Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


Nama Mahasiswa : Iqbal Firmansyah
NIM : 2020310006
Mata Kuliah : Teori-Teori Komunikasi
Semester : III (Tiga)
Hari, Tgl, Tahun : 31/01/22
Waktu : 90 Menit
SOAL :

1. Theories are maps of reality. Teori adalah peta dari kenyataan atau realitas. Ibarat
seseorang memasuki sebuah kawasan yang belum diketahui, maka ia memerlukan sebuah
peta guna menghindari kemungkinan untuk tersesat di jalan, bagaimanakah teori
komunikasi menurut para ahli ?...
Theories are maps of reality. Teori adalah peta dari kenyataan atau realitas. Ibarat seseorang
memasuki sebuah kawasan yang belum diketahui, maka ia memerlukan sebuah peta guna
menghindari kemungkinan untuk tersesat di jalan. Secara sederhana itulah manfaat sebuah teori.
Teori adalah sebuah panduan guna menapaki sebuah perjalanan, dalam hal ini perjalanan kita
dalam
mendalami ilmu komunikasi.Teori adalah pilar utama ilmu pengetahuan.
Melalui teori, ilmu komunikasi menjadi terus hidup, dan terus berkembang, dalam sebuah siklus
sirkuler yang kontinu.
Teori menciptakan pertanyaan atau permasalahan tentang suatu realitas. Dari suatu permasalahan
kemudian memicu terjadinya berbagai macam penelitian atau observasi untuk mencari suatu
jawaban dari pertanyaan atau permasalahan tersebut. Hasil dari observasi atau penelitian pada
akhirnya mencetuskan suatu teori, yang pada nantinya teori ini dapat mengembangkan ilmu itu
sendiri, dibantah, digugurkan, atau menciptakan berbagai pertanyaan atau permasalahan
keilmuan yang lainnya.
Teori bukan sekedar sebuah penjelasan semata.
Lebih dari itu teori merupakan sebuah cara pandang bagaimana melihat suatu fenomena, melihat
realitas, dan bagaimana cara memahami realitas tersebut.
Menurut Miller (2002), setidaknya ada 4 (empat) elemen dasar dari sebuah teori, yaitu :
(1) Philosophical assumption, or basic beliefs that underlie the theory
(2) Concept, or building blocks(3)
Explanations, or dynamic connections made by the theory
(4) Principles, or guidelines for actions.
2. proses pengembangan teori melibatkan empat tahap sebagai berikut:
1. Development questions ( mengembangkan pertanyaan)
2. Forming hypothetese (membentuk hipotesis)
3. Testing the hypothetese ( menguji hipotesis)
4. Formulating theory (memformulasikan teori)
Silahkan jelaskan menurut para ahli ?....
Proses pengembangan dan pembentukan teori umumnya mengikuti model pendekatan
eksperimental yang lazim dipergunakan dalam ilmu pengetahuan alam. Menurut pendekatan
ini, biasa disebut “hypothetic-deductive methode’ (metode hipotetisdeduktif),
proses pengembangan teori melibatkan empat tahap
sebagai berikut:
1. Development questions ( mengembangkan pertanyaan)
2. Forming hypothetese (membentuk hipotesis)
3. Testing the hypothetese ( menguji hipotesis)
4. Formulating theory (memformulasikan teori)

Menurut De Vito (1997), ada beberapa patokan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam
mengevaluasi kesahihan teori:
1. Pertama adalah “kecukupan teoritis” (theoritical scope). Yang menjadi pokok
persoalan di sini adalah apakah suatu teori yang dibangun memiliki prinsip “generality”
atau keberlakuan umum. Patokan.
2. kedua, adalah “ kesesuaian”(appropriatness), yakni apakah isi teori sesuai dengan
pertanyaanpertanyaan/ permasalahan-permasalahan teoritis yang diteliti.
3. Ketiga adalah “Heuristic”.Yang dipertanyakan adalah apakah suatu teori yang
dibentuk punya potensi untuk menghasilkan penelitian atau teori-teori lainnya yang
berkaitan.
4. Keempat,Validitas (validity) atau konsistensi internal dan eksternal merupakan patokan
yang keempat. Konsistensi internal mempersoalkan apakah konsep dan penjelasan teori
konsisten dengan pengamatan.Sementara itu,konsistensi eksternal mempertanyakan
apakah teori yang dibentuk didukung oleh teori-teori lainnya yang telah ada. Patokan
5. kelima adalah “parsimony” (kesederhanaan).Inti pemikirannya adalah bahwa teori yang
baik adalah teori yang berisikan penjelasan-penjelasan yang sederhana.
Mempelajari teori dalam dunia akademis sangatlah penting. Hal ini didasarkan beberapa alasan.
Salah satunya merujuk pada pendapat Littlejohn dan Foss (2005) yang menyatakan bahwa
terdapat 9 (sembilan) fungsi teori yang berguna dipelajari dalam kaitannya dengan kepentingan
akademik, yakni sebagai berikut :
1. Mengorganisasikan dan menyimpulkan pengetahuan tentang suatu hal. Ini berarti bahwa
dalam mengamati realitas kita tidak boleh melakukan secara sepotong-sepotong. Kita
perlu mengorganisasikan dan mensintesiskan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan nyata.
Pola-pola dan hubunganhubungan harus dapat dicari dan ditemukan. Pengetahuan yang
diperoleh dari pola atau hubungan itu kemudian disimpulkan. Hasilnya (berupa teori)
akan dapat dipakai sebagai rujukan atau dasar bagi upaya-upaya studi berikutnya.
2. Kedua, Memfokuskan. Teori pada dasarnya menjelaskan tentang sesuatu hal, bukan
banyak hal.
3. Ketiga, Menjelaskan. Teori harus mampu membuat suatu penjelasan tentang hal yang
diamatinya. Misalnya mampu menjelaskan pola-pola hubungan dan menginterpretasikan
peristiwa-peristiwa tertentu.
4. Keempat, Pengamatan. Teori tidak sekedar memberi penjelasan, tapi juga memberikan
petunjuk bagaimana cara mengamatinya, berupa konsep-konsep operasional yang akan
dijadikan patokan ketika mengamati hal-hal rinci yang berkaitan dengan elaborasi teori.
5. Kelima, Membuat predikasi. Meskipun kejadian yang diamati berlaku pada masa lalu,
namun berdasarkan data dan hasil pengamatan ini harus dibuat suatu perkiraan tentang
keadaan yang bakal terjadi apabila hal hal yang digambarkan oleh teori juga tercermin
dalam kehidupan di masa sekarang. Fungsi prediksi ini terutama sekali penting bagi
bidang-bidang kajian komunikasi terapan seperti persuasi dan perubahan sikap,
komunikasi dalam organisasi, dinamika kelompok kecil, periklanan, public relations dan
media massa.
6. Keenam, Fungsi heuristik atau heurisme. Artinya bahwa teori yang baik harus mampu
merangsang penelitian selanjutnya. Hal ini dapat terjadi apabila konsep dan penjelasan
teori cukup jelas dan operasional sehingga dapat dijadikan pegangan bagi penelitian-
penelitian selanjutnya.
7. Ketujuh, Komunikasi. Teori tidak harus menjadi monopoli penciptanya. Teori harus
dipublikasikan, didiskusikan dan terbuka terhadap kritikankritikan, yang memungkinkan
untuk menyempurnakan teori. Dengan cara ini maka modifikasi dan upaya
penyempurnaan teori akan dapat dilakukan.
8. Kedelapan, Fungsi kontrol yang bersifat normatif. Asumsi-asumsi teori dapat
berkembang menjadi nilai-nilai atau norma-norma yang dipegang dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan kata lain, teori dapat berfungsi sebagai sarana pengendali atau
pengontrol tingkah laku kehidupan manusia.
9. Kesembilan, Generatif. Fungsi ini terutama menonjol di kalangan pendukung aliran
interpretif dan kritis. Menurut aliran ini, teori juga berfungsi sebagai sarana perubahan
sosial dan kultural serta sarana untuk menciptakan pola dan cara kehidupan manusia yang
baru.
Selanjutnya, Littlejohn dan Foss (2005), mengungkapkan bahwa dalam proses penyelidikan
komunikasi untuk memperoleh pengertian dan pengetahuan ada tiga tahap yang biasa dilakukan
yakni:
- Mengajukan pertanyaan (asking questions) yang mencakup pertanyaan mengenai definisi
mengenai konsep, pemahaman fakta, dan nilai estetik, pragmatis dan etik. Semua itu
diarahkan untuk memperoleh jawaban sistematis dan sesuai fakta.
- Pengamatan (observation) sebagai menggunakan kerangka atau instrumen tertentu untuk
memperoleh jawaban.
- Merumuskan jawaban (constructing answers) yang mencakup upaya mendefinisikan:
menggambarkan, menjelaskan dan memberikan penilaian atau kesimpulan. Pada tahap ini
dikenal istilah penyusunan teori.
Dalam konteks semacam itulah, pembelajaran dan pengetahuan tentang teori-teori
komunikasi sangat bermanfaat dalam membantu dan memahami realitas komunikasi
yang demikian kompleks. Pengetahuan tentang teori juga akan membantu memperluas
persepsi dan sudut pandang serta akan membukakan mata kita secara objektif dalam
melihat suatu fenomena komunikasi dalam kehidupan manusia sehari-hari.
3. - Komunikasi Verbal
- Komunikasi Nonverbal
Silahkan jabarkan juga sertakan contoh dari dua komunikasi tersebut menurut anda ?...
a. Komunikasi Verbal
Verbal communication merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak
lain melalui tulisan atau lisan (Djoko Purwanto;1997). Seperti contoh berbicara dengan orang
lain, menelepon kawan, presentasi makalah, membacakan puisi, membaca surat kabar,
mendengarkan radio dan menonton televisi.
Komunikasi verbal walaupun lebih kecil persentase keberhasilannya. bahkan menurut Ross
hanya 35 persen dibanding komunikasi nonverbal, tetaplah dibutuhkan karena ada beberapa
situasi yang tidak bisa disampaikan komunikasi kita secara nonverbal. Melalui komunikasi ini
diharapkan orang akan memahami apa yang disampaikan komunikator secara apa adanya.
Komunikan diharapkan membaca atau mendengar apa yang dikatakan.
b. Komunikasi Nonverbal
Bentuk komunikasi nonverbal adalah bentuk komunikasi yang memiliki sifat kurang terstruktur
sehingga sulit untuk dipelajari. Apalagi perbedaan daerah, pendidikan, ruang lingkup
sosial akan mempunyai latar belakang yang berbeda, bisa menyebabkan penafsiran atas sesuatu
yang tidak sama pula sehingga pemahaman akan komunikasi nonverbal tetaplah
merupakan suatu kondisi yang harus dipelajari.
Pentingnya komunikasi nonverbal antaralain:
1. Penyampaian pesan yang didasarkan akan perasaan dan emosi akan sangat kelihatan alami
2. Dengan memperhatikan isyarat nonverbal seseorang dapat mendeteksi atau menegaskan
kejujuran pembicara
3. Bersifat efisien
Macam Komunikasi nonverbal:
- Isyarat
- Simbol
- Warna
- Gesture
- Mimik muka
- Intonas isuara, dan sebagainya.
4. Dalam berkomunikasi tidak selamanya lancar dan mudah dalam penyampain pesan ter-
hadap komunikan, ada juga hambatan yang mengakibatkan pesan tidak tersampaikan
Secara utuh, hambatan-hambatan komunikasi apa saja dalam komunikasi menurut para
ahli komunikasi ?...
Kegiatan komunikasi tentu tak lepas dari gangguan (noise) dalam proses penyampaiannya
sehingga dapat mengurangi lancarnya proses komunikasi, gangguan atau hambatan tersebut
dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal (Zuhdi, 2011), yaitu
hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait dengan
kondisi fisik dan psikologis sedangkan hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari
luar diri individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan sosial budaya.
Komunikasi akan efektif apabila komunikasi disampaikan dengan dua arah atau two way traffic
(Hasibuan, 2007). Kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh penerima pesan
dengan baik, disebabkan oleh adanya faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan
penerima pesan. Secara umum hambatan-hambatan komunikasi dapat disebabkan oleh hal-hal
berikut:
1. Penyampaian pesan kurang efektif. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh faktor
bahasa.
2. Perbedaan tingkat dalam organisasi atau lingkungan sosial.
3. Perbedaan persepsi. Persepsi yang dimiliki setiap dalam melihat suatu hal dapat berbeda-
beda, perbedaan persepsi dimungkinkan terjadi karena perbedaan kondisi psikologis,
sosial dan budaya.
4. Kurang perhatian. Akibat kurang perhatian, orang tidak dapat menyimak pesan yang
diterimanya secara seksama ssehingga menimbulkan penafsiran yang tidak tepat.
5. Adanya hallo effect. Hallo effect merupakan sikap atau perilaku mempersepsikan atau
menilai seseorang secara subjektif.
5.Model-Model Komunikasi Bill dan Hardgrave (1973) mendefinisikan model sebagai
bentuk representasi teoritis dan sederhana dari suatu dunia yang nyata (“.a theoritical and
simplified representation of the real world”). Silahkan jelaskan oleh Anda ?...
Menurut kedua ilmuwan tadi, suatu model bukanlah alat yang dengan sendirinya memberikan
kejelasan, tetapi ia memang membantu secara langsung dalam merumuskan teori. Keterangan ini
menyiratkan kerterkaitan dan seringkali juga membingungkan, antara model dengan teori.
Sebab hubungan yang ada di antara keduanya memang begitu erat. Secara sederhana, model
diartikan sebagai suatu replika dari objek yang
lebih besar, seperti miniatur.
DeVito (1996) menyatakan model sebagai gambaran yang didesain untuk mempresentasikan
realita, dan merupakan representasi fisik atau verbal dari suatu objek atau proses. Adapun Bill
dan Hardgrave (1987) mengartikan model sebagai representasi dunia nyata dalam bentuk teoritis
dan disederhanakan (Severin dan Tankard, 1993).
Selain itu, model dibutuhkan dalam upaya menganalisis bagian-bagian dari setiap proses, untuk
dapat membuat abstraksi dari suatu tindakan atau peristiwa menjadi lebih nyata (Tubbs and
Moss, 1983 dalam Lubis et al., 2010).

Anda mungkin juga menyukai