PENDAHULUAN
What is theory? What is communication theory? Why study communication theory?
Hal ini merupakan pertanyaan awal yang harus kita pahami lebih dulu. Sebenarnya dalam
kehidupan kita sehari-hari sudah menggunakan teori ataupun teori komunikasi tetapi kita
tidak menyadarinya. Sebagai contoh, bisa datang tepat waktu untuk menghadiri rapat pada
jam yang telah ditentukan, maka misalnya kita berpikir jarak dari rumah ketempat pertemuan
membutuhkan waktu berapa lama, apakah jalan yang akan dilalui macet atau tidak, kendaraan
apa yang digunakan. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka kita bisa memperkirakan
waktu, jam berapa berangkat dari rumah supaya tidak terlambat. “Perkiraan waktu”
tersebut adalah teori yang anda gunakan supaya tidak terlambat, hal ini berkaitan dengan
teori manajemen waktu. Contoh lain yang berkaitan dengan teori komunikasi dan anda
juga sudah menggunakan salah satu teori komunikasi. Misalnya anda ingin mengetahui
seseorang yang menarik perhatian anda, tetapi anda tidak mempunyai keberanian untuk
bertanya secara langsung. Berkaitan dengan hal tersebut anda akan mencari tahu dengan
memperhatikan seseorang tersebut pada setiap situasi dan kondisi, atau anda bertanya pada
orang yang selalu bersama dengannya. Dalam hal ini anda menggunakan strategi pasif dari
Uncertainty Reduction Theory.
Teori tidak hanya memberikan penjelasan tentang suatu realitas, tetapi teori juga cara
untuk mengemas realitas dan cara untuk memahami realitas tersebut. Teori juga sistem
berpikir manusia serta cara untuk melihat suatu realitas. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemasan suatu realitas, pemahaman tentang suatu realitas, sistem berpikir
manusia dan cara melihat suatu realitas, dalam kehidupan manusia bisa beragam dan
berbeda-beda, sehingga sebagai konsekuensinya setiap teori juga berbeda. (lihat contoh
tentang teori di atas, satu teori tentang manajemen waktu, satu teori tentang bagaimana
mencari informasi). Secara teoritis perbedaan tersebut berdasarkan pada empat hal yaitu : (a)
how they were generated, (b) the kind of research used, (c) the style in which they are
presented, (d) the aspect of communication they address. (Littlejohn, 2005 : 5). Dalam
memberikan penjelasan, mengemas, memahami serta melihat realitas manusia menggunakan
seperangkat simbol atau seperangkat konsep. Hal ini dilakukan karena manusia ‘tidak bisa
melihat realitas secara utuh’, hanya bisa melihat sebagian dari realitas atau seperti halnya
lensa. Misalkan konsep ‘proses komunikasi’. Konsep ‘proses’ menunjukkan suatu realitas
yang berlangsung terus menerus dan terdiri atas beberapa unsur yang saling tergantung.
Ketika bicara tentang ‘proses komunikasi’ menunjukkan realitas suatu sistem dan minimimal
mempunyai unsur-unsur komunikator-pesan-komunikan. Realitas dari konsep ‘proses
komunikasi’ bisa bermacam-macam, bisa proses komunikasi satu, dua arah ataupun timbal
balik,
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka teori komunikasi bisa didefinisikan sebagai
konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang fenomena atau peristiwa
komunikasi dalam kehidupan manusia. Seperti telah kita ketahui fenomena atau peristiwa
komunikasi meliputi (1) produksi sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia, (2)
proses sistem tanda dan lambang dalam kehidupan manusia, (3) pengaruh sistem tanda dan
lambang dalam kehidupan manusia, (baca buku PIK) hal ini disebut dengan ruang lingkup
1
ilmu komunikasi. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai tingkatan proses komunikasi,
konseptualisasi proses komunikasi, unsur-unsur proses komunikasi, masing-masing hal
tersebut berbeda teorinya. Dari ruanglingkup ilmu komunikasi dan kegiatan komunikasi
dalam kehidupan manusia maka bisa diketahui betapa beragam dan luas yang berkaitan
dengan teori komunikasi.
Teori pada umumnya mempunyai tiga ciri atau karakteristik, demikian juga halnya
dengan teori komunikasi. ( Littlejohn, 2008 : 14-15). Pertama, teori merupakan abstraksi dari
realitas, artinya teori hanya memfokuskan pada hal tertentu saja dan mengabaikan yang
lainnya, sehingga teori bersifat terbatas. Apakah arti abstraksi? Sebagai contoh bagaimana
kita secara teoritis/konseptual menyebut yang menyampaikan pesan? Maka secara konseptual
untuk mudahnya semua yang menyampaikan pesan dinamakan “komunikator”. Padahal
realitasnya yang menyampaikan pesan bisa individu, kelompok atau organisasi, bisa jenis
kelamin, usia, pendidikan, etnis dan lain-lain juga berbeda. Maka realitas ini diabstraksikan
dengan cara mengambil yang umum –yaitu menyampaikan pesan- dan mengabaikan yang
khusus – individu, kelompok, organisasi dan lain-lain. Jadi secara teoritis ‘yang
menyampaikan pesan’ adalah komunikator, sedangkan yang menerima pesan secara teoritis
tidak bisa disebut dengan ‘komunikator’. Nah, disinilah sifat teori yang terbatas. Dengan
demikian teori komunikasi merupakan guidebook atau buku pedoman yang membantu kita
untuk mengetahui, menjelaskan, menginterpretasi, membuat penilaian dan berkomunikasi .
Kedua, teori merupakan konstruksi dari realitas, artinya teori merupakan hasil karya
manusia atau dikonstruksi oleh manusia. ( theory is product of human judgement and
discussions, and different people different ways of knowing – lht bahan di minggu 1 p. 5)
Karena hasil karya manusia maka manusia tidak bisa melihat realitas secara utuh atau
lengkap, dengan demikian teori bersifat relatif. Sebagai contoh teoritisi komunikasi yang
mengamati komunikan dari tingkatan proses komunikasi dari sudut pandang berbeda. Satu
pihak mengamati komunikan sebagai khlayak yang pasif, sementara satu pihak yang lain
mengamati komunikasi sebagai khalayak aktif. Maka hasil teorinya berbeda, yang pertama
teori peluru dalam komunikasi atau powefull effects, sedang yang kedua bicara teori uses and
gratifications.
Ketiga, setiap teori sangat berkaitan dengan tindakan. Apa yang kita pikirkan –adalah
teorinya- menjadi penunjuk atau arahan untuk melakukan suatu tindakan. Sebagai contoh,
anda ingin nilai teori komunikasi anda A – ini yang anda pikirkan/teorinya- maka anda
belajar dengan baik – ini merupakan tindakan anda. Dengan demikian ketika kita belajar teori
komunikasi menjadi petunjuk untuk memahami realitas komunikasi dan memutuskan untuk
mengambil tindakan apa. Selain itu juga ada beberapa hal manfaat belajar teori komunikasi.
Beberapa hal tersebut antara lain membuat hidup kita lebih baik, bisa mengidentifikasi pola-
pola peristiwa komunikasi sehingga bisa mengetahui apa diharapkan, membantu kita untuk
memutuskan mana yang penting dan mana yang tidak penting.
DIMENTIONS OF THEORY
1. Asumsi-asumsi Filosofi
Langkah pertama untuk memahami teori adalah mengetahui asumsi-asumsi filosofi yang
mendasari teori tersebut. Asumsi-asumsi filosofi tersebut : epistemologi atau pertanyaan yang
2
berkaitan dengan knowledge; ontologi pertanyaan tentang existence dan aksiologi pertanyaan
tentang value. Setiap teori baik secara eksplisit maupun implisit berdasarkan pada asumsi-
asumsi tersebut.
2. Konsep
Konsep-konsep atau kategori-kategori merupakan dimensi pertama dari teori serta
bersifat abstrak. (lihat ciri teori bersifat abstrak) Segala sesuatu dikelompokan pada
kelompok-kelompok tertentu berdasarkan pada kualitas yang diamati. Dalam kehidupan
kita sehari-hari, beberapa benda dikelompokan sebagai pohon, rumah, kendaraan,
buah,alat tulis dan lain-lain.
4
Konsep memberitahukan pada kita apa yang diamati oleh teori dan apa yang penting
pada teori tersebut. (ingat tentang model di PIK). Jadi dalam teori hanya berisikan hal-hal
penting menurut ilmuannya. Contoh proses komunikasi satu arah menurut Harold D.
Lasswell, secara teoritis konsepnya ‘who, says what, in which , to whom and with what
effect’? Konsep penting dalam proses komunikasi satu arah menurut Aristoteles atau
ilmuan lainnya berbeda. (lihat di PIK). Teori yang berhenti pada tingkatan konseptual
disebut taksonomi. Jadi taksonomi adalah teori-teori yang tujuannya hanya memberikan
daftar dari kategori/konsep dari suatu hal tanpa memberikan penjelasan bagaimana
hubungan antar kategori/konsep. Teori yang baik adalah yang memberikan penjelasan
bagaimana hubungan antar konsep atau variabel.
4. Prinsip-Prinsip
Suatu prinsip adalah panduan yang memungkinkankita untuk bisa menginterpretasi
peristiwa (dalam hal ini peristiwa komunikasi), membuat penilaian tentang peristiwa
yang sedang terjadi dan kemudian memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan
pada suatu situasi.
Prinsip mempunyai tiga bagian, (1) mengidentifikasi peristiwa atau situasi, (2)
termasuk norma/nilai, (3) menyatakan/menegaskan hubungan antara tindakan dan
konsekuensi yg mungkin terjadi. Contoh, ketika anda berpidato (situasi), audien
sangat penting untuk anda (nilai), anda berusaha melakukan sesuatu untuk bisa
menyesuaikan dengan pengetahuan , sikap dan tindakan audien (poin 3).
NOMOTHETIC THEORY
Nomothetic theory is defined as that which seeks universal or general laws.
Pendekatan ini lebih dominan digunakan dalam ilmu alam yang metode penelitiannya
eksperimental, tetapi juga bisa digunakan pada ilmu sosial. Tujuannya menggambarkan
secara akurat bagaimana bekerjanya kehidupan sosial.
5
Inquiry pada traditional science berdasar pada empat hal (1) developing questions, (2)
forming hyphotheses, (3) testing the hyphoteses, (4) formulating theories. Hal ini disebut
sebagai hyphotetico-deductive method, variable-analytic tradition. Lihat figure 2.1 di
halaman 21 pada minggu ke 2. (untuk contoh baca dan pahami di minggu 2)
Pada nomotethic theory hanya mempunyai tiga demensi/aspek yaitu (a) asumsi-
asumsi filosofi, (b) konsep dan (c) penjelasan. Perbedaan utama antara nomothetic theory dan
practical theory pada aspek/dimensi prinsip, di nomothetic tidak ada dimensi prinsip.
(a) Asumsi filosofi pada epistemologinya lebih mendukung pada ‘empirisict and
rationalist ideas’, karena realitas berada di luar diri manusia. Sehingga realitas yang
berada di luar peneliti menunggu untuk diteliti. Obyektivitas merupakan hal penting,
dengan demikian ‘discovery’juga hal penting.
Asumsi aksiologinya value-neutral, sedang asumsi ontologinya cenderung
menyatakan perilaku ditentukan oleh, dan bereaksi pada, biologi dan lingkungan.
(b) Konsep harus bisa dioperasionalkan dan diukur, hal ini berarti semua variabel pada
hipotesis dapat dijelaskan secara tepat bagaimana untuk mengamatinya, ini
merupakan hal penting pada nomothetic theory. Operasionalisasi konsep berkaitan
dengan pengukuran, dan pengukuran berdasarkan pada validitas dan reabilitas.
(c) Penjelasannya adalah sebab akibat/causal explanations, dan causal explanation
mengarah ke covering laws –theoretical statements of cause and effect relevant to a
particular set of variables across situations.
PRACTICAL THEORY
Practical theory menunjukkan hal yang berlawanan dengan nomothethic. Penelitian
pada practical theory direncanakan untuk memahami banyaknya perbedaan dalam berbagai
situasi dan memberikan seperangkat pemahaman serta membiarkan pada para peneliti untuk
memberikan alternatif tindakan dalam mencapai tujuan.
Robyn Penman memberikan lima prinsip yang membedakan dengan teori-teori dari
nomothetic theory. Pertama, action is voluntary. Ke dua, knowledge is created socially. Ke
tiga, theories is historical. Ke empat,theories affect the reality they are covering. Ke lima,
theories are value laden. (untuk contoh baca dan pahami di minggu 2)
Pada practical theory mempunyai empat demensi/aspek yaitu (a) asumsi-asumsi
filosofi, (b) konsep, (c) penjelasan dan (d) prinsip
(a) Asumsi filosofi pada epistemologi ‘that people take an active role in creating
knowledge’. Knowledge hasil interaksi antara peneliti dan yang diteliti. Asumsi
ontologi : individuals are goal-directed agents who create meanings, have intention,
make real choices, and act in situations in deliberately ways. Asumsi aksiologinya
‘tend to be value conscious’ atau tidak bebas nilai.
(b) Konsep tidak perlu dioperasionalkan dengan demikian tidak diperlukan pengukuran.
Secara teoritis konsep ‘ are used as a kind of organizing framework to classify the
dynamic interpretations and actions of people in actual situations’.
(c) Practical explanation merupakan dasar dari penjelasan. Komunikator diarahkan untuk
mencapai tujuannya dengan mengikuti aturan-aturan sosial dan norma yang berlaku.
(d) Prinsip merupakan petunjuk untuk pemikiran dan tindakan
6
Robert Craig and Karen Tracy :
Practical theories provide :
a set of principles that enable communicators to ‘construct a tentative, revisable,
but rationally warranted normative model that is relevant to a broad range of
practical situation’.
7
Theories change is through revolution, the new theory represents a different,
competing ways of looking at the world. Contoh, anda mungkin menemukan konsep tentang
konflik yang sangat berbeda dengan yang sudah anda pahami sebelumnya.
Hal ini berkaitan dengan teori-teori kritis pada minggu ke 13 & 14.
1. Karena dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa dilepaskan dari kegiatan komunikasi.
Komunikasipun merupakan dasar dari seluruh kehidupan manusia. Meskipun makhluk hidup
lain juga bisa melakukan komunikasi. Contoh : saat di meja makan lalu menikmati makanan
bersama keluarga ataupun teman itu juga diselingi dengan kegiatan komunikasi. Contoh lain :
duduk di bangku kuliah juga melakukan kegiatan komunikasi. Komunikasi antara dosen atau
teman seperkuliahan.
2. Karena teori pada kenyataannya digunakan untuk mengemas suatu realitaa yang ada.
Tentunya, realitas tersebut mengacu pada kehidupan manusia. Misalkan saja : pemuka agama
berbicara tentang ajaran agama. Yang disampaikan kepada jemaat. Peristiwa komunikasi ini
pastinya dilakukan dalam kehidupan manusia. Namun, bila dipecah, yang menjadi
komunikator nya adalah pemuka agama. Pesan yang disampaikan berupa ajaran agama.
Untuk pendengar (komunikan) yakni jemaat. Bila ditelusuri lebih lanjut, pesan yang
disampaikan oleh pemuka agama dapat dimaknai secara berbeda oleh tiap jemaat.
8
3. Konsep dalam dimentions of theory : menunjukkan apa yang telah diamati oleh teori dan
sifatnya penting. Konsep dalam dimensi ini dapat dihubungkan dengan proses komunikasi
yang digagas oleh Aristoteles. Yakni who say what, in which, to whom, and with what effect.
Dalam teori juga ada yang namanya taksonomi. Taksonomi sendiri ialah sebuah teori yang
menjelaskan bagaimana suatu konsep bisa saling berkaitan. Antara satu dengan lainnya.
Selanjutnya beranjak pada nomothetic teory. Konsep dalam nomothetic dapat diartikan pada
kegiatan pengukuran terhadap suatu variabel yang ada. Sedangkan pada practical theory
konsep bukan pada pengukuran. Melainkan pada analisis data. Theory Development and
Change. Di teori ini juga terdapat konsep. Akan tetapi konsep yang ada pada teori
development sendiri lebih pada hiburan. (tawa dan canda)
4. Teori adalah abstraksi dari realitas. Maksudnya ialah teori hanya fokus pada hal tertentu.
Maka teori sendiri sifatnya terbatas. Contoh dari abstraksi : pesan tidak serta merta berupa isi
pidato. Ada pula pesan yang berisikan materi pembelajaran, wawancara ataupun ceramah
agama. Kedua. Teori adalah konstruksi dari sebuah realitas. Artinya : teori sendiri merupakan
hasil karya manusia atau penjelasan lainnya yakni teori diciptakan oleh manusia. Contoh :
komunikan yang berusia muda lebih tertarik pada hal-hal yang sifatnya hiburan (kartun).
Kalau orang dewasa lebih tertarik pada berita atau politik. Terakhir. Teori sangat berkaitan
erat dengan tindakan. Tindakan itu sendiri mengarah pada suatu aktivitas. Contoh : salah satu
mahasiswa ilmu komunikasi ingin cumlaude. Maka, dirinya harus bersungguh-sungguh
dalam berkuliah selama tiga setengah tahun lebih. Terlebih mempertahankan IPK supaya
diatas 3.5.
5. Produksi : membentuk sebuah asumsi dasar mengenai realitas kehidupan. Contoh : asumsi
mengenai komunikasi di dunia keluarga. Apakah keluarga yang harmonis itu yang jarang
adanya perselisihan atau bukan.
Proses : mulai memikirkan kerangka konsep yang ada. Konsep mengenai komunikasi di
dalam keluarga. Konsep sendiri mengacu pada pengukuran data di masing-masing keluarga.
Tepatnya di wilayah Jawa Timur. Atau lingkup terkecil yaitu Surabaya.
Pengaruh : relevansi (kenyataan) dari kegiatan komunikasi yang telah diparktikkan oleh
masing-masing keluarga.
7. Practical Explanation : berbicara pada tujuan yang ingin dicapai untuk melakukan suatu
tindakan. Misalnya aspirasi masyarakat yang dilakukan di sekitar Pancoran Jakarta.
Mengenai uang tunjangan yang selayaknya dikeluarkan oleh pemerintah pusat guna
menghadapi masa karantina akibat COVID-19 ini. Dengan demikian tujuan dari aspirasi yang
dilakukan oleh masyarakat tersebut ialah mendesak pemerintah pusat agar memberikan uang
tunjangan kepada warga masyarakatnya.
8. Perbedaan antara keduanya terletak pada hubungan sebab akibat dan tujuan yang akan
diraih.
9
9. Karena jenis proses yang dipilih untuk menemukan pengetahuan menentukan jenis
pengetahuan yang dapat berkembang dari proses itu sendiri.
10. Nomothetic Theory itu selalu paten dan selalu berlandaskan pada teori. Jika Practical
Theory disaat melakukan suatu penelitian maka perjalanan terhadap penelitian sendiri dapat
berbelok dari rencana awal. Sebab, Practical sendiri berhubungan dengan hal-hal yang
bersifat tidak pasti.
10