Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ALIRAN IDEALISME
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu:
Mihrab Afnanda M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 9

Gusti Muti’ah Sari Bulan 21.16.0186

Husnul Khatimah 21.16.0187

Nadia Shofiyya 21.16.0192

Norhayati 21.16.0176

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan
rahmat dan hidayahnya, atas selesainya penulisan makalah ini. Tidak lupa pula sholawat serta
salam kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW.

Tujuan dari adanya penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas mata
kuliah “Filsafat Pendidikan’ yang telah diberikan. Tidak lupa pula kami berterima kasih
kepada Bapak Mihrab Afnanda M.Pd selaku dosen pengampu kami dalam mata kuliah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, dan pembuatan
makalah ini pula tidak luput dari kesalahan, dan kami juga mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca agar kedepannya makalah ini bisa lebih baik lagi. Mohon maaf apabila ada
kesalan penulisan kata dalam makalah ini. Semoga dapat memberikan manfaat bagi kami
terkhusus bagi para pembaca.

Martapura, 20 November 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................2
A. Tokoh Aliran Idealisme..........................................................................2
B. Ciri-Ciri Utama Aliran Idealisme...........................................................3
C. Idealisme Dan Perkembangannya..........................................................3
D. Idealisme Dan Pendidikan Modern........................................................5
E. Pola Dasar Pendidikan Idealisme...........................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................8
A. Kesimpulan ............................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Filsafat adalah salah satu ilmu paling tua yang ada di dunia ini, didalam ilmu
filsafat sendiri terkandung berbagai macam aliran dari masa kuno sampai kontemporer.
Idealisme muncul sebagai salah satu aliran paling tua dan termasuk sebagai pilar utama
ilmu filsafat.

Makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang aliran idealisme secara singkat
dengan tujuan agar para pembaca mudah memahami tentang aliran idealisme ini.

B. Rumusan masalah
1. Siapa sajakah tokoh-tokoh di dalam aliran Idealisme?
2. Apa saja ciri-ciri utama pada aliran Idealisme?
3. Bagaimakah Idealisme dan perkembangannya?
4. Bagaimanakah Idealisme dan pendidikan modern?
5. Apa saja pola dasar pendidikan Idealisme?
C. Tujuan penulisan
1. Menyebutkann tokoh-tokoh yang ada pada aliran Idealisme.
2. Menyebutkan ciri-ciri utama pada aliran Idealisme.
3. Memaparkan tentang Idealisme dan perkembangannya.
4. Memaparkan tentang Idealisme dan pendidikan modern.
5. Menjelaskan pola dasar pendidikan Idealisme.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tokoh-Tokoh Aliran Idealisme


1. Plato

Plato adalah tokoh filsafat yunani kuno yang memiliki pengaruh besar terhadap
pengembangan paham aliran idealisme, yang menganggap nilai dari sebuah
pengetahuan dan menjunjung tinggi nilai keadilan. Plato juga mengembangkan dua
konsep pengembangan ilmu, yaitu pengetahuan yang bersifat inderawi dan
pengetahuan bersifat kejiwaan.

2. Fichte

Fichte dikenal sebagai tokoh dari aliran idealis subjektif yang memiliki
pendapat bahwa alam semesta serta masyarakat berasal dari ide manusia serta yang
ada di dunia ini semuanya tidak nyata kecuali diri sendiri "aku" segala sesuatu yang
bukan "aku" adalah hasil dari "pemikiran ku".1

3. Schelling

Pada pandangan schelling sebagai penganut idealis obyektif, dia menegaskan


bahwa sesuatu yang ada di dunia ini adalah hasil nyata dari ide universal (alam)
bukan dari ide manusia bahkan mereka mempercayai sesuatu yang tidak nyata (tidak
rill) berbentuk material, berbanding terbalik sebagaimana yang dikemukakan oleh
penganut aliran idealis subjektif.

4. George. W.F. Hegel

Menurut Hegel dunia ini pada hakikatnya berasal dari ide absolut dan
beranggapan bahwa segala sesuatu itu berkembang tak terbatas oleh ruang dan waktu
tidak ada yang abadi.2

1
Ali Mubin "REFLEKSI PENDIDIKAN FILSAFAT IDEALISME" ( Jurnal Refleksi Pendidikan
Filsafat Idealisme Dosen Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Tangerang 2019) Vol. 15
No. 2 Hal 28-29
2
Suripto "FILSAFAT IDEALISME DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN" ( Jurnal
studi pendidikan Islam Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung, 2012)
Vol. 1 No. 1 Hal. 96-98

2
B. Ciri-Ciri Utama Aliran Idealisme

Idealisme ialah suatu aliran yang lebih mengutamakan rasional akal pikiran
manusia., yang mempercayai bahwa sebuah ide adalah pengetahuan dan kebenaran yang
mutlak. Ciri-ciri seorang Idealisme yaitu:

1. Memegang teguh berbagai peraturan dalam keorganisasian;


2. Mempunyai rasa kepedulian terhadap segala hal;
3. Bersungguh sungguh dalam mengerjakan suatu hal;
4. Selalu berusaha melakukan yang terbaik;
5. Tidak menyukai hal-hal yang bersifat menyimpang;
6. Berbicara menggunakan kebenaran yang ada;
7. Selalu berfikir dengan positif dan objektif.3
C. Idealisme dan Perkembangannya
1. Pengertian Idealisme

Idealisme berasal dari kata idea yang berarti pikiran ide, gagasan atau yang
sesuatu hadir dalam jiwa seseorang dan isme yang berarti paham/pemikiran. Jadi
idealisme disini adalah tentang aliran filsafat yang mengemukakan akal pikiran atau
ide manusia, dan idealisme ini menganggap bahwasanya George R Knight
menyimpulkan bahwa idealisme menekankan akal pikiran sebagai hal dasar atau
lebih dulu dibandingkan dengan materi dan menganggap bahwa akal pikiran adalah
sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal
pikir. Menurut Ahmad Tafsir idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa
hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam ketergantungannya pada jiwa (mind)
dan spirit (ruh).4 Dapat disimpulkan bahwa idealisme ini merupakan suatu aliran
filsafat yang memiliki pandangan bahwasanya hakikat segala sesuatu ada pada
tingkatan ide. Realitas yang berwujud sebenarnya lebih dulu ada dalam realitas ide
dan pikiran, bukan pada hal-hal yang bersifat materi. 5 Meskipun demikian, idealisme
tidak mengingkari adanya materi. Materi merupakan bagian luar atau bungkus luar
3
Himawan Putranta Jumadi, Perkembangan Filsafat Abad Moder, Cet.1, Universitas Negri
Yogyakarta,2017, Hal 62
4
Naila Haflah, "Makalah Filsafat Idealisme." Filsafat Pendidikan Islam (2020). Hal 74-75
5
Ali Mubin, "Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme." Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran dan
Pencerahan 15.2 (2019). Hal 26.

3
dari hakikat terdalam yaitu akal atau ruh itu sendiri. Dalam pengertian filsafati,
idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan tentang pentingnya keunggulan
pemikiran (mind), roh (soul) atau jiwa (spirit) dari pada hal-hal yang bersifat
kebendaan atau material. Pandangan-pandangan umum yang disepakati oleh para
filsuf idealisme, yaitu: Jiwa (soul) manusia adalah unsur yang paling penting dalam
kehidupan manusia dan hakikat akhir alam semesta yang pada dasarnya adalah
nonmaterial.

2. Perkembangan Idealisme

Aliran filsafat idealisme ini dikembangkan dalam pendidikan. Dalam bidang


pendidikan, manusia khususnya peserta didik adalah subyek pendidikan.
Berdasarkan pada asumsinya bahwa keabsolutan disingkap melalui penyingkapan
bertahap atas sejarah dan kebudayaan manusia, Idealis ini memandang bahwasannya
peserta didik dihadapkan pada kemungkinan-kemungkinan budaya yang
berhubungan erat dengan warisan budayanya. Seseorang yang sedang memasuki
proses perkembangannya memahami bahwa hubungan antara manusia tertentu
dengan manusia pada umumnya adalah bersifat kekal. Sebagai institusi sosial,
sekolah/lembaga pendidikan mengolah perkembangan baik personalitas individu
manusia maupun sosial. Aliran idealisme kenyataannya sangat identik dengan alam
dan lingkungan sehingga melahirkan dua macam realita. Pertama, yang tampak yaitu
apa yang dialami oleh kita selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada
yang datang dan pergi, ada yang hidup dan ada yang mati. Kedua, adalah realitas
sejati, yang merupakan sifat yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran
yang utuh di dalamnya terdapat nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian
kemutlakan dan kesejatian kedudukannya lebih tinggi dari yang tampak, karena idea
merupakan wujud yang hakiki. Jadi prinsipnya, aliran idealisme mendasari semua
yang ada. Yang nyata di alam ini hanya idea, karena idea merupakan lapangan
rohani dan bentuknya tidak sama dengan alam nyata seperti yang tampak dan
tergambar.

D. Idealisme dan Pendidikan Modern

4
Idealisme merupakan sebuah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik
hanya dapat dipahami dengan akal pikiran yang menjadi dasarnya dan bahkan
menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah akibat
yang ditimbulkan oleh akal pikir.6 Hal ini sangat berlawanan dengan materialism yang
berpendapat bahwa materi adalah nyata, sedangkan akal pikir merupakan fenomena
pengiring saja. Meski begitu, aliran ini tidak mengingkari adanya materi yang merupakan
bagian terluar dari apa yang disebut sebagai hakikat terdalam yaitu ruh dan akal.

Menurut Plato yang merupakan pencetus filsafat idealism mengatakan bahwa


hakikat segala sesuatu tidak terletak pada sesuatu yang bersifat materi atau bendawi,
tetapi sesuatu yang ada di balik materi tersebut, yaitu ide yang bersifat kekal, immaterial
dan tidak berubah, meski materi hancur akan tetapi ide tidak ikut musnah. Plato juga
berpendapat bahwa kebenaran tidak dapat ditemukan dalam dunia nyata yang sifatnya
tidak permanen dan selalu mengalami perubahan. Oleh karena itu, materi bukanlah dunia
yang sebenarnya, akan tetapi disebutkan sebagai analogia tau ilusi yang dihasilkan oleh
panca indera.

Dari gagasan Plato tentang ide, maka tujuan pendidikan harus diarahkan untuk
menemukan kebenaran sejati dan dalam usahanya untuk menemukan kebenaran siswa
lebih diarahkan untuk menemukan konsep-konsep tentang ide dibanding dunia materi
yang serba berubah.7 Idealisme memiliki keterkaitan dengan konsep-konsep abadi seperti
kebenaran, keindahan, dan kemuliaan. Sehingga aliran ini menekankan bahwa realitas ide
atau gagasan dijadikan sebagai dasar pijakan hal-hal yang bersifat material. 8 Aliran
Idealisme ini sangat concern tentang keberadaan Sekolah/Lembaga pendidikan yang
harus eksis sebagai proses pemasyarakatan manusia sebagai bentuk dari kebutuhan
spiritual dan tidak hanya sekedar kebutuhan alam saja.

Negara berkewajiban dalam memberikan pendidikan kepada setiap peserta didik


dan harus membebaskan mereka untuk mengikuti atau memilih ilmu yang sesuai dengan
bakat, minat serta kemampuan masing-masing sesuai jenjang usianya sehingga dapat

6
Rusdi. Filsafat Idealisme (Implikasinya dalam Pendidikan). Jurnal Dinamika Ilmu Vol. 13, No. 2.
(2013). Hal. 237-238.
7
Fathoni, Musyafa’. Idealisme Pendidikan Plato. Tadris STAIN Pamekasan 5. (2010). Hal. 7.
8
Mubin, Ali. Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme. Jurnal Rausyan Fikr Vol. 15, No. 1. (2019).
Hal. 31.

5
memberikan dampak perbuhan bagi kehidupan negara, bangsa dan pribadi. 9 Langkah-
langkah yang harus dipenuhi dan dilaksanakan sebagai peserta didik adalah sebagai
berikut:
1. Peserta didik hendaknya menjauhkan diri dari perbuatan keji, munkar dan maksiat,
2. Berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan,
3. Memusatkan perhatian terhadap ilmu yang dipelajarinya,
4. Tidak menyombongkan diri dan menentang guru,
5. Tidak melibatkan diri dalam perdebatan tentang segalam ilmu pengetahuan jika
belum mengkaji pandangan dasar ilmu tersebut, dan
6. Menjaga pikiran dari pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
Sedangkan peran pendidik adalah berusaha membimbing, meningkatkan serta
bertanggung jawab atas kepribadian, bakat dan minat peserta didiknya. Sehingga dalam
penerapannya pendidik diharapkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sabar dalam menghadapi peserta didik,
2. Tidak pilih kasih dan bersifat sopan,
3. Membimbing dan mendidik peserta didik dengan sebaik-baiknya,
4. Mendorong atau memberikan motivasi kepada peserta didik,
5. Mampu mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan daya
tangkap peserta didik, dan
6. Guru harus memahami minat, bakat, dan jiwa anak didiknya.
E. Pola Dasar Pendidikan Idealisme
Idealisme memandang bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan atau
ide-ide dimana dibalik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas, yaitu Tuhan
yang merupakan pencipta kosmos. Dengan menyelidiki ide-ide serta gagasan-gagasan
manusia akan mencapai kebenaran itu sendiri yang mana sumbernya berasal dari Tuhan.10
Idealisme ini selalu berkaitan dengan manusia, substansi dan pengetahuan yang
bahasannya berada dalam lingkungan manusia itu sendiri, sehingga tinjauan tersebut
memberikan jalan pada perkembangan baru dalam kebudayaan dan juga ilmu

9
Yanuarti, Eka. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat Idealisme. BELAJEA: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 02. (2016). Hal. 156.
10
Widodo, Sembodo Ardi. Pendidikan Dalam Perspektif Aliran-aliran Filsafat. (Idea Press;
Yogyakarta, 2015). Hal. 93.

6
pengetahuan yang menunjukkan berbagai persoalan yang berhubungan dengan manusia,
bukan hal-hal yang berbau fantastik.
Idealisme, sebagai salah satu filsafat modern yang bersifat lebih mengutamakan
dunia sekarang dari pada filsafat abad pertengahan, dalam hal nilai, banyak memberikan
interpretasi-interpretasi baru sebagai pengganti atas kepercayaan tradisional. Immanuel
Kant, salah satu tokoh idealisme modern, meletakkan teori nilai yang baru. Ia berusaha
mencari dasar tindak moral atas hukum moral yang tidak diragukan lagi, yang disebutnya
sebagai categorical imperative yaitu suatu rasa kewajiban atas tugas tanpa syarat dan
predikat. Tiap manusia selalu melakukan suatu Tindakan yang sifatnya wajib dilakukan
dimana dan kapan saja, seperti kewajiban berbuat jujur yang merupakan kebaikan
universal.11
Aliran idealisme berpandangan bahwa pendidikan merupakan sebuah proses hidup
yang membentuk mental manusia lebih agamis, bermoral, berbudaya dan rasional karena
melalui pendidikan kehendak Tuhan dapat di transmisikan. Pendidikan hendaknya
membimbing manusia dalam memecahkan aturan atau hukum alam kedalam intelek
sehingga aturan-aturan dapat diterapkan untuk kehidupan universal.
Idealisme memandang manusia sebagai subjek yang bergerak memahami diri
sendiri menuju pemahaman dunia yang objektif. Dengan demikian, idealism cenderung
menekankan proses ide subjektif kejiwaan individu sebagai asas pengertiannya.
Jika berdasarkan sudut pandang subjektif-individual tentu idealism menganggap
belajar merupakan sebuah proses self-development of mind as spiritual substance yang
berarti bahwa jiwa itu bersifat kreatif. Sedangkan pensdidikan merupakan sebuah proses
untuk melatih dan mengembangkan daya-daya jiwa dalam memahami realita, kebenaran,
nilai-nilai bait itu sebagai warisan budaya atau makro kosmos. Dengan itu, idealism
percaya bahwa individu memulai dengan memahami dirinya sendiri untuk dapat mengerti
makro kosmos, sehingga tujuan akhir dari belajar adalah untuk mengerti Tuhan.

11
Ibid … Hal. 107.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Diantaranya tokoh-tokoh aliran idealisme yang sangat masyur kita ketahui ialah,
Plato, Fichte, Schelling, dan George. W.F. Hegel.
2. Ciri-ciri seorang Idealisme yaitu: a). Memegang teguh berbagai peraturan dalam
keorganisasian; b). Mempunyai rasa kepedulian terhadap segala hal; c.) Bersungguh
sungguh dalam mengerjakan suatu hal; d). Selalu berusaha melakukan yang terbaik;
e). Tidak menyukai hal-hal yang bersifat menyimpang; f). Berbicara menggunakan
kebenaran yang ada; g). Selalu berfikir dengan positif dan objektif
3. Idealisme adalah tentang aliran filsafat yang mengemukakan akal pikiran atau ide
manusia idealisme menekankan akal pikiran sebagai hal dasar atau lebih dulu
dibandingkan dengan materi dan menganggap bahwa, akal pikiran adalah sesuatu
yang nyata, sedangkan materi adalah akibat yang ditimbulkan oleh akal pikir.
Perkembangan idealisme Pertama, yang tampak yaitu apa yang dialami oleh kita
selaku makhluk hidup dalam lingkungan ini seperti ada yang datang dan pergi, ada
yang hidup dan ada yang mati. Kedua, adalah realitas sejati, yang merupakan sifat
yang kekal dan sempurna (idea), gagasan dan pikiran yang utuh di dalamnya terdapat
nilai-nilai yang murni dan asli, kemudian kemutlakan dan kesejatian kedudukannya
lebih tinggi dari yang tampak, karena idea merupakan wujud yang hakiki.
4. Idealisme merupakan sebuah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik
hanya dapat dipahami dengan akal pikiran yang menjadi dasarnya dan bahkan
menganggap bahwa akal pikir adalah sesuatu yang nyata, sedangkan materi adalah
akibat yang ditimbulkan oleh akal pikir. Pencetus filsafat idealism Plato mengatakan
bahwa hakikat segala sesuatu tidak terletak pada sesuatu yang bersifat materi atau
bendawi, tetapi sesuatu yang ada di balik materi tersebut, yaitu ide yang bersifat
kekal, immaterial dan tidak berubah, meski materi hancur akan tetapi ide tidak ikut
musnah. Negara berkewajiban dalam memberikan pendidikan kepada setiap peserta
didik dan harus membebaskan mereka untuk mengikuti atau memilih ilmu yang
sesuai dengan bakat, minat serta kemampuan masing-masing sesuai jenjang usianya

8
sehingga dapat memberikan dampak perbuhan bagi kehidupan negara, bangsa dan
pribadi.
5. Idealisme memandang bahwa realita adalah sama dengan substansi gagasan atau ide-
ide dimana dibalik dunia fenomenal ini ada jiwa yang tidak terbatas, yaitu Tuhan
yang merupakan pencipta kosmos. Idealisme ini selalu berkaitan dengan manusia,
substansi dan pengetahuan yang bahasannya berada dalam lingkungan manusia itu
sendiri, sehingga tinjauan tersebut memberikan jalan pada perkembangan baru dalam
kebudayaan dan juga ilmu pengetahuan yang menunjukkan berbagai persoalan yang
berhubungan dengan manusia, bukan hal-hal yang berbau fantastik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mubin, "Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme." Rausyan Fikr: Jurnal Pemikiran dan
Pencerahan Vol. 15, No. 2. (2019).

Fathoni, Musyafa’. Idealisme Pendidikan Plato. Tadris STAIN Pamekasan 5. (2010).

Himawan Putranta Jumadi, Perkembangan Filsafat Abad Moder, Cet.1, Universitas Negri
Yogyakarta. (2017).

Mubin, Ali. Refleksi Pendidikan Filsafat Idealisme. Jurnal Rausyan Fikr Vol. 15, No. 1. (2019).

Naila Haflah, "Makalah Filsafat Idealisme." Filsafat Pendidikan Islam. (2020).

Rusdi. Filsafat Idealisme (Implikasinya dalam Pendidikan). Jurnal Dinamika Ilmu Vol. 13, No. 2.
(2013).

Suripto "Filsafat Idealisme Dan Implementasinya Dalam Pendidikan". (Jurnal studi pendidikan
Islam Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Muhammadiyah Tulungagung, Vol. 1
No. 1. (2012).

Widodo, Sembodo Ardi. Pendidikan Dalam Perspektif Aliran-aliran Filsafat. (Idea Press;
Yogyakarta, 2015).

Yanuarti, Eka. Pendidikan Islam Dalam Perspektif Filsafat Idealisme. BELAJEA: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. 1, No. 02. (2016).

10

Anda mungkin juga menyukai