Anda di halaman 1dari 5

“Bawang Putih”

“Ini bukan cerita fenomenal yang kalian ketahui yang menceritakan kehidupan
seoarang putri baik hati yang mempunyai saudara tiri bernama bawang merah.
Tetapi cerita yang akan saya tulis ini menceritakan cerita masa lalu seseorang.
Lalu, apa hubungannya Bawang Putih dengan Masa lalu seseorang?. Tidak ada
hubungannya sama sekali, tetapi Bawang Putihla yang menarik saya untuk
mendengarkan detail demi detail cerita yang akan saya tulis ini.”

Note: Mohon maaf jika kalimat yamg saya tulis masih sangat berantakan, saya
hanya ingin menyampaikan pesan berharga melalui cerita yang saya tulis ini

………………

Menurut BMKG puncak musim penghujan terjadi di bulan Desember 2022 dan
Januari 2023. Akhir-akhir ini cuaca sedang tidak bersahabat dengan bumi,
buktinya saja siang ini hujan turun dengan deras disertai dengan petir yang
menggema nyaring di permukaan bumi, padahal pagi tadi matahari begitu terik
memncarkan suryanya. Saya memutuskan keluar dari warung makan dan memilih
berteduh di parkiran saja sembari menikmati hujan yang sepertinya akan lama.

Aroma bawang putih yang menyengat menyadarkanku dalam khayalan yang ku


buat sendiri. Perlahan saya mengedarkan pandangan mencari sumber aroma
bawang putih tadi, tepat di samping saya berdiri saya melihat seorang tukang
parkir yang sedang mengupas bawang putih dalam jumlah besar, ternyata sumber
aromanya dari situ. Daripada berdiam dan menenggalamkan diri dalam lamunan,
sepertinya mengajak berbincang bukanlah hal yang salah. Perlahan saya
mendekati Bapak-bapak itu, jika dilihat dari perawakannya, sepertinya kisaran
umurnya mencapai kepala 3.

“ Pak, Boleh saya bantu?”

Bapak itu menoleh kaget kearahku, mungkin saking asiknya mengupas bawang
dia sampe tidak menyadari kehadiranku. Dia kemudian tersenyum
“Oh boleh dek”. Kemudian dia menyodorkan sebuah kursi dan pisau.

Tidak ada yang berani membuka percakapan terlebih dahulu, sampai akhirnya
saya memberanikan diri untuk bertanya.

“Kalau boleh tahu, bapak tinggalnya dimana?” sambil tidak berhenti mengupasi
bawang satu per Satu

“Bapak tinggalnya di mandonga dek”. Saya hanya menganggukan kepala


mengiyakan. Di luar hujan sepertinya enggan untuk berhenti.

“Bapak asli kendari”?

‘Bapak asli Makassar, Cuma ikut istri ke kendari” Masih sambil mengupasi
bawang.

“Berarti di Kendari sudah lama ya pak”? Tanyaku lagi

“Baru 3 tahun dek, bapak pindah kesini dari tahun 2019”. Saya menganggukan
kepala mengiyakan, sepertinya sudah tidak ada lagi yang ingin saya tanyakan,
tetapi satu kalimat yang di ucapkan bapak itu, membuatku terdiam cukup lama,
menetralkan perasaan yang tidak karuan. Bagaimana tidak, kalimat yang di
ucapkan bapak itu cukup membuatku tertegun.

“Bebas dari penjara, bapak langsung berangkat ke Kendari’. Saya hanya terdiam,
tidak ingin melanjutkan percakapan itu lagi, bukan karena tidak mau, rasanya
tidak pantas mengetahui masa lalu seseorang, apalagi orang yang baru di temui.
Hujan masih saja sangat deras, kami terdiam cukup lama sampai akhirnya

“Pasti adek penasaran, bagaimana pertemuan dengan istri saya, sedangkan posisi
saya masih dalam penjara?. Saya sedikit agak tertegun, ternyata bapak ini
sepertinya ingin bercerita kepada saya orang yang baru ditemuinya beberapa
menit lalu. Saya tersenyum mengangguk semangat dan menimpali.

“Oiya, iya pak bagaiamana mungkin? Sedangkan di dalam penjara tidak boleh ada
barang apapun yang di bawa apalagi alat komunikasi”.
“Itulah hebatnya bapak dek”, sambil tersenyum sumringah “Bapak diam diam
menyembunyikan HP untuk komunikasi sama istri bapak yang sekarang”.
Percakapan sudah mulai terasa ringan, diselingi candaan-candaan dan jokes jokes
ala bapak-bapak jaman sekarang.

“Wih, bapak hebat ya,bisa sampai nggak ketahuan”.

“Iya, bapak keren kan?’ Ucapnya sambil menyodorkan tangan untuk ber tos ria

Sebenarnya berat untuk menanyakan pertanyaan “Mengapa?” tetapi diliat dari


binary mata bapaknya yang ingin lebih jauh menceritakan. Akhirnya

“Kalau boleh tau pak, bapak di penjara gara-gara apa? Cukup lama terdiam, saya
melanjutkan kalimat lagi “Kalau tidak mau dijawab juga tidak apa-apa pak.

Rasanya saya tidak berhak menanyakan pertanyaan ini dilihat dari bapak yang
tiba-tiba terdiam. Saaya kemudian melanjutkan mengupasi bawang yang tinggal
seberapa itu. Tapi sekali lagi sebuah kalimat yang berhasil membuat saya terdiam
cukup lama tidak seperti sebelumnya, kalimat yang semua orang dengar pasti
akan mencap buruk orang tersebut, orang yang membunuh puluhan jiwa tiap
harinya

“Bapak dipenjara karena ngedar narkoba, bapak dijebak sama pelanggan bapak
yang sudah kerja sama dengan pihak kepolisian” menghela napas kemudian
melenjutkan kalimatnya “Bapak dipenjara selama 4 tahun, dan selama itu bapak
berjuang sendirian, di tinggal istri, anak, bahkan keluarga sendiri, hampir 2 kali
meninggal gara-gara jatuh dari kamar mandi”. Kalimat panjang itu seperti
mengunci rapat kedua bibirku. Pertanyaan-pertanyaan yang masih ingin di
tanyakan meluap hilang begitu saja. Perasaan campur aduk di tambah hujan yang
semakin deras. Bingung rasanya mau bereaksi seperti apa, mengeluarkan kalimat
kalimat seperti Mario teguhpun rasanya tidak pantas. Tetapi terkadang seseorang
bercerita hanya ingin mengetahui jawaban kita jawaban yang bukan menggurui
tetapi jawaban dengan kalimat penenang. Saya akhirnya memberanikan diri untuk
memberikan sebuah kalimat, kalimat yang mungki orang sudah tau.
“Semua orang punya masa lalu pak, tidak ada manusia yang jalan hidupnya lurus-
lurus saja. Orang jadi baik karena masa lalu, pelajaran terbesar dalam hidup
adalah masa lalu. Kalau ada orang yang tidak punya masa lalu, berarti dia bukan
manusia “. Ku selingi sedikit kalimat candaan yang di sambut tawa dari bapak

“Alhamdulillah bapak dapat istri yang sekarang, karena di saat bapak di penjara
hanya istri bapak yang jadi penyemangat selain diri bapak sendiri walaupun hanya
lewat komunikasi saja, tetapi setidaknya ada tempat berkeluh kesah tuap harinya.
Sebelum bapak bebas, bapak pernah berjanji sama tuhan dan diri bapak sendiri
bahwa jika tuhan masih memberi kesempatan untuk menghirup udara segar, bapak
akan langsung menikahi istri bapak yang sekarang, dan Alhamdulillah janji bapak
sudah terwujud.”

Mendengar kalimat yang begitu panjang dari bapak itu, saya yakin sekarang
bahwa. “Teman/Sahabat sejati adalah diri semdiri, berharap kepada manusia
sama dengan berharap kepada kemustahilan, tidak ada yang benar-benar tinggal.
People Come and People Go benar adanya. Sekarang bagaimana kita belajar
mencintai diri sendiri (Love My Self itu penting) bahkan orang terkasihpun akan
pergi.”

Terima kasih untuk bapak tukang parkir yang saya tidak tahu namanya, yang
sudah mau membagi cerita hidupnya kepada saya yang bahkan bisa dibilang
pengalaman hidup saya masih setipis benang. Dan terima kasih juga kepada
orang-orang yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca(kalau adaji
yang baca, wkwkwk) cerita yang saya susun dengan kalimat yang masih sangat
amatir, hahahaha.

_Terima Kasih untuk Waktunya_

Kendari, 15 Desember 2022

Anda mungkin juga menyukai