Anda di halaman 1dari 10

THE IDEA OF THEORY

PENDAHULUAN
What is theory? What is communication theory? Why study communication theory?
Hal ini merupakan pertanyaan awal yang harus kita pahami lebih dulu. Sebenarnya dalam
kehidupan kita sehari-hari sudah menggunakan teori ataupun teori komunikasi tetapi kita
tidak menyadarinya. Sebagai contoh, bisa datang tepat waktu untuk menghadiri rapat pada
jam yang telah ditentukan, maka misalnya kita berpikir jarak dari rumah ketempat pertemuan
membutuhkan waktu berapa lama, apakah jalan yang akan dilalui macet atau tidak, kendaraan
apa yang digunakan. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka kita bisa memperkirakan
waktu, jam berapa berangkat dari rumah supaya tidak terlambat. “Perkiraan waktu”
tersebut adalah teori yang anda gunakan supaya tidak terlambat, hal ini berkaitan dengan
teori manajemen waktu. Contoh lain yang berkaitan dengan teori komunikasi dan anda
juga sudah menggunakan salah satu teori komunikasi. Misalnya anda ingin mengetahui
seseorang yang menarik perhatian anda, tetapi anda tidak mempunyai keberanian untuk
bertanya secara langsung. Berkaitan dengan hal tersebut anda akan mencari tahu dengan
memperhatikan seseorang tersebut pada setiap situasi dan kondisi, atau anda bertanya pada
orang yang selalu bersama dengannya. Dalam hal ini anda menggunakan strategi pasif dari
Uncertainty Reduction Theory.
Teori tidak hanya memberikan penjelasan tentang suatu realitas, tetapi teori juga cara
untuk mengemas realitas dan cara untuk memahami realitas tersebut. Teori juga sistem
berpikir manusia serta cara untuk melihat suatu realitas. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemasan suatu realitas, pemahaman tentang suatu realitas, sistem berpikir
manusia dan cara melihat suatu realitas, dalam kehidupan manusia bisa beragam dan
berbeda-beda, sehingga sebagai konsekuensinya setiap teori juga berbeda. (lihat contoh
tentang teori di atas, satu teori tentang manajemen waktu, satu teori tentang bagaimana
mencari informasi). Secara teoritis perbedaan tersebut berdasarkan pada empat hal yaitu : (a)
how they were generated, (b) the kind of research used, (c) the style in which they are
presented, (d) the aspect of communication they address. (Littlejohn, 2005 : 5). Dalam
memberikan penjelasan, mengemas, memahami serta melihat realitas manusia menggunakan
seperangkat simbol atau seperangkat konsep. Hal ini dilakukan karena manusia ‘tidak bisa
melihat realitas secara utuh’, hanya bisa melihat sebagian dari realitas atau seperti halnya
lensa. Misalkan konsep ‘proses komunikasi’. Konsep ‘proses’ menunjukkan suatu realitas
yang berlangsung terus menerus dan terdiri atas beberapa unsur yang saling tergantung.
Ketika bicara tentang ‘proses komunikasi’ menunjukkan realitas suatu sistem dan minimimal
mempunyai unsur-unsur komunikator-pesan-komunikan. Realitas dari konsep ‘proses
komunikasi’ bisa bermacam-macam, bisa proses komunikasi satu, dua arah ataupun timbal
balik,
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka teori komunikasi bisa didefinisikan sebagai
konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang fenomena atau peristiwa
komunikasi dalam kehidupan manusia. Seperti telah kita ketahui fenomena atau peristiwa
komunikasi meliputi (1) produksi sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia, (2)
proses sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia, (3) pengaruh sistem tanda dan
lambang dalam kehidupan manusia, (baca buku PIK) hal ini disebut dengan ruang lingkup

1
ilmu komunikasi. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai tingkatan proses komunikasi,
konseptualisasi proses komunikasi, unsur-unsur proses komunikasi, masing-masing hal
tersebut berbeda teorinya. Dari ruanglingkup ilmu komunikasi dan kegiatan komunikasi
dalam kehidupan manusia maka bisa diketahui betapa beragam dan luas yang berkaitan
dengan teori komunikasi.
Teori pada umumnya mempunyai tiga ciri atau karakteristik, demikian juga halnya
dengan teori komunikasi. ( Littlejohn, 2008 : 14-15). Pertama, teori merupakan abstraksi dari
realitas, artinya teori hanya memfokuskan pada hal tertentu saja dan mengabaikan yang
lainnya, sehingga teori bersifat terbatas. Apakah arti abstraksi? Sebagai contoh bagaimana
kita secara teoritis/konseptual menyebut yang menyampaikan pesan? Maka secara konseptual
untuk mudahnya semua yang menyampaikan pesan dinamakan “komunikator”. Padahal
realitasnya yang menyampaikan pesan bisa individu, kelompok atau organisasi, bisa jenis
kelamin, usia, pendidikan, etnis dan lain-lain juga berbeda. Maka realitas ini diabstraksikan
dengan cara mengambil yang umum –yaitu menyampaikan pesan- dan mengabaikan yang
khusus – individu, kelompok, organisasi dan lain-lain. Jadi secara teoritis ‘yang
menyampaikan pesan’ adalah komunikator, sedangkan yang menerima pesan secara teoritis
tidak bisa disebut dengan ‘komunikator’. Nah, disinilah sifat teori yang terbatas. Dengan
demikian teori komunikasi merupakan guidebook atau buku pedoman yang membantu kita
untuk mengetahui, menjelaskan, menginterpretasi, membuat penilaian dan berkomunikasi .
Kedua, teori merupakan konstruksi dari realitas, artinya teori merupakan hasil karya
manusia atau dikonstruksi oleh manusia. ( theory is product of human judgement and
discussions, and different people different ways of knowing – lht bahan di minggu 1 p. 5)
Karena hasil karya manusia maka manusia tidak bisa melihat realitas secara utuh atau
lengkap, dengan demikian teori bersifat relatif. Sebagai contoh teoritisi komunikasi yang
mengamati komunikan dari tingkatan proses komunikasi dari sudut pandang berbeda. Satu
pihak mengamati komunikan sebagai khlayak yang pasif, sementara satu pihak yang lain
mengamati komunikasi sebagai khalayak aktif. Maka hasil teorinya berbeda, yang pertama
teori peluru dalam komunikasi atau powefull effects, sedang yang kedua bicara teori uses and
gratifications.
Ketiga, setiap teori sangat berkaitan dengan tindakan. Apa yang kita pikirkan –adalah
teorinya- menjadi penunjuk atau arahan untuk melakukan suatu tindakan. Sebagai contoh,
anda ingin nilai teori komunikasi anda A – ini yang anda pikirkan/teorinya- maka anda
belajar dengan baik – ini merupakan tindakan anda. Dengan demikian ketika kita belajar teori
komunikasi menjadi petunjuk untuk memahami realitas komunikasi dan memutuskan untuk
mengambil tindakan apa. Selain itu juga ada beberapa hal manfaat belajar teori komunikasi.
Beberapa hal tersebut antara lain membuat hidup kita lebih baik, bisa mengidentifikasi pola-
pola peristiwa komunikasi sehingga bisa mengetahui apa diharapkan, membantu kita untuk
memutuskan mana yang penting dan mana yang tidak penting.

DIMENTIONS OF THEORY

1. Asumsi-asumsi Filosofi
Langkah pertama untuk memahami teori adalah mengetahui asumsi-asumsi filosofi yang
mendasari teori tersebut. Asumsi-asumsi filosofi tersebut : epistemologi atau pertanyaan yang

2
berkaitan dengan knowledge; ontologi pertanyaan tentang existence dan aksiologi pertanyaan
tentang value. Setiap teori baik secara eksplisit maupun implisit berdasarkan pada asumsi-
asumsi tersebut.

a) Epistemologi, asumsi-asumsi atau pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan


pengetahuan, atau how people know what they claim to know. Berikut ini adalah beberapa
pertanyaan epistemologi :
 To what extent can knowledge exist before experience? Apakah pengetahuan ada
sebelum atau sesudah pengalaman? Terdapat dua isu tentang hal ini.
 To what extent can knowledge be certain? Apakah pengetahuan bersifat absolut atau
bersifat relatif dan selalu berubah?
Terdapat tiga isu yaitu :
universal – pengetahuan bersifat absolute
relativist – pengetahuan tidak pernah bersifat pasti
middle – is filtered through experiences and perceptions.
Menurut para teoritisi komunikasi, ilmu komunikasi berada dalam kontinum dari
mulai absolut/pasti sampai ke relatif/tidak pasti.
 By what process does knowledge arise? Pertanyaan ini merupakan jantung/inti
( heart of epistemologi) dari epistemologi. Because the kind of process selected for
discovering knowledge determines the kind of knowledge that can develop from that
process.
Terdapat empat isu yaitu :
rationalism/mentalism – the sheer power of the human mind to know the
truth
empiricism – arise in perception
constructivism – people create knowledge
social contructivism –product of symbolic interaction within social
groups/reality is socially contructed.
 Is knowledge best conceived in parts or wholes?
Terdapat dua hal yaitu :
holistic approach – melihat pengetahuan sebagai suatu sistem, sehingga
unsur-unsurnya saling berhubungan
analysts approach – melihat pengetahuan terdiri atas bagian-bagian dan bisa
dipahami secara terpisah.
 To what extent is knowledge explicit? Terdapat dua pendapat yaiu pengetahuan
eksplisit dan pengetahuan tersembunyi/implisit.

b) Ontologi, asumsi-asumsi atau pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan the


nature of human being. Dalam komunikasi, ontologi berpusat on the nature of human
social interaction. Terdapat empat isu penting dalam asumsi-asumsi ontologi:
 To what extent do humans make real choices?
Dalam isu ini terdapat tiga kelompok yaitu :
determinists - menyatakan bahwa perilaku manusia disebabkan oleh kondisi-
kondisi sebelumnya, manusia menurut para determinist bersifat reaktif
dan pasif
3
pragmatics – manusia berperilaku untuk bisa mencapai tujuannya, kelompok
manusia ini bersifat aktif
middle positions – people make choices within restricted range.
 Human behavior is best understood in terms of states or traits? Dalam isu ini terdapat
dua pemahaman yaitu :
traits view – bersifat stabil, tidak mudah berubah, manusia pada dasarnya
statis, sehingga mudah untuk diprediksi perilakunya
state view – bersifat sementara, dinamis
in-between position - both traits and state characteristic
 Is human experience primarily individual or social? Pertanyaan ini penting bagi para
ilmuan komunikasi, karena fokus mereka pada interaksi.
individual - behavior as individualistic, unit analisisnya individual human
psyche
social – humans cannot be understood apart from their relationships with
others in groups and cultures.
 To what extent is communication contextualized? The focus of this question is
whether behavior is governed by universal principle or it depends on situational
factors. Communication in middle ground, behavior is affected both
general/universal and situational factors.

c) Axiologi, asumsi-asumsi atau pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan nilai.


Menurut para ilmuan komunikasi terdapat tiga isu penting yang berkaitan dengan asumsi-
asumsi filosofi aksiologi. Isu tersebut adalah :
 Can theory be value free? Terdapat dua pendapat tentang hal ini.
classical scientist – science /theories and research are value free
alternative scientist – science is not value free
 To what extent does the process of inquiry influence that which is studied?
the traditional scientific/classical scientist – science must observed
carefull so accuracy can be achieved
alternative scientist – no method of observation is completely free of
distortion
 Should scholarship be designed to achieve change, or is its function simply to
generate knowledge?
the traditional scientific – not responsible for the ways scientific
knowledge is used, it can be for good or ill.
alternative scientist – scholars have a responsibility to make conscious
effort to help society change in positive ways

2. Konsep
Konsep-konsep atau kategori-kategori merupakan dimensi pertama dari teori serta
bersifat abstrak. (lihat ciri teori bersifat abstrak) Segala sesuatu dikelompokan pada
kelompok-kelompok tertentu berdasarkan pada kualitas yang diamati. Dalam kehidupan
kita sehari-hari, beberapa benda dikelompokan sebagai pohon, rumah, kendaraan,
buah,alat tulis dan lain-lain.

4
Konsep memberitahukan pada kita apa yang diamati oleh teori dan apa yang penting
pada teori tersebut. (ingat tentang model di PIK). Jadi dalam teori hanya berisikan hal-hal
penting menurut ilmuannya. Contoh proses komunikasi satu arah menurut Harold D.
Lasswell, secara teoritis konsepnya ‘who, says what, in which , to whom and with what
effect’? Konsep penting dalam proses komunikasi satu arah menurut Aristoteles atau
ilmuan lainnya berbeda. (lihat di PIK). Teori yang berhenti pada tingkatan konseptual
disebut taksonomi. Jadi taksonomi adalah teori-teori yang tujuannya hanya memberikan
daftar dari kategori/konsep dari suatu hal tanpa memberikan penjelasan bagaimana
hubungan antar kategori/konsep. Teori yang baik adalah yang memberikan penjelasan
bagaimana hubungan antar konsep atau variabel.

3. Penjelasan dalam Teori


Penjelasan sebagai salah satu dimensi dari teori, adalah mengidentifikasi pola-pola
hubungan (logical forces) antara variabel atau konsep dalam teori. Teori bisa juga
merupakan hipotesis, misalkan; jika anak-anak banyak menonton adegan kekerasan di
televisi, maka mereka mempunyai kecenderungan untuk melakukan kekerasan.
Terdapat dua penjelasan dalam teori, yaitu causal explanation dan practical
explanation. Pada causal explanation, hubungan peristiwa-peristiwanya sebagai
hubungan sebab akibat. Akibat disini merupakan hasil dari sebab, dan perilaku sebab
tidak bisa dikontrol. Contoh, nilai matakuliah teokom anda D karena dosen anda
mengajarnya tidak baik. Dari contoh ini sebabnya adalah dosen mengajar tidak baik;
akibat/hasil adalah nilai matakuliah anda D. Dalam causal explanation anda tidak bisa
mengontrol cara mengajar dosen. Berbeda halnya dengan practical explanation. Pada
practical explanation berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai maka melakukan
suatu tindakan. Contoh, anda ingin nilai mata kuliah teokom A, maka anda belajar lebih
keras. Nilai matakuliah teokom A adalah tujuan yang ingin dicapai, melakukan suatu
tindakan adalah belajar lebih keras.

4. Prinsip-Prinsip
Suatu prinsip adalah panduan yang memungkinkankita untuk bisa menginterpretasi
peristiwa (dalam hal ini peristiwa komunikasi), membuat penilaian tentang peristiwa
yang sedang terjadi dan kemudian memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan
pada suatu situasi.
Prinsip mempunyai tiga bagian, (1) mengidentifikasi peristiwa atau situasi, (2)
termasuk norma/nilai, (3) menyatakan/menegaskan hubungan antara tindakan dan
konsekuensi yg mungkin terjadi. Contoh, ketika anda berpidato (situasi), audien
sangat penting untuk anda (nilai), anda berusaha melakukan sesuatu untuk bisa
menyesuaikan dengan pengetahuan , sikap dan tindakan audien (poin 3).

NOMOTHETIC THEORY
Nomothetic theory is defined as that which seeks universal or general laws.
Pendekatan ini lebih dominan digunakan dalam ilmu alam yang metode penelitiannya
eksperimental, tetapi juga bisa digunakan pada ilmu sosial. Tujuannya menggambarkan
secara akurat bagaimana bekerjanya kehidupan sosial.

5
Inquiry pada traditional science berdasar pada empat hal (1) developing questions, (2)
forming hyphotheses, (3) testing the hyphoteses, (4) formulating theories. Hal ini disebut
sebagai hyphotetico-deductive method, variable-analytic tradition. Lihat figure 2.1 di
halaman 21 pada minggu ke 2. (untuk contoh baca dan pahami di minggu 2)
Pada nomotethic theory hanya mempunyai tiga demensi/aspek yaitu (a) asumsi-
asumsi filosofi, (b) konsep dan (c) penjelasan. Perbedaan utama antara nomothetic theory dan
practical theory pada aspek/dimensi prinsip, di nomothetic tidak ada dimensi prinsip.
(a) Asumsi filosofi pada epistemologinya lebih mendukung pada ‘empirisict and
rationalist ideas’, karena realitas berada di luar diri manusia. Sehingga realitas yang
berada di luar peneliti menunggu untuk diteliti. Obyektivitas merupakan hal penting,
dengan demikian ‘discovery’juga hal penting.
Asumsi aksiologinya value-neutral, sedang asumsi ontologinya cenderung
menyatakan perilaku ditentukan oleh, dan bereaksi pada, biologi dan lingkungan.
(b) Konsep harus bisa dioperasionalkan dan diukur, hal ini berarti semua variabel pada
hipotesis dapat dijelaskan secara tepat bagaimana untuk mengamatinya, ini
merupakan hal penting pada nomothetic theory. Operasionalisasi konsep berkaitan
dengan pengukuran, dan pengukuran berdasarkan pada validitas dan reabilitas.
(c) Penjelasannya adalah sebab akibat/causal explanations, dan causal explanation
mengarah ke covering laws –theoretical statements of cause and effect relevant to a
particular set of variables across situations.

PRACTICAL THEORY
Practical theory menunjukkan hal yang berlawanan dengan nomothethic. Penelitian
pada practical theory direncanakan untuk memahami banyaknya perbedaan dalam berbagai
situasi dan memberikan seperangkat pemahaman serta membiarkan pada para peneliti untuk
memberikan alternatif tindakan dalam mencapai tujuan.
Robyn Penman memberikan lima prinsip yang membedakan dengan teori-teori dari
nomothetic theory. Pertama, action is voluntary. Ke dua, knowledge is created socially. Ke
tiga, theories is historical. Ke empat,theories affect the reality they are covering. Ke lima,
theories are value laden. (untuk contoh baca dan pahami di minggu 2)
Pada practical theory mempunyai empat demensi/aspek yaitu (a) asumsi-asumsi
filosofi, (b) konsep, (c) penjelasan dan (d) prinsip
(a) Asumsi filosofi pada epistemologi ‘that people take an active role in creating
knowledge’. Knowledge hasil interaksi antara peneliti dan yang diteliti. Asumsi
ontologi : individuals are goal-directed agents who create meanings, have intention,
make real choices, and act in situations in deliberately ways. Asumsi aksiologinya
‘tend to be value conscious’ atau tidak bebas nilai.
(b) Konsep tidak perlu dioperasionalkan dengan demikian tidak diperlukan pengukuran.
Secara teoritis konsep ‘ are used as a kind of organizing framework to classify the
dynamic interpretations and actions of people in actual situations’.
(c) Practical explanation merupakan dasar dari penjelasan. Komunikator diarahkan untuk
mencapai tujuannya dengan mengikuti aturan-aturan sosial dan norma yang berlaku.
(d) Prinsip merupakan petunjuk untuk pemikiran dan tindakan

6
Robert Craig and Karen Tracy :
Practical theories provide :
a set of principles that enable communicators to ‘construct a tentative, revisable,
but rationally warranted normative model that is relevant to a broad range of
practical situation’.

Beberapa teori dapat merupakan kombinasi dari tiga level :


a. the tehnical level, spesific strategies or actions are available tocommunicators
b. the problem level, problems and obstacles that might be encountered are adressed
c. the philosophical level, consisting of ideals, values and general principles that
communicators can use.
Example :
Emerging theory of intrinsic reward.
Scientific/traditional tradition : hyphotesize/operationalized statement clear – the
relationship between reward and action
Dari hipotesis tersebut kemudian ditambahkan variabel ‘situasi’ dimana ‘situasi itu
sangat beragam, maka dapat disimpulkan bahwa’situasi’ tersebut tidak sederhana atau
komplex. Manusia melakukan sesuatu untuk mendapatkan ganjaran/reward, tetapi mereka
menggunakan berbagai macam cara, dan kemudian mereka mengetahui ganjaran/reward
dapat berbeda-beda bagi setiap orang/individu. Sebagian orang mengatakan ganjaran/reward
sebagai ‘personal achievement’, atau membina hubungan ataupun mempunyai peran-peran
tradisional. Dari hal ini dapat diketahui bahwa individu-individu melakukan suatu pemikiran
yang berbeda-beda tentang ganjaran/reward, kemudian mereka melakukan sesuatu untuk
mencapai pemikirannya tentang reward tsb. Sekarang teori yang anda gunakan sudah berubah
yaitu dari hipotesis tersebut di atas menjadi practical theory of goal seeking.

THEORY DEVELOPMENT AND CHANGE


Pada minggu 1 teori bisa dimetaforkan sebagai ‘the body’/tubuh manusia, maka
secara kualitas teori dapat ‘change and development’. Berkaitan dengan development and
change selalu melalui penelitian. Perubahan teori dapat melalui tiga cara, yaitu ‘extention,
intention dan revolution’. Extention and intention adalah theory development,
pengembangan teori berasal dari teori yang sudah ada, ini merupakan fungsi teori yang
heuristic. Sedangkan revolution adalah theory change, artinya teori yang sudah ada diganti
dengan teori baru, merupakan fungsi teori yang generatif
Theories rowth by extention, penambahan konsep pada konsep-konsep yang sudah
ada dalam teori. Contoh teori tentang konflik; secara teoritis konflik bisa terjadi karena
penghinaan/insult. Teori ini bisa berkembang dengan menambahkan konsep
‘bergurau/lelucon, dan pujian’. Maka secara teoritis dapat disimpulkan bahwa konflik bisa
terjadi karena penghinaan, lelucon dan pujian.
Theories growth by intention, konsep yang sudah ada bisa diperdalam atau dirinci
lebih detil. Contoh teori tentang konflik, bahwa konflik bisa terjadi karena adanya
penghinaan/insult. Maka kosep penghinaan/insult ini dielaborasi lebih detil berkaitan dengan
peran/roles dari insult tersebut. Growth by extention and growth by intention bisa terjadi pada
saat yang sama. Contoh anda mengembangkan teori konflik dengan menambahkan konsep
baru (extention) juga mengelaborasi konsep yang sudah ada (intention)

7
Theories change is through revolution, the new theory represents a different,
competing ways of looking at the world. Contoh, anda mungkin menemukan konsep tentang
konflik yang sangat berbeda dengan yang sudah anda pahami sebelumnya.
Hal ini berkaitan dengan teori-teori kritis pada minggu ke 13 & 14.

Latihan : diskusikan dalam kelompok anda


1. Mengapa harus memahami teori komunikasi? Jelaskan dan berikan contohnya.
2. Mengapa dalam ilmu komunikasi terdapat berbagai macam teori? Jelaskan dan
berikan contohnya.
3. Berikan beberapa konsep dalam komunikasi dan jelaskan
4. Jelaskan dan berikan contoh ciri/karakteristik teori.
5. Bagaimana keterkaitan antara nomothetik teori dengan ruang lingkup ilmu
komunikasi? Jelaskan serta berikan contoh.
6. Jelaskan dan berikan contoh tentang causal explanation.
7. Jelaskan dan berikan contoh tentang practical explanation
8. Apa perbedaan antara causal explanation dan practical explanation
9. Jelaskan mengapa isu epistemologi yang ‘by what process does knowledge arise’
merupakan jantung dari epistemologi/
10. Apa perbedaan mendasar dari nomotetik teori dan praktikal teori? Jelaskan

1. Karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa dilepaskan dari kegiatan komunikasi.
Komunikasipun merupakan dasar dari seluruh kehidupan manusia. Meskipun makhluk hidup
lain juga bisa melakukan komunikasi. Contoh : saat di meja makan lalu menikmati makanan
bersama keluarga ataupun teman itu juga diselingi dengan kegiatan komunikasi. Contoh lain :
duduk di bangku kuliah juga melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi antara dosen atau
teman seperkuliahan.

2. Karena teori pada kenyataannya digunakan untuk mengemas suatu realitaa yang ada.
Tentunya, realitas tersebut mengacu pada kehidupan manusia. Misalkan saja : pemuka agama
berbicara tentang ajaran agama. Yang disampaikan kepada jemaat. Peristiwa komunikasi ini
pastinya dilakukan dalam kehidupan manusia. Namun, bila dipecah, yang menjadi
komunikator nya adalah pemuka agama. Pesan yang disampaikan berupa ajaran agama.
Untuk pendengar (komunikan) yakni jemaat. Bila ditelusuri lebih lanjut, pesan yang
disampaikan oleh pemuka agama dapat dimaknai secara berbeda oleh tiap jemaat.

8
3. Konsep dalam dimentions of theory : menunjukkan apa yang telah diamati oleh teori dan
sifatnya penting. Konsep dalam dimensi ini dapat dihubungkan dengan proses komunikasi
yang digagas oleh Aristoteles. Yakni who say what, in which, to whom, and with what effect.
Dalam teori juga ada yang namanya taksonomi. Taksonomi sendiri ialah sebuah teori yang
menjelaskan bagaimana suatu konsep bisa saling berkaitan. Antara satu dengan lainnya.
Selanjutnya beranjak pada nomothetic teory. Konsep dalam nomothetic dapat diartikan pada
kegiatan pengukuran terhadap suatu variabel yang ada. Sedangkan pada practical theory
konsep bukan pada pengukuran. Melainkan pada analisis data. Theory Development and
Change. Di teori ini juga terdapat konsep. Akan tetapi konsep yang ada pada teori
development sendiri lebih pada hiburan. (tawa dan canda)

4. Teori adalah abstraksi dari realitas. Maksudnya ialah teori hanya fokus pada hal tertentu.
Maka teori sendiri sifatnya terbatas. Contoh dari abstraksi : pesan tidak serta merta berupa isi
pidato. Ada pula pesan yang berisikan materi pembelajaran, wawancara ataupun ceramah
agama. Kedua. Teori adalah konstruksi dari sebuah realitas. Artinya : teori sendiri merupakan
hasil karya manusia atau penjelasan lainnya yakni teori diciptakan oleh manusia. Contoh :
komunikan yang berusia muda lebih tertarik pada hal-hal yang sifatnya hiburan (kartun).
Kalau orang dewasa lebih tertarik pada berita atau politik. Terakhir. Teori sangat berkaitan
erat dengan tindakan. Tindakan itu sendiri mengarah pada suatu aktivitas. Contoh : salah satu
mahasiswa ilmu komunikasi ingin cumlaude. Maka, dirinya harus bersungguh-sungguh
dalam berkuliah selama tiga setengah tahun lebih. Terlebih mempertahankan IPK supaya
diatas 3.5.

5. Produksi : membentuk sebuah asumsi dasar mengenai realitas kehidupan. Contoh : asumsi
mengenai komunikasi di dunia keluarga. Apakah keluarga yang harmonis itu yang jarang
adanya perselisihan atau bukan.
Proses : mulai memikirkan kerangka konsep yang ada. Konsep mengenai komunikasi di
dalam keluarga. Konsep sendiri mengacu pada pengukuran data di masing-masing keluarga.
Tepatnya di wilayah Jawa Timur. Atau lingkup terkecil yaitu Surabaya.
Pengaruh : relevansi (kenyataan) dari kegiatan komunikasi yang telah diparktikkan oleh
masing-masing keluarga.

6. Casual explanation : adalah hubungan mengenai sebab-akibat. Misalnya proses komunikasi


di kampus tidak berjalan dengan baik. Sebabnya tidak ada hubungan baik yang dilakukan
oleh rektorat beserta dengan jajarannya.

7. Practical Explanation : berbicara pada tujuan yang ingin dicapai untuk melakukan suatu
tindakan. Misalnya aspirasi masyarakat yang dilakukan di sekitar Pancoran Jakarta.
Mengenai uang tunjangan yang selayaknya dikeluarkan oleh pemerintah pusat guna
menghadapi masa karantina akibat COVID-19 ini. Dengan demikian tujuan dari aspirasi yang
dilakukan oleh masyarakat tersebut ialah mendesak pemerintah pusat agar memberikan uang
tunjangan kepada warga masyarakatnya.

8. Perbedaan antara keduanya terletak pada hubungan sebab akibat dan tujuan yang akan
diraih.

9
9. Karena jenis proses yang dipilih untuk menemukan pengetahuan menentukan jenis
pengetahuan yang dapat berkembang dari proses itu sendiri.

10. Nomothetic Theory itu selalu paten dan selalu berlandaskan pada teori. Jika Practical
Theory disaat melakukan suatu penelitian maka perjalanan terhadap penelitian sendiri dapat
berbelok dari rencana awal. Sebab, Practical sendiri berhubungan dengan hal-hal yang
bersifat tidak pasti.

10

Anda mungkin juga menyukai