2. a) Jelaskan perspektif teoretik menurut J. Michael Spektor (2016: 65-120) yang menjadi
landasan (foundation) kerja teknologi pendidikan/pembelajaran dalam upaya memfasilitasi
atau memecahkan masalah belajar dan pembelajaran peserta didik (learners)
Teknologi Pendidikan merupakan sebuah ilmu terapan yang didasari oleh pengetahuan
teoritis yang telah teruji kebenarannya. Teknologi Pendidikan mempunyai banyak
pengetahuan yang menjadi landasannya karena itulah Teknologi Pendidikan disebut sebagai
ilmu terapan. Teknologi Pendidikan juga merupakan sebuah ilmu yang membahas mengenai
perilaku seseorang yang didalam Teknologi Pendidikan disebut pebelajar yang dimana ini
nantinya akan melahirkan teori-teori belajar. Bukan hanya itu, teknologi Pendidikan juga
didukung oleh teori komunikasi, cybernetics, teori persepsi yang secara khusus berkaitan
dnegan pemanfaatan personal dan peralatan. J.Michael Sector(2016:65-120) dalam bukunya
menuliskan teori-teori yang menjadi dasar Teknologi Pendidikan antara lain: Teori
perkembangan manusia, teori belajar dan perfoma, teori informasi dan komunikasi, dan teori
instruksional.
1) Teori Behaviorisme
Teori behavioristik merupakan sebuah teori belajar yang menganggap bahwa
dengan adanya perubahan tingkah laku yang dialami oleh pebelajar merupakan
sebuah proses dari belajar yang merupakan akibat dari adanya interaksi antara
stimulus dan respons (Slavin 2000). Dalam teori behavioristik unsur yang paling
terpenting dalam penerapannya adalah adanya masukan atau input yang berupa
stimulus dan juga keluaran atau outputs yang berupa respons.
2) Teori Kognitif
Kognitivisme muncul dalam psikologi karena behaviorisme terbukti tidak
memadai untuk menjelaskan pembelajaran manusia yang kompleks, terutama
pembelajaran bahasa (Chomksy, 1967). Teori belajar kognitif berbeda dengan
teori belajar behavioristik. Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan
bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon.
Tidak seperti model belajar behavioristik yang mempelajari proses belajar hanya
sebagai hubungan stimulus-respon, model belajar kognitif merupakan suatu
bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Model belajar
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
3) Teori Konstruktivisme
belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini
harus dilakukan oleh si pebelajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif
berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang
dipelajari. Guru memang dapat dan harus mengambil prakarsa untuk menata
lingkungan yang memberi peluang optimal bagi terjadinya belajar. Namun yang
akhirnya paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat belajar siswa
sendiri. Dengan istilah lain, dapat dikatakan bahwa hakekatnya kendali belajar
sepenuhnya ada pada siswa.
4) Teori Humanisme
Teori Belojor Humonisme Teori belajar humanismc merupakan teori belajar yang
menekankan kepada pentingnya memperhatikan manusia yang mempunyai
keinginan dan motivasi dalam dirinya untul( mancapai suatu tujuan yang
diinginkan. Menurut teori humanisme proses belajar harus dimulai dan d,tujukan
untuk kepentingan memanusiakan manusia, yaitu mencapai aktualisasi diri,
pemahaman diri, dan realisasi diri peserta didik yang belajar secara optimal. Teori
humanisme sangat mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajar itu
sendiri. Teori ini cenderung bersifat eklektik, artinya memanfaatkan teknik belajar
apa pun asalkan tujuan peserta didik tercapai. Belajar dikatakan berhasil jika
peserta didik dapat berkembang potensi secara optimal.
4. a) Jelaskan pengertian dan ciri-ciri atau karakteristik guru digital, siswa digital, dan
pembelajaran digital.
Pengertian dan ciri guru digital: guru digital adalah guru yang menggunakan
teknologi(
media digital) dalam menyampaikan materi kepada peserta didiknya. Media digital
bisa dengan berbasis computer ataupun android. Ciri guru digital adalah: guru yang
inovatif dalam mengelola pembelajaran, guru yang dapat beradaptasi dengan
kemajuan teknologi dalam menunjang proses pembelajaran, guru dapat berpikir kritis,
dll
Pengertian dan ciri siswa digital: siswa digital adalah siswa yang dalam proses
pembelajaran dalam menerima materi atau mencari materi mereka sendiri
memanfaatkan teknologi/media digital. Media digital tersebut bisa berbasis computer
atau android. Ciri siswa digital adalah mempunyai rasa keinginantahuan yang tinggi,
cepat beradaptasi dengan teknologi, memanfaatkan banyak sumber belajar, dll.
Pengertian dan ciri pembelajaran digital: Smaldino, S. E., dkk (2015: 7-11)
menjelaskan bahwa pembelajaran digital adalah kegiatan pembelajaran di era digital
yang dilaksanakan di dalam atau di luar kelas dimana teknologi berbasis komputer
merupakan komponen pembelajaran yang mudah diakses dan dapat dipakai untuk
menemukan sumber belajar.Perangkat dan koneksi digital memperluas kemampuan
siswa yang datang dari berbagai arah. Ada dua bentuk kegiatan belajar yang dapat
dilakukan dengan memanfaatkan media digital berbasis komputer diantaranya
interactive tools dan interacting with others.
Ciri-cirinya adalah: guru menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran,
pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja, banyak menggunakann
internet, sumber belajar menjadi lebih banyak, informasi bersifat dinamis, dll.
b) Jelaskan peran (role) teknologi dan media instruksional bagi proses belajar
siswa dan peningkatan kinerjanya maupun kinerja guru.
Peningkatan kinerja siswa dengan memanfaatkan teknologi Peserta didik di era digital
menggunakan perangkat nirkabel bergerak (internet) dengan berbagai cara di dalam
dan di luar aturan sekolah yaitu dengan memanfaatkan teknologi dan media informasi
internet kapanpun dan dimanapun saat diperlukan. Misalnya, siswa membaca
menemukan sumber belajar melalui sambungan internet di perpustakaan yang
menyediakan jaringan nirkabel wifi untuk membuat catatan dari artikel Koran atau
sumber belajarlain yang diarsipkan. Perangkat nirkabel ini memperluas dan
memberikan pengalaman belajar lebih kepada siswa di luar metode nondigital.
Penggunaan media komputer berbasis internet memudahkan siswa untuk mencari
sumber belajar dengan mudah dan cepat dimanapun dan kapanpun. Ponsel pintar
(android), tablet, dan laptop yang terhubung dengan saluran internet dapat digunakan
untuk mengirim pesan berupa video, pesan suara, dan animasi. Selain itu juga dapat
dimanfaatkan siswa untuk mendengarkan dan melihat video terkait pelajaran,
mendengarkan musik, mencari informasi berita dan olahraga, serta untuk menonton
video dan film musik terbaru yang diminati siswa. Peserta didik juga dapat
melakukankomunikasi dengan menggunakan perangkat digital yang mereka miliki
melalui perintah suara, catatan tertulis, menggunakan layar sentuh atau keyboard
mini. Selain itu dokumen dengan komentar dan penyuntingan yang dituliskan dalam
media digital dapat dipertukarkan secara instant antara peserta didik denganguru,
antar peserta didik, atau dengan para ahli melalui pengiriman pesan email dan
mediachating lain yang tersedia
Ada empat fase proses adopsi dan adaptasi guru dalam pemebelajaran abad 21
diantaranya: (1) berkecimpung (dabbling),(2) melakukan hal-hal lama dengan cara
lama (old things in old ways), (3) melakukan hal-hal lama dengan cara-cara baru (old
things in new ways) dan (4) melakukan hal-hal baru dengan cara-cara baru (doing
new things in new ways) (Smaldino, S. E., dkk, 2015: 12). Proses ini dimulai dari
tahap 1 yaitu berkecimpung dengan teknologi yaitu dengan cara menambahkan
teknologi ke beberapa situasi belajar secara acak. Pada fase 2, teknologi digunakan
untuk melakukan hal-hal lama dengan cara lama seperti ketika guru menampilkan
catatan belajar di PowerPoint dari pada menggunakan OHP (tranparancy overhead).
Fase 3 melakukan hal-hal lama dengan cara baru dimana teknologi mulai digunakan,
seperti ketika guru menggunakan model 3D Virtual untuk mendemonstrasikan
struktur sebuah senyawa. Contoh lain ketika siswa menggunakan aplikasi pengolah
kata dan clip art daripada menggunakan kertas notebook dan menggambar langsung
untuk membuat cerita pendek. Tahap Akhir (4), melakukan hal-hal baru dengan cara-
cara baru yang sepenuhnya memanfaatkan kekuatan teknologi dan media. Hal ini
mengharuskan siswa berorientasi ke masa depan guna mengembangkan keterampilan
mereka dalam pemrograman, penyaringan pengetahuan, menggunakan konektivitas
dengan teknologi canggih, dan penyediaan miniature yang dapat dikustomisasi satu
per satu.