Anda di halaman 1dari 29

Tugas Kelompok

MAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKAN

“Manajemen Implementasi Kurikulum dan Manajemen Peserta Didik”

OLEH

NANI SRI YULIANA A1K119010

ELDA AMELIA GUSMAN A1K119032

MUSTIANI A1K119047

MELDAWATI A1K119044

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OELO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat,karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW. Malakah
ini membahas tentang “Konsep Dasar Manajemen Pendidikan Dan Organisasi
Lembaga PendidikaN” yang kami sajikan dari berbagai sumber. Ucapan terima
kasih kepada teman-teman kelompok yang telah ikut berpartisipasi dan mau
bekerja sama dalam penyusunan makalah ini serta beberapa pihak yang telah ikut
membantu. Permohonan maaf dari kelompok kami karena beberapa anggota yang
seharusnya ikut bertanggung jawab menyelesaikan makalah ini tidak dapat
bekerja seperti seharusnya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Terima kasih.

Kendari, 20 Oktober 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 2

C. TUJUAN ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3


A. Pengertian Implementasi Kurikulum.............................................................. 3

B. Komponen Isi/Materi Pembelajara................................................................ 6

C. Komponen Metode…………………………......................................................6

D. Komponen Evaluasi .......................................................................................... 7

E. Kasus ................................................................................................................... 8

Manajemen Peserta Didik

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik ...............................................................14

B. Tujuan dan Fungsi Manajemen Peserta Didik…...............................................14


C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik……………………………………17
BAB III PENUTUP ...................................................................................................24
A. KESIMPULAN .....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA

.......................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangat rencana dan pengaturan tujuan isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
tertentu ini meliput tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah satuan pendidikan peserta didik.
Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistematik daan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Sudarsyah, A dan Diding
Nurdin, 2010:182). Dalam pelaksanaanya tentu manajemen kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan konteks berbasis sekolah (MBS) dan
berdasarkan kurikulum 2013. Oleh karena itu tujuan pendidikan yang
dibangun oleh lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum
secara mandiri dengan menitikberatkan pada ketercapaian dan kebutuhan akan
visi dan misi lembaga pendidikan.
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan ( sekolah ) akan
sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung
pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum peserta didik, pembiayaan tenaga
pelaksanaan, dan sarana prasarana. komponen-komponen tersebut merupakan
satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah),
artinya bawa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. akan
tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen yang lainnya
sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan
lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. komponen peserta didik
keberadaannya sangat dibutuhkan terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan
pendidikan di (sekolah), peserta didik merupakan subjek sekaligus objek
dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan keterampilan
yang diperlukan titik oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya

1
sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari
bermutuan dari lembaga pendidikan sekolah, artinya bahwa dibutuhkan
manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu
sendiri titik sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi fisik kecerdasan intelektual sosial emosional dan kejiwaan
peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian manajemen kurikulum ?
2. Apa saja ruang lingkup kurikulum ?
3. Bagaimana Prinsip manajemen kurikulum
4. Bagaimana tahapan implementasi kurikulum ?
5. Apa pengertian dari manajemen peserta didik ?
6. Apa tujuan dan fungsi dari manajemen peserta didik ?
7. Bagaiamana prinsip dari manajemen peserta didik ?
8. Apa saja ruang lingkup dari manajemen peserta didik ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian kurikilum
2. Untuk mengetahi ruang lingkup kurikulum
3. Untuk mengetahui prinsip manajemen kurikulum
4. Untuk mengetahui tahapan implementasi kurikulum
5. Untuk mengetahui pengertian dari manajemen kuriklum
6. Memahami tujuan dari manajemen peserta didik
7. Memahami fungsi dan tujuan dari manajemen peserta didik
8. Memhamai ruang lingkup dari manajemen pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Manajemen Implementasi Kurikulum


1. Pengertian Manajemen Implementasi Kurikulum
Kurikulum adalah seperangat rencana dan pengaturan tujuan isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggara kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Tujuan tertentu ini meliput tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah satuan
pendidikan peserta didik.
Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum
yang kooperatif, komprehensif, sistematik daan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Sudarsyah, A dan Diding
Nurdin, 2010:182). Dalam pelaksanaanya tentu manajemen kurikulum
harus dikembangkan sesuai dengan konteks berbasis sekolah (MBS) dan
berdasarkan kurikulum 2013. Oleh karena itu tujuan pendidikan yang
dibangun oleh lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola
kurikulum secara mandiri dengan menitikberatkan pada ketercapaian dan
kebutuhan akan visi dan misi lembaga pendidikan.
Menurut Tyler (1946), Taba (1963) dan Tanner (1984) menyatakan
tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan
kurikulum, Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi
social pendidikan, yaitu : (1) mengajar keterampilan, (2) Mentransmisikan
budaya (3) mendorong adaptasi lingkungan (4) membentuk kedisiplinan
(5) mendorong bekerja kelompok (6) meningkatkan keterampilan etik, dan
(7) memilih bakat.

3
2. Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum
Prinsip dan fungsi yang harus diperhatikan dalam melaksankan
manajemen kurikulum adalah beberapa hal sebagai berikut :
 Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat
mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi
sasaran dalam manajemen kurikulum.
 Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berdasarkan
pada demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek
didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan
penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum
 Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari
berbagai pihak yang terlibat.
 Efektivitas dan efisiensi rangkaian kegiatan manajemen kurikulum
harus mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum, sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut
memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga dan waktu yang
relatif singkat
 Mengarahkan visi misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum.
Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan
mengarahkan visi misi dan tujuan kurikulum
Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen
kurikulum untuk memberikan hasil kurikulum yag lebih efektif efisien dan
optimal dalam memperdayakan berbagai sumber maupun komponen
kurikulum. Ada beberapa fungsi dan manajemen kurikulum diantaranya:
 Menignkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

4
 Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai
peserta didik hanya melalui kegiatan intrakulikuler, tetapi juga perlu
melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara
integritas dalam mencapai tujuan kurikulum
 Meningkatkan Relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik,
kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan
dan hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun
lingkungan sekitar.
 Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, dengan pengelolaan kurikulum yang
professional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
 Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu
mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara
professional akan melibatkan masyarakat khusunya dalam mengisi
bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas dan
kebutuhan pembangunan daerah setempat.
3. Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu system yang memiliki komponen-
komponen tertentu di antaranya :
a. Komponen Tujuan
Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi dan tujuan yang sangat
umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur
yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan
diklasifikasikan menjadi emapt yaitu :
 Tujuan pendidikan nasional (TP N)
 Tujuan Istitusional (TI)
 Tujuan Kurikuler (TJ)
 Tujuan Instruksional atau tujuan pembelajaran

5
Tujuan pendidikan nasioanal adalah tujuan yang bersifat
paling umum dan merupakan sasaran yang harus dijadikan pedoman
oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan
penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusia yang
sesuai dengan rumusan itu baik pendidikan yang diselenggarakan oleh
lembaga pendidikan formal, informal maupun non formal.
Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai
oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat
didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki setiap siswa
setelah mereka menmpuh atau dapat menyelesaikan program di suatu
lembaga tertentu.
Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai
oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan
kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualitas yang harus dimiliki anak
didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang tertentu dalam suatu
lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan
tujuan antara untuk mencapai lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler
menggambarkan standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yag
harus dikuasai siswa pada setiap satuan pendidikan. Dalam klasifikasi
tujuan pendidikan, tujuan instruksional atau sekarang lebih popular
dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuan paling khusus.

B. Komponen Isi/Materi Pembelajaran


Pada komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada
pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik da;am kegiatan
proses pembelajaran. Isi kurikilum hendaknya memuat semua aspek kognitif
(pengetahuan) afektif (sikap atau perilaku) dan psikomotorik (keterampilan
atau skill) yang terdapat pada isi setiap mata pelajaran.

6
C. Komponen Metode
Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan
dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang
sesuia dengan materi dan tujuan kurikulim yang akan di capai dalam setiap
pokok bahasan. Dalam posisi ini guru hendaknya tidak menerapkan satu
metode saja, tetapi guru dapat menerapkan berbagai metode agar proses
pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan mencapai sasaran yang
direncanakan Dengan demikian rencana yang sudah disusun dapat diterapkan
secara optimal.

D. Komponen Evaluasi
merupakan proses yang tidak pernah Pengenbangan kurikulum tersebut
meliputi tersebut, maka implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada pendapat
perencanaan, berakhir (Oliva,1988). Proses tersebut meliputi perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Merujuk pada pendapat tersebut, maka dalam
konteks pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan bagian yang tidak
bisa di pisahkan dari pengembangan Kurikulum itu sendiri. Melalui evaluasi,
dapat di tentukan nilai dari arti kurikulum, sehingga dapat dijadikan bahan
pertimbangan apakah suatu kurikulum dapat dipertahankan atau tidak;
Bagian-bagian mana yang harus disempurnakan.Evaluasi merupakan
komponen untukmelihat efektivitas pencapaian tujuan.Dalam konteks
kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang
telah ditetapkantelah tercapai atau belum,atau evaluasi digunakan sebagai
umpan balik dalam perbaikan strategi yang ditetapkan.Kedua fungsi tersebut
menurut Scriven ( 1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan
evaluasi sebagai fungsi formatif.

7
E. Kasus
Manajemen kurikulum dan pembelajaran diarahkan agar proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Guru diberikan
kewenangan untuk mengembangkan kurikulum agar proses belajar mengajar
memiliki makna yang mendalam pada diri siswa dan guru. Kepala sekolah juga
bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan pengembangan
kurikulum dan pembelajaran serta melakukan supervisi dalam pelaksanaannya.
Kepala sekolah bekerja keras dan bertanggung jawab dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap perbaikan dan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Untuk ketercapaian program
kurikulum dan pembelajaran yang efektif, kepala sekolah bersama guru harus
menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan operasional ke dalam
program tahunan, catur wulan dan bulanan.Sedangkan program mingguan atau
satuan pelajaran (satpel), wajib dipahami dan didalami guru sebelum
melakukan kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar berjalan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah-langkah dalam
pelaksanaan kurikulum di sekolah perlu diperhatikan. Tahapan pelaksanaan
kurikulum di sekolah melalui empat tahap yaitu:(a) perencanaan,(b)
pengorganisasian dan koordinasi, (c) pelaksanaan, dan (d) pengendalian.
1. Tahap perencanaan.Pada tahap ini perlu dijabarkan menjadi rencana
pembelajaran(RP). Guru melakukan persiapan yang komprehensit
sebelum melakukanproses belajar mengajar di kelas.Pada tahap ini guru
melakukan persiapan dari mulai tujuan pembelajaran,materi yang akan
disampaikan, metode yang tepat yang akan digunakan, media dan
alat yang mendukung proses pembelajaran, buku sumber atau
referensi,dan alat evaluasi yang akan diterapkan. Dalam tahap perencanaan
ini pula perlu dipahami hal-hal sebagai berikut: (a) menjabarkan
GBPP menjadi Analisis Mata Pelajaran (AMP),(b) memiliki kalender
akademik, (c) menyusun program tahunan (Prota), (d) menyusun program
catur wulan (Proca),(e) program satuan pembelajaran (PSP), dan (f)
rencana pengajaran (RP). Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pedoman

8
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu
kepala sekolah perlu memberikan perhatian,pembinaan dan bantuan
serta memeriksa pekerjaan guru tersebut. Kepala sekolah melakukan
pemeriksaan secara cermat untuk memberikan penilaian dan umpan
balik apabila ada yang perlu diperbaiki atau ditambahkan.Dengan cara ini
akan memberikan pengaruh dan dampak bagi guru untuk melakukan
persiapan dan perencanaan pembelajaran dengan baik. Penyusunan
perencanaan pembelajaran akan lebih komprehensif apabila dilakukan
bersama beberapa orang guru bidang studi sejenis dalam MGMP. MGMP
perlu mendapat perhatian dari pimpinan sekolah agar berjalan sesuai
dengan tujuan dibentuknya lembaga ini.
2. Tahap Pengorganisasian dan Koordinasi. Pada tahap perencanaan seluruh
aspek yang berkaiatan dengan proses pembelajaran disiapkan secara
matang dan menyeluruh agar pada tahap pengorganisasian dan kordinasi
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Pada tahap pengorganisasian
dan kordinasi ini merupakan tahap yang perlu diperhatikan secara
sungguh-sungguh oleh kepala sekolah beserta tim yang dibentuk untuk
memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan. Kepala sekolah berkewajiban untuk mengelola dan
mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan
kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah. Pada tahap ini hal-hal
yang perlu diperhatikan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut.
a. Kalender akademik disusun berdasarkan rencana program kegiatan
yang akan berlangsung di sekolah selama satu tahun ke depan.
Penyusunan kalender akademik memberikan arah yang jelas tentang
berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sekolah selama satu
tahun ke depan.Kalender akademik yang disusun berdasarkan
kebutuhan dan hasil pemikiran bersama anatara kepala sekolah
dan guru akan memberikan kejelasan dalam merealisasikan
program kegiatan sekolah.Kalender akademik yang telah di susun ini
disosialisasikan kepada seluruh guru, siswa,orang tua siswa dan

9
masyarakat. Dengan mengetahui kalender akademik. diharapkan
akan terjadi sinergi dalam mewujudkan program kegiatan yang akan
dilaksanakan sekolah.
b. Penyusunan jadwal pelajaran didasarkan kepada kewajiban
mengajar guru 5 hari/minggu. Jadwal pelajaran mengajar disusun
berdasarkan hasil musyawarah bersama, antara kepala guru. Dengan
demikian guru akan bertanggung jawab menyampaikan pelajaran
kepada siswa.Untuk meningkatkan mutu pembelajaran diharapkan
guru mengikuti kegiatan dalam MGMP.
c. Pengaturan tugas dan kewajiban guru dilandasi oleh kebersamaan,
keadilan, dan tidak menimbulkan permasalahan.pembagian tugas dan
kewajiban guru ini disesuaikan dengan bidang keahlian dan minat
guru tersebut. Pembagian tugas didasarkan kepada beban tugas
minimal dan keahlian. Dengan demikian pada setiap guru diharapkan
akan tumbuh motivasi untuk berprestasi, kebersamaan dalam
merealisasikan program sekolah,sinerjik antara pimpinan, guru staf,
dan orang tua dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.
d. Program kegiatan sekolah di susun berdasarkan kebutuhan nyata
untuk meningkatkan, mengembangkan dan memajukan sekolah.
Program kegiatan sekolah di susun berdasarkan visi, misi dan tujuan
yang akan diwujudkan dalam kepemimpinan kepala sekolah
bersama-sama seluruh komponen sekolah. Program kegiatan sekolah
meliputi program internal sekolah dan program eksternal yang akan
dilaksanakan sekolah. Program yang berkaitan dengan peningkatan
mutu pembelajaran, pengembangan profesionalisme guru dan staf tu,
program penataan kurikulum, program pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah,program pengelolaan keuangan sekolah,program
pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat. Berbagai
program kegiatan sekolah 1 tahun sampai dengan 5 tahun ke depan
perlu diorganisir dan dikordinasikan secara cermat dan transparan.

10
3. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan tahap yang paling
menentukan apakah sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah
dapat mewujudkan program sekolah atau tidak. Perencanaan,
pengorganisasian dan kordinasi yang telah di susun akan dibuktikan
keberhasilannya dalam tahap plekasanaan ini. Proses belajar
mengajar akan berjalan secara efektif apabila guru dan kepala
sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam upaya
meningkatkan mutu pembelajaran. Mutu pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik apabila guru dan kepala sekolah bersama-
sama untuk membuka diri terhadap masukan atau kritikan yang
membangun. Sebagai guru harus siap untuk diberi masukan oleh
kepala sekolah berdasarkan hasil supervisi yang dilakukan oleh
kepala sekolah. Begitupun kepala sekolah harus memiliki
jadwal yang jelas dan rinci untuk melakukan supervisi terhadap
kinerja guru. Hasil supervisi kepala sekolah menjadi fakta dan data
yang benar untuk memberikan informasi kepada guru,
berkaitan dengan tugas yang kepala sekolah memiliki
dikerjakannya selama di sekolah. Apabila fakta dan data yang
berkaitan dengan kinerja guru maka guru akan menerima dengan
terbuka terhadap masukan yang disampaikan oleh kepala sekolah.
Sebaliknya apabila kepala sekolah tidakmelakukan supervisi (tidak
berdasarkan fakta dan data) yang diperoleh langsung oleh kepala
sekolah, maka masukan yang sekolah tidak valid dan berpengaruh
negatif diberikan oleh kepala Dengan demikian, kepala sekolah dan
guru terhadap kinerja guru. memberikan masukan atau kesulitan
yang akan terbuka dalam dihadapi dengan tujuan untuk kemajuan
dan peningkatan mutu pembelajaran.
4. Tahap Evaluasidan Pengendalian.Pelaksanaan pembelajaran
berjalan secara efektif atau tidak dapat diketahui melalui kegiatan
evaluasi. Evaluasi ini penting dilakukan secara benar karena
bertujuan untuk mengetahuiapakah tujuan pembelajaran yang telah

11
dilakukan berjalan atau tidaksesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.Guru perlu menentapkan jenis evaluasi apa yang
digunakan dan hasil evaluasi diharapkan akan memiliki
pengaruh dan dampak terhadap perbaikan dan peningkatan
mutu pembelajaran selanjutnya. Dengan dilaksanakannya evaluasi
ini akan memberikan dampak dan manfaat bagi guru dan siswa
untuk peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Disamping
itu evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadi masukan untuk
mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian banyak
siswa tentunya ada diantara mereka yang menemui kesulitan dalam
belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan
pemantapan atau perhatian khusus agar tidak ketinggalan dan dapat
menyesuaikan diri dengan siswa lain. Dalam mengatasi kesulitan
belajar siswa perlu dicarikan solusinya, misalkan dengan
remidial,pemantapan, belajar dengan teman sejawat yang lebih
pandai, atau membentuk kelompok belajar yang dibimbing oleh
guru.Dengan demikian evaluasi juga dapat menjadi umpan balik bagi
guru untuk memperbaiki proses pembelajaranselanjutnya. Agar
evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan perlu
diperhatikan dari mulai persiapan awal, menyiapkan bahan-bahan
evaluasi yang diperlukan, menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun
bentuk tes, menyusun butir-butir soal, memvalidasi, menyiapkan
jawabannya, membuat jadwal pemeriksaan serta penyerahan hasil
evaluasi dengan tepat waktu.Penyusunan soal sebaiknya melibatkan
beberapa guru bidang studi sejenis atau bersama MGMP. Kepala
sekolah berperan dalam pengendalian sistem evaluasi agar evaluasi
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Kepala
sekolah bekerjasama dengan guru untuk melakukan evaluasi dapat
hasil evaluasi benar-benar menunjukkan hasil dengan objektif agar
sesungguhnya. Sehingga prestasi yang diraih oleh belajar siswa
yang kerja keras siswa dalam mengikuti proses siswa

12
merupakan dilaksanakan dengan penuh tanggung pembelajaran.
Evaluasi yang dapat mengukur kemampuan siswa akan jadwal dan
objektif berdampak pada peningkatan mutu yang berkelanjutan.

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

A. Pendahuluan
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan ( sekolah ) akan
sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung
pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum peserta didik, pembiayaan tenaga
pelaksanaan, dan sarana prasarana. komponen-komponen tersebut merupakan
satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan (sekolah),
artinya bawa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya. akan
tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen yang lainnya
sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan
lembaga pendidikan (sekolah) tersebut. komponen peserta didik
keberadaannya sangat dibutuhkan terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan
pendidikan di (sekolah), peserta didik merupakan subjek sekaligus objek
dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan keterampilan
yang diperlukan titik oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya
sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari
bermutuan dari lembaga pendidikan sekolah, artinya bahwa dibutuhkan
manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu
sendiri titik sehingga peserta didik itu dapat tumbuh dan berkembang sesuai
dengan potensi fisik kecerdasan intelektual sosial emosional dan kejiwaan
peserta didik.
kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja
beragam dalam hal memprioritaskan, seperti di suatu sisi para peserta didik
ingin sukses dalam hal presentasi akademinya, di sisi lain ia juga ingin sukses
dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. bahkan ada juga peserta didik
yang ingin sukses dalam segala hal. pilihan-pilihan yang tepat atas

13
keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi para
peserta didik titik oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang
dikelola dengan baik titik manajemen peserta didik berupaya mengisi
kebutuhan akan layanan yang baik tersebut mulai dari peserta didik tersebut
mendaftarkan diri ke sekolah sampai peserta didik tersebut menyelesaikan
studi di Sekolah tersebut.

B. Konsep Dasar
1. Pengertian manajemen peserta didik
berdasarkan asal kata, pengertian manajemen peserta didik
merupakan penggabungan dari kata dari kata manajemen dan peserta
didik titik manajemen sendiri diartikan bermacam-macam titik secara
etimologi kata manajemen merupakan terjemahan dari management, kata
ini berasal dari bahasa latin, Prancis dan Italia yaitu manus, Mano,
manage/manege dan manegeiare . managgiare berarti melatih kuda agar
dapat melangkah dan menari seperti yang dikehendaki pelatihnya. Harold
koontz dan Cyril O'donel mendefinisikan manajemen sebagai usaha
mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. dengan
demikian manajemen mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
orang lain yang meliputi perencanaan pengorganisasian penempatan
pengarahan, dan pengendalian.
Terry (1953) mendefinisikan manajemen sebagai pencapaian
tujuan yang boleh ditentukan sebelumnya melalui usaha orang lain
(manajement is the accomplishing of th prededertemined objektiuve
through the effort of other people).
dari pendapat-pendapat di atas, jelaskan bahwa manajemen adalah
suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik
memerlukan perencanaan, pemikiran, pengerahan, dan pengaturan serta
mempergunakan/berdasarkan semua potensi yang ada baik personal
maupun material secara efektif dan efisien. pengertian peserta didik
sendiri menurut ketentuan umum undang-undang RI No.20 tahun 2003

14
tentang sistem pendidikan nasional anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. pendidikan tertentu.
peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh
ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Oemar Hamalik mendefinisikan peserta didik sebagai suatu
komponen masyarakat dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya
diproses dalam proses pendidikan formal sehingga menjadi manusia yang
berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
abu Ahmadi berpendapat bahwa peserta didik adalah sosok
manusia sebagai individu/pribadi (Manusia seutuhnya). individu
diartikan " orang seorang tidak tergantung dari orang lain dalam arti
benar-benar seorang pribadi yang menentukan diri sendiri dan tidak
dipaksa dari luar, mempunyai sifat-sifat dan keinginan sendiri".
dari pengertian-pengertian di atas bisa dikatakan bahwa peserta
didik adalah orang atau individu yang mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan agar tumbuh dan
berkembang dengan baik serta mempunyai kepuasan dalam menerima
pelajaran yang diberikan oleh pendidiknya.
peserta didik mempunyai sebutan yang berbeda-beda titik pada
taman kanak-kanak disebut dengan anak titik-titik pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah disebut dengan siswa titik sedangkan
pada jenjang pendidikan tinggi disebut mahasiswa titik di samping
sebutan tersebut masih ada sebutan lain bagi peserta didik, yaitu: murid,
pelajar, santri, trainee, dan sebagainya kalau begitu Apa yang dimaksud
dengan manajemen peserta didik? manajemen peserta didik atau pupil
personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian
pada pengaturan pengawasan dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas
seperti kedua pengenalan pendaftaran pelayanan individuan seperti
pengembangan keseluruhan pengumpulan pembangunan kebutuhan
sampai ia matang di sekolah. ( knezevich,1961), manajemen peserta didik

15
juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik
dimulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka
lulus sekolah titik Dengan demikian, manajemen peserta didik itu
bukanlah dalam bentuk kegiatan pencatatan peserta didik saja atau mau
melainkan meliputi aspek yang lebih luas rumah yang secara operasional
dapat diukur digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan. adanya
manajemen peserta didik merupakan upaya untuk memberikan layanan
yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses
penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan
(sekolah) Karina sudah tamat atau lulus mengikuti pendidikan pada
lembaga pendidikan (sekolah) itu.

2. Tujuan, fungsi, dan manajemen peserta didik.


Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut
menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah) lebih
lanjut proses pembelajaran di lembaga tersebut sekolah dapat berjalan
lancar dan teratur sehingga cepat memberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan (sekolah) dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
fungsi manajemen peserta didik adalah sebagai wahana bagi
peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya segi sosial, aspirasi
kebutuhan dari segi-segi potensi peserta didik lainnya. agar tujuan dan
fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya. prinsip-prinsip yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
 dalam pengembangan program manajemen peserta didikan,
penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat
program dilaksanakan.

16
 manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian keseluruhan
manajemen sekolah titik oleh karena itu ia harus mempunyai tujuan
yang sama dan atau mendukung terhadap tujuan manajemen sekolah
secara keseluruhan.
 segala bentuk kegiatan manajemen peserta didik harus lamunkan puisi
pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik.
 kegiatan-kegiatan manajemen peserta didik harus lagi upayakan untuk
mempersatukan peserta yang mempunyai keragaman latar belakang
dan punya banyak perbedaan titik perbedaan-perbedaan yang ada
pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik diantara
mereka melainkan sistem untuk mempersatukan, saling memahami
dan saling menghargai. sehingga setiap peserta didik memiliki
wahana untuk berkembang secara optimal.
 kegiatan manajemen peserta didik haruslah dipandang sebagai upaya
pengaturan terhadap pembimbingan peserta didik didik.
 kegiatan manajemen peserta didik haruslah mendorong dan
mengajukan kemandirian peserta didik, prinsip kemandirian akan
bermanfaat tidak hanya ketika di sekolah melainkan juga ketika sudah
terjun ke masyarakat.
 kegiatan manajemen peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan
peserta didik, baik di sekolah lebih-lebih di masa depan.

3. Ruang lingkup manajemen peserta didik


semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditunjukkan untuk
membantu peserta didik mengembangkan dirinya. upaya itu akan
optimal optimal jika peserta didik itu secara sendiri berupa aktif
mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan
sekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar
peserta didik dapat mengembangkan diri secara optimal. sebagai
pemimpin di sekolah kepala sekolah memegang peran penting dalam

17
menciptakan kondisi tersebut. dengan demikian manajemen peserta
didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja,
melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara opsional dapat
digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
ruang lingkup manajemen peserta didik itu meliputi:
a. Analisis kebutuhan peserta didik
langkah-langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik
adalah melakukan analisis langkah-langkah pertama dalam kegiatan
manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu
penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan
(sekolah), kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
1. merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima perlu
dilakukan sebuah lembaga pendidikan, agar layanan terhadap
peserta didik bisa dilakukan secara optimal. besarnya jumlah
peserta didik akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal
berikut:
2. daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia jumlah
peserta didik dalam suatu kelas dalam kurung ukuran kelas
berdasarkan kebijakan pemerintah berkisar antara 40-45 orang.
sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik berjumlah 25-
30 peserta didik per satu kelas.
3. rasio murid dan guru titik yang dimaksud rasio murid guru
adalah perbandingan antara banyaknya peserta didik dengan
guru palfurtaimer secara ideal rasio murid guru adalah 1:30.
b. Menyusun program kegiatan kesiswaan
penyusun program kegiatan bagi siswa selama mengikuti
pendidikan di sekolah harus didasarkan

18
 visi dan misi lembaga pendidikan Sekolah yang bersangkutan
minat dan pangkat peserta didik sarana dan prasarana yang ada.
anggaran yang tersedia. tenaga kependidikan yang tersedia.

c. Rekrutmen peserta didik


Rekrutmen peserta didik di di sebuah lembaga pendidikan sekolah
pada hakekatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan
dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di
lembaga pendidikan sekolah yang bersangkutan. langkah-langkah
rekrutmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut:
 pembentukan panitia penerimaan siswa baru. pembentukan
panitia ini disusun secara musyawarah dan terdiri dari satuan
unsur guru, tenaga tata usaha dan dewan sekolah atau komite
sekolah susunan kepanitiaan di sebuah sekolah biasanya
mencangkup:
 pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta
didik baru yang dilakukan secara terbuka titik pengumuman
penerimaan siswa baru ini berisi hal-hal sebagai berikut:

d. Seleksi peserta didik


seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik
untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik
menjadi peserta didik di lembaga pendidikan sekolah tersebut
berdasarkan ketentuan yang berlaku. seleksi peserta didik penting
dilakukan terutama bagi lembaga pendidikan sekolah yang calon
peserta didiknya melebihi dari daya tampung yang tersedia di
lembaga pendidikan sekolah tersebut adapun cara-cara seleksi yang
dapat digunakan adalah
 melalui tes atau ujian. ada putus ini meliputi psikoteksi
jasmani, kesehatan, besok akademi atau tes keterampilan.

19
 melalui penelusuran rapat kemampuan titik penelitian ini
biasanya diedarkan pada presentasi yang diraih oleh calon
peserta didik dalam bidang olah raga atau kesenian.berdasarkan
nilai STTB atau nilai UAN.
 dari hasil seleksi terhadap peserta didik dihasilkan kebijakan
sekolah yaitu: peserta didik yang diterima dan peserta didik
yang tidak diterima. bahkan bila diperlukan ada kebijakan
peserta didik yang diterima tetap sebagai cadangan.
e. Orientasi
Orientasi peserta didik siswa baru adalah kegiatan penerimaan siswa
baru dengan mengenakan situasi dan kondisi lembaga pendidikan
sekolah tempat peserta didik itu pendidikan situasi dan kondisi ini
menyangkut lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah
seperti jalan menuju sekolah halaman sekolah t4 olahraga gitu dan
perlengkapan sekolah serta fasilitas-fasilitas lainnya yang
disediakan lembaga sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi
kepala sekolah, guru-guru, tenaga tu, teman sebaya, kakak-kakak
kelas, peraturan atau tata tertib sekolah, layanan-layanan Sekolah
bagi peserta didik serta kegiatan-kegiatan dan organisasi kesiswaan
yang ada di lembaga. Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi
peserta didik antara lain:
 agar peserta didik dapat mengerti dan menaati segala peraturan
yang berlaku di sekolah.
 agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-
kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
 agar peserta didik siap menghadapi lingkungan yang baru baik
secara fisik pemerintah dan emosional sehingga ia merasa
betapa dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta
dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.
f. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)

20
Sebelum peserta didik yang telah di terima pada sebuah lembaga
pendidikan (sekolah) Mengikuti proses pembelajaran, terlebih
dahulu perlu di terapkan dan di kelompokkan dalam kelompok
belajarnya. pengelompokan peserta didik yang di laksanakan pada
sekolah - sekolah sebagian besar di dasarkan kepada sistem kelas.
Menurut William A jeager dalam pengelompokkan peserta didik
dapat di dasarkan kepada:
 Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang di dasarkan atas
kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik.
pengelompokan yang di dasarkan atas kesamaan-kesamaan
yang ada peserta didik. pengelompokan ini di dasarkan
menurut jenis kelamin, umur dan sebagainya.

g. Pembinaan dan dan pengembangan peserta didik


Langkah berikutnya adalah manajemen peserta didik adalah
melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap peserta didik
didik pimpinan dan pengembangan peserta didik dilakukan
sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar
untuk bekal kehidupan di masa yang akan datang titik untuk
mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar ini peserta
didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan titik
lembaga pendidikan sekolah dalam pembinaan dan pengembangan
peserta didik biasanya melakukan kegiatan yang disebut dengan
kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan kurikuler adalah sebuah kegiatan yang telah
ditentukan di dalam kurikulum yang di pelaksanaannya dilakukan
pada jam-jam pelajaran. kegiatan kurikuler dalam bentuk proses
belajar mengajar di kelas dengan nama mata pelajaran atau bidang
studi yang ada di sekolah. setiap peserta didik wajib mengikuti
kegiatan kurikuler ini, sedangkan kegiatan ekstrakurikuler
merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan di luar

21
ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum. kegiatan
ekstrakurikuler ini biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat
yang dimiliki oleh peserta didik, setiap peserta didik tidak harus
mengikuti semua kegiatan ekstrakurikuler. ia bisa memiliki
kegiatan mana yang tidak mengembangkan kemampuan dirinya.
bisa dikatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler ini merupakan
wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran atau di luar kegiatan
kurikuler contoh kegiatan ekstrakurikuler: OSIS ( Organisasi Siswa
Intra Sekolah), ROHIS (Rohani Islami), kelompok karate,
kelompok silat, kelompok basket, Pramuka kelompok teater, dan
lain-lain.
Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan inilah
peserta didik diproses untuk menjadi manusia yang diharapkan
sesuai dengan tujuan pendidikan titik bakat, minat dan kemampuan
peserta didik harus ditumbuhkan secara optimal melalui kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler dalam manajemen peserta didik,
tidak boleh ada anggapan bahwa kegiatan kurikuler lebih penting
dari kegiatan ekstrakurikuler dan sebaliknya kedua kegiatan ini
harus dilaksanakan karena saling menunjang dalam proses
pembinaan dan pengembangan kemampuan peserta didik.
Keberhasilan pembinaan dan pengembangan peserta didik
diukur melalui proses penilaian yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan oleh guru titik ukuran yang sering digunakan adalah
naik ke atas dan tidak naik ke atas sebagai peserta didik yang
belum mencapai tingkat akhir serta lulus yang tidak lulus bagi bagi
peserta didik di tingkat akhir sebuah lembaga pendidikan sekolah
titik penilaian yang dilakukan oleh guru tentu saja didasarkan
prinsip-prinsip penilaian yang berlaku di lembaga pendidikan
sekolah tersebut.
h. Pencatatan dan Pelaporan

22
Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik di sebuah
lembaga penelitian sekolah sangat diperlukan titik kegiatan
pencatatan dan pelaporan ini dimulai sejak peserta didik itu diterima
di sekolah tersebut sampai mereka tamat dan meninggalkan sekolah
tersebut. pencapaian tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan
agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal
pada peserta didik sedangkan pelaporan dilakukan secara wujud
tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat mengetahui
perkembangan peserta didik di lembaga tersebut untuk melakukan
pencapaian dan pelaporan diperlukan peralatan dan perlengkapan
yang dapat memudahkan. peralatan dan perlengkapan tersebut
biasanya berupa:
 Buku Induk Siswa
 Buku Kloper
 Daftar Presentasi
 Daftar Mutasi Peserta Didik
 Buku Catatan Pribadi Peserta Didik
 Daftar nilai

23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komprehensif, sistematik daan sistematik dalam rangka
mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum (Sudarsyah, A dan Diding
Nurdin, 2010:182). Dalam pelaksanaanya tentu manajemen kurikulum harus
dikembangkan sesuai dengan konteks berbasis sekolah (MBS) dan
berdasarkan kurikulum 2013. Oleh karena itu tujuan pendidikan yang
dibangun oleh lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum
secara mandiri dengan menitikberatkan pada ketercapaian dan kebutuhan akan
visi dan misi lembaga pendidikan.

B. Saran
Semoga makalah ini dapat lebih baik lagi kedepannya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anderson,Ronald H,Selecting and Developing Media forInstruction,Van


Nastrand Reinhold Company,New York,1983.
AECT Task Force,The Defenition of Educational Technology,Associationfor
Educational Communication and Technology,1977
Dale Edgar, Audio Visual Methods and Teaching, the Dryden Press, New
York,1949 dalam Proses Belajar Mengajar, P3G Departemen pendidikan
dan Kebudayaan, Jakarta,1978.
Gerlach. Vernon S. Ely Donald P., Teaching and Media, a Systematic
Approach, Prentice Hall inc, Englewood Cliffs, New Jersey,1980
Heinich. Robert, Molenda, Michel, Russhel. James D, Intructionaland the New
Tecnologies of Instruction, John Willey & Sons, New York 1985.
Kemp. Jerrold E,Dayron. Diane K.,Planning & Producing Instructional Media,
Fifth Edition, Harper & Row Publishers, New York,1985.
In J. E.L. Baker and H.F. O'Neil (Ed.), Technology assessment education and
training. Hillsdale, NJ: Lawrence Erlbaum.
Sadiman, Arief. (1990). Media pendidikan, pengertian pengembangan dan
pemanfaatan. Jakarta: Rajawali
Sukmadinata, Nana Syaodih.(1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
Saylor,G.J et.al.(1981) Curriculum Planning:for Better Teaching and Learning,
USA:Rinehart and Watson.
Tyler, Ralph W.(1975).Basic Principles of urriculum and instruction.Chicago:
university of Chicago Press
Tim Dosen MKDK.(2002). Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung, Jurusan
Kurikulum da teknologi Pendidikan UPI
Taba, Hilda (1962) Curriculum development:theory and Practice.New York.
Harcort Brac & World,Inc.

25
UNESCO, (2001), ICT Development at School Level. Tersedia :
http://www.edu.ge.ch
Zais,robert S. (1976).Curriculum Principles and Foundations, New York Thomas
Y. Crowell Harper & Publisher.
202

26

Anda mungkin juga menyukai