Anda di halaman 1dari 30

VARIABEL PEMBELAJARAN

DAN TEORI PEMBELAJARAN KONTRUK


KOGNITIF
KELOMPOK 5:
ROSA FITRIANI R
RIKA LASMINI RITONGA
Latar Belakang
Jika kita melihat praktik kegiatan belajar
mengajar di lapangan, kita akan menemukan
banyak guru yang belum mengetahui dasar
penting dalam pembelajaran yaitu variabel
pembelajaran. Padahal pengetahuan yang baik
tentang masalah ini akan membuat guru lebih
cakap dalam menangani dan memahami
permasalahan yang terjadi di sekolah. Sehingga
pemahaman guru yang baik tentang variabel
pembentukan pembelajaran dapat mendukung
terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang
lancar.
a. Variabel Kondisi dan Ragam
Dimensinya dalam Pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai
faktor yang mempengaruhi efek penggunaan
metode tertentu untuk meningkatkan hasil
pembelajaran. Kondisi pembelajaran selalu berubah-
ubah, hal ini tergantung pada situasi anak didik,
kondisi kelas, materi pembelajaran.
Reigeluth dan Merrill (1983) mengelompokkan
variabel kondisi pembelajaran mejadi tiga kelompok,
yaitu:
1. Tujuan dan Karakteristik
Bidang Studi
Tujuan sutau bidang studi adalah pernyataan
tentang hasil pembelajaran apa yang
diharapkan. Sedangkan karakteristik bidang
studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi
yang dapat memberikan landasan yang
berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi
pembelajaran.
2. Kendala dan Karakteristik
Bidang Studi
Karekteristik pembelajaran sangat bervariasi dan berbeda antara satu
materi pelajaran dan materi lainnya. Dengan berbagai karekter ini
maka guru harus dapat menetukan dan memilih strategi dan media
dalam pembelajaran yang paling tepat. Karena apa bila guru salah
dalam memilih media dan strategi pembelajaran maka akan berakibat
kepada tidak akan tercapainya kompetensi yang telah ditentukan.
Maka sebelum mengadakan kegiatan belajar mengajar seorang guru
harus mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada
pembelajaran tersebut.
3. Karakteristik
Siswa/Siswi

Karakteristik siswa adalah aspek-


aspek atau kualitas perseorangan
siswa seperti bakat, motivasi dan
hasil belajar yang telah dimiliki.
Karakter siswa yang bermacam-
macam menuntut guru untuk
membuat strategi dalam
pembelajaran dan pengelolaan
pembelajaran.
b. Variabel Strategi dan
Ragam Dimensinya dalam
Pembelajaran
Menurut Yamin Martinis, (2007) metode pembelajaran
adalah cara melakukan atau penyajikan, menguraikan,
memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran
kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode pengajaran adalah cara-cara yang berbeda
untuk mencapai hasil pengajaran yang berbeda di
bawah kondisi yang berbeda. Ilmu pengajaran
(pembelajaran) memusatkan bidang kajiannya pada
upaya memperbaiki kualitas pengajaran. Titik awal
upaya ini diletakkan pada perbaikan proses
pengajaran, atau pada variabel metode pengajaran.
Variabel metode pengajaran
diklasifikasikan lebih lanjut
menjadi tiga jenis, yaitu :

1.Organizational Strategy (Strategi Pengorganisasian)

2. Delivery Strategy (Strategi Penyampaian)

3. Management Strategy (Strategi Pengelolaan)


• Organizational Strategy (Strategi
Pengorganisasian)
Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang
telah dipilih untuk pengajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan, seperti
pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan
itu.
Strategi mengorganisasi isi pengajaran mengacu pada:
• cara untuk membuat urutan (sequencing)
• mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan
2. Delivery Strategy (Strategi Penyampaian)
Strategi penyampaian, yaitu metode untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada
siswa atau untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa.
Contoh metode penyampaian:
• Metode Tanya Jawab
• Metode Inkuiri/Penemuan
• Metode Kelompok Belajar
• Metode Pemodelan
• Metode Refleksi
3. Management Strategy (Strategi Pengelolaan)
Strategi pengelolan adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel
metode pengajaran lainnya, yaitu variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian
isi pengajaran. Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi
atau komponen suatu strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pengajaran.
Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pengelolaan, yaitu:
1) Penjadwalan penggunaan strategi pengajaran.
2) Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa.
3) Pengelolaan motivasi.
4) Kontrol belajar.
C. Hubungan Antar Variabel dalam Perencanaan
Pembelajaran
1.Definisi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna
memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Uno, 2008).

Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau


perancangan (desain) sebagai upaya untuk mebelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam
belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar,
tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
2. Perencanaan pembelajaran
melibatkan variabel
pembelajaran
Perencanaan pembelajaran diupayakan
mencakup semua variabel pembelajaran
yang dirasa turut mempengaruhi belajar.
Ada 3 variabel pembelajaran yang perlu
dipertimbangkan dalam merancang
pembelajaran.
Ketiga variabel tersebut adalah:
• variabel kondisi
• metode, dan
• variabel hasil pembelajaran.
3. Langkah-langkah Perencanaan
dan Pengembangan
Pembelajaran
• Analisis tujuan dan karakteristik bidangstudi
• Analisis sumber belajar(kendala)
• Analisis karakteristik siswa
• Menetapkan tujuan belajar dan
isipembelajaran
• Menerapkan strategi pengorganisasian
isi/materi pembelajaran.
• Mengembangkan prosedur pengukuran hasil
pembelajaran
D. Mengembangkan prosedur
pengukuran hasil pembelajaran
Teori kognitif meliputi kegiatan-kegiatan mental yang sadar
seperti berfikir, mengetahui, memahami, dan dan kegiatan
konsepsi mental seperti: sikap, kepercayaan, dan pengharapan,
yang kemudian itu merupakan factor yang menentukan di dalam
perilaku. Di dalam teori kognitif ini terdapat suatu interes yang
kuat dalam jawaban (response) atas akibat dari perilaku yang
tertutup (Yossita Wisman: jurnal 2020)
.
Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif
• Jean Piaget
Teori perkembangan kognitif disebut juga sebaga iteori
perkembangan intelektual atau teori perkembangan
mental. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak
terdiri atas beberapa tahap. Dan menurutnya belajar akan
lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Karenanya, dalam
mengajar guru harus menyesuaikan dengan perkembangan
kognitif/kematangan berfikir anak.

Piaget membagi tahap perkembangan kognitif yang dilalui


olehsiswa kedalam empat tahap,yaitu:

1)Tahap sensorimotor (anak usia lahir-2tahun)


2)Tahap preoperational (anak usia 2-8tahun)
3)Tahap operational konkret (anak usia 7/8-12/14tahun)
4)Tahap operational formal (anak usia 14 tahunlebih)
2. Jerome Bruner

Menurut Bruner untuk mengajarkan sesuatu tidak usah


menunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan
tertentu. Yang penting bahan pelajaran harus ditata dan
disesuaikan dengan baik maka dapat diberikan pada
peserta didik. Dengan kata lain, perkembangan kognitif
seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur
bahan yang akan dipelajari dan menyajikannya sesuai
dengan tingkatperkembangannya.

Menurut Bruner ada 3 tahap dalam perkembangan


kognitif, yaitu :
• Tahap Enaktif
• Tahap Ikonik
• Tahap Simbolik
3. Robert M.Gagne

Menurut teori Gagne, belajar


dipandang sebagai proses pengolahan
informasi yang terjadidalam otak
manusia. Ketika pembelajaran
berlangsung, terjadi proses penerimaan
informasi, yang kemudian diolah
sehingga dapat menghasilkan hasil
belajar.
Prinsip-prinsip Teori
Belajar Kognitif
a. Peserta didik merupakan pembelajar aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Pembelajaran menekankan pada pola pikir peserta didik.
c .Berpusat pada cara peserta didik mengingat,
memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam
ingatannya.
d .Menekankan pada pengalaman belajar, dengan
memandang pembelajaran sebagai proses aktif di dalam
diri peserta didik.
e. Hasil pembelajaran tidak hanya bergantung pada
informasi yang disampaikan guru, tetapi juga cara peserta
didik dalam memproses informasi tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Teori
Belajar Kognitif

a.Kelebihan
• Dalam pembelajaran, guru hanya memberikan
dasar-dasar dari materi yang akan diajarkan,
sedangkan untuk pengembangan materinya
diserahkan pada peserta didik. Sehingga peserta
didik aktif dan terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran serta memiliki pemahaman yg
mendalam.
• Dengan menerapkan teori ini, guru dapat
memaksimalkan ingatan yang dimiliki peserta
didik sehingga peserta didik dapat mengingat
semua materi-materi yang diberikan.
• Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.
b. Kekurangan
• Teori ini lebih menekankan pada
kemampuan ingatan peserta didik
sehingga guru terkadang menganggap
semua peserta didik itu memiliki
kemampuan daya ingat yang sama dan
tidak dibeda-bedakan.
• Jika dalam pembelajarannya hanya
menggunakan teori belajar kognitif
saja, peserta didik akan tidak mengerti
sepenuhnya tentang materi yang
diberikan dan akan mengalami
kesulitan dalam kegiatan praktek.
Teori Belajar Konstruktivisme
• Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut teori ini, proses membentuk pengetahuan


berlangsung secara bertahap dan pembentukan
pengetahuan ini akan selalu dihadapkan pada
pengalaman atau fenomena baru yang dijumpai oleh
seorang individu. Menurut Trianto (2009) teori
konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-
aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu
tidak lagi sesuai. Atau bisa dibilang bahwa
konstruktivisme merupakan suatu proses dimana anak
secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman
mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi
mereka.
Tokoh-tokoh Teori Belajar Konstruktivisme
• Jean Piaget

Piaget berpendapat bahwa teori konstruktivisme adalah proses belajar untuk


menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realita. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator atau moderator dalam pembelajaran. Piaget
menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran anak melalui
kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai skemata yang dimilikinya.

Menurut Piaget, proses mengkontruksi pengetahuan meliputi skemata, asimilasi,


akomodasi, dan keseimbangan.
2. Jerome Bruner

Bruner sangat mendorong agar pendidikan mengutamakan pada


pengembangan berpikir. Ia banyak memberikan pandangan tentang
perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar atau
memperoleh pengetahuan, menyimpan pengetahuan, dan
mentransformasikan pengetahuan tersebut .Bruner menyatakan bahwa siswa
harus terlibatsecara aktif mentalnya agar dapat mengenal konsep dan
struktur dalam materi yang dibicarakan.

Menurut Bruner, belajar harus melibatkan tiga proses yang terjadi hampir
selalu bersamaan, yakni:
(1) Memperoleh informasi baru;
(2) Transformasi informasi; dan
(3) Menguji relevansi informasi dengan ketepatan pengetahuan.
3. Lev Vygotsky

Menurut Vygotsky, perkembangan intelektual dapat ditinjau dari konteks


historis dan budaya pengalaman anak. Perkembangan intelektual juga
tergantung pada sistem-sistem isyarat yang mengacu pada simbol-simbo
lyang diciptakan untuk membantu orang berpikir, berkomunikasi, dan
memecahkan masalah.

Vygotsky menghendaki adanya setting kelas berbentuk kooperatifantar


kelompok siswa dengan kemampuan berbeda-beda, sehingga mereka dapat
berinteraksi dan memunculkan strategi dalam memecahkan masalah. Dalam
proses pembelajaran, Vygotsky juga menekankan pada perancahan
(scaffolding), sehingga semakin lama siswa akan semakin dapat mengambil
tanggung jawab untuk pembelajarannya sendiri.
Prinsip-prinsip Teori
Belajar Konstruktivisme
• Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri.
• Pengetahuan tidak hanya sekedar di
pindahkan dari guru kemurid, tetapi
didapatkan dengan keaktifan murid sendiri
untuk menalar.
• Murid aktif mengkontruksi secara terus
menerus, sehingga selalu terjadi perubahan
konsep ilmiah.
• Guru sekedar membantu menyediakan saran
dan situasi agar proses kontruksi berjalan
lancar.
• Struktur pembalajaran seputar konsep utama
pentingnya sebuah pertanyaan.
• Kelebihan dan Kekurangan Teori
Belajar Konstruktivisme
a.Kelebihan
• Berfikir artinya, dalam proses membina pengetahuan baru murid diajarkan
untuk berfikir dalam menyelesaikan masalah atau sebuah studi kasus serta
mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuat keputusan.
• Faham artinya, dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung
dalam mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga peserta didik
akan lebih faham akan materinya.
• Daya ingat artinya, dalam proses pembelajaran anak harus terlibat secara
langsung dan aktif, dengan begitu mereka akan mengingat lebih lama semua
konsep yang ada sehingga murid akan memiliki daya ingat yang baik dan akan
yakin dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru.
• Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh
apabila seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina
pengetahuan baru.
• Seronok artinya, dalam proses belajar peserta didik pastinya akan terlibat
secara terus menerus sehingga semakin lama mereka akan faham, ingat, dan
lebih yakin lagi dalam memutuskan sebuah pengetahuan baru. Apabila
peserta didik melakukan interaksi secara sehat dengan guru atau rekan, maka
mereka akan berasa seronok belajar dalam membina pengetahuan baru.
Kekurangan
• Guru kadang tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan semisal tidak pernah memberi kesempatan pada
peserta didik untuk menyelesaikan suatu masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat
pembelajaran yang itu-itu saja dan pola pikir peserta didik tidak berkembang.
• Dalam pembelajaran, guru terkadang hanya memberi penjelasan saja dan peserta didik hanya memahami saja
tanpa terlibat secara langsung dalam mengaplikasikan sebuah situasi baru.
• Guru yang berperan sebagai orang yang kaku dan harus ditakuti peserta didik. Seharusnya, guru berperan sebagai
teman bagi peserta didiknya sehingga peserta didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan
baru.
• Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat dan pengetahuan peserta didik
tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila peserta didik hanya diberi materi baru pasti materi sebelumnya
akan dilupakan.
QUESTIONS for
discussion:
• Menurut anda, bagaimana kaitannya
variabel pembelajaran dengan
sebuah proses pembelajaran?
• Apa perbedaan dari teori belajar
kognitif dengan teori belajar
konstruktivisme?

Anda mungkin juga menyukai