DI SUSUN OLEH :
NAMA : MARETTA BR GINTING
NIM : 3223121055
KELAS : A REGULER 22
DOSEN PENGAMPU: Sugianto, S,Pd,Ma
MATA KELUAH : FILSAFAT PENDIDIKAN
Abstract:
this article discusses philosophy on education. Philosophy is a reference to improve the
quality of education, whether we realize it or not, it seems that it can affect the situation and
conditions that are alarming as it is today, we accumulate all hope in education, knowing
that only through education can we improve life. Man is inseparable from the reach of his
mind which characterizes human nature and thinks he becomes human, and furthermore
science develops out of curiosity, which is a characteristic of human beings. Science is a
human-specific effort to reveal reality, so as to enable people to communicate with each
other, build dialogue by recognizing others, and improve their humanity. Keywords:
Philosophy, Educational Science.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang telah
memberikan rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini.
Adapun tujuan dari disusunnya rekayasa ide ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Filsafat pendidikan. Selain itu saya juga berharap dengan adanya Rekayasa ide ini bisa
menambah wawasan para pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Sejarah Asia Selatan
Bapak Sugianto, S,Pd,Ma , yang telah membimbing saya sehingga saya bisa menyelesaikan
tugas ini. Saya menyadari bahwa dalam penulisan Rekayasa ide ini masih banyak kesalahan
dan kekurangan, serta jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran dari Ibu dosen agar saya dapat memperbaiki dan membuat Rekayasa ide
dengan baik sesuai standarisasi untuk kedepannya. Semoga Rekayasa ide ini dapat
bermanfaat bagi kita semua yang membacanya. Amin.
(MARETTA BR GINTING)
DAFTAR ISI
Abstrak.
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BABI.
PENDAHULUAN.
a. Rasionalisasi pentingnya TRI
b. Tujuan TRI
c. Manfaat TRI
BAB II.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN
a. Permasalahan Umum
b. Identifikasi Permasalahan Sesuai Tema Yang Dibahas
BAB III.
SOLUSI DAN PEMBAHASAN.
1.Pembahasan permasalahan
2.Pembahasan permasalahan
3.Permasalahan permasalahan
BABIV PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Manfaat TRI
Manfaat dibuatnya TRI adalah agar mempermudah mahasiswa dalam mempelajari dan
memahami isi buku atau jurnal, serta memperkuat ilmu pengetahuan mahasiswa dalam
mengkritisi sebuah jurnal.
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Permasalahan Umum
Pembahasan tentang konsep pendidikan perlu dikaitkan dengan ilmu pendidikan
karena keduanya menyangkut masalah hakikat manusia yang menjelaskan kedudukan
peserta didik dan pendidik dalam interaksi pendidikan. Teori pendidikan merupakan
pengetahuan tentang apa dan bagaimana seyogyanya pendidikan dilaksanakan.
Sedangkan pendidikan praktis merupakan pelaksanaan pendidikan secara konkret.
Keduanya tidak dapat dipisahkan. O'Connor menyatakan bahwa teori pendidikan
memiliki syarat-syarat berpikir lurus dan benar (logis), deskriptif, dan menjelaskan
(Barnadib, 1996:8-9). Teori pendidikan disusun sebagai latar belakang yang hakiki dan
rasional. Teori pendidikan dalam ilmu pendidikan atau pedagogik adalah ilmu yang
membicarakan masalah-masalah umum pendidikan, secara menyeluruh dan abstrak.
BAB IIl
SOLUSI DAN PEMBAHASAN
2. Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu: axios yang berarti nilai.
Sedangkan logos berarti teori/ ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Jujun
S.suriasumantri mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut John Sinclair, dalam lingkup
kajian filsafat nilali merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti politik, sosial
dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang berharga yang diidamkan
oleh setiap insan. Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.
Ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus
disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu masyarakat, sehingga nilai
kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam usahanya
meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malah menimbulkan
bencana. Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:
1. Etika
2. Estetika
Aksiologi mempelajari mengenai manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan,
menyelidiki hakikat nilai,serta berisi mengenai etika dan estetika. Penerapan aksiologi
dalam pendidikan misalnya saja adalah dengan adanya mata pelajaran ilmu sosial dan
kewarganegaraan yang mengajarkan bagaimanakah etika atau sikap yang baik
itu,selain itu adalah mata pelajaran kesenian yang mengajarkan mengenai estetika
atau keindahan dari sebuah karya manusia. Dasar Aksiologis Pendidikan adalah
Kemanfaatan teori pendidikan tidak hanya perlu sebagai ilmu yang otonom tetapi juga
diperlukan untuk memberikan dasar yang sebaik-baiknya bagi pendidikan sebagai
proses pembudayaan manusia secara beradab.
3. Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan
berpikir secara rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena
keduanya mempunyai keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmupengetahuan. Jadi
pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui metode ilmiah
yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan empirisme
sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi. Banyak pendapat para pakar tentang
metode ilmu pengetahuan, namun penulis hanya memaparkan beberapa metode
keilmuan yang tidak jauh beda dengan proses yang ditempuh dalam metode ilmiah
Metode ilmiah adalah suatu rangkaian prosedur tertentu yang diikuti untuk
mendapatkan jawaban tertentu dari pernyataan yang tertentu pula. Epistemologi dari
metode keilmuan akan lebih mudah dibahas apabila mengarahkan perhatian kita
kepada sebuah rumus yang mengatur langkah-langkah proses berfikir yang diatur
dalam suatu urutan tertentu Kerangka dasar prosedur ilmu pengetahuan dapat
diuraikan dalam enam langkah sebagai berikut:
a.Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah
b. Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan 5
c. Penyusunan atau klarifikasi data
d. Perumusan hipotesis
e. Deduksi dari hipotesis
f. Tes pengujian kebenaran (Verifikasi)21
Keenam langkah yang terdapat dalam metode keilmuan tersebut masing-masing
terdapat unsur-unsur empiris dan rasional. Menurut AM. Saefuddin bahwa untuk
menjadikan pengetahuan sebagai ilmu (teori) maka hendaklah melalui metode ilmiah
yang terdiri atas dua pendekatan: Pendekatan deduktif dan Pendekatan induktif.
Kedua pendekatan ini tidak dapat dipisahkan dengan menggunakan salah satunya
saja, sebab deduksi tanpa diperkuat induksi dapat dimisalkan sport otak tanpa mutu
kebenaran, sebaliknya induksi tanpa deduksi menghasilkan buah pikiran yang
mandul. Proses metode keilmuan pada akhimya berhenti sejenak ketika sampai pada
titik "pengujian kebenaran untuk mendiskusikan benar atau tidaknya suatu ilmu. Ada
tiga ukuran kebenaran yang tampil dalam gelanggang diskusi mengenai teori
kebenaran, yaitu teori korespondensi, koherensi dan pragmatis.23 Penilaian ini sangat
menentukan untuk menerima, menolak, menambah atau merubah hipotesa,
selanjutnya diadakanlah teori ilmu pengetahuan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Van Peursen mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,
sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut (Peursen,
1985). Dahulu seorang filsuf memiliki pengetahuan yang luas sehingga beberapa
ilmu dipahaminya karena pada waktu itu jumlah atau volume pengetahuan belum
sebanyak zaman kini. Sebagai contoh, Plato adalah filsuf yang mampu di bidang
politik kenegaraan, kosmologi, filsafat manusia, filsafat keindahan, dan juga seorang
pendidik. Aristoteles adalah filsuf yang ahli di dalam masalah epistemologi, etika,
dan ketuhanan. Plotinos bahkan ahli disemua cabang filsafat kecuali filsafat politik.
Dalam memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat diandalkan tidak cukup dengan
berpikir secara rasional ataupun sebaliknya berpikir secara empirik saja karena
keduanya mempunyai keterbatasan dalam mencapai kebenaran ilmu pengetahuan.
Jadi pencapaian kebenaran menurut ilmu pengetahuan didapatkan melalui metode
ilmiah yang merupakan gabungan atau kombinasi antara rasionalisme dengan
empirisme sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi.
B. Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang dapat saya berikan dalam rekayasa ide filsafat pendidikan
ini adalah tentang gambaran ciri pokok tentang permasalahan yang sering di
perbicangkan tentang filsafat.
DAFTAR PUSTAKA
e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE/article/view/44
https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/download/1441/1415
journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/download/1276/1243
https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/viewFile/3111/9363
https://anzdoc.com/kajian-filsafat-ilmu-dan-filsafat-pendidikan-tentang-relativ.html