Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu

RANGKUMAN PERKULIAHAN

OLEH:

ALDI ANSAH
D1E119007

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
A. Konsep Psikologi Belajar
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya jiwa
dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan. Secara etimologi psikologi
artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam
gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Namun, para ahli juga
berbeda pendapat tentang arti psikologi itu sendiri. Ada yang berpendapat
bahwa psikologi adalah ilmu jiwa. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa
psikologi adalah ilmu tentang tingkah laku atau perilaku manusia. (Mahfud,
1992: 6)
Sebelum mengambil kesimpulan tentang pengertian “Psikologi Belajar”,
ada baiknya dipelajari dari beberapa pengertian yang telah dirumuskan oleh
para ahli tentang “Psikologi Pendidikan” sebagai berikut :
• Lister D. Crow and Alice Crow, Ph. dalam bukunya "Educational
Psychology" menyatakan bahwa psikologi pendidikan ialah Ilmu
pengetahuan praktis yang berusaha untuk menerangkan belajar sesuai
dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar
tingkah laku manusia.
• W.S. Winkel dalam bukunya "Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar"
menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah salah satu cabang dari
psikologi praktis yang mempelajari prasarat-prasarat (fakta- fakta) bagi
belajar di sekolah berbagai jenis belajar dan fase-fase dalam semua proses
belajar. Dalam hal ini, kajian psikologi pendidikan sama dengan psikologi
belajar.
• James Draver, dalam "Kamus Psikologi". Psikologi Pendidikan (Educational
Psychology); adalah cabang dari psikologi terapan (applied psychology)
yang berkenaan dengan penerapan asas-asas dan penemuan psikologis
problema pendidikan ke dalam bidang pendidikan.
• H. Carl Witherington, dalam bukunya "Educational Psychology". Psikologi
Pendidikan; adalah suatu studi tentang prosesproses yang terjadi dalam
pendidikan.
• Belajar dapat didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan individu secara
sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari
sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Aktivitas di
sini dipahami sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju ke
perkembangan pribadi individu seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta
(kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotorik). (2002: 2)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa psikologi belajar
adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisis prinsip-
prinsip perilaku manusia dalam proses belajar dan pembelajaran.

B. Definisi Belajar
Menurut beberapa ahli pengertian belajar itu sebagai
berikut
• Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata,
1984:252)belajarmerupakan proses pebuatan yang drilakukan
dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang
keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya
• Moh. Surya (1981:32),definisibelajaradalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalaminteraksinyadengan lingkungan.
• Belajar menurut W. S. Wrinkel W. S. Wrinkel dalam bukunya
Psikologi Pengajaran merumuskan bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-nilai
sikap.(W. S. Wrinkle, Psikologi Pengajaran, (Jakarta : Grasindo,
1996), hlm. 53)
Belajar adalah mencari informasi atau pengetahuan baru dari
sesuatu yang sudah ada di alam. Belajar akan membawa
suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan ini
bukan hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi
juga bentukkecakapan, ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri,
minat, watak dan penyesuaian diri.(Arif S. Sadiman, dkk,
Media Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2007), Cet10,
hlm. 21.)

C. Teori-teori Belajar
1. Teori Behavioristik
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage,
Gagne dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu
yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode
pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat
bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang
menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali 22 TEORI-TEORI
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN pengetahuan yang sudah dipelajari
dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.Penyajian isi atau materi pelajaran
menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta
mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.Pembelajaran mengikuti
urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak
didasarkan pada buku teks/ buku wajib dengan penekanan pada
ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib
tersebut.Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Di dalam Teori Behavioristik terdapat prinsip – prinsip di
antaranya sebagai berikut :
• Obyek psikologi adalah tingkah laku.
• Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
• Mementingkan pembentukan kebiasaan.
• Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.
• Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.

2. Teori Kognitivisme
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel,
Bruner, dan Gagne.Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda.Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan
(organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja
pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu
jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari
lingkungan.
Karakteristik teori belajar kognitif :
• Belajar adalah proses mental bukan behavioral.
• Siswa aktif sebagai penyalur.
• Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan
induktif.
• Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus.
• Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.
• Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.

3. Teori Kontruktivisme
Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat
pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya
membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivisme
merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong.Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau
kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk
menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa
akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina
pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu
mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara
langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

4. Aliran-aliran Psikolgi Belajar


a) Aliran Psikologi Behavioristik
Menurut aliran ini Merupakan aliran yang memiliki orientasi
pengelolaan kondisi belajar untuk perubahan perilaku peserta didik
(learner). Oleh karenanya pada aliran ini, perlu dilakukan pengamatan
terhadap perubahan perilaku belajar. Perubahan perilaku siswa
merupakan akibat dari adanya stimulus dan respon. Dan dapat
dikatakan berhasil, apabila Respon yang diberikan dapat sama dengan
Stimulus yang diberikan.
b) Aliran Psikologi Humanisme
Merupakan aliran yang menekankan pada kebebasan individu dan
interaksi dengan lingkungannya dalam pembelajaran. Di sini, proses
pembelajaran berorientasi pada siswa, dan peran guru ialah sebagai
fasilitator, yaitu yang memfasilitasi belajar peserta didik. Siswa dapat
dikatakan memiliki potensi yang baik untuk belajar, apabila dalam
pembelajaran siswa tersebut semakin aktif dan berkembang ilmu
pengetahuannya.
c) Aliran Psikologi Kognitif
Merupakan aliran yang memiliki orientasi terhadap perubahan
struktur kognitif peserta didik. Dalam aliran ini, tingkat perkembangan
berpikir siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya yaitu :
• Kematangan intelektual
• Interaksi dengan lingkungan
• Transmisi sosial (Belajar dari orang lain)

d) Aliran Psikologi Konstruktivisme


Merupakan aliran yang menggunakan belajar dengan pengalaman
yang konkret, kontekstual dan bermakna. Dalam aliran ini, peserta
didik berpikir sendiri untuk memaknai suatu peristiwa, berpikir
kolaboratif untuk berbagi makna atas peristiwa, serta menghubungkan
pengalaman awal dengan peristiwa belajar.

e) Aliran psikologi Cibernetik


Merupakan aliran yang mencetuskan pembelajaran online. Aliran
ini cirinya ialah menggunakan manusia sebagai pemroses informasi
dan pembuat respon yang aktif. Manusia mengorganisasikan mengenai
apa yang telah dketahuinya, serta melakukan belajar yang sistemik dan
sistematis.

5. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ”movere” yang artinya
dorongan atau daya penggerak. Menurut Fillmore H. Standford dalam
buku Mangkunegara (2017:93) mengatakan bahwa “motivation as an
energizing condition of the organism that services to direct that organism
toward the goal of a certain class” (motivasi sebagai suatu kondisi yang
menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu). Menurut Sardiman
(2018:73), motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan
di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan
untuk membangkitkan gairah belajar siswa sehingga kegiatan belajar dapat
berjalan dengan baik. Adapun pengertian motivasi belajar menurut
Sardiman (2018:75) adalah “Keseluruhan daya penggerak didalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan
dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai”.
Uno (2017:23), mengatakan bahwa motivasi belajar merupakan
dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar
untuk 11 mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Dari beberapa pengertian motivasi belajar menurut para ahli di
atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang
timbul baik dari dalam maupun dari luar diri siswa, yang mampu
menimbulkan semangat dan kegairahan belajar serta memberikan arah
pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.

6. Teori Motivasi
Motivasi berasal dari kata lain Motive yang berarti dorongan atau
bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai kekuatan yang
terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat (driving
force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan faktor-
faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang
mempengaruhi motif disebut motivasi. Michel J. Jucius menyebutkan
motivasi sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau
diri sendiri untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha-usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya
atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Anda mungkin juga menyukai