Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RINGKASAN

TEORI DAN HAKIKAT PRAKTIK PENDIDIKAN

Dosen Pengampu :
Drs. Syahrial, M.Ed., Ph.D.

Disusun Oleh :
Husnul Khatimah
NIM : A1D122027

UNIVERSITAS JAMBI
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
PRODI PGSD
TAHUN AJARAN 2022/2023
TEORI DAN HAKIKAT PRAKTIK PENDIDIKAN

A. Teori Pendidikan
Teori pendidikan adalah suatu usaha untuk menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi
dan atau digunakan dalam proses belajar mengajar. Salah satu penerapan teori belajar
yang terkenal adalah teori dari John Dewey yaitu teori “learning by doing”. Teori belajar
ini merupakan sub ordinat dari teori pendidikan. Karenanya sebelum membahas teori
belajar tersebut, perlu diuraikan pengertian teori pendidikan. Teori pendidikan
merupakan seperangkat  penjelasan yang rasional sistematis membahas tentang aspek-
aspek penting dalam pendidikan sebagai sebuah sistem. Pengertian teori pendidikan
memiliki perbedaan mendasar dibandingkan dengan teori dalam sains. Teori pendidikan
pada awalnya mengambil sedikit saja dari tahap  pengamatan atau eksperimen melalui
metodis sistematis terhadap sesuatu yang berhubungan dengan konsep dan proses
pendidikan.

Ruang lingkup dari teori pendidikan pun terdiri dari teori umum dan teori khusus.
Teori belajar merupakan salah satu dari teori khusus pendidikan. Sedangkan teori umum
pendidikan adalah teori yang luas dari segi cakupan dan tujuannya. Teori umum
pendidikan tidak hanya sebuah rekomendasi tentang kondisi pembelajaran yang efektif
tetapi juga rekomendasi untuk membentuk dan menghasilkan tipe manusia tertentu,
kadang-kadang juga tipe masyarakat ideal.
Pendidikan memerlukan teori pendidikan, karena teori pendidikan akan memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan
yang akan dicapai.
2. Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik
pendidikan. Dengan memahami teori, kita akan mengetahui mana yang boleh dan
mana yang tidak boleh dilakukan.
3. Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai di mana kita telah
berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.

Untuk lebih memahami uraian di atas, berikut ini disinggung pengertian/ istilah dari teori.
a. Dalam dictinary Americana dijelaskan bahwa teori adalah:
1. Suatu susunan yang sistematis tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan dalil-
dalil nyata atau dalil-dalil hipotesis.
2. Suatu penjelasan hipotesis tentang fenomena atau sebagai hipotesis yang belum
teruji secara empiris.
3. Suatu eksposisi tentang prinsip-prinsip umum atau prinsip-prinsip abstak ilmu
humaniora yang berasal dari praktik.
4. Suatu rencana atau sistem yang dapat dijadikan sutau metode bertindak.
5. Suatu doktrin atau hukum yang hanya didasarkan atas renungan spekulatif.
b. Dagobert Runes (1963: 317) mengemukakan tiga pengertian teori, yaitu:
1. Hypothesis, more loosely supposition, whatever is  problematic verified. (Teori
merupkan suatu hepotesis tentang segala masalah, dapat diuji tetapi tidak perlu
diuji).
2. As opposed to practice systematically organized knowlegde of relatively high
generallity. (Teori merupakan lawan dari praktik, merupakan pengetahuan yang
disusun secara sistematis dari kesimpulan umum relatif).
3. As opposed to low and observation explenation. The deduction of axsioms, and
theorems, of one system from assertions (not necessarity verified) from another
system and of relatively less problematic and more intelligible. (Teori diartikan
sebagai lawan dari hukum-hukum dan observasi, suatu deduksi dari aksioma-
aksioma dan teorema-teorema suatu sistem yang pasti (tidak perlu di uji) secara
relatif kurang problematis dan lebih banyak diterima atau diyakini).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan, bahwa antara teori dan praktik
adakalanya mengalami perubahan. Hal ini terjadi karena subjek didik memiliki keunikan
yang beragam. Untuk itu, guru sebagai pendidik perlu memahami ilmu pendidikan
sebagai benteng dalam menghadapi keragaman karakteristik peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang bermuara pada tujuan pendidikan secara nasional..

B. Praktik Pendidikan
Menurut Redja M, (Depdikbud: IKIP Bandung, 1991) dalam Uyun 2010: 1
mengatakan bahwa praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang
bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Praktik pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek:
1. Aspek tujuan, membantu pihak lain mengalami perubahan tingkah laku fundamental
yang diharapkan.
2. Proses kegiatan merupakan seperangkat kegiatan sosial/ bersama, usaha menciptakan
peristiwa pendidikan dan mengarahkannya, serta merupakan usaha secara sadar atau
tidak sadar melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan.
3. Aspek dorongan atau motivasi, untuk melaksanakan praktik pendidikan muncul
karena dirasakan adanya kewajiban untuk menolong orang lain.
.
C. Dasar-dasar Filsafat Ilmu Pendidikan
Banyak filsuf yang membagi filsafat ilmu menjadi berbagai cabang. Setiap filsuf
mempunyai perbedaan dalam membagi cabang filsafat ilmu. Walaupun ada perbedaan
dalam pembagiannya, namun persamaanya lebih dominan.
Dari beberapa pandangan filsuf tersebut, sekarang filsafat mempunyai beberapa cabang,
yaitu metafisika, logika, epistemologi, etika, dan estetika.

1. Metafisika
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada atau
sesuatu dibalik yang tampak. Metafisika tidak timbul dengan karakter sebagai disiplin
ilmu yang normatif tetapi tetap filsafat yang ditujukan terhadap pertanyaan-
pertanyaan seputar perangkat dasar kategori untuk membedakan dan menghubungkan
berbagai fenomena percobaan yang dibuat oleh manusia.
Persoalan metafisis dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu ontologi, kosmologi dan
antropologi.

a. Ontologi (Teori Alam dan Tipe-Tipe Realitas) Ontologi adalah salah satu kajian
kefilsafatan yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas
keberadaan sesuatu yang bersifat nyata atau realistis. Adapun teori Ontologi
utama meliputi, materialisme, Idealisme dan dualisme.
b. Kosmologi (Teori Umum Proses Realitas) Kosmologi berkepentingan terhadap
cara berbagai benda dan kejadian yang satu mengikuti cara berbagai benda dan
kejadian yang lain menurut pergantian waktu (satu benda ditentukan oleh benda
lainnya).
c. Antropologi Adalah ilmu yang meneliti tentang manusia yang berhubungan
dengan pertanyaan-pertanyaan tentang hakikat manusia dan pentingnya dalam
alam semesta.

2. Logika
Logika merupakan cabang filsafat yang meneliti lurus tidaknya pemikiran kita.
Logika mengemukakan tentang berbagai prinsip inferensia (kesimpulan) yang absah
(valid) dan topik-topik yang saling berhubungan. Logika dibagi menjadi dua, yaitu
logika deduktif (deductive form of inference), dan logika induktif (inductive form of
inference).

3. Epistemologi
Epistemologi (dari bahasa Yunani episteme = pengetahuan dan logos =
kata/pembicaraan/ilmu) merupakan cabang filsafat yang berhubungan dengan asal,
sifat, serta jenis pengetahuan. Epistomologi atau teori pengetahuan berkaitan dengan
hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian, dasar-dasarnya serta
pertanggungjawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap
manusia.

4. Etika
Etika merupakan cabang filsafat yang membahas perilaku (moral) atau perbuatan
manusia dalam hubungannya dengan baik maupun buruk. Etika dalam kajian
filsafatnya dapat diberi arti sebagai tata krama dan sopan santun yang muncul dari
pemahaman perbuatan yang baik dan buruk serta sebuah aturan yang berlaku dalam
masyarakat sehingga menjadi sebuah kebudayaan yang wajib untuk taat dipatuhi.

5. Estetika
Estetika merupakan cabang filsafat yang membahas tentang keindahan. Estetika
disebut juga sebagai “filsafat keindahan” (philosophy of beauty). Dalam
Encyclopedia Americana (1973), estetika merupakan cabang filsafat yang berkenaan
dengan keindahan dan hal yang indah dalam alam dan seni.

Anda mungkin juga menyukai