pengetahuan. Aspek terpenting yang dibahas dalam
epistemologi yaitu sumber pengetahuan dan metode pengetahuan. Kedua hal itu
dibicarakan dalam epistemologi dan ada juga kuantitas pengetahuan juga dibahas di
epistemologi. Jadi ketika ilmu pengetahuan disoroti melalui epistemologi maka
pembahasannya terarah pada bagaimana sumber yang dipakai oleh para ilmuwan di
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan metodenya seperti apa karena setiap
jenis ilmu itu mempunyai sumber dan metode pengetahuan yang tidak sama, boleh
jadi sama tapi tentu ada karakteristik atau nuansa yang membedakan ilmu tersebut.

Epistemologi membahas bagaimana pengetahuan itu diperoleh. Menurut Jujun S.


Suriasumantri menjelaskan bahwa berpikir merupakan aktivitas mental yang dapat
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Diperlukannya metode ilmiah yaitu berupa
pengungkapan tata kerja pikiran sehingga memudahkan akal untuk menggerakkan
aktivitas berpikir tersebut.

Metode ilmiah merupakan landasan yang digunakan dalam epistemologi ilmu.


Metode ilmiah yaitu cara yang digunakan ilmu dalam menyusun pengetahuan yang
benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan. Oleh
karena itu, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang diperoleh lewat metode
ilmiah. Metode ilmiah merupakan penentu layak atau tidaknya pengetahuan menjadi
ilmu, sehingga memiliki fungsi yang sangat penting dalam bangunan ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, diharapkan pendekatan metode ilmiah tersebutlah
yang menjadikan suatu ilmu memiliki karakteristik tertentu seperti bersifat rasional
dan telah teruji kebenarannya.

Selanjutnya, para ahli filsafat telah membagi metode ilmiah atau pola berpikir
ilmiah yang digunakan sebagai cara untuk mendapatkan suatu pengetahuan ilmiah,
pola berpikir ilmiah tersebut dibagi menjadi dua macam yaitu: Pertama, pola
berpikir deduktif. Berpikir deduktif memberikan sifat rasional dan konsisten kepada
pengetahuan ilmiah yang telah ada sebelumnya. Dengan metode ini, kita dapat
memulai aktivitas berpikir dari berbagai teori ilmu pengetahuan yang telah ada dan
kemudian dibuat hipotesis untuk dilakukan pengujian untuk pembuktian. Model
deduktif ini biasa disebut dengan logico-hypothetico-verivicative. Kedua, pola
berpikir induktif. Berpikir induktif memberikan pola dimana aktivitas berpikir
dimulai dari kemampuan seseorang dalam mengungkap kejadian yang ada di
sekitarnya. Kejadian tersebut kemudian dianalisis sehingga menghasilkan deskripsi
dan konsep yang objektif dan empiris.

B. PENGERTIAN KOMUNIKASI

Seperti telah disebutkan pada bab sebelumnya istilah komunikasi atau dalam
bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber
dari kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Hal yang senada diungkapkan oleh Hafied Cangara, komunikasi berpangkal pada
perkataan Latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih.

Secara terminologi, para ahli komunikasi memberikan pengertian komunikasi


menurut sudut pandang dan pendapat mereka masing-masing diantaranya: Danil
Vardiasnyah mengungkapkan beberapa definisi komunikasisecara istilah yang
dikemukakan para ahli :

1. Jenis & Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses melalui mana
seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-
kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya
(khalayak)”.
2. Berelson & Stainer “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi,
gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol
seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka, dan lainlain”
3. Gode “Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang semula
yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang) menjadi dimiliki dua orang
atau lebih”
4. Brandlun “Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk
mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif, mempertahankan atau
memperkuat ego”
5. Resuch “Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian
dengan bagian lainnya dalam kehidupan”
6. Weaver “Komunikasi adalah seluruh prosedur melalui mana pikiran seseorang
dapat mempengaruhi pikiran orang lainnya”

Selain itu Deddy Mulyana juga memberikan beberapa definisi komunikasi secara
istilah yang dikemukakan beberapa pendapat para ahli antara lain :

1. Theodore M.Newcomb, “Komunikasi merupakan setiap tindakan komunikasi


dipandang sebagai suatu transmisi informasi, terdiri dari rangsangan yang
diskriminatif, dari sumber kepada penerima.”
2. Carl.I.Hovland, “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang
(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambanglambang verbal)
untuk mengubah prilaku orang lain (komunikate).”
3. Gerald R.Miller, “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu
pesan suatu penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku
penerima.”
4. Everett M.Rogers, “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari
sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk merubah
tingkah laku mereka.”
5. Raymond S.Ross, “Komunikasi (internasional) adalah suatu proses menyortir,
memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu
pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa
dengan yang dimaksudkan komunikator.”
6. Mary B. Cassata dan Molefi K. Asante, “(Komunikasi adalah) transmisi
informasi dengan tujuan mempengaruhi khalayak”
7. Harold Laswell, “(cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah
dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut) Who says what and with
channel to whom with what effect? atau siapa yang mengatakan apa dengan
saluran apa kepada siapa dengan pengaruh bagaimana.

Alo Liliweri dalam bukunya Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya mengutip


pendapat Walstrom dari berbagai sumber menyebutkan beberapa definisi
komunikasi, yakni:

1. Komunikasi antarmanusia sering diartikan dengan pernyataan diri yang paling


efektif.
2. Komunikasi merupakan pertukaran pesan-pesan secara tertulis dan lisan melalui
percakapan, atau bahkan melalui penggambaran yang imajiner.
3. Komunikasi merupakan pembagian informasi atau pemberian hiburan melalui
kata-kata secara lisan atau tertulis dengan metode lainnya.
4. Komunikasi merupakan pengalihan informasi dari seorang kepada orang lain.
5. Pertukaran makna antara individu dengan menggunakan sistem simbol yang
sama.
6. Komunikasi adalah proses pengalihan pesan yang dilakukan seorang melalui
suatu saluran tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu.
7. Komunikasi adalah proses pembagian informasi, gagasan atau perasaan yang
tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh,
atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain disekelilingnya yang memperjelas
makna.

Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang


mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication)
bahwa: komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan
antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap
dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu.

Sedemikian beragam definisi komunikasi hingga pada tahun 1976 Dance dan
Larson berhasil mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang berlainan. Melihat
berbagai komunikasi yang telah diberikan para ahli sangatlah beragam tergantung
atas pendekatan yang digunakan dalam menelaah pengertian komunikasi itu sendiri.
Saefullah menyatakan pada dasarnya secara terminologis para ahli berusaha
mendefinisikan komunikasi dari berbagai perspektif, mulai dari perspektif filsafat,
sosiologi, dan psikologi. Walaupun demikian dari berbagai definisi yang
diungkapkan para ahli diatas maka secara umum komunikasi dapat diartikan sebagai
suatu penyampaian pesan baik verbal maupun non verbal yang mengandung arti
atau makna tertentu atau lebih jelasnya dapat dikatakan penyampaian informasi atau
gagasan dari seseorang kepada orang lain baik itu berupa pikiran dan perasaan-
perasaan melalui sarana atau saluran tertentu.

C. HUBUNGAN EPISTIMOLOGI DENGAN ILMU KOMUNIKASI

Anda mungkin juga menyukai