Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“DIMENSI DAN KARAKTERISTIK KURIKULUM”

TELAAH KURIKULUM DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN BIDANG STUDI

Dosen Pengampu :

Fitria Nurulaeni, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

Mafaz Al Akmam ( 20200100115 )

Solihin Nurhayat Kolbi ( 20200100105 )

Yussannulfida (20200100128)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NUSA PUTRA

SUKABUMI

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Sukabumi, 2 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .............................................................................................................................. 4

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 4

2.1 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5

3.1 Tujuan .................................................................................................................................. 5

BAB II ................................................................................................................................................ 6

PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 6

1.1 Dimensi Dimensi Kurikulum ............................................................................................... 6

2.1 Karakteristik Kurikulum KBK, KTSP dan Kurikulum 2013............................................ 12

BAB III ............................................................................................................................................. 15

PENUTUP ........................................................................................................................................ 15

1.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 17


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam proses pendidikan karena kurikulum
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan kurikulum digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat satuan
pendidikan. Kurikulum dirancang dan dikembangkan secara terus-menerus sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan jaman, ini bertujuan tidak lain untuk membuat proses pendidikan
berjalan dan berhasil secara efektif. Sebab sesuai dengan definisi kurikulum, kurikulum akan
menjadi panduan dalam pelaksanaan sebuah program pendidikan, tanpa kurikulum dipastikan
proses pendidikan akan berjalan tidak terkendali dari sisi perencanaan, proses dan hasil
pendidikan. Untuk itu kurikulum dalam perumusannya harus sesuai dengan kondisi pendidikan
saat itu, dan pelaksana kurikulum harus dapat mengoptimalkan isi dari kurikulum tersebut
dalam proses pendidikan supaya hasil yang diperoleh akan sesuai dengan tujuan pendidikan
secara nasional. Berkenaan dengan kurikulum dan pengertiannya terdapat dimensi kurikulum.

Pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu
dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut
yaitu: (1) kurikulum sebagai suatu ide atau gagasan, (2) kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3)
kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai
suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah
pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis. (4) kurikulum sebagai suatu hasil
yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.ada dimensi

Kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak sekali perubahan. Mulai dari kurikulum
tradisional pasca kemerdekaan sampai kurikulum modern Kemudian dikenal kurikulum
modern hingga pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kuikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), dan yang terakhir yaitu Kurikulum 2013. Dari ketiga kurikulum ini terjadi
banyak perubahan dan perkembangan dalam pendidikan di Indonesia.

Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), siswa dituntut untuk memiliki suatu
kompetensi yang dihasilkan dari proses pembelajaran di sekolah, dan guru dalam kurikulum ini
hanya menjalankan kurikulum yang telah dirancang oleh pusat. Pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan kurikulum yang
digunakan adalah hasil dari rancangan tiap satuan pendidikan masing-masing dengan melihat
dari beberapa aspek. Kurikulum 2013 merupakan penyempurna dari kurikulum-kurikulum yang
ada sebelumnya.

2.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian kurikulum terkait dengan dimensi dimensi ide, dimensi
rencana, dimensi aktivitas, dan dimensi hasil belajar,dimensi disiplin ilmu dan
dimensi suatu sistem.
2. Bagaimana karakteristik kurikulum KBK, KTSP dan Kurtilas

3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa itu pengertian kurikulum terkait dengan dimensi dimensi ide,
dimensi rencana, dimensi aktivitas, dan dimensi hasil belajar,dimensi disiplin ilmu
dan dimensi suatu sistem.
2. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum KBK, KTSP dan Kurtilas
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Dimensi Dimensi Kurikulum

Setiap pengertian kurikulum bukan hanya menunjukkan rumusan definisi dalam bentuk
pernyataan atau pertanyaan tanpa makna, tetapi juga menggambarkan isi kurikulum,
komponen- komponen kurikulum, dan aspek-aspek kegiatan kurikulum. William H.Schubert
(1986), merinci pengertian kurikulum dalam berbagai dimensi, yaitu “kurikulum sebagai
content atau subject matter, kurikulum sebagai program of planned activities, kurikulum
sebagai intended learning outcomes, kurikulum sebagai cultural reproduction, kurikulum
sebagai experience, kurikulum sebagai discrete tasks and concepts, kurikulum sebagai agenda
for social reconstruction, dan kurikulum sebagai currere”.
R. Ibrahim (2005) mengelompokkan Kurikulum menjadi 3 dimensi, yaitu kurikulum
sebagai substansi, kurikulum sebagai system, dan kurikulum sebagai bidang studi. Dimensi
pertama memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di Sekolah atau
sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu
dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan
evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil
persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan pendidikan dan
masyarakat.

Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai bagian dari system persekolahan, system
pendidikan dan bahkan system masyarakat. Suatu system kurikulum mencakup struktur
personalia dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi dan menyempurnakan. Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu
kurikulum dan fungsi dari sistem kurikulum adalah memelihara kurikulum agar tetap dinamis.

Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi
kurikulum. Hal ini merukan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran
mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang
kurikulum, melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka
menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.

Kurikulum itu sendiri, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum,


evaluasi kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum sebagai suatu sistem
juga menggambarkan tentang komponen-komponen kurikulum. Nana Syaodih Sukmadinata
(2005) mengemukakan pengertian kurikulum ditinjau dari tiga dimensi, yaitu sebagai ilmu,
sebagai sistem dan sebagai rencana. Kurikulum sebagi ilmu dikaji konsep, asumsi, teori-teori
dan prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem dijelaskan kedudukan
kurikulum dalam hubungannya dengan sistem- sistem lain, komponen-komponen kurikulum,

Kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dan
sebagainya. Kurikulum sebagai rencana diungkap beragam rencana dan rancangan atau desain
kurikulum. Rencana bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau
khusus untuk jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Demikian pula dengan rancangan
atau desain, terdapat desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa.
S. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum
memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling
berhubungan. Keempat dimensi tersebut yaitu: (1) kurikulum sebagi ide/gagasan, (2)
kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari
kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut
dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis. (4)
kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu
kegiatan. Selanjutnya bila kita merujuk pada dimensi pengertian yang terakhir, maka dapat
dengan mudah mengungkap keempat dimensi kurikulum tersebut dikaitkan dengan pengertian
kurikulum

George A.Beauchamp (1975) mengemukakan “in my opinion, there are three ways in
which the term curriculum is most legitimately used. An individual, for instance, may
legitimately speak of a curriculum…refer to a curriculum system… to identify a field of
study”. S.Hamid Hasan (1988), berpendapat ada empat dimensi kurikulum yang saling
berhubungan, yaitu “kurikulum sebagai suatu ide atau konsepsi, kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai suatu hasil
belajar”. Selanjutnya, Nana Sy.Sukmadinata (2005) meninjau kurikulum dari tiga dimensi,
yaitu “kurikulum sebagai ilmu, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai rencana”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa paling tidak ada enam dimensi
kurikulum, yaitu :

1. Kurikulum Sebagai Suatu Ide


Pengertian kurikum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide pada dasarnya
mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan
pedoman dan pengembangan kurikulum selanjutnya. Kurikulum sebagai suatu ide pada
dasarnya merupakan sekumpulan ide-ide yang dipikirkan untuk mengembangkan
kurikulum baik dalam skala terbatas (mikro), maupun skala yang luas (makro).
Pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya:
a. “…the content of instruction without reference to instructional ways or means” (Henry
C. Marrison, 1940).
b. “…curriculum is the substance of the school program. It is the content pupils are
expected to learn” (Donald E. Orlosky and B. Othanel smith,1978).
c. Curriculm itself is a contruct or concept, a verbalization of an extremely complex idea
or set of ideas” (Olivia, 1997:12).

Ide atau konsep kurikulum bersifat dinamis, dalam arti akan selalu berubah mengikuti
perkembangan zaman, minat dan kebutuhan peserta didik, tuntutan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Ide atau gagasan tentang kurikulum hanya ada dalam
pemikiran seseorang yang terlibat dalam proses pendidikan, baik secara langsung maupun
tidak langsung, seperti Kepala Dinas Pendidikan, pengawas, kepala sekolah, guru, peserta
didik, orang tua, dan sebagainya. Ketika orang berpikir tentang tujuan sekolah, materi
yang harus disampaikan kepada peserta didik, kegiatan yang harus dilakukan oleh guru,
orang tua dan peserta didik, objek evaluasi, maka itulah dimensi kurikulum sebagai suatu
ide atau konsepsi. Paling tidak itulah konsep kurikulum menurut mereka. Ide atau
konsepsi kurikulum setiap orang tentu berbeda, sekalipun orang-orang tersebut berada
dalam satu keluarga. Perbedaan ide dari orang-orang tersebut sangat penting untuk
dianalisis bahkan dapat dijadikan landasan pengembangan kurikulum. Dimensi kurikulum
sebagai suatu ide, biasanya dijadikan langkah awal dalam pengembangan kurikulum,
yaitu ketika melakukan studi pendapat.
Dari sekian banyak ide-ide yang berkembang dalam studi pendapat tersebut, maka
akan dipilih dan ditentukan ide-ide mana yang dianggap paling kreatif, inovatif, dan
konstruktif sesuai dengan visi-misi dan tujuan pendidikan nasional. Pemilihan ide-ide
tersebut pada akhirnya akan dipilih dalam sebuah pertemuan konsultatif berdasarkan
tingkat pengambil keputusan yang tertinggi. Di Indonesia, pengambil keputusan yang
tertinggi adalah Menteri Pendidikan. Beliau juga sebagai penentu kebijakan kurikulum
yang berlaku secara nasional. Mengingat pengaruhnya yang begitu kuat dan besar, serta
memiliki kedudukan yang sangat strategis, maka tim pengembang kurikulum biasanya
akan mengacu kepada ide atau konsep kurikulum menurut menteri tersebut. Selanjutnya,
ide-ide Mendiknas dituangkan dalam sebuah kebijakan umum sampai menjadi dimensi
kurikulum sebagai rencana.
2. Kurikulum Sebagai suatu Rencana Tertulis
Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya tertuang dalam suatu dokumen tertulis.
Dimensi ini menjadi banyak perhatian orang, karena wujudnya dapat dilihat, mudah
dibaca dan dianalisis. Dimensi kurikulum ini pada dasarnya merupakan realisasi dari
dimensi kurikulum sebagai ide. Aspek-aspek penting yang perlu dibahas, antara lain :
pengembangan tujuan dan kompetensi, struktur kurikulum, kegiatan dan pengalaman
belajar, organisasi kurikulum, manajemen kurikulum, hasil belajar, dan sistem evaluasi.
Kurikulum sebagai ide harus mengikuti pola dan ketentuan-ketentuan kurikulum sebagai
rencana. Dalam praktiknya, seringkali kurikulum sebagai rencana banyak mengalami
kesulitan, karena ide-ide yang ingin disampaikan terlalu umum dan banyak yang tidak
dimengerti oleh para pelaksana kurikulum.

3. Kurikulum Sebagai suatu kegiatan


Kurikulum dalam dimensi ini merupakan kurikulum yang sesungguhnya terjadi di
lapangan (real curriculum). Kurikulum dalam pengertian ini, yaitu dimaknai sebagai
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa maupun para pihak-pihak
yang terkait dengan pengelolaan pendidikan pada setiap jalur, jenjang dan jenis
pendidikan. Pengertian- pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi
ini,diantaranya:

a. “.....The curriculum is a design made by all of those who are most intimately concerned
with the activities of the life of the children while they are in school...a curriculum must
be as flexible as life and living. It cannot be made beforehand and given to pupils and
teachers to install.[also it/.. represents those learning each child selects, accepts, and
incorporates into himself to act with, in, and upon in subsequent experiences” (L. Thomas
Hopkins, 1941).

b. “[the curriculum is] the...stream of guided activities that constitutes the life of young
people and their elders. [in a much earlier book, Rugg disapprovingly spoke of the
traditional curriculum as one...... passing on description of earlier cultures and to
perpetuating dead languages and abstract techniques which were useful to no more than a
negligible fraction of our population” (Harold Rugg, 1947).
c. “All of the activities that are provided for students by the school constitutes its
curriculum” (Harold Alberty, 1953).

Dalam penjelasan sebelumnya, kita ketahui bahwa melaksanakan kurikulum


merupakan kegiatan inti dari proses perencanaan, karena tidak akan mempunyai makna
apa-apa jika rencana tersebut tidak dapat direncanakan. Melaksanakankurikulum yang
dimaksudkan dalam studi ini guru mampu mengimpletasikannya dalam proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar pada dasarnya dapat berlangsung di dalam dan di luar
sekolah dan di dalam jam pelajaran atau di luar jam pelajaran yang telah dijadwalkan

Dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, seyogyanya seorang guru memahami
langkah-langkah yang harus ditempuh. Apapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
proses belajar mengajar meliputi tahap permulaan, tahap pengajaran dan tahap penilaian serta
tindak lanjut.

Tahap permulaan adalah tahap untuk mengkondisikan siswa agar dapat mengikuti pelajaran
secara kondusif, sedangkan tahap pengajaran adalah tahap inti, saat guru berupaya
menyampaikan materi pelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dalam tahap ini,
penggunaan metode mengajar akan berpengaruh pada pendekatan yang akan dilakukan oleh
seorang guru. Misalnya seorang guru ingin mengaktifkan anak atau peran anak menjadi lebih
dominan, maka metode CBSA adalah metode yang tepat.
Disamping itu dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar, perlu
diperhatikan pula bagaimana proses kegiatan siswa dalam belajar. Kegiatan belajar siswa
dibagi dalam 3 kategori, yaitu sebagai berikut :
a. Kegiatan siswa dalam belajar mandiri, artinya setiap anak yang ada di kelas melakukan
kegiatan belajar masing-masing. Kegiatan belajar tersebut mungkin sama atau mungkin pula
berbeda antara seorang siswa dengan siswa lainnya.
b. Kegiatan siswa dalam belajar kelompok, artinya siswa melakukan kegiatan dalam situasi
kelompok, misalnya bediskusi dalam memecahkan masalah.
c. Kegiatan siswa dalam pembelajaran klasikal, artinya semua siswa dalam waktu yang sama,
misalnya bila guru mengajar dengan metode ceramah, maka kegiatan belajar siswa termasuk
metode belajar klasikal.
Salah satu unsur yang terpenting dalam belajar adalah adanya penyesuaian untuk memperoleh
respon yang tepat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar yang penting bukan
menghilangkan hal-hal yang harus dipelajari, tapi mengerti atau memperoleh pengertian yang jelas
tentang sangkutpaut dan hubungan tertentu dalam materi pelajaran yang mengandung suatu masalah.

4. Kurikulum sebagai suatu Hasil Belajar


Hasil belajar adalah kurikulum tetapi kurikulum bukan hasil belajar. Pernyataan ini
perlu dipahami sejak awal, karena banyak orang tahu bahwa hasil belajar merupakan
bagian dari kurikulum, tetapi kurikulum bukan hanya hasil belajar. Banyak juga orang
tidak tahu bahwa pengertian kurikulum dapat dilihat dari dimensi hasil belajar, karena
memang tidak dirumuskan secara formal. Begitu juga ketika dilakukan evaluasi secara
formal tentang kurikulum, pada umumnya orang selalu mengaitkannya dengan hasil
belajar. Sekalipun, evaluasi kurikulum sebenarnya jauh lebih luas daripada penilaian hasil
belajar. Artinya, hasil belajar bukan satu- satunya objek evaluasi kurikulum. Namun
demikian, hasil belajar dapat dijadikan sebagai salah satu dimensi pengertian kurikulum.
Evaluasi kurikulum ditujukan untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi kurikulum,
sedangkan fungsinya adalah untuk memperbaiki, menyempurnakan atau mengganti
kurikulum dalam dimensi sebagai rencana.
Hasil belajar sebagai bagian dari kurikulum terdiri atas berbagai domain, seperti
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Secara teoritis, domain hasil belajar
tersebut dapat dipisahkan, tetapi secara praktis domain tersebut harus bersatu. Hasil belajar
juga banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya faktor guru, peserta didik,
sumber belajar, dan lingkungan. Kurikulum sebagai hasil belajar merupakan kelanjutan
dan dipengaruhi oleh kurikulum sebagai kegiatan serta kurikulum sebagai ide. Menurut
Zainal Arifin (2009) hasil belajar memiliki beberapa fungsi utama, yaitu “sebagai
indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik, sebagai
lambang pemuasan hasrat ingin tahu, sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan,
sebagai indikator interen dan eksteren dari suatu institusi pendidikan, dan dapat dijadikan
indikator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik”

5. Kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu


Sebagai suatu disiplin ilmu, berarti kurikulum memiliki konsep, prinsip, prosedur,
asumsi, dan teori yang dapat dianalisis dan dipelajari oleh pakar kurikulum, peneliti
kurikulum, guru atau calon guru, kepala sekolah, pengawas atau tenaga kependidikan
lainnya yang ingin mempelajari tentang kurikulum. Di Indonesia, pada tingkat sekolah
menengah pernah ada Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Guru Atas, Pendidikan
Guru Agama (PGA) dan lain- lain. Pada tingkat universitas ada juga program studi
pengembangan kurikulum, baik di jenjang S.1 (sarjana), S.2 (magister) maupun S.3
(Doktor). Semua peserta didiknya wajib mempelajari tentang kurikulum. Tujuan
kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu adalah untuk mengembangkan ilmu tentang
kurikulum dan sistem kurikulum.

6. Kurikulum sebagai suatu sistem


Sistem kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan,
sistem persekolahan, dan sistem masyarakat. Suatu sitem kurikulum di sekolah merupakan
sistem tentang kurikulum apa yang akan disusun dan bagaimana kurikulum itu
dilaksanakan. Lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa sistem kurikulum mencakup tahap-
tahap pengemban kurikulum itu sendiri, mulai dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan
kurikulum, evaluasi kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Kurikulum
sebagai suatu sistem juga menggambarkan tentang komponen-komponen kurikulum.

2.1 Karakteristik Kurikulum KBK, KTSP dan Kurikulum 2013

1. Karakteristik kurikulum KBK


Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) memiliki sejumlah kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik, penilaian dilakukan berdasarkan standar khusus
oleh peserta didik, sebagai hasil demonstrasi kompetensi yang ditunjukkan oleh
peserta didik, pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan individual personal
untuk menguasai kompetensi yang dipersyaratkan.
Depdiknas (2002) mengemukakan bahwa kurikulum berbasis kompetensi
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
b) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagamaan.
c) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi.
d) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang memenuhi
unsur edukatif.
e) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau
pencapaian suatu kompetensi.

Selanjutnya Mulyasa menjelaskan bahwa sedikitnya dapat diidentifikasi enam


karakteristik kurikulum berbasis kompetensi, yaitu:

a) Sistem belajar dengan modul.


b) Menggunakan keseluruhan sumber belajar.
c) Pengalaman lapangan.
d) Strategi belajar individual personal.
e) Kemudahan belajar.
f) Belajar tuntas.
2. Karakteristik Kurikulum KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam
konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan
wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan
depat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja
sekolah, khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
Karekteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan
satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian.
Berdasrkan uraian di atas, dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP sebagai
berikut; pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi
masyarakat dan orang tua yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan
professional, serta tim-kerja yang kompak dan transparan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdapat 11 mata pelajaran yang
diajarkan, sebagai berikut; pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa
Indonesia, matematika, IPA, IPS, kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani,
seni budaya dan keterampilan, mulok, dan pengembangan diri

3. Karakteristik Kurikulum 2013


Setiap kurikulum memiliki karakteristik masing-masing, demikian halnya
Kurikulum 2013 yang dirancang oleh pemerintah. Adapun kurikulum 2013 dirancang
dengan karakteristik sebagai berikut ( Kemendikbud, 2013) :
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar
terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar matapelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari kurikulum 2013 ini
lebih menekankan pada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta
didik serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
Sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang dapat mengahadapi
persoalan-persoalan yang menimpa bangsa ini.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Awal mulanya kata curriculum digunakan dalam bidang olahraga karena memiliki arti
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan
finish. Namun pada tahun 1995 istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan,
dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang
harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di lembaga pendidikan.
Berdasarkan seluruh pandangan dari berbagai sudut mengenai pengertian kurikulum, maka
dapat disimpulkan pengertian kurikulum adalah sederet rancangan peraturan pembelajaran
yang dibuat oleh institusi pendidikan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Pengertian kurikulum terus berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan. Namun dalam pengkajiannya bisa ditinjau melalui sudut pandang dimensi yang
telah dikemukakan oleh para ahli diantaranya : R. Ibrahim (2005) yang mengelompokkan
kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu: kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai
sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi. Ada pula Hamid Hasan (1988) yang
mengelompokan kurikulum menjadi empat dimensi dimana satu dimensi dengan dimensi
lainnya saling berhubungan. Kemudian Purwadi (2003) yang memilah pengertian kurikulum
menjadi enam bagian.

Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki fungsi sebagai
acuan atau pedoman dalam kegiatan pendidikan. Selain itu memiliki peranan yang sangat
strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan diantaranya ada peranan
konservatif, kreatif serta kritis dan evaluatif.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,
berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KTSP yang merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan/sekolah. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi ,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap perencanaan dan saat ini sedang dalam
proses pelaksanaan oleh pemerintah, karena ini merupakan perubahan dari struktur
kurikulum KTSP.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimaningrum, A. S. (2012). Manajemen Kurikulum Pendidikan Dasar di China. Seminar


Nasional Diseminasi Shortcourse BERMUTU Dikti 2012.

Insani, F. D. (2019). SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA. As-


Salam I Vol. VIII No.1, Th. 2019 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232, Hal. 43-64.

Qomariyah. (2014). KESIAPAN GURU DALAM MENGHADAPI IMPLEMENTASI


KURIKULUM 2013. Vol. 2 No. 1, Jurnal Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran
Semarang, 22 - 23.

Soetopo, S. (1996). Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Pustaka Sinar


Harapan.

Susilana, R. D. (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Tim Pengembang MKDP Kurikulum


Dan Pembelajaran , Jurusan Kurikulum dan Pembelajaran FIP_-UPL.

Uhbiyati, N. (1998). Kurikulum Dan Pembelajaran . Rineka Cipta .

Anda mungkin juga menyukai