Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


B. Kegiatan Belajar : TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN KOGNITIVISTIK DAN
PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN (KB 1)

C. Pengantar Materi
Menurut saya dari kedua Teori Belajar yang terdapat dalam Kegiatan Belajar 1 ini, adalah :

 Menyajikan hasil analisis tentang keutamaan tentang adab berbakti kepada orang tua berdasarkan dalil
dan pendapat ulama.
 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural dan meta kognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
 Indikator pembelajaran
a) Menghayati kemuliaan berbakti kepada orang tua sebagai perintah agama islam.
b) Mengomunikasikan hasil analisis tentang keutamaan dan adab berbakti kepada orang tua dan guru
berdasarkan dalil dan pendapat utama.

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1

PETA KONSEP

A. ADAB TERHADAP ORANG TUA


(Beberapa istilah
dan definisi) di
KB 1. Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik
Menurut teori behavioristik, apa saja yang diberikan guru (stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa
(respon), semuanya harus dapat diamati dan dapat diukur.
2. Teori Belajar Behavioristik Menurut Para Ahli
a. Teori Belajar Menurut Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang
dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap
melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar, yang juga dapat berupa
pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Dari definisi belajar tersebut, maka menurut Thorndike perubahan tingkah
laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang
tidak dapat diamati.
b. Teori Belajar Menurut John Broades Watson (1878-1958)
J.B. Watson adalah seorang tokoh aliran behavioristik yang datang sesudah Thorndike. Menurutnya, belajar
adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur.

c. Teori Belajar Menurut Edwin Ray Guthrie (1886-1959)


Sebagaimana tokoh behavioristik lainnya, Edwin Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan
respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Dijelaskannya bahwa hubungan antara stimulus dan respon
cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar siswa perlu sesering mungkin diberikan
stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat lebih tetap
d. Teori Belajar Menurut Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990)
Skinner merupakan tokoh behavioristik yang paling banyak diperbincangkan, konsep-konsep yang dikemukakan
oleh Skinner tentang belajar mampu mengungguli konsep-konsep lain yang dikemukakan oleh para tokoh
sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun dapat menunjukkan konsepnya
tentang belajar secara lebih komprehensif.
3. Kelemahan Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik banyak dikritik karena sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks,
sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang tidak dapat diubah
menjadi sekedar hubungan stimulus dan respon
4. Implementasi Teori Behavioristik dalam Kegiatan Pembelajaran
Berdasarkan beberapa teori dari para ahli di atas, ada beberapa prinsip yang dapat diterapkan dalam proses
pembelajaran, diantaranya :
a. Pemberian ulangan atau tes diperlukan dalam pembelajaran untuk melatih siswa dalam memahami hubungan
antara pertanyaan dengan jawaban atau hubungan antara masalah dengan solusinya;
b. Dalam pembelajaran perlu adanya proses pengulangan (repetition) materi, karena dapat membentuk
pembiasaan;
c. Pemberian stimulus yang menyenangkan terhadap tindakan baik siswa (mis. prestasi belajar yang bagus) harus
dilakukan untuk memotivasi agar terus mempertahankan prestasinya. Sebaliknya pemberian stimulus yang tidak
menyenangkan terhadap Tindakan siswa yang tidak baik (mis. prestasi belajar yang jelek karena malas belajar)
juga harus dilakukan untuk memotivasi siswa agar lebih giat lagi, sehingga nilainya lebih baik;
d. Pemberian hukuman dan hadiah diperlukan dalam rangka menciptakan disiplin kelas yang kondusif untuk proses
pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien;
e. Pemberian hadiah atau hukuman harus dilakukan secara variatif, sehingga tidak menimbulkan kebosanan pada
siswa yang menerimanya;
f. Proses pembelajaran akan berjalan secara efektif jika siswa sudah memiliki kesiapan untuk mengikuti proses
belajar, baik kesiapan mental maupun kesiapan menerima materi yang baru, oleh karena itulah pemberian
apersepsi sebelum memulai proses pembelajaran menjadi penting.

B. TEORI BELAJAR KOGNITIF


1. Pengertian Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif berbeda dengan teori belajar behavioristik. Teori belajar kognitif lebih mementingkan
proses belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi lebih dari itu belajar dengan teori kognitif melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks (Nugroho, 2015: 290).
2. Teori Belajar Kognitif menurut Para Ahli
a. Teori Perkembangan Jean Piaget (1896-1980)
Piaget adalah seorang tokoh psikologi kognitif yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan pemikiran para
pakar kognitif lainnya. Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu
proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf.
b. Teori Belajar Menurut Jerome Bruner (1915-2016)
Jerome Bruner adalah seorang pengikut setia teori kognitif, khususnya dalam studi perkembangan fungsi
kognitif. Bruner memandang bahwa suatu konsep memiliki 5 unsur, dan seseorang dikatakan memahami suatu
konsep apabila mengetahui semua unsur dari konsep itu, meliputi: 1) Nama, 2) Contoh-contoh baik yang positif
maupun yang negatif, 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak, 4) Rentangan karakteristik, dan 5) Kaidah
Pemikiran Bruner (Collin, 2012)
c. Teori Belajar Menurut David Ausubel (1918-2008)
Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa dalam bentuk informasi dan
dalam bentuk final ataupun dalam bentuk belajar, penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan
sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diajarkan. Dalam tingkat ke dua siswa menghubungkan atau
mengaitkan informasi itu pada pengetahuan yang telah dimilikinya berdasarkan pengalaman dalam hidupnya,
maka dalam hal ini akan terjadi belajar bermakna. Tetapi siswa dapat juga hanya mencoba-coba menghafalkan
informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada dalam struktur kognitifnya,
maka dalam hal ini akan terjadi belajar hafalan.
d. Teori Belajar menurut Gagne (1916-2002)
Menurut Gagne (dalam Dahar, 2011, hlm. 67), belajar konsep merupakan suatu bagian dari suatu hierarki
delapan bentuk belajar. Hierarki belajar dari Gagne tersebut adalah : (1) Belajar tanda sinyal (signal learning),
(2) Belajar stimulus respon (stimulus response learning) (3) Belajar merangkai tingkah laku (behaviour chaining
learning), (4) Belajar asosiasi verbal (verbal chaining learning), (5) Belajar diskriminasi (discrimination learning),
(6) Belajar konsep (concept learning), (7) Konsep terdefinisi, (8) Belajar memecahkan masalah (problem solving)
3. Implementasi Teori Belajar Kognitif dalam pembelajaran
Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli penganut kognitivisme di atas, ada beberapa
implikasi yang harus diterapkan dalam proses pembelajaran, yaitu :
a. Belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi lebih dari itu belajar melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks;
b. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya, tetapi mereka
mengalami perkembangan kognitif melalui tahap-tahap tertentu;
c. Siswa harus diberikan kesempatan untuk belajar sesuai dengan kemampuannya, sehingga pemberian waktu
belajar untuk setiap siswa harus lebih fleksibel;
d. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika
menggunakan benda- benda konkrit;
e. Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin teratur dan semakin
abstrak cara berpikirnya;
f. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui yang dijumpai dalam kehidupannya;
g. Perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif seorang anak;
h. Penyusunan materi pelajaran harus diatur dari yang sudah diketahui menuju kepada yang baru, dari yang
sederhana menuju kepada yang kompleks, dan dari yang mudah menuju kepada yang sulit;
i. Belajar memahami akan lebih bermakna daripada belajar menghafal;
j. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa

 apa itu belajar ? menurut teori behavioristik dan apakah yang dimaksud dengan teori kognitif ? menurut
Teori belajar kognitif. lalu apa yang menjadi pembeda diantara keduanya ?
Daftar materi
2 pada KB yang
sulit dipahami
 Teori Belajar Menurut David Ausubel mengenai Belajar Bermakna dan Belajar Hafalan lalu bagaimana
korelasinya terhadap Teori Belajar menurut Gagne tentang Strategi Kognitif ?
Daftar materi
yang sering  Perbedaan pendapat oleh para ahli seringkali membingungkan karena banyaknya teori-teori tentang
3 mengalami
miskonsepsi HIERARKI BELAJAR yang saling bersebrangan antara satu dengan lainnya
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai