Anda di halaman 1dari 7

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

NAMA : YAYUK WAHYUNI

KELAS : F321
A. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

B. Kegiatan Belajar : TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN


KOGNITIVISTIK DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN
C. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

A.Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon

Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input yang berupastimulus dan keluaran
atau output yang berupa respons.
Konsep
(Beberapa STIMULUS adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya daftar perkalian, alat peraga,
1 pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa, sedangkan RESPON adalah
istilah dan reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru

definisi) di KB Teori behavioristik berangkat dari aliran psikologi behaviorisme yang menyimpulkan perilaku
manusia itu bisa dibentuk menjadi baik atau buruk oleh lingkungan

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie,
dan Skiner. Pada dasarnya para penganut aliran behavioristik setuju dengan pengertian belajar di
atas, namun ada beberapa perbedaan pendapat di antara mereka
B.Teori Belajar Behavioristik Menurut Para Ahli

• Menurut Edward Lee Thorndike (1874-1949) proses


interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu
apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan

Teori Belajar belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain


yang dapat ditangkap melalui alat indera
• Menurut John Broades Watson (1878-1958) proses

Behavioristik interaksi antara stimulus dan respon, namun


stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan

Menurut dapat diukur


• Menurut Edwin Ray Guthrie (1886-1959) variabel
hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan

Para Ahli terjadinya proses belajar


• Menurut Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990)
hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi
melalui interaksi dalam lingkungannya akan
menimbulkan perubahan tingkah laku

Menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan


belajar itu dapat berujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak
kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati

Dalam proses eksperimennya yang melalui proses trial and error,


Thorndike menemuka 3 hukum pokok, yaitu:
a. Hukum Latihan (The law of exercise)
Hukum ini menghasilkan sebuah teori bahwa hubungan antara
stimulus dan respon akan menjadi kuat apabila sering digunakan
(law of use), dan sebaliknya akan menjadi lemah jika tidak
digunakan (law of disuse). Dari hukum tersebut dapat disimpulkan
bahwa dalam proses pembelajaran dibutuhkan adanya latihan
untuk memperkuat hubungan antara stimulus dan respon, oleh
karena itu pemberian ulangan/tes yang diberikan oleh
gurumerupakan implementasi dari hukum tersebut
b. Hukum Akibat (The law of effect)
Hukum ini menghasilkan sebuah teori bahwa satu tindakan atau
perbuatan yang menghasilkan rasa puas (menyenangkan) akan
cenderung diulang, sebaliknya tindakan atau perbuatan
menghasilkan rasa tidak puas (tidak menyenangkan) akan
cendeung tidak diulang.
c. Hukum Kesiapan (The law of readiness)
Hukum ini menghasilkan sebuah teori bahwa proses belajar akan
berhasildengan baik apabila siswa memiliki kesiapan, yaitu
kecenderungan untuk bertindak.
Selain hukum-hukum tersebut, Thorndike juga menemukakan 4 hukum
tambahan, yaitu:
1. Law of multiple response, yaitu individu mencoba berbagai respon
sebelum mendapat respon yag tepat;
2. Law of attitude, yaitu pross belajar dapat berlangsung bila ada
kesiapan mental yang positif pada siswa;
3. Law of partial activity, yaitu individu dapat bereaksi scara selektif
terhadap kemungkinan-kemngkinan yang ada dalam situasi tertentu.
Individu dapat memilih dan mendasarkan tingkah lakunya kepada
hal-hal ang pokok dan meninggalan hal-hal yang kecil/tidak pokok;
4. Law of response by analogy, yaitu individu cenderung mempunyai
reaksi yang sama terhadap situasi baru yang mirip dengan situasi
yang dihadapinyawaktu yang lalu.
Pemikiran Watson (Collin, dkk: 2012) dapat digambarkan sebagai
berikut:
C.Kelemahan Teori Belajar Behavioristik
Kelemahan teori belajar Behavioristik diantaranya:
1. Pandangan Behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan
respon yang dapat diamati,tetapi tidak memperhatikan adanya
pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur yang
diamati
2. Cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir
linier,konvergen,tidak kreatif dan tidak produktif.
3. Menjadikan siswa untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.
D.Aplikasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran

Berdasarkan beberapa teori dari para ahli di atas, ada beberapa prinsip yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, diantaranya:
1. hubungan antara pertanyaan dengan jawaban atau hubungan antara
masalah dengan solusinya;
2. Dalam pembelajaran perlu adanya proses pengulangan (repetition)
materi, karena dapat membentuk pembiasaan
3. Pemberian stimulus yang menyenangkan terhadap tindakan baik
siswa (mis. prestasi belajar yang bagus) harus dilakukan untuk
memotivasi agar terus mempertahankan prestasinya.
4. Pemberian hukuman dan hadiah diperlukan dalam rangka
menciptakan disiplin kelas yang kondusif untuk proses pembelajaran,
sehingga tujuan pebelajaran dapat dicapai secara efektif dan efsien
5. Pemberian hadiah atau hukuman harus dilakukan secara variatif,
sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada siswa yang
menerimanya
6. Proses pembelajaran akan berjalan secara efektif jika siswa sudah
memiliki kesiapan untuk mengikuti proses belajar, baik kesiapan
mental maupun kesiapan menerima materi yang baru, oleh karena
itulah pemberian appersepsi sebelum memulai proses pembelajaran
menjadi penting
TEORI BELAJAR KOGNITIF

A. Pengertian Belajar Kognitif

1. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar


melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi lebih dari itu
belajar dengan teori kognitif melibatkan proses berpikir yang sangat
kompleks (Nugroho, 2015: 290).
2. Bagi kognitivisme, belajar merupakan interaksi antara individu dan
lingkungan, dan hal itu terjadi terusmenerus sepanjang hayatnya.

3. Kognisi adalah suatu perabot dalam benak kita yang merupakan


“pusat” penggerak berbagai kegiatan kita: mengenali lingkungan,
melihat berbagai masalah, menganalisis berbagai masalah, mencari
informasi baru, menarik simpulan dan sebagainya (Nugroho, 2015:
291).
4. Dalam praktek pembelajaran, teori kognitif antara lain tampak dalam
rumusan- rumusan seperti: “Tahap-tahap perkembangan” yang
dikemukakan oleh J. Piaget, Advance organizer oleh Ausubel,
Pemahaman konsep oleh Bruner, Hirarkhi belajaroleh Gagne,
Webteaching oleh Norman, dan sebagainya. Berikut akan diuraikan
lebih rinci beberapa pandangan mereka.

B. Teori Belajar Kognitif menurut Para Ahli


Teori Teori Belajar Teori Belajar Teori Belajar
Perkembangan Menurut Menurut David menurut
Jean Piaget Jerome Bruner Ausubel (1918- Gagne (1916-
(1896-1980) (1915-2016) 2008) 2002)

perkembangan Suatu bagian


Perkembangan
kognitif Teori-teori dari suatu
intelektual,
merupakan belajar yang ada hierarki delapan
peingkatan
suatu proses selama ini masih bentuk belajar.
pengetahuan,
genetik, yaitu banyak Dalam hierarki
perkembangan
suatu proses menekankan ini, setiap
intelektual,
yang didasarkan pada belajar tingkat belajar
interaksi,
atas mekanisme asosiatif atau bergantung
bahasa, dan
biologis belajar pada tingkat-
perkembangan
perkembangan menghafal tingkat
kognitif
sistem syaraf sebelumnya.

C.Aplikasi Teori Belajar Kognitif dalam pembelajaran

1. Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli


penganut kognitivisme di atas, ada beberapa implikasi yang harus
diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon, tetapi lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks;
b. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses
berpikirnya, tetapi mereka mengalami perkembangan kognitif
melalui tahap-tahap tertentu;
c. Siswa harus diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan
kemampuannya, sehingga pemberian waktu belajar untuk
setiap siswa harus lebih fleksibel;
d. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat
belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda
kongkrit;
2. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang
akan semakin teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya;
3. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu
konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang
dijumpai dalam kehidupannya;
4. Perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan
kognitif seorang anak;
5. Penyusunan materi pelajaran harus diatur dari yang sudah diketahui
menujukepada yang baru, dari yang sederhana menuj kepada yang
kompleks, dan dari yang mudah menuju kepada yang sulit;
6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal;
Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatiakan,
karena faktor inisangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa

Daftar materi Teori belajar menurut David Ausubel


2 pada KB yang (Positive Reinforcement) dan (Negative Reinforcement). Dalam teori
sulit dipahami behavioristik

Daftar materi
yang sering
Pada teori behavioristik tentang pemberian punishment dan reward, terkadang
mengalami
3 sikap yang saya lakukan justru bertentangan dengan stimulus yang harusnya
miskonsepsi
diberikan kepada siswa
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai