Anda di halaman 1dari 39

1

Kontribusi dan
Implikasi Teori
Belajar dan
Pembelajaran
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd.

Disampaikan oleh :
Rosa Fitriani R
Rika Lasmini Ritonga
Pengertian teori menurut ahli
2

Emory Cooper (2004) “Teori adalah suatu


kumpulan konsep, definisi, proposisi, dan
variabel yang berkaitan satu sama lain secara
sistematis dan telah digeneralisasi sehingga
dapat menjelaskan dan memprediksi suatu
fenomena (fakta-fakta) tertentu”.
Pengertian belajar menurut ahli
4

Menurut Gagne, belajar merupakan sejenis


perubahan yang diperlihatkan dalam
perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada
dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu.
Pengertian belajar menurut ahli
2

Skinner (dalam Muhibbin Syah: 2010)


seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam
bukunya Educational Psychology: The
Teaching-Leaching Process, berpendapat
bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi
(penyesuaian tingkah laku) yang
berlangsung secara progresif.
Jenis-jenis teori belajar
5

01 02 03
Teori Behavioristik Teori Humanisme Teori Belajar Kognitif

04 05
Teori Belajar Konsep Belajar Bermakna
• TEORI BEHAVIORISTIK 2

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori


yang mempelajari tingkah laku manusia.

Teori belajar behavioristik merupakan teori


belajar memahami tingkah laku manusia yang
menggunakan pendekatan objektif, mekanistik,
dan materialistik, sehingga perubahan tingkah
laku pada diri seseorang dapat dilakukan
melalui upaya pengkondisian. Desmita
(2009:44)
TOKOH-TOKOH TEORI BEHAVIORISTIK
4

• Ivan Pavlov
Pendekatan classical conditioning. Penerapan classical conditioning merupakan metode
terapi dalam merubah perilaku yang bersifat maladaptive dan merubah perilaku yang
adabtif.
2. John R. Watson
• Tidak mengakui adanya mental, kesadaran dan predisposisi yang dimiliki manusia
• Yang dimiliki manusia : raga, fisik, badan dan refleks
• Kondisioning merupakan suatu upaya untuk memperkuat ikatan S-R dan memberi
perangsang sehingga menimbulkan refleks (perilaku)
• Prilaku manusia merupakan proses dari kegiatan fisik dan hubunganya dengan
lingkunganya.
3. Edward L. Thorndike

Pengaruh hubungan antara stimulus dan respons dalam


pembentukan prilaku dan konsekuensinya
dalam pembetukan prilaku Yang diinginkan.

Tiga hukum utama terkait dengan stimulus dan respons:


• Law of Effect
Respons akan sangat bertambah kuat akan di ikuti dengan
hal-hal yang menyenangkan (Positive Reinforcement) dan
sebaliknya.
2. Low of Readiness
Berkaitan dengan struktur dan fungsi kematangan fisik dan
mental
3. Low of Exercise
Hubungan antara stimulus dan respons akan bertambah kuat
jika dilatih.
4. SKINNER (OPERANT CONDITIONING)

Manusia dan hewan selalu berada dalam proses “OPERATING” (melakukan


sesuatu) terhadap lingkungannya. Selama melakukan sesuatu tersebut mahkluk
hidup menemukan “Reinforcing stimulus” atau stimulus pendorong.
• CIRI-CIRI BEHAVIORISTIK
1. Mempelajari perbuatan manusia, bukan kesadarannya
2. Segala perbuatan di kembalikan pada refleks
3. Waktu di lahirkan semua orang adalah sama
4. Pendidikan adalah “Maha Kuasa”

• PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK


1. Obyek psikologi adalah tingkah laku
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan
2. Teori Humanistik
7

Harisah Hanis (2020) berpendapat bahwa, konsep dari


teori belajar humanis yaitu proses memanusiakan
manusia, dimana seorang individu diharapkan mampu
untuk mengekspresikan diri, artinya manusia dapat
menggali dan menemukan potensi yang ada dalam
dirinya sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan.
Proses belajar humanistik menitikberatkan kebebasan
setiap individu untuk lebih memusatkan perhatian
kepada diri peserta didik.
4
Tokoh pelopor teori belajar Humanistik
Abraham Maslow dan Carl Rogers
Maslow meyakini bahwa belajar merupakan kebutuhan
akan perkembangan motivasi. Dalam mencapai sesuatu
manusia tidak akan pernah puas, rasa puas hanya terjadi
sesaat saja sehingga manusia mencari peluang lain untuk
menutupi kebutuhannya.

Menurut Maslow, puncak kebutuhan yang sekaligus


sebagai ukuran keberhasilan individu ialah berhasil
dalam mengaktualisasikan diri dalam dunianya (Agus
Taufik, 2007: 6.6).
2

Cara belajar menurut teori ini adalah dengan mengembangkan aktualisasi diri untuk mencapai
puncak perkembangan individu. Apabila seseorang mampu mengembangkan potensinya serta
merasa dirinya utuh, bermakna dan berfungsi (fully functioning person) maka orang itu bukan
hanya akan berguna bagi dirinya sendiri tapi juga berguna bagi lingkungan sekitarnya.

Teori ini berpendapat bahwa motivasi belajar harus datang dari dalam diri individu.
3. Teori Belajar Kognitif 2

Belajar adalah pengorganisasian


aspek- aspek kognitif dan perseptual
untuk memperoleh pemahaman.
Tujuan dan tingkahlaku sangat
dipengaruhi oleh proses berfikir
internal yang terjadi selama proses
belajar.
Gagne
6

Teori Gagne didasarkan pada asumsi bahwa


belajar merupakan faktor yang sangat penting
dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari belajar.
Proses pembelajaran Gagne melalui delapan
fase, yaitu motivasi, pemahaman,
pemerolehan, penahanan, ingatan kembali,
generalisasi, perlakuan, dan umpan balik.
Gestalt
4

Teori Gestalt menganggap bahwa insight itu adalah inti


belajar, sehingga belajar pada dasarnya adalah
“insightful learning”.
Insightful learning sebagai ciri utama dalam belajar
yaitu Kemampuan dasar merupakan faktor yang sangat
berpengaruh terhadap insightful learning. Selanjutnya,
kemampuan dasar itu dipengaruhi oleh beberapa aspek
diantaranya usia, perbedaan kemampuan, dan
keanggotaan individu dalam suatu spesies.
Piaget
7

Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif


merupakan suatu proses dimana suatu kemajuan
individu melalui satu rangkaian yang secara
kualitatif berbeda dalam berpikir. Perkembangan
kognitif terbentuk melalui interaksi konstan antara
individu dan lingkungan, dan akan terjadi dua
proses, yaitu organisasi dan adaptasi
4. Teori Belajar Konsep
2

Konsep sangat erat kaitannya dengan reaksi dari stimulus-stimulus yang ada di lingkungan kita.
Konsep-konsep itu menyediakan skema-skema terorganisasi untuk mengasimilasikan stimulus-
stimulus baru, dan untuk menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori (Agus
Taufik:2007).

Konsep-konsep yang dimiliki individu merupakan hasil dari proses belajar yang ia peroleh
berdasarkan pengalaman kognitifnya. Hasil belajar itu akan membangun fondasi berpikir individu.
Hal itulah yang dijadikan dasar untuk memecahkan masalah secara relevan dan sesuai aturan.
Tingkat-tingkat Pencapaian Konsep
5

01 02 03
Tingkat classificatory
Tingkat konkret Tingkat identias

04
Tingkat formal
5. Belajar Bermakna: David Ausubel
2

Dalam teorinya Ausubel membagi klasifikasi


belajar menjadi 2 bagian yakni dimensi pertama
yang menyangkut cara materi atau informasi
diterima peserta didik dan dimensi kedua yang
menyangkut cara bagaimana peserta didik dapat
mengaitkan informasi atau materi pelajaran
dengan struktur kognitif yang telah ada.
6

Ketika peserta didik menghubungkan


informasi atau materi pelajaran baru
dengan konsep-konsep atau hal lainnya
yang telah ada dalam struktur
kognitifnya maka terjadilah yang
disebut dengan belajar bermakna.
Implikasi Teori-Teori Belajar dalam Pembelajaran 2

A. Implikasi Teori Belajar Behaviorisme dalam Pembelajaran

Proses pembelajaran berpegang teguh pada


prinsip dan pemahaman aliran behaviorisme
menekankan pada pentingnya keterampilan
dan pengetahuan akademik maupun
perilaku sosial sebagai hasil belajar (Agus
Taufik: 2007).
4
Hasil belajar akan lebih bermakna jika prosesnya menyenangkan peserta didik dan terjadi
penguatan (reinforcement). Misalnya, peserta didik menjawab benar maka diberi penguatan oleh
guru/pendidik dengan mengucapkan “Jawabanmu bagus” atau “tepat” dan sebagainya.

Menurut William C. Crain guru, orang tua, dan pendidik harus memberikan penguatan terutama
yang bersifat psikologis dan menghindari penguatan yang lebih bersifat kebendaan. Sedangkan
penghargaan (rewards) seharusnya diberikan hanya kepada perilaku yang masuk akal (reasonable)
dan tidak bersifat memanjakan. Hindari hukuman (punishments) yang bersifat fisik.
Implikasi Teori Humanisme 8

dalam Pembelajaran
Teori ini meyakini bahwa guru adalah fasilitator bukan
sebagai pengajar belaka. Artinya, pengajar harus bisa
memfasilitasi tumbuhnya motivasi belajar dalam diri
peserta didik, bukannya berpusat pada proses pembelajaran.

Peserta didik harus diberi kesempatan untuk


mengeksplorasi dan mengembangkan kesadaran dirinya
untuk perkembangan aspek kognitif, afektif maupun
psikomotorik agar peserta didik bisa lebih menguasai
informasi atau pengetahuan.
Menurut Rogers seorang pendidik harus berperan aktif dalam hal-hal
berikut ini:

• Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap positif terhadap pembelajaran.
• Membantu peserta didik mengklasifikasikan tujuan belajar dengan cara memberikan
kesempatan kepada peserta didik secara bebas menyatakan apa yang ingin mereka pelajari.
• Membantu peserta didik mengembangkan dorongan dengan tujuannya sebagai kekuatan
pembelajaran.
• Menyediakan sumber-sumber belajar.
Rogers menambahkan agar terciptanya iklim kelas yang memungkinkan terjadinya belajar 7

bermakna perlu dilakukan hal-hal berikut:

1. terimalah peserta didik apa adanya;


2. kenali dan bina minat peserta didik melalui
penemuannya terhadap diri sendiri;
3. usahakan sumber belajar yang mungkin dapat diperoleh
peserta didik untuk dapat memilih dan menggunakannya;
4. gunakan pendekatan inquiry-discovery;
5. tekankan pentingnya penilaian diri sendiri dan biarkan
peserta didik mengambil tanggung jawab untuk memenuhi
tujuan belajarnya.
Implikasi Teori Kognitif dalam Pembelajaran 7

Dalam teori Piaget peserta didik harus dibimbing


agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya,
tidak harus berpusat pada guru. Diusahakan agar
materi yang diajarkan harus dapat menarik minat
anak dan menantang sehingga mereka merasa
senang dan akhirnya terlibat dalam proses
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran guru/pendidik harus memperhatikan tahapan
perkembangan kognitif peserta didik. Materi harus sesuai dengan tahapan
perkembangan kognitif dan harus merangsang kemampuan berpikir mereka.

Sebagai contoh bagi anak SD pengoperasian suatu penjumlahan harus menggunakan


benda-benda nyata, terutama di kelas-kelas awal karena tahap perkembangan berpikir
mereka baru mencapai tahap operasi konkret. Untuk menjelaskan operasi
penjumlahan 4+2 lebih baik guru memperagakannya dengan memperlihatkan 4 benda
dan 2 benda. Jadi, caranya: “Empat buah jeruk ini ditambah dengan dua buah jeruk
yang itu, berapa jumlahnya anak-anak?”
Implikasi dalam proses belajarnya ialah belajar harus berpusat pada anak karena anak melihat
sesuatu berdasarkan dirinya sendiri. Untuk terjadinya proses belajar harus tidak ada proses
paksaan agar sifat egosentrisnya tidak terbunuh.
Oleh karena itu, metode pembelajaran yang paling tepat ialah metode bermain. Metode ini
selain tidak mengubur sifat egosentris anak juga merupakan dunia anak, buktinya anak senang
bermain dan ia akrab dengan bermain. Begitu pun penggunaan benda-benda konkret sebagai
simbol harus digunakan dalam merangsang pemikiran anak ketika proses belajar berlangsung.
Tahapan perkembangan berpikir praoperasional ini terutama terjadi pada anak usia TK.
4

Implikasi Teori Belajar Konsep dalam Pembelajaran

Ada 2 langkah dalam pembelajaran yang


berbasis teori belajar konsep: (1) penemuan
konsep-konsep yang akan diajarkan,
(2) perencanaan pembejaran konsep
4

Implikasi Teori Belajar Bermakna Ausubel dalam


Pembelajaran

Untuk memahami implikasi teori


bermakna Ausebel ini, mari kita
mengkaji bersama kasus berikut ini :
“Pada suatu hari Bu Pulan mengajarkan materi pembelajaran tentang ciri-ciri makhluk hidup.
Sebelum sampai kepada pokok bahasan tersebut, Bu Pulan mengulas dahulu konsep makhluk hidup
yang telah dikenal peserta didiknya.
“Anak-anak yang ibu cintai, hari ini kita akan mendiskusikan tentang ciri-ciri makhluk hidup. Anak-
anak apakah kucing termasuk makhluk hidup?”
Peserta didiknya menjawab serempak: “Ya... Bu...!”.
“Mengapa disebut makhluk hidup?”, Kata Bu Pulan.

Peserta didik 1 : “Karena kucing itu dapat berjalan.”


Peserta didik 2 : “Karena suka makan ikan.”
Bu Pulan : “Bagus jawabannya, kalau bunga yang tumbuh di halaman itu juga makhluk hidup?
Bunga kan tidak dapat berjalan?
Peserta didik : “Bunga itu pun termasuk makhluk hidup, Bu. Sebab bunga
tersebut kan tumbuh dari kecil, dan sekarang sudah berbunga.
Mengapa Bu Pulan mempertanyakan dahulu hal tersebut kepada peserta didiknya.
Dimana letak kesesuaian dengan teori belajar dari Ausubel? Kalau kita kaji lebih cermat
maka akan terlihat bahwa Bu Pulan sedang berupaya mengaitkan materi ciri-ciri makhluk
hidup dengan konsep makhluk hidup. Dalam implikasi teori Ausubel yang diperagakan
Bu Pulan merupakan salah satu contoh penerapan konsep Advance Organizer dalam
proses pembelajaran versi Ausubel.

Dalam penerapan teorinya pada proses pembelajaran, Ausubel mengajukan beberapa


implikasi, yaitu advance organizer, diferensiasi progresif, belajar superordinat, dan
penyesuaian intergratif.
Thank you
10

for your
attention

Anda mungkin juga menyukai