D
I
S
U
S
U
N
OLEH
1
Kata Pengantar
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga saya masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan Critical Book Review ini dengan judul “Aliran-aliran FIsafat
Pendidikan”. Critical Book Review ini saya buat guna memenuhi penyelesaian
tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan. Semoga Critical Book Review ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca
Saya menyadari bahwa Critical Book Review ini masih jauh dari kata
sempurna, karena masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati, saya meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran
yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan kedepannya.
Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga Critical Book
Review ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Septriana Manik
i
DAFTAR ISI
BAB II KESIMPULAN
3.1 Kelebihan dan Kekurangan ..................................................................................................17
3.2 Kesimpulan...........................................................................................................................17
3.3 Saran ....................................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil pemikiran para filsuf yang sangat panjang telah memperkaya dunia keilmuwan yang
memengaruhi sistem ilmu dan budaya hidup manusia,memengaruhi sistem sistem sosial dan
politik,sistem ideologi semua bangsa.Berdasarkan kenyataan sejarah,filsafat telah banyak membantu
dunia dengan buah pikiran dengan para filsufat mengabdi pada dunia,demi kesejahteraan umat
manusia.Ajaran filsafat menjadi filsafat bangsa tertentu dan menjadi keyakinan nasional,tidak tehitung
jumlahnya,seperti nasionalisme,sosialisme,liberalisme,dan komunisme.
Hampir dikatakan bahwa filsafat sebagai filsafat negara menjadi asas filsafat Pendidikan suatu
masyarakat,bangsa,dan negara dalam upaya pembentukan dan pembinaan manusia menjadi warga negara
yang berkualitas,utuh,dan baik.Filsafat Pendidikan memberikan jawaban terhadap problem yang
menantang manusia,yaitu jawaban atas ketidaktahuan tentang sesuatu .
Karena telah banyaknya aliran filsafat Pendidikan yang tumbuh dan berkembang,mak jika kita
mengamati secara mendalam ada perbedaan dan segi teori dan praktik,yaitu berbeda dalam cara dan dasar
pandangannya mengenai Pendidikan.Perbedaan-perbedaan itu hanya dapat diketahui setelah dilakukan
penelitian secara hati-hati dan mendalam berdasarkan klasifikasi yang ada.
1.3 Tujuan
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai aliran-aliran filsafat pendidikan
2. Menambah wawasan mengenai aliran yang lebih cocok di negara kita ini
3. Untuk mengetahui dampak aliran-aliran filsafat Pendidikan
1
1.4 Identitas Buku yang di review
Buku Utama
1. Judul : Pengantar Filsafat Pendidikan
2 Pengarang : Drs.Uyoh Sadulloh, M.Pd
3 Penerbit : ALFABETA cv
4 Kota Terbit : Bandung
5 Tahun Terbit : 2014
6 ISBN : 979-8433-71-5
Buku Pembanding
1. Judul : Filsafat Pendidikan
2. Pengarang : Muhammad Anwar
3. Penerbit : PRENADAMEDIA GROUP
4. Kota Terbit : Makassar
5. Tahun Terbit : 2015
6. ISBN : 978-602-1186-52-7
2
BAB II
PEMBAHASAN
Materi Buku 1
3
Dalam hubungannya dengan Pendidikan,idealism memberi sumbangan yang besar terhadap
perkembangan teori Pendidikan ,khususnya filsafat Pendidikan.Seorang guru yang menganut
paham idealisme harus membimbing bukan sebagai prinsip-prinsip eksternal kepada
siswa,melainkan sebagai kemungkinan(batin) yang perlu dikembangkan.Guru idealis juga harus
mewujudkan sedapat mungkin watak yang terbaik.Sehubungan dengan teori Pendidikan,intelek
atau akal memegang peran sangat penting dan menentukan dalam proses belajar
mengajar.Jadi,pengetahuan yang diajarkan disekolah bersifat intelektual.Filsafat:logika,Bahasa
dan matematika akan memperoleh porsi yang besar dalam kurikulum sekolah.Inilah konsep
Pendidikan yang berdasarkan pandangan idealisme.
4
Henderson merupakan salah seorang filosof yang dapat digolongkan pada aliran ini.Ia
berpendapat bahwa semua aliran filsafat Pendidikan memilik persamaan yaitu
“ All these educational philosophies agree that the educative process centers in the task of
developing superior manhood and womanhood;that our task in world to promote justice and the
common welfare,and that we should look to the ultimate purpose of education for direction is
solving educational problems.”
5
Teori pragmatism tentaang perubahan yang terus-menerus ,didasari pandangan Heracleitos
(540-480 M) ,seorang filosof Yunani ,dengan teori yang disebut “panta rei”, artinya mengalir
secara terus menerus.Heracleitos berpendapat bahwa tidak ada sungai yang dialiri karena mereka
tidak pernah memikirkan hakikat di balik realitas yang dialami dan diamati oleh pancaindera
manusia.Realitas adalah apa yang dapat dialami dan diamati secara inderawi.
Tema pokok filsafat pragmatisme yaitu :
1.Esensi realitas adalah perubahan
2.Hakikat sosial dan biologis manusia yang esensial
3.Relativitas nilai
4.Penggunaan intelegensi secara kritis.
Watak pragmatisme adalah humanistis dan menyetujui suatu dalil “ manusia adalah ukuran
segala-galanya”.
*Pengetahuan
Pragmatisme mengajarkan bahwa tujuan semua berpikir adalah kemajuan hidup.Mengabdi pada
tujuan-tujuan tertentu dari alam dan pengalaman manusia ,dan akan bernilai apabila dihubungkan
dengan tujuan tersebut .Jadi,nilai pengetahuan manusia harus dinilai dan diukur dengan
kehidupan praktis.Menurut James,tidak ada ukuran untuk menilai kebenaran
absolut.Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang berguna.Menurut James,suatu ide itu
benar apabila memiliki konsekuensi yang menyenagkan.Menurut Dewey dan Pierce ,suatu ide
itu benar apabila berakibat memberi kepuasaaan jika diuji secara objektif dan ilmiah .
Pragmatisme juga berpandangan bahwa metode intelegen merupakan cara ideal untuk
memperoleh cara idel untuk memperoleh pengetahuan.Intelegensi mengajukan hipotesis untuk
memecahkannya.Hipotesis yang mampu memecahkan masalah secara gemilang adalah hipotesis
yang menjelaskan fakta-fakta dari masalah tersebut.
Menurut John Dewey, yang dikemukakan oleh Waini Rasyidin ( 1992: 114 ),yang konsep
pragmatisme secara eksperimental dalam memecahkan masalah hendaknya melalui 5 tahapan
antara lain :
Indeterminate Situation
Diagnosis
Hypothesis
Hypotesis testing
Evaluation
*Nilai
Pragmatsime mengemukakan bahwa nilai itu relative.Kaidah-kaidah moral dan etik tidak
tetap,melainkan selalu berubah,seperti perubahan kebudayaan ,masyarakat, dan
lingkungan.Pragmatisme menyarankan menguji kebenaran pengetahuan dengan metode
empiris.Nilai moral maupun etis akan dillihat dari perbuatannya,bukan segi
6
teorinya.Jadi,pendekatan terhadap nilai adalah cara empiris berdasarkan pengalaman-
pengalaman manusia.Menurut Pragmatisme,kita harus mempertimbangkan perbuatan manusia
dengan tidak memihak,dan secara ilmiah memilki nilai-nilai yang tampaknya memungkinkan
untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia.Nilai-nilai itu tidak akan
dipaksakan dengan kekuatan apapun kepada kita untuk diterimanya.Nilai-nilai itu akan disetujui
setelah diadakan diskusi secara terbuka yang didasarkan atas bukti-bukti empiris dan objektif.
*Pendidikan
Menurut Dewey,terdapat 2 teori Pendidikan yang saling bertentangan antara satu dengan yang
lainnya.Kedua teori tersebut adalah teori konservatif dan teori pemerkahan.Teori konservatif
mengemukakan,bahwa Pendidikan adalah sebagai suatu pembentukan terhadap pribadi anak
tanpa memperhatikan kekuatan-kekuatan atau potensi-potensi yang ada dalam diri
anak.Sedangkan teori permerkahan adalah teori yang berpandangan bahwa anak akan
berkembang dengan sendirinya,karena ia telah memiliki kekuatan-kekuatan laten,dimana
perkembangan si anak digambarkan suatu yang pasti.
Selanjutnya,John Dewey mengemukakan pentingnya Pendidikan karena berdasarkan 3 pokok
pemikiran yaitu ;
Pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup
Pendidikan sebagai pertumbuhan
Pedidikan sebagai fungsi sosial
7
Teori pengetahuan eksistensialisme banyak dipengaruhi oleh filsafat fenomenologi,suatu
pandangan yang menggambarkan penampakan benda-benda dan peristwa-peristiwa sebagaimana
benda-benda tersebut menampakkan dirinya terhadap kesadaran manusia.Pengetahuan yang
diberikan disekolah bukan sebagai alat untuk memperoleh pekerjaan atau kariri anak, melainkan
untuk dapat dijadikan alat perkembangan dan alat pemenuhan diri.
*Nilai
Pemahaman eksistensialisme terhadap nilai,menekankan kebebasan dalam tindakan.Kebebasan
bukan tujuan dalam dirinya sendiri,melainkan merupakan potensi untuk suatu tndakan.Manusia
bebas untuk memilih,namun menentukan pilihan diantara pilihan-pilihan di antara pilihan-pilihan
yang terbaik adalah yang paling sukar.Kebebasan tidak pernah selesai,karena setiap akibat
melahikan kebutuhan untuk pilihan berikutnya.
*Pendidikan
Eksistensialisme sebagai filsafat,sangat menekankan individuaitas dan pemenuhan diri secara
pribadi.Setiap individu dipandang sebagai makhluk unik,dan secara unik pula ia bertanggung
jawab terhadap nasibnya.Dalam hubungannya dengan Pendidikan,Sikun pribadi ( 1971)
mengemukakan bahwa eksistensialisme berhubungan erat sekali dengan Pendidikan,karena
keduanya bersinggungan satu denga yang lainnya pada masalah-masalah yang sama yaitu
manusia ,hidup,hubungan antar manusia,hakikat kepribadian dan kebebasan .
8
*Pendidikan
Progresivisme didasarkan pada keyakinan bahwa Pendidikan harus terpusat pada anak
bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.Menurut Henderson (1959),Pendidikan
progresivisme dilandasi oleh filsafat naturalisme romantic dan Roesseau,dan pragmatism dari
John Dewee.Filsafat Jean Jacques Rousseau yang mendasari Pendidikan progresivisme adalah
pandangan tentang hakikat manusia,sedangkan pragmatisme Dewey adalah pandangan tentang
minat dan kebebasan dalam teori pengetauan.
*Potret Guru Progresif
Pak Husen mengajar IPS di SMA.Ia tampakny bergaul dengan baik dengan para siswa.Ia suka
memberi siswa kebebasan memilih sebanyak mungkin di kelas.Karena itulah ,ruanganya dibagi-
bagi menjadi pusat-pusat minat dan aktivitas ,dan para siswa bebas memilih di mana mereka
ingin menghabiskan waktu mereka.
*Kritik Progresivisme
Adapun kritik yang dilontarkan pada pandangan progresivisme yaitu :
Siswa tidak mempelajari warisan sosial
Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan
Mengurangi bimbingan dan pengaruh guru
Siswa menjadi mementingkan diri sendiri
9
Perenialisme memandang kebenaran sebagai hal yang konstan abadi,atau perennial.Tujuan dari
Pendidikan ,menurut pemikiran perenialis, adalah memastikan bahwa para siswa memperoleh
pengetahuan tentang prinsip-prinsip besar yang tidak berubah.Kurikulum menurut
kaum,perenialis harus menekankan pertumbuhan intelektual siswa pada seni dan sains.Untuk
menjadi “terpelajar secara kultural”,para siswa harus berhadapan dengan bidang-bidang ini (seni
dan sains) yang merupakan karya terbaik dan paling signitifikan yang diciptakan oleh
manusia.Dua dari pendukung filsafat perenialis adalah Robert Maynard Hutchins dan Mortimer
Adler.Sebagai Rektor the University of Chicago,Hutchins (1963) mengembangkan suatu
kurikulum mahasiswa S1 berdasarkan penelitian terhadap Buku besar Bersejarah (Great Books)
dan pembahasan buku-buku klasik.Kegiatan ini dilakukan dalam seminar-seminar
kecil.Kurikulum perennialis Hutchins didasarkan pada tiga asumsi mengenai Pendidikan:
a. Pendidikan harus mengangkat pencarian kebenaran manusia yang berlangsung terus-
menerus.Kebenaran apapun akan selalu benar di manapun juga;pendek kata,kebenaran
bersifat universal dan tak terikat waktu.
b. Karena kerja pikiran adalah bersifat intelektual dan memfokuskan pada gagasan-
gagasan.Pengolahan rasionalitas manusia adalah fungsi penting Pendidikan.
c. Pendidikan harus menstimulasi para mahasiswa untuk berfikir secara mendalam
mengenai gagasan-gagasan signitifikan.Para guru harus menggunakan pemikiran yang
benar dan kritis seperti metode pokok mereka,dan mereka harus menyaratkan hal yang
sama pada siswa.
10
guru besar pada “Teacher College” Columbia University. Ia yakin bahwa fungsi utama sekolah
adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah kepada generasi muda.
Esensialisme, yang memiliki beberapa kesamaan dengan perenialisme, berpendapat
bahwa kultur kita telah memiliki suatu inti pengetahuan umum yang harus diberikan di sekolah-
sekolah kepada para siswa dalam suatu cara yang sistematik dan berdisplin. Tidak seperti
perenialisme yang menekan pada sejumlah kebenaran-kebenaran eksternal, esensialisme
menekan pada apa yang mendukung pengetahuan dan keterampilan yang diyakini penting yang
harus diketahui oleh para anggota masyarakat yang produktif. Beberapa buku telah ditulis yang
mengeluhkan penurunan kualitas Pendidikan sekolah secara serius di Amerika Serikat dan
menuntut suatu pendekatan esensialis pada Pendidikan sekolah. Diantaranya adalah James D.
Koerner The Case for Basic Education (1959), H.G. Rickover Education and Freedom (1959),
dan Paul Copperman The Literacy Hoax: The Decline of Reading, Wreitingm and Learning in
the Public School and What We Can Do about It (1978).
Esensialisme menyajikan hasil karya mereka untuk:
a. Penyajian Kembali materi kurikulum secara tegas.
b. Membedakan program-program di sekolah secara esensial.
c. Mengangkat Kembali wibawa guru dalam kelas yang telah kehilangan wibawanya oleh
progresivisme.
*Konsep Pendidikan
a)Gerakan Back to Basics
Gerakan back to basic yang dimulai di pertengahan tahun 1970-an adalah dorongan skala
besar yang mutakhir yang menerapkan program-program esensialis di sekolah-sekolah. Yang
terpenting lainnya, yang dikemukakan kaum esensialis, bahwa sekolah-sekolah harus
melatih/mendidik siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan logis. Keterampilan-
keterampilan inti dalam kurikulum haruslah berupa membaca, menulis, berbicara dan
berhitung, serta sekolah memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan apakah semua siswa
menguasai keterampilan-keterampilan tersebut.
b)Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan adalah untuk meneruskan warisan budaya dan warisan sejarah melalui
pengetahuan inti yang terakumulasi dan telah bertahan dalam kurun waktu yang lama, serta
merupakan suatu kehidupan yang telah teruji oleh waktu dan dikenal oleh semua orang.
Pengetahuan tersebut Bersama dengan skill, sikap, dan nilai-nilai yang memadai, akan
mewujudkan elemen-elemen Pendidikan yang esensial. Tugas siswa adalah menginternalisasikan
atau menjadikan milik pribadi elemen-elemen tersebut.
11
c)Kurikulum
Kurikulum esensialis menekankan pengajar fakta-fakta kurikulum ini kurang memiliki
kesabaran dengan pendekatan -pendekatan tidak langsung dan instropektif yang diangkat oleh
kaum progresivisme.Beberapa orang esensialis bahkan memandang seni dan ilmu sastra sebagai
embel-embel dan merasa bahwa pelajaran IPA dan Teknik serta kehuruan yang sukar adalah hal-
hal yang benar-benar penting yang diperlukan siswa agar dapat memberi kontribusi pada
masyarakat.
12
Kampung yang ia dirikan di Kota New York pada tahun 1914”berusaha mencocokkan sekolah
dengan anak,bukan sebaliknya menyesuaikan anak dengan sekolah”.
Melalui sesuatu pendekatan rekonstruksionisme sosial pada Pendidikan,para siswa belajar
metode-metode yang tepat untuk berurusan dengan krisis-krisis signitifikan yang melanda
dunia:perang,depresi,ekonomi,terorisme internasional,kelaparan,inflasi,dan perepatan
peningkatan teknologi.
*Latar Belakang
Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan proggresivisme.Gerakan ini lahir didasari
atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-
masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.Rekonstruksionisme dipelopori dari Georgr Count
dan Harold Rugg pada tahun 1930,ingin membangun masyarakat baru,masyarakat yang pantas dan adil.
Aliran ini berpendapat bahwa sekolah harus mendominasi /mengarahkan perubahan atau
rekonstruksi pada tatanan sosial saat ini.Theodore Brameld,mendasarkan filsafatnya pada dua premis
mendasar mengenai pasca era perang Dunia II: (1) Kita tinggal dalam suatu periode krisis hebat,yang
paling nyata pada fakta bahwa manusia saat ini telah mampu menghancurkan peradaban dalam
semalam,dan (2) umat manusia juga memiliki potensi intelektual,teknologi,dan moral untuk menciptakan
suatu peradaban dunia “kesejahteraan,Kesehatan,dan kapasitas ramah”
*Sekolah sebagai Agen Perubahan Sosial
George S. Counts sebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya” Drace the School Build a
new Social Order”, mengemukakan bahwa sekolah akan betul-betul berperan apabila sekolah menjadi
pusat bangunan masyarakat baru secara keseluruhan ,membasmi kemelaratan,peperangan,dan
kesukuan.Sekolah merupakan agen utama untuk perubahan sosial,politik,dan ekonomi di
masyarakat.Tugas sekolah adalah mengembagkan “ rekayasa sosial “, dengan tujuan mengubah secara
radikal wajah masyarakat dewasa ini dan masyarakat yang akan dating.Sekolah mempelopori masyarakat
kearah masyarakat baru yang diinginkan.Apabila tidak demikian,setiap individu dan kelompok nantinya
akan memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan secara sendiri-sendiri sebagai pengaruh dari
progresivisme.
*Teori Pendidikan
Teori Pendidikan rekonstruksionisme dikemukakan oleh Brameld terdiri atas 5 tesis yaitu :
a.Pendidikan harus dilaksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang
akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita.
b.Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokras sejati,di mana sumber dan Lembaga utama
dalam masyarkat dikontrol oleh warganya sendiri.
c. Anak,sekolah,dan Pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.
d.Guru harus meyakini terhadap validitas dan urgensi dirinya dengan cara bijaksana dengan cara
memperhatikan prosedur yang demokratis.
e.Kita harus meninjau Kembali penyusunan kurikulum,isi pelajaran,metode yang dipakai,struktur
administrasi ,dan cara bagaimana guru dilatih.
13
*Potret guru Rekonstruksionisme
Martha Perkins seorang guru SMU mengajar IPS dan Sajarah memiliki reputasi sebagai seorang
aktivitas sosial.Suaranya yang lembut dan senyuman yang hangat mengingkari intensitas pengaruhnya
mengenai tekanan isu-isu dunia.Bagi Martha mencapai tujuan-tujuannya sebagai seorng guru ,ia
seringkali harus menangani isu-isu kontroversial,isu yang banyak dihindari rekan-rekannya dikelas.Ia
merasa bahwa para siswa tidak akan belajar bagaimana menangani permasalahan atau kontroversi jika ia
menghindari permasalahan dari kontroversi tersebut.
Materi Buku 2
1.Aliran Progresivisme
Aliran progresivisme merupakan salah satu aliran fisafat Pendidikan yang berkembang pesat pada
permulaan abad ke XX dan sangat berpengaruh dalam pembaruan Pendidikan.Progresivisme dalam
pandangannya,selalu berhubungan dengan pengertian The liberal road to cultural yakni liberal bersikap
fleksibel (lentur dan tidak kaku ),toleran dan bersikap terbuka,serta ingin mengetahui dan menyelidiki
demi pengembangan pengalaman.Progresivisme disebut sebagai naturalisme,yang mempunyai pandangan
bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta ini (bukan kenyataan spiritual dan
supernatural).Progresivisme identic dengan eksperimentalisme,yang berarti aliran ini menyadari dan
mempraktikkan eksperimen adalah alat utama untuk menguji kebenaran suatu teori dan suatu ilmu
pengetahuan.
Ciri – ciri Utama Aliran Progresivisme yaitu ;
Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai manusia sebagai subjek yang memiliki kemampuan
dalam menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya,mempunyai kemampuan untuk mengatasi dan
memecahkan masalah yang akan mengancam manusia itu sendiri.Pendidikan dianggap mampu mengubah
dan menyelematkan manusia demi masa depan.Tujuan Pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi
pengalaman yang terus-menerus dan bersifat progresif.Dengan demikian ,progresif merupakan sifat
positif dari aliran progresivisme.Sedangkan sisi negatifnya adalah aliran ini kurang menyetujui adanya
Pendidikan yang bercorak otoritas dan obsolut dalam segala bentuk seperti terdapat dalam
agama,moral,politik,dan ilmu pengetahuan.Tugas Pendidikan,menurut pragmatisme ,progresivisme ialah
mengadakan penelitian atau pengamatan terhadap kemampuan manusia dan mengujia kemampuan-
kemampuan tersebut dalam pekerjaan praktis.Dengan kata lain,manusia hendaknya mengaktualisasikan
ide-idenya dalam kehidupan nyata,berpikir,dan berbuat.
2.Aliran Esensialisme
Aliran filsafat Pendidikan Esensialisme dapat ditelusuri dari aliran filsafat yang menginginkan agar
manusia Kembali kepada kebudayaan lama,karna kebudayaan lama telah banyak melakukan kebaikan
untuk manusia.Pemikiran yang esensialis dikembangkan oleh para pegikut dan simpatisan ajaran filsafat
14
tersebut sehingga menjadi satu aliran filsafat yang mapan.Esensialisme merupakan perpaduan antara ide-
ide filsafat idealisme dan realisme.Aliran tersebut akan tampak lebih mantap dan kaya dengan ide-ide.
Tujuan umum aliran esensialisme adalah membentuk pribadi Bahagia di dunia dan di akhirat.Isi
pendidikannya ditetapkan berdasarkan kepentingan efektivitas pembinaan kepribadian yang mencakup
ilmu pengetahuan yang harus dikuasai dalam kehidupan dan mampu menggerakkan keinginan
manusia.Karenanya kurikulum sekolah Esensialisme dianggap semacam miniatur dunia yang dapat
dijadikan sebagai ukuran kenyataan ,kebenaran,dan kegunaan.Dengan demikian,peranan sekolah dalam
menyelenggarakan Pendidikan menjadi lebih berfungsi ,berhasil guna,dan berdaya guna sesuai dengan
prinsip-prinsip dan kenyataan sosial
Ciri-ciri Utama Aliran Esensialisme yaitu ;
Aliran esensialisme memandang bahwa Pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan fleksibilitas
dalam segala bentuk dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah,mudah goyah,kurang
terarah ,dan tidak menentu serta kurang stabil.
3. Aliran Perennialisme
Perennialisme berasal dan kata perennial diartikan sebagai continuing throughout the whole year atau
lasting for a very long time abadi atau kekal dan dapat berarti pula tiada akhir.Dengan demikian,esensi
kepercayaan filsafat Perennial ialah berpegang pada nilai-nilai atau norma-norma yang bersifat
abadi.Aliran ini mengambil analogi realitas sosial budaya manusia,seperti realitas sepohon bunga yang
terus-menerus mekar dari musim ke musim,datang dan pergi,berubah warna secara tetap sepanjang
masa,dengan gejala yang terus ada dan sama.
Perennialisme melihat akibat atau ujung dari kehidupan zaman modern telah menimbulkan banyak
kritis di berbagai bidang kehidupan umat manusia.Perennialisme memandang penting terhadap peranan
Pendidikan dalam proses mengembalikan keadaan manusia sekarang kepada kebudayaan masa lampau
yang dianggap cukup ideal dan telah teuji kehandalannya,dalam menahan arus cultural lag
(keterbelakangan kultural).
Perkembangan konsep-konsep Perennialisme banyak dipengaruhi oleh tokoh-tokoh berpengaruh,seperti
Plato,Aristoteles,dan Thomas Aquinas.Dalam pokok pikirannya,Plato menguraikan ilmu pengetahuan dan
nilai sebagai manifestasi dan hukum universal yang abadi dan ideal.Menurut Plato manusia secara kodrat
memiliki tiga potensi,yaitu nafsu,kemauan,dan akal.Program Pendidikan yang ideal adalah berorientasi
kepada ketiga potensi itu agar kebutuhan yang ada pada setiap lapisan masyarakat dapat terpenuhi.Ide-ide
Plato tersebut dikembangkan oleh Aristoteles yang lebih mendekatkan kepada dunia realitas.Tujuan
Aristoteles adalah kebahagiaan.Sebagaimana tujuan Aristoteles,maka Thomas Aquinas mengemukakan
pandangannya tentang tujuan Pendidikan sebagai usaha untuk mewujudkan kapasitas(potensi) yang ada di
dalam diri individu agar menjadi aktif dan menjadi aktualitas.Dengan demikian,peranan guru terutama
mengajar dalam arti memberi bantuan pada anak untuk berpikir jelas dan mampu mengembangkan
potensi-potensi yang ada pada diri anak.
Ciri-ciri Aliran Perennialisme yaitu :
Aliran ini memandang keadaan sekarang sebagai zaman yang sedang tertimpa Krisi kebudayaan karena
kekacauan ,kebingungan dan kesimpangsiuran.Perennialisme berpendapat,untuk mengatasi gangguan
kebudayaan.Adapun jalan yang ditempuh adalah dengan cara regresif,yakni Kembali kepada prinsip
umum yang ideal yang dijadikan dasar tingkat pada zaman kuno dan abad pertengahan.Prinsip umum
15
yang ideal itu berhubungan dengan nilai ilmu pengetahuan,realitas,dan moral yang mempunyai peranan
penting dan pemegang kunci bagi keberhasilan pembangunan kebudayaan pada abad ini.
4.Aliran Rekonstruksionalisme
Aliran Rekonstruksionalisme bercita-cita untuk mewujudkan suatu dunia di mana kedaulatan nasional
berada dalam pengayoman atau subordinat serta kedaulatan dan otoritas internasional.Aliran ini ,juga
bercita-cita mewujudkan dan terlaksanakan satu sintesis,yakni perpaduan ajaran agama dengan
demokrasi,teknologi modern,dan seni modern di dalam satu kebudayaan yang dibina Bersama oleh
bangsa-bangsa di dunia.Barangkali,pikiran-pikiran aliran inilah yang menjiwai pandangan pemuka-
pemuka dunia seperti yang telah melahirkan,North-South: A Program for Survival” ( Fix Report of the
Indepent Commission of International Development Issue under the Chairmanslnp of Willy Brandt) atau
Dialog Utara Selatan Komisi Willy Brandt dalam rangka menciptakan kelestarian dunia.Dan,diskusi
kelompok dalam rangka menanggulangi kesenjangan yang melanda kehidupan manusia dewasa ini No
Limits to Learning: Bridging the Human Cap.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan Buku 1 ;
Untuk Bahasa yang digunakan sangat bagus dan mudah dimengerti
Penjelasannya setiap aliran-aliran pada filsafat Pendidikan sangat lengkap
Kelebihan Buku 2 ;
Penjelasannya singkat dan padat,
Untuk bahasa yang digunakan mudah dimengerti
Pewarnaan pada lembar kertas membuat pembacanya nyaman
Kekurangan Buku 1
Ada tata Bahasa yang salah
Kekurangan Buku 2 ;
Covernya kurang menarik
Penjelasannya kurang lengkap
3.2 Kesimpulan
3.3 Saran
Berdasarkan hasil review yang penulis buat, buku pertama dan kedua memiliki persamaan
dalam menjelaskan materi aliran-aliran filsafat pendidikan. Tetapi kedua buku juga memiliki
perbedaan kelebihan serta kekurangan. Untuk menambah pengetahuan dalam memahami
penjelasan tentang materi aliran-aliran filsafat kedua buku sangat bermanfaat. Tetapi buku
pertamalah yang paling cocok digunakan dalam mempelajari materi aliran-aliran filsafat karena
pada buku pertama terdapat bukti latar bekang dari berbagai aliran dan contoh potret guru dalam
aliran tersebut sebagai pendukung penjelasan aliran-aliran filsafat pendidikan
17