NIM : 11170183000036
Kelas : 5A (PGMI)
PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
A. Pandangan Tentang Belajar dan Pembelajaran dari Berbagai Aliran
Pengertian belajar menurut para ahli yang berdasarkan aliran teorinya. Aliran
teori ini terbagi menjadi 5, yaitu: Behaviorisme, Humanistik, Kognitivisme,
Kontruktivisme, dan Sibernetik. (Dina Gasong, 2018)
1. Behaviorisme
Para tokoh penganut aliran ini adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie,
Pavlov, dan Skinner. Masing-masing dari mereka memiliki pengertian tentang
belajar berbeda-beda.
a. Thorndike berpendapat bahwa belajar dan pembelajaran adalah proses interaksi
antara stimulus (yang berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan perubahan
tingkah laku itu dapat berwujud kontrit dan ada yang non-konkrit. Aliran
thorndike ini biasa disebut aliran koneksionis
b. Watson juga berpendapat bahwa belajar dan pembelajaran adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon lalu stimulus dan respon harus berbentuk
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur
c. Hull berpendapat bahwa belajar dan pembelajaran adalah hubungan antara
stimulus dan respon yang cenderung bersifat sementara. Oleh sebab itu,
diperlukan pemberian stimulus yang sering agar hubungan itu menjadi lebih
langgeng
d. Guthrie berpendapat bahwa hukuman memegang peran penting dalam belajar
karena pemberian hukuman yang tepat akan mampu mengubah perilaku
seseorang
e. Pavlov berpendapat bahwa belajar dan pembelajaran adalah suatu proses
perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang kemudian
menimbulkan reaksi
f. Skinner berpendapat bahwa belajar dan pembelajaran adalah hubungan antara
stimulus dan respon yang melalui interaksi dengan lingkungannya yang
kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku
2. Humanistik
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah "untuk memanusiakan
manusia". Proses belajar dianggap berhasil jika si pembelajar telah memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Secara umum teori ini cenderung bersifat
ekletik, artinya memanfaatkan teknik belajar apapun asal tujuan belajarnya dapat
dicapai. Sebagai contoh, teori ini terwujud dalam karya Ausubel (dengan
'Meaningful Learning' nya), Kolb (dengan "Belajar Reflektif").
3. Kognitivisme
Asumsi dasar teori ini adalah bahwa setiap orang telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya. Lalu, menurut teori ini proses
belajar akan berjalan dengan baik apabila materi pembelajaran yang baru
beradaptasi (bersinambung) secara baik dengan struktur kognitif yang sudah
dimiliki peserta didik. Para tokoh teori ini adalah Piaget, Bruner, dan Ausubel.
Pendapat mereka yaitu:
a. Piaget berpendapat bahwa proses belajar adalah keterlibatan pembelajar yang
aktif. Piaget pun menyampaikan tahap-tahap proser belajar, pertama asimilasi
(proses penyesuaian pengetahuan baru dengan struktur kognitif) kedua
akomodasi (proses penyesuaian struktur kognitif dengan pengetahuan baru)
ketiga ekuilibrasi (proses penyeimbangan mental setelah terjadi proses asimilasi
dan akomodasi).
b. Bruner berpendapat bahwa proses belajar adalah berdasarkan dengan
pengalaman ketika mengalami atau mengenal peristiwa yang ada di dalam
lingkungannya dan dapat menyatakan kembali peristiwa tersebut. Bruner pun
menyampaikan tahap-tahap belajar, pertama enaktif (aktivitas peserta didik
memahami lingkungan) kedua ikonik (peserta didik melihat dunia melalui
gambar-gambar dan visualisasi verbal) ketiga simbolik (peserta didik
memahami gagasan-gagasan abstrak).
c. Ausubel berpendapat bahwa proses belajar adalah proses mengaitkan informasi
atau materi baru dengan konsep-konsep yang ada. Ausubel pun menyatakan
tahap-tahap proses belajar pertama memperhatikan stimulus yang diberikan
kedua memahami makna stimulus ketiga menyimpan dan menggunakan
informasi yang sudah dipahami.
4. Konstruktivisme
Dasar teori belajar konstruksivisme yaitu bahwa setiap individu
mengkonstruksi (membangun) pengetahuannya sendiri. Hal ini sejalan dengan apa
yang dikemukakan oleh Gagnon Jr dan Collay yaitu pembelajaran konstruktivis
dalam enam elemen, yaitu situation, grouping, bridge, question, exhibit, reflection.
5. Sibernetik
Teori belajar sibernetik adalah teori yang relatif baru bila dibandingkan
dengan ketiga teori belajar sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan
perkembangan ilmu informasi. Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan
informasi. Yang terpenting dalan teori ini adalah "Sistem Informasi" dari apa yang
akan menjadi bahan pembelajaran untuk peserta didik. Sedangkan bagaimana
proses belajar berlangsung, akan sangat ditentukan oleh sistem informasi tersebut.
Oleh karena itu, teori ini berasumsi bahwa tidak ada satu pun jenis cara belajar
yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem
informasi.
Belajar menurut pengertian kognitif dan konstruktif, memerlukan pengolahan
informasi yang pada dasarnya adalah suatu proses aktif di otak manusia.
Pengolahan informasi tersebut akan mengatur dan mengontrol data dari luar, dan
mengaktifkan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki peserta didik.
Dengan demikian, (1) otak manusia mempunyai sistem pengolahan informasi,
(2) dan terdiri dari komponen pengetahuan yang kompleks, (3) yang sistemnya
diatur oleh strategi mental, (4) sehingga terjadi interaksi antara pengetahuan yang
ada dan stimulus yang diterima, (5) dengan demikian belajar adalah mengatur
pertamanya pengetahuan, reorganisasi dan pemanggilan pengetahuan.
Daftar Pustaka
Gasong, Dina. Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
Husamah, Yuni Pantiwati, Arina Restian, Puji Sumarsono. Belajar dan Pembelajaran.
Malang: UMM Press. 2016.
Suardi, Moh. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish. 2018.
Thobroni, M. Belajar & Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
2015.