FILSAFAT IDEALISME
DOSEN PENGAMPU
BAHRAN TAIB S.Pd., M. Pd
DISUSUN OLEH
RETNO HARDIYANTI WULANDARI
03332311021
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah filsafat idealisme.
Penulis mengakui bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang senantiasa dengan tulus memberikan do’a, saran, serta kritiknya sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Semoga dengan adanya makalah ini, dapat memberikan
pengetahuan serta manfaat yang dapat diambil oleh pihak yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran serta masukan yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PEMDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalahl
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Pendidikan ialah suatu usaha sadar serta terencana yang memiliki fungsi sebagai
pengembangan sebuah potensi yang dimiliki oleh manusia supaya dapat berguna untuk
kelangsungan hidup di masa yang akan datang. Dapat di lihat dari segi islam filsafat ialah
suatu cara untuk menjadikan manusia sebagai manusia yang seutuhnya serta filsafat dapat
di akui sebagai masyarakat yang ideal di masa yang akan datang. Filsafat diakui sebagai
induk ilmu pengetahuan (the mother of knowledge) yang mampu menjawab segala
pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang berhubungan dengan alam
semesta hingga masalah manusia dan segala problematika dan kehidupanya termasuk dunia
pendidikan Islam. Peran filsafat dalam dunia pendidikan adalah memberikan acuan bidang
filsafat pendidikan guna mewujudkan cita-cita pendidikan yang diharapkan oleh suatu
masyarakat atau bangsa. Salah satu aliran filsafat adalah aliran idealisme. Idealisme adalah
aliran yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide atau akal
pemikiran manusia. Sehingga sesuatu itu dapat terwujud atas dasar pemikiran manusia.
Dalam konteks pendidikan, idealisme merupakan suatu aliran yang berkontribusi besar
terhadap kemajuan pendidikan.
Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of knowledge) yang mampu
menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah-masalah yang
berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dan segala problematik dan
kehidupannya termasuk dunia pendidikan Islam. Peran filsafat dalam dunia pendidikan
adalah memberikan acuan bidang filsafat pendidikan guna mewujudkan cita-cita pendidikan
yang diharapkan oleh suatu masyarakat atau bangsa (Yanuarti, 2016).
Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan memahami dan mereaksi dunia pemikiran.
Jika seseorang hendak ikut membentuk dunia atau ikut mendukung suatu ide yang
membentuk suatu dunia, atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan atau sistem
ekonomi, atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teori filsafatnya. Inilah
kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu (Abdulhak, 2008).
Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah. Dalam hidup ini kita
menghadapi banyak masalah. Kehidupan akan dijalani lebih enak bila masalah masalah itu
dapat diselesaikan. Ada banyak cara menyelesaikan masalah, mulai dari cara yang
sederhana sampai yang paling rumit. Bila cara yang digunakan amat sederhana maka
biasanya masalah tidak terselesaikan secara tuntas. Penyelesaian yang detail itu biasanya
dapat mengungkap semua masalah yang berkembang dalam kehidupanmanusia. Pendidikan
sering dipahami sebagai suatu hal yang sifatnya normatif atau berorientasi pada nilai-nilai
tertentu. Dengan kata lain, pada pendidikan melekat hal-hal yang dipandang sebagai suatu
hal yang berharga atau bernilai (Nuzulah, 2017).
Paham pemikiran idealisme meyakini bahwa pada hakekatnya dunia ini hanya spritual
dan tidak meyakini pengaruh material atau fisik. Bahwa dibalik semua kejadian fisik atau
material itu merupakan aktualisasi dari spritual yang ada. Filsafat idealisme memandang
bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan fisik. Hakikat manusia adalah
rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
Dari sisi ini wajarlah ketika filsafat idealisme mempunyai harapan yang tinggi
dari para pendidik. Olah karenanya, selain kecakapan-kecakapan di atas, pendidik harus
mempunyai keunggulan lain yakni keunggulan secara moral dan intelektual. Mungkin
tidak salah kalau penulis cantumkan sebuah motto hidup pendidik: “Unggul Dalam Ilmu,
Mulia Dalam Akhlak”. Agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik dan berhasil
mencapai tujuannya, maka peran pendidik sangatlah penting. Didalam sistem
pembelajaran yang menganut aliran idealisme, pendidik berfungsi sebagai berikut
(Rachman, 2010):
Pengembangan karakter ini membutuhkan peran guru, yang tidak cukup hanya
mengajarkan siswa cara berpikir, tetapi lebih, yaitu membangun karakter dengan
pendekatan tasawuf modern. Dengan demikian, guru membutuhkan keunggulan moral
dan intelektual. Aliran idealisme melihat peran guru dalam kerjasama dengan alam dalam
proses pembangunan manusia, terutama sebagai orang yang bertanggung jawab untuk
menciptakan lingkungan belajar bagi siswa. (Afianto, 2022). Jadi peran guru dalam
pendidikan tasawuf adalah upaya guru untuk membimbing, memperbaiki, melengkapi
dan mensucikan hati peserta didik agar dapat lebih mendekatkan diri kepada Sang
Pencipta. Peran ini didasarkan pada anggapan bahwa manusia adalah makhluk yang
mulia.
B. Makna idealisme
Dari ketiga pengertian di atas dapat dipahami bahwa idealisme merupakan suatu
aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa hakekat segala sesuatu ada pada tataran
ide. Realitas yang berwujud sebenarnya lebih dulu ada dalam realitas ide dan pikiran dan
bukan pada hal-hal yang bersifat materi. Meskipun demikian, idealisme tidak mengingkari
adanya materi. Materi merupakan bagian luar dari apa yang disebut hakekat terdalam,
yaitu akal atau ruh, sehingga materi merupakan bungkus luar dari hakekat, pikiran, akal,
budi, ruh atau nilai. Dengan demikian, idealisme sering menggunakan term-term yang
meliputi hal-hal yang abstrak seperti ruh, akal, nilai dan kepribadian. Idealisme percaya
bahwa watak sesuatu objek adalah spritual, non material dan idealistik.
Pemikiran idealisme ini selalu identik dengan Plato. Platolah yang sering
dihubungkan dengan filsafat idealisme. Pandangan seperti ini muncul, mengingat bahwa
pada dasarnya Plato merupakan bapak filsafat idealisme atau pencetus filsafat idealisme.
Menurut Plato hakekat segala sesuatu tidak terletak pada yang bersifat materi atau
bendawi, tetapi sesuatu yang ada dibalik materi itu, yakni ide. Ide bersifat kekal,
immaterial dan tidak berubah. Walaupun materi hancur, ide tidak ikut musnah.Dalam
mencari kebenaran, Plato berpendapat bahwa kebenaran tidak dapat ditemukan dalam
dunia nyata, sebab dunia nyata ternyata tidak permanen dan selalu mengalami perubahan.
Artinya bahwa dunia materi bukanlah dunia yang sebenarnya, tetapi hal itu merupakan
analogi atau ilusi semata yang dihasilkan oleh panca indera.
Untuk melihat implikasi filsafat idealisme dalam bidang pendidikan, dapat ditinjau
dari modus hubungan antara filsafat dan pendidikan. Imam Barnadib mengemukakan
bahwa pada hakikatnya, hubungan antara filsafat dan pendidikan merupakan hubungan
keharmonisan, bukan hanya hubungan insidental semata. Lebih lanjut Imam Barnadib
mengemukakan bahwa untuk memahami filsafat pendidikan, perlu dilihat pendekatan
mengenai apa dan bagaimana filsafat pendidikan. Menurutnya, pendekatan itu dapat
dilihat melaluibeberapa sudut pandang.
Salah satu sudut pandang tersebut adalah bahwa filsafat pendidikan dapat tersusun
karena adanya hubungan linier antara filsafat dan pendidikan. Sebagai contoh, sejumlah
aliran filsafat dapat dihubungkan sedemikian rupa menjadi filsafat pendidikan. Realisme
dan pendidikan menjadi filsafat pendidikan realisme. Pragmatisme dan pendidikan
menjadi filsafat pendidikan pragmatisme. Idealisme dan pendidikan menjadi filsafat
pendidikan idealisme.
Untuk melihat implikasi idealisme lebih lanjut, maka berikut ini akan ditelaah
aspek-aspek pendidikan dalam tinjauan filsafat idealisme,meliputi peserta lidik, pendidik,
kurikulum, metode pendidikan, tujuan pendidikan dan pandangannya terhadap sekolah.
Guru menempati posisi yang sangat krusial, sebab gurulah yang melayani
murid sebagai contoh hidup dari apa yang kelak bisa dicapainya. Sang guru berada
pada posisi yang lebih dekat dengan yang Absolut dibandingkan murid, karena ia
mernpunyai pengetahuan lebih tentang dunia. la punya pengetahuan lebih tentang
realitas sehingga mampu bertindak sebagai perantara antar diri anak didik dan diri
yang Absolut. Peran guru adalah rmenjangkau pengetahuan tentang realitas dan
menjadi teladan keluhuran etis. la adalah pola panutan bagi para murid untuk diikuti
baik dalam kehidupan intelektual maupun sosial.
3. Kurikulum
4. Metodologi Pengajaran
Dalam proses pembelajaran, kata-kata tertulis maupun terucap merupakan
metode yang digunakan oleh penganut idealisme. Melalui kata-katalah ide dan
gagasan dapat beralih dari suatu akal pikir menuju akal pikir lainnya. Tujuan dan
metode ini dapat dirumuskan sebagai penyerapan ide dan gagasan. Metodologi guru
di ruang kelas sering kali dilihat dalam bentuk lecturing (penyampaian kuliah)
dengan pengertian pengetahuan ditansfer dari guru ke murid. Guru juga
menyelenggarakan. diskusi kelas sehingga ia dan muridnya dapat menangkap
ide-ide dan gagasan dari berhagai bacaan dan perkuliahan.
5. Tujuan Pendidikan
A. Kesimpulan
Idealisme ialah aliran filsafat yang menganggap atau memandang ide itu primer
dan materi adalah sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari idea
atau diciptakan dari ide. Pada bagian ini dikemukakan bahwa idelisme adalah suatu aliran
filsafat yang berpandangan bahwa dunia ide dan gagasan merupakan hakikat dari realitas.
Realitas sesungguhnya tidak terdapat pada objek materi, tetapi terdapat dalam alam
pikiran ide. Meskipun idealisme menganggap bahwa yang hakikat adalah ide. ia tetap
mengakui adanya materi. Namun menurutnya, yang utama adalah dunia ide. karena ide
terlebih dulu ada sebelum materi. Aliran filsafat ini, kemudian berimplikasi dalarn bidang
pendidikan. Bangunan filsafat tersebut membentuk sebuah pemahaman bahwa
pendidikan dikonstruk berdasarkan ide-ide yang bersifat abstrak yang lebih
mengedepankan akal pikiran dan moral.
Dari penjelasan diatas kami menyadari masih banyak kekurangan dan untuk itu
kami selaku penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini. Kami mengharapkan
semoga penulisan makalah ini dapat bemanfaat bagi pembaca dan menjadi motivasi bagi
kita semua. Oleh karena itu kita semua harus menambah wawasan kita lagi agar memiliki
pengetahuan lebih.
DAFTRA PUSTAKA
Anwar, Fathul. (2022). Kebijakan Merdeka Belajar dan Implikasi Pada Pendidikan Agama Islam
Sebuah Analisis. Jurnal Ar Rahmah. Vol. 1 (1): 37-50.
Afianto, Muhammad. (2022). Pemikiran Idealisme dalam Filsafat Pendidikan. Gugusan Aksara
Edukasi, 73. Yanuarti, Eka. (2016). Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat Idealisme.
BELAJEA: Jurnal Pendidikan Islam, 1(2).
https://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jpl/article/download/2025/989/