Anda di halaman 1dari 16

Prinsip, Unsur, dan

Pembentukan Teori
beserta Tradisi-
Tradisinya
Pertemuan 2
 Pemahaman suatu teori sesungguhnya tidak hanya
berhubungan dengan penyebutan nama dan
pengidentifian variabel. Pemahaman teori
berhubungan dengan keberaturan hubungan
variabel.

 Menurut Littlejohn (2002), penjelasan dalam teori


berdasarkan pada prinsip keperluan (principle of
necessity)  menerangkan keterkaitan setiap
variabel untuk menghasilkan sesuatu
 Dalamprinsip keperluan terdapat 3 hal yang harus
dipahami:
 Causal necessity (keperluan kausal)
 Practical necessity (keperluan praktis)
 Logical necessity (keperluan logis)
 Keperluan kausal  Sebab X dan Y, maka Z
 Keperluan praktis  hub. Tindakan konsekuensi
 Keperluan logis  X dan Y akan konsisten dan
logis menghasilkan Z
 Penjelasan teori dibagi menjadi:
 Person centered  Penjelasan terkait faktor-faktor
dalam diri pelaku

 Situational centered  Penjelasan terkait faktor-


faktor yang terjadi di luar diri pelaku
Pembentukan Teori Komunikasi
 Pengembangan teori umumnya dikembangkan
melalui model pendekatan eksperimental yang
biasa dilakukan pada ilmu pengetahuan alam.
Pendekatan ini disebut sebagai hypothetico-
deductive method (metode deduktif-hipotetis)
 Gambar diatas dipahami sebagai proses metode
deduksi-hipotetis yang terdiri atas 4 tahapan:
 Developing questions (mengembangkan pertanyaan).
 Forming hypotheses (menyusun hipotesis).
 Testing the hypotheses (menguji hipotesis).
 Formulating theory (memformulasikan teori).
 Gambar sebelumnya menunjukkan adanya asumsi-
asumsi dideduksi menjadi hipotesis
 Hipotesis ini kemudian diperinci lagi menjadi
konsep-konsep operasional yang menjadi patokan
untuk observasi
 Hasil pengamatan tersebut dilakukan pengukuran
untuk kemudian menjadi generalisasi atau
keberlakukan umum
 Generalisasi ini kemudian diinduksi untuk menjadi
teori
 Tolok ukur kesahihan teori:
 Cakupan teoritis  suatu teori dibangun berdasarkan
prinsip keberlakukan umum
 Kesesuaian  Isi teori sesuai dengan pertanyaan-
pertanyaan penelitian yang diajukan
 Heuristic  Teori yang dibentuk punya potensi untuk
menghasilkan penelitian atau teori-teori baru.
 Validitas/Konsistensi (internal dan eksternal 
Konsistensi internal apakah penjelasan teori sesuai
dengan pengamatan atau tidak. Sedangkan, pengamatan
eksternal apakah teori yang ada didukung oleh teori-teori
lainnya
 Parsimony (kesederhanaan )  Apakah suatu teori dapat
berisikan penjelasan-penjelasan yang sederhana.
Cara memilih suatu teori: Meta-
teori
 Meta-teori adalah cara untuk mengajukan pertanyaan
terhadap teori: Apa yang dibahas, bagaimana
pengamatan dilakukan, dan bagaimana teori terbentuk
 Dalam hal ini bagian dari pengembangan penelitian
dalam melakukan tahapan ilmiah, termasuk pemilihan
teori
 Posisi meta-teori lebih luas dari teori namun lebih
sempit dari paradigma.
7 Tradisi Komunikasi
 Dasar-dasar dari sejumlah komunikasi yang memiliki
kesamaan (meta teori) sehingga dikelompokkan dalam
7 tradisi komunikasi
 Robert Craig menemukan cara untuk mengatur teori-
teori tersebut yang memiliki kesamaan:
 Pemahaman antara satu teori dan lainnya memiliki
kesamaan
 Kesamaan itu disebut dengan meta model atau model dari
teori.  Kemudian nanti menjadi meta teori
 Setiap teori memiliki cara padang tertentu untuk melihat
dunia
1. Tradisi Retorika
 Foss (2009)  The body of thought penggunaan simbol
 Littlejohn (2008)  Sumber utama dari ide-ide tentang
komunikasi sebelum abad ini adalah Retorika
 Teori-teori dalam tradisi ini memahami komunikasi
sebagai seni praktis
 Retorika sebagai tradisi komunikasi tertua. Saat ini
penggunaan retorika berkembang untuk penggunaan dan
pemaknaan simbol.
 Komunikator dalam tradisi ini perlu memahami racangan
setiap pesan (pendekatan daya tarik logis dan emosional)
untuk mempengaruhi khalayak.
 Tradisi ini melihat komunikasi diatur oleh seni dan
metoda; bergantung pada perasaan  kata-kata
memiliki kekuatan dan informasi berguna untuk
membuat penilaian.
 Tradisi retorika menegaskan pandangan bahwa
kata-kata bukanlah tindakan, penampakan
bukanlah realitas, gaya bukanlah hal yang pokok,
dan opini bukanlah kebenaran.
Karakteristik Retorika:
Sebuah keyakinan manusia dengan hewan dalam
kemampuan berbicara
Sebuah kepercayaan diri dalam berbicara di depan umum
dalam sebuah forum demokrasi
Sebuah keadaan dimana pembicara dapat mempengaruhi
audiens melalui pidato persuasi yang jelas
Pelatihan kecakapan berpidato adalah dasar pendidikan
kepimpinan
Sebuah penekanann terhadap kekuatan dan keindahan
bahasa untuk mengubah emosi dan menggerakkan dalam aksi
Pidato persuasi adalah wewenang dari laki-laki
 Abad ke-20 disebut era retorika kontemporer
 Kajian dalam tradisi ini berkembang terdiri dari:
 Penyusunan hingga penyampaian pesan.
 Alasan-alasan penggunaan simbol tertentu untuk
mempengaruhi pengambilan keputusan dan
perilaku tertentu meliputi: diskursus publik, verbal
dan nonverbal, visualisasi, bukan hanya pidato
 Fokus tidak hanya individu, namun juga studi
manajemen dan organisasi

Anda mungkin juga menyukai