Anda di halaman 1dari 5

TEMPLATE RESUME MODUL PEDAGOGIK

Nama : I’ANATUL MUFARIKHAH


NIM : 4862020207021
Mapel/Kelas : pedagogic 3/1C

N SUB CAPAIAN RANGKUMAN MATERI BERDASARKAN SUB SOAL PREDIKTIF BERBASIS HOTS
O PEMBELAJARAN CP (SOAL PILIHAN GANDA BERBASIS HOTS
DENGAN 5 PILIHAN JAWABAN)
1 Menjelaskan perbedaan A.Teori Behaviorisme Teori ini memandang belajar sebagai hasil dari
konsep belajar menurut 1.Menurut teori behavioristik, belajar adalah pembentukan hubungan antara rangsangan dari luar
teori behavioristik dan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya (stimulus) dan balasan dari siswa (response) yang
teori kognitif pengalaman dan latihan dalam hubungan stimulus dan dapat diamati. Semakin sering hubungan (bond) antara
respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk rangsangan dan balasan terjadi, maka akan semakin
perubahan kemampuan siswa dalam bertingkah laku kuatlah hubungan keduanya (law of exercise).
dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara Teori belajar yang dimaksud adalah…
stimulus dan respon.
2.Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab
pengukuran merupakan suatu hal penting untuk A. Behaviorisme
melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku. B. Humanistik
3.Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran C. Sibernetik
behaviotistik adalah faktor penguatan (reinforcement). D. Kontruktivisme
4.Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat E. Kognitif
timbulnya respon. Penguatan dibagi menjadi dua
yaitu penguatan positif (positive reinforcement) dan
penguatan negatif (negative reinforcement).
5.Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika Jawaban A
diadapat menunjukkan perubahan perilakunya.
6.Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah
Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan
Skiner.
B. TEORI BELAJAR KOGNITIF
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajarnya. Para penganut aliran
kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar
melibatkan hubungan antara stimulus dan respon,
tetapi lebih dari
itu belajar dengan teori kognitif melibatkan proses
berpikir yang sangat kompleks.
Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian
dari suatu situasi saling berhubungan dengan seluruh
konteks situasi tersebut. Memisah misahkan atau
membagi-bagi situasi/materi pelajaran menjadi
komponenkomponen yang kecil-kecil dan
mempelajarinya secara terpisah-pisah, akan
membuatnya kehilangan makna. Teori ini
berpandangan bahwa belajar merupakan suatu
proses internal yang mencakup ingatan, retensi,
pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya.
2 Menentukan implikasi Implementasi Teori Behavioristik terhadap
teori behavioristik Pembelajaran
dalam kegiatan 1.Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat
pembelajaran Agama penting dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih
Islam. banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin.
2.Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa
pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak
berubah.
3.Siswa diharapkan akan memiliki pemahaman yang
sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya,
apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang
harus dipahami oleh murid.
4.Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan
pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang
perlu dihukum, dan keberhasilan belajar atau
kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku
yang pantas diberi hadiah. Demikian juga, ketaatan
pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan
belajar.
5.Siswa atau peserta didik adalah obyek yang harus
berperilaku sesuai dengan aturan
6.Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara
ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak
didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan
penekanan pada ketrampilan mengungkapkan
kembali isi buku teks/buku wajib tersebut.
7.Pembelajaran dan evaluasi akan menekankan pada
hasil belajar. Pada evaluasi hasil belajar menuntut satu
jawaban benar. Maksudnya, bila siswa menjawab
secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini
menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas
belajarnya.
8.Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang
terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya
dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran.
Evaluasi belajar ini dapat diartikan sebagai ujian akhir
/ final test.
Penerapan teori behavioristik ini biasanya masih
diterapkan pada sekolah-sekolah dasar maupun
menengah seperti SD, SMP dan SMA, sedangkan
untuk perguruan tinggi dan pendidikan tinggi lainnya
sudah tidak di terapkan lagi. Dalam kehidupan
mahasiswa hadiah dan hukuman sudah tidak diberikan
lagi dan aturan juga sudah tidak seketat saat menjadi
siswa. Hal tersebut disebabkan siswa masih dalam
tahap pembentukan diri sedangkan mahasiswa
dianggap sudah dewasa dan bisa bertanggung jawab
pada dirinya sendiri.
Penerapannya teori behavioristik dalam
pembelajaran secara garis besar adalah :
1)Guru akan menentukan tujuan pembelajaran
2)Guru akan mengidentifikasi pengetahuan awal siswa
3)Selanjutnya menentukan materi pelajaran
4)Memecahkan materi pelajaran menjadi bagian kecil-
kecil meliputi pokok bahasan sub bahasan dll
5)Menyajikan materi pelajaran
6)Memberikan stimulus dapat berupa pertanyaan lisan
maupun tulis, tes atau kuis, tugas-tugas
7)Mengamati dan mengaji respon yang diberikan
siswa
8) Memberikan penguatan positif yaitu hadiah dan
penguatan negatif yaitu hukuman, memberikan
stimulus baru
9)Mengamati dan mengkaji respon siswa
10)Memberikan penguatan lanjutan atau hukum
11)Evaluasi hasil belajar (Ujian Akhir)

3 Menentukan implikasi Implementasi Teori Kognitif dalam Kegiatan


teori kognitif dalam Pembelajaran
kegiatan pembelajaran Kegiatan pebelajaran yang berpijak pada teor belajar
Agama Islam kognitif ini sudah banyak digunakan. Kebebasan dan
keterlibatann siswa secara aktif dalam proses belajar
amat diperhitungkan, agar belajar lebih bermakna bagi
siswa. Sedangkan kegiatan pembelajarannya mengikuti
prinsip- prinsip sebagai berikut :
1.Siswa mengalami perkembangan kognitif melalui
tahap-tahap tertentu.
2.Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan
dapat belajar dengan baik terutama jika mendengarkan
benda-benda konkrit.
3.Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat
dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan
siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan
baik.
4.Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi perlu
mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan
struktur kognitif yang telah memiliki sikap belajar.
5.Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi
pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau
logika tertentu, dari sederhana ke kompleks.
6.Belajar memahami akan lebih bermakna daripada
belajar menghafal
7.Adanya perbedaan individual pada diri siswa
perlu diperhatikan karena factor ini sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa .perebedaan
tersebut misalnya pada motivasi,persepsi,kemampuan
berfikir ,pengetahuan awal dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai