FILSAFAT IDEALISME
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan
Dosen pengampu:
Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc.
Oleh: Kelompok 1
Baihaki 1710118110005
Fitria 1710118120008
Maya Safitri 1710118320021
Mita Noor Anisah Dewi 1710118220020
Yuhana Rahmi 1710118320043
BANJARMASIN
2019
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................... 14
1
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu aliran filsafat idealisme?
b. Apa latar belakang lahirnya aliran filsafat idelisme?
c. Siapa saja tokoh-tokoh aliran filsafat idealisme?
d. Apa sajakah konsep dasar filsafat idealisme?
e. Apa sajakah implementasi aliran filsafat idealisme terhadap pendidikan?
f. Apa saja kelebihan dan kekurangan aliran filsafat idealisme?
C. Tujuan Pembelajaran
a. Untuk mengetahui pengertian filsafat idealisme.
b. Untuk mengetahui latar belakang lahirnya aliran filsafat idelisme.
c. Untuk mengetahui tokoh-tokoh aliran filsafat idealisme.
d. Untuk mengetahui konsep dasar filsafat idealisme.
e. Untuk mengetahui implementasi aliran filsafat idealisme terhadap
pendidikan
f. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan aliran filsafat idealisme.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aliran Filsafat Idealisme
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat pendidikan yang berpaham
bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita
adalah manifestasi alam ide. Filsafat Idealisme menekankan pentingnya
keunggulan pikiran (mind), jiwa (spirit) atau roh (soul) dari pada hal-hal yang
bersifat kebendaan atau material. Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya,
yakni apa yang disebut “mind”. Mind merupakan wujud yang mampu
menyadari dunianya, bahkan sebagai pendorong dan penggerak semua
tingkah laku manusia.
b. Idealisme Obyektif
Menurut aliran idealism objektif ini, pikiran adalah esensi dari alam, dan
alam adalah keseluruhan jiwa yang diobjektifkan. Tokoh pertama idealisme
objektif adalah Plato (427-347 SM.), yang membagi dunia dalam dua bagian,
3
yaitu dunia persepsi dan alam di atas alam benda; yaitu alam konsep, ide,
universal atau esensi yang abadi. (Susanto, 2014)
Ide-ide adalah contoh yang transenden dan asli, sedangkan persepsi dan
benda-benda individual adalah copy atau bayangan dari ide-ide tersebut. Ide-
ide yang tidak berubah atau essensi yang sifatnya riil, diketahui manusia
dengan perantaraan akal. Jiwa manusia adalah essensi immaterial, dikurung
dalam badan manusia untuk sementara waktu. Dunia materi berubah, jika
dipengaruhi rasa indra, hanya akan memberikan opini dan bukan
pengetahuan. Kelompok idealis obyektif modern berpendapat bahwa semua
bagian alam tercakup dalam suatu tertib yang meliputi segala sesuatu, dan
mereka menghubungkan kesatuan tersebut kepada ide dan maksud-maksud
dari suatu akal yang mutlak (absolute mind).
c. Idealisme Personal
4
itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang
menempati ruang ini hanya berupa bayangan saja dari alam ide.
Pada jaman Aufklarung para filosof yang mengakui aliran serba dua
(dualisme) seperti Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang
bersifat kerohanian dan kebendaan, maupun keduanya mengakui bahwa unsur
kerohanian lebih penting daripada kebendaan. Selain itu, segenap kaum
agama sekaligus dapat digolongkan kepada penganut idealisme yang paling
setia sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat
yang mendalam. Puncak jaman idealisme pada masa abad ke-18 dan 19
ketika periode idealisme.
5
disebabkan karena adanya pergeseran dari budaya komunal masa lalu menuju
relativisme dalam bidang kepercayaan dan nilai.
Aliran filsafat Plato dapat dilihat sebagai suatu reaksi terhadap kondisi
perubahan terus-menerus yang telah meruntuhkan budaya Athena lama. Ia
merumuskan kebenaran sebagai sesuatu yang sempurna dan abadi (eternal).
Dan sudah terbukti, bahwa dunia eksistensi keseharian senantiasa mengalami
perubahan. Dengan demikian, kebenaran tidak bisa ditemukan dalam dunia
materi yang tidak sempurna dan berubah. Plato percaya bahwa disana
terdapat kebenaran yang universal dan dapat disetujui oleh semua orang.
Contohnya dapat ditemukan pada matematika, bahwa 5 + 7 = 12 adalah selalu
benar (merupakan kebenaran apriori), contoh tersebut sekarang benar, dan
bahkan di waktu yang akan datang pasti akan tetap benar.
a. Plato
Tokoh aliran idealisme yang pertama kali adalah Plato (427-374 SM),
murid Sokrates. Plato dilahirkan dalam keluarga aristiokrasi di Athena,
sekitar 427 SM dan meninggal dalam usia 80 tahun. Ayahnya Ariston, adalah
keturunan dari raja pertama Athena yang berkuasa pada abad ke-7 SM.
Sementara ibunya, Perictions, adalah keturunan keluarga solon, seorang
pembuat undang-undang, penyair, memimpin militer dari kaum ningrat dan
pendiri dari demokrasi Athena terkemuka. (Yanuarti, 2016)
Idea merupakan inti dasar dari seluruh filsafat yang diajarkan oleh Plato.
Ia beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea
terlepas dari subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran
individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Ia
memberikan beberapa contoh seperti segitiga yang digambarkan di papan
tulis dalam berbagai bentuk itu merupakan gambaran yang merupakan tiruan
tak sempurna dari idea tentang segituga. Maksudnya adalah berbagai macam
6
segitiga itu mempunyai satu idea tentang segitiga yang mewakili semua
segitiga yang ada.
b. Fichte
c. Schelling
7
d. Hegel
e. Immanuel Kant
8
D. Konsep Dasar Filsafat Idealisme
Pandangan filsafat idealisme dapat dilihat pada cabang-cabang filsafat yaitu
ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
9
dapat dipahami bahwa pengetahuan itu tidak didasarkan pada sesuatu yang
datang dari luar, tetapi pada sesuatu yang telah diolah dalam ide dan
pikiran. Kata kunci dalam epistemologi idealisme adalah konsistensi dan
koherensi. Para penganut idealisme memberikan perhatian besar pada
upaya pengembangan suatu sistem kebenaran yang mempunyai
konsistensi logis. Sesuatu benar ketika ia selaras dengan keharmonisan
hakikat alam semesta.
3. Nilai-nilai dari Dunia Ide (Kajian Aksiologi)
Aksiologi idealisme berakar kuat pada cara metafisisnya. Menurut
George Knight, jagat raya ini dapat dipikirkan dan direnungkan dalam
kerangka makrokosmos (jagat besar) dan mikrokosmos (jagat kecil). Dari
sudut pandang ini, makrokosmos dipandang sebagai dunia Akal Pikir
Absolut, sementara bumi dan pengalaman-pengalaman sensori dapat
dipandang sebagai bayangan dari apa yang sejatinya ada. Dalam konsepsi
demikian, tentu akan terbukti bahwa baik kriteria etik maupun estetik dari
kebaikan dan kemudahan itu berada di luar diri manusia, berada pada
hakikat realitas kebenaran itu sendiri dan berdasarkan pada prinsip-prinsip
yang abadi dan baku. (Rusdi, 2013)
Dalam pandangan idealisme, kehidupan etik dapat direnungkan
sebagai suatu kehidupan yang dijalani dalam keharmonisan dengan alarm
(universe). Jika dari absolut dilihat dari kacamata makrokosmos, maka diri
individu manusia dapat diidentifikasi sebagai suatu dari mikrokosmos.
Dalam kerangka itu, peran dari individu akan bias menjadi maksimal
mungkin mirip dengan Diri Absolut. Jika yang absolut dipandang sebagai
hal yang paling akhir dan paling etis dari segala sesuatu, atau sebagai
Tuhan yang dirumuskan sebagai yang sempurna sehingga sempurna pula
pada moral, maka lambing perilaku etis penganut idealisme terletak pada
“peniruan” Diri Absolut. Manusia adalah bermoral jika ia selaras dengan
Hukum Moral Universal yang merupakan suatu ekspresi sifat dari Zat
Absolut.
Estetika idealisme juga dilihat dalam kerangka makrokosmos dan
mikrokosmos. Penganut idealisme berpandangan bahwa keindahan itu ada
10
ketika direfleksikan sesuatu yang ideal. Seni yang berupaya
Mengekspresikan Yang Absolut, maka dikategorikan sesuatu yang
memuaskan secara estetik.
11
Berikut ini adalah aspek-aspek pendidikan dalam tinjauan filsafat
idealisme, meliputi peserta didik, pendidik, kurikulum, metode pendidikan,
dan tujuan pendidikan.
3. Kurikulum
4. Metodologi Pengajaran
12
Dalam proses pembelajaran, kata-kata tertulis maupun terucap merupakan
metode yang digunakan oleh penganut idealisme. Melalui kata-katalah ide
dan gagasan dapat beralih dari suatu akal pikir menuju akal pikir lainnya.
Tujuan dan metode ini dapat dirumuskan sebagai penyerapan ide dan
gagasan. Guru juga menyelenggarakan diskusi kelas sehingga ia dan
muridnya dapat menagkap ide-ide dan gagasan dari berbagai bacaan dan
perkuliahan.
5. Tujuan Pendidikan
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat Idealisme adalah sistem filsafat yang menekankan pentingnya
keunggulan pikiran (mind), jiwa (spirit) atau roh (soul) dari pada hal-hal yang
bersifat kebendaan atau material. Hakikat manusia adalah jiwanya, rohaninya,
yakni apa yang disebut “mind”. Pada awalnya filsafat idealisme yang kita
temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. Yang menyatakan bahwa
alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun
alam nyata yang menempati ruang ini hanya berupa bayangan saja dari alam
idea. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa paham idealisme sepanjang masa
tidak pernah hilang sama sekali.
Tokoh-tokoh aliran filsafat idealisme, antara lain : Plato, Immanuel Kant,
J. G. Fichte, F. W. S. Schelling, dan G. W. F. Hegel. Konsep dasar aliran
filsafat idealisme, antara lain: Kajian ontologi, kajian epistimologi, dan kajian
aksiologi. Aspek-aspek pendidikan dalam tinjauan filsafat idealisme, meliputi
peserta didik, pendidik, kurikulum, metode pendidikan, dan tujuan
pendidikan. Kelebihannya adalah meningkatkan pemikiran dari ide yang
benar dan boleh dipakai. Memperjelas dan menentukam cara pandangnya.
Kekurangannya adalah anggapan terhadap sesuatu nilai atau kebenaran yang
kekal sepanjang masa.
B. Saran
Dalam menyelesaikan masalah sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu
melalui pemikiran (rasio atau akal), agar hasil yang akan didapatkan itu lebih
baik dan memuaskan.
Sebagai calon pendidik, kita harus menyiapkan situasi dan kondisi yang
kondusif untuk pembelajaran, serta lingkungan yang ideal bagi perkembangan
mereka, kemudian membimbing mereka dengan ide-ide yang dipelajarinya
hingga sampai ke tingkat yang setinggi-tingginya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN SOAL
16
3) Menjadikan panca indera sebagai satu-satunya alat mnencapai
ilmuMemposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakkan
hukum
4) Menekankan kebebasan manusia yang disebut personalisme dan
individu bebas mengekspresikan dirinya sendiri
5) Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak
6) Adanya kekuatan spiritual dibelakang sebagai kejadian
Dari pernyataan tersebut manakah yang termasuk ciri-ciri idealisme
A. 1), 2), 3)
B. 1), 4), 7)
C. 2), 4), 6)
D. 2), 5), 7)
E. 2), 3), 6)
6. Anak didik harus dipandang sebagai individu yang memiliki potensi akal
pikir dan potensi moral. Potensi inteleknya dikembangkan sehingga
memiliki pengetahuan dan potensi moralnya diaktualkan agar ia memiliki
kepribadian sebagai manusia yang bermoral. Ini menunjukan aliran filsafat
pendidikan…..
A. Realisme
B. Idealisme
C. Materialisme
17
D. Pragmatisme
E. Progresivisme
18
10. 5 + 7 = 12 adalah benar dan diwaktu yang akan datang pasti selalu benar,
kebenaran tersebut disetujui oleh semua orang. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh.....
A. Hegel
B. Picthe
C. Schelling
D. Plato
E. Immanuel kant
19